Anda di halaman 1dari 21

Kuliah ke 9 Asp

04 Nov. 2020
PENDIDIKAN
PANCASILA
Dr. MUHADI, MM,MH,MBA.
MAKNA PEMBUKAAN UUD 1945: ( hal..129)
Makna Pembukaan UUD 1945 bagi Perjuangan Bangsa,
Pembukaan UUD 1945 merupakan motivasi dan aspirasi perjuangan serta
tekad bangsa Indonesia guna mencapai tujuan nasional. Pembukaan UUD
1945 bila dicermati, dirumuskan sangat padat dan hikmat mengandung
pokok pikiran yang merupakan cita hukum dan cita moral yang ingin
ditegakan dalam lingkungan nasional.
Makna Pembukaan Ditinjau per Alinea :
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikamnusiaan dan perikeadilan”. intinya di alinea
pertama bahwa bangsa berhak untuk kemerdekaan dan merupakan hak
public absolud.
Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 bunyinya :
“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah
pada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat
Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur.” Kemerdekaan Indonesia hasil
perjuangan bangsa Indonesia dan bukan hadiah dari penjajah. Dan ini
merupakan kewibawaan tersendiri bagi bangsa Indonesia,
Alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 :
“Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan yang bebas, maka rakyat
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.” Alinea ini memuat
bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan itu atas kekuatan bangsa
Indonesia sendiri, yang didukung oleh seluruh rakyat dan merupakan
suatu tindakan kerohanian yang saleh dan suci.

Alinea ke Empat Pembukaan UUD 1945 :


“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajuka kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dlam suatu
Undang-Undang Dasar Negara RI yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada “ Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan…. dst.
POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM PEMBUKAN UUD 1945
Pada alinea ke 4 UUD 1945mempunyai hubungan organis dan
kausal dengan batang tubuh UUD 1945. Hal ini dapat
dipahami, sebab Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-
pokok pikiran yang dijelmakan dalam Pasal-Pasalnya.
Ada 4 pokok pikiran yang mempunyai makna yang sangat
dalam yaitu sebagai berikut :
1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas
persatuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
2. Pokok pikiran kedua : Negara hendak mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Pokok pikiran
keadilan sosial ini menegaskan bahwa setiap manusia
Indonesia berhak sama untuk menikmati keadilan sosial
dan mempunyai kewajiban yang sama untuk mewujudkan
keadilan sosial.
3. Pokok Pikiran Ketiga : Negara yang berkedaulatan ralkyat
berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.
Oleh karena itu sistem negara yang berbentuk dalam UUD
harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat,dan berdasar atas
permusyawaratan / perwakilan.
4. Pokok Pikiran Keempat : Negara berdasar atas KeTuhanan
Yng Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab, Oleh karena itu UUD harus mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan
memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Pada waktu Bung Karno, berpidato tentang uraian Pancasila,
hal ini dianggap hari Lahirnya Pancasila, dan sebelum siding
pertama itu berakhir, dibentuk suatu panitia kecil , untuk :
1. Merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar negara
berdasar pidato pada tanggal 1 Juni 1945,
2. Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk
memproklamasikan Indonesia Merdeka.
Pancasila sebagai dasar falsafah negara ditegaskan
dalam pembukaan UUD 1945, yaitu : Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kmanusiaan yang adil dan…. dst.
Sila Kesatu : Ketuhanan Yang Maha Esa,
Pokok-pokok isi yang terkandung dalam sila :
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sbb :
1. Bahwa sifat-sifat dan keadaan-keadaan dari dan
didalam negara kita harus sesuai dengan hakikat
Tuhan, yang merupakan asal mula dari segala
sesuatu, segala sesuatu itu adanya tergantung
daripadaNya, jadi Maha Sempurna dan Maha
Kuasa,
2. Bahwa pengertian sifat-sifat dan keadaan-
keadaan didalam negara itu adalah mulai dari
masalah-masalah pokok yang menyangkut
kenegaraan, yaitu meliputi :
a. Golongan sifat dan keadaan batin dan bangsa kita
sepertinya hakikat negara, pendukung kekuasaan nrgara
4.

atau penguasa negara, pendukung kekuasaan negara


atau penguasa negara, rakyat, masyarakat bangsa,
agama dan atau kepercayaan, kebudayaan, adat-istiadat
dan daerah,
b. Golongan sifat dan keadaan yang daripada negara yang
berupa kekuatan adalah bentuk Republik Kesatuan,
Kedaulatan rakyat, kekuasaan untuk memelihara
ketenteraman dan keselamatan negara, kekuasaan untuk
membangun, memelihara dan meningkatkan
kesejahteraan, kekuasaan legislative, eksekutif, yudikatif,
kekuasaan untuk untuk ikut malaksanakan ketertiban,
kemerdekaan dan perdamaian dunia,
c. Golongan sifat lahir, ialah golongan sifat dan keadaan
daripada negara dan bangsa kita bersifat lahir atau yang
dicontoh dari luar negeri, agar sungguh-sungguh
meresap dan berakar dalam jiwa bangsa,
3. Bahwa yang dimaksud dengan sesuai adalah
hubungan yang bersifat keharusan sebagai
akibat dan Tuhan yang menjadi penyebabnya
seperti dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945,
kalimat yang ketiga, Atas berkat Rahmat Allah
Yang Maha Kuasa dan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
dengan ini menyatakan kemerdekaannya,
4. Bahwa didalam negara Indonesia tidak boleh ada
pertentangan dalam masalah Ketuhanan, tidak
boleh hidup paham ateis atau sikap anti agama,
dan tidak ada paksaan agama , dan harus ada
kerukunan dalam agama antar pemeluk agama,
5. Bahwa bangsa Indonesia ber-Pancasila dalam
tripakarya yaitu Pancasila negara, Pancasila….
.. Pancasila adat kebudayaan, dan Pancasila religious,. Katiganya tidak
bertentangan, bahkan saling memperkuat dan saling mengisi,
6. Bahwa Katuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang ber-
Kemanusiaan yang adil dan berada, yang ber-Persatuan Indonesia, yang
ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan yang ber-Keadilan sodial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
7. Bahwa dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang meliputi dan
menjiwai empat sila lainnya, negara RI memiliki tertib negara dan hukum
yang mengambil nilai-nilai dari hukum Tuhan, norma kesopanan adat dan
norma kesusilaan ( etis),
8. Bahwa dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 tentang berlakunya kembali
UUD 1945, Piagam Jakarta menjiwai UUD 1945 dan merupakan satu
rangkaian dengan konstitusi tersebut, khususnya dengan Pembukaannya
pada Pasal 29, yang wajib kita taati.
9. Bagi rakyat, bangsa dan negara Indonesia adanya Tuhan itu
merupakan kenyataan obyektif dan dapat dibuktikan dengan melalui ilmu
pengetahuan kodrat dan ilmu hayat yang menyangkal bahwa
materi/benda mati sebagai sendi mutlak alam semesta dan hidup,
sehingga filsafat,
….pandangan, pendirian hidup rakyat, bangsa dan negara/dunia
adalah bersifat kerohanian, bukan materialistis.
Sila ke-dua : Kemanusiaan yang adil dan beradap.
Pokok-pokok isi yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang adil dan
beradap adalah sebagai berikut :
1. Bahwa sifat-sifat dan keadaan keadaan daripada dan didalam negara kita
harus sesuai dengan hakikat manusia,
2. Bahwa hakikat manusia adalah mono pluralis atau sarwa tunggal, majemuk
tunggal, bhinneka tunggal,
3. Bahwa dengan sila Kemanusiaan yang adil dan beradap, di negara kita tidak
boleh ada penghisapan dari orang yang satu terhadap orang lain,
4. Bahwa sifat dari keadaan-keadaan di dalam negara kita seharusnya sesuai
dengan hakikat manusia, yaitu dalam hal hakikat negara, penguasa negara
(kekuasaan legislative, eksekutif, yudikatif serta kekuasaan kepolisian),
5. Bahwa segala sesuatu dan di dalam negara seharusnya sesuai dengan
hakikat manusia, karena negara berasal dari manusia, dari rakyat, dari
bangsa yang terdiri atas manusia,
6. Bahwa di dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab didalamnya
terkandung cita-cita kemanusiaan yang lengkap dan sempurna bermartabat
luhur dan tinggi,
7. Bahwa di dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab tersimpul
pengertian kepribadian (bangsa) Indonesia atau kepribadian Pancasila.
Sila ke tiga : Persatuan Indonesia :
Pokok-pokok isi yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia ,
sbb :
1. Wilayah (salah satu unsur negara), yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke yerdiri tanah (ribuan pulau/daratan) dan air (laut-
laut/ selat-selat) harus merupakan satu kesatuan yang bulat dan
utuh artinya tidak dapat dipisah-pisahkan, atau dipecah-
pecahatau dibagi-bagi.
2. Persatuan bangsa Indonesia harus dipelihara, dijaga dan
ditumbuh kembangkan terus-menerus, karena bangsa kita bersifat
majemuk, sebagai alat perekat atau pengikat persatuan (bangsa)
adalah semboyan “Bhinneka Tunggal Ika dan Sumpah Pemuda”
3. Persatuan dalam hal Bahasa yaitu Bahasa Indonesia,
4. Persatuan antara bangsa Indonesia dengan wilayah negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini berdasarkan kehendak atau
kemauan untuk bersatu, karena persamaan nasib dan
sepenanggungan.
Sila Ke-Empat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan / perwakilan;
Sila Ke-Empat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan;
Pokok-pokok yang terkandung dalam Sila ke4 :
1. Bahwa kerakyatan mengandung arti bahwa segala apa
yang dikerjakan oleh penyelenggara negara adalah
demi dan untuk mewujudkan kesejahteraan rakuat,
2. Bahwa kedaulatan berda ditengah rakyat dan
dilaksamakan menurut UU,
3. Bahwa demokrasi (politik) harus dilaksamakan melalui
permusyawaratan / perwakilan,
4. Bahwa demokrasi sosial berarti, adanya persamaan
dalam lapangan kemasyarakatan dan ekonomi,
5. Negara kita adalah negara demokrasi yang
monodualis yang didasarkan sifat kodrat manusia
perorangan dan sifat kodrat sebagai makhluk
bermasyarakat dalam kesatuan dwi tunggal, yang
statis dan tetap, dan dalam keseimbangan yang
dinamis, sehingga tetap bisa mengikuti perkembangan
statis dan tetap, dan dalam keseimbangan yang
dinamis, sehingga tetap bisa mengikuti perkembangan
zaman,
6. Bahwa negara kita, negara kerayatandan negara
monodualis mengandung pengertaian sbb :
a). Terdapat kesamaan inti dalam pergaulan hidup
bersama yaitu kodrat, kekeluargaan, yaitu satu buat
satu dan buat semua, sehingga negara kita adalah
“Negara Kekeluargaan”, dan demokrasi kita
Demokrasi Kekeluargaan,
b). Ada kesamaan inti dalam pergaulan yaitu sifat
gotong royong,
7. Bahwa dalam hubungan dengan butir 5 dan 6 diatas,
maka negara kita dapat dinamakan”Negara dan
Demokrasi Hukum Kebudayaan”.
Sila Ke Lima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.
Pokok-pokok yang terkandung dalam sila ke 5 adalah :
1”. Bahwa sifat dan keadaan di negara kitasebagai cita-
cita yang terkandung dalam Sila Keadilan Sosial
benar-benar sesuai dengan hakikat adil, yaitu
dipenuhinya sebagai wajib segala apa saja yang telah
menjadi hak tiap orang dalam pergaulan hidup,
dimana wajib didahulukan daripada hak.
a. Dalam hal ini ada 3 macam hubungan keadilan,
yaitu :
1). antara masyarakat, bangsa dan negara dengan
warga negaranya, ini disebut keadilan membagi atau
keadilan distributive.
Contoh : Dengan kenaikan harga BBM yang diikuti
dengan kenaikan harga kebutuhan pokok, maka negara
memberi bantuan uang kepada rakyat miskin dengan
pemberian uang secara langsung tunai dan disebut
Bantuan Langsung Tunai / BLT.
2). Keadilan bagi warga untuk taat kepada negara, demi
terjaminnya kelangsungan hidup negara.Inidisebut
keadilan Legal.
3). Keadilan yang berlaku dalam hubungan hukum antara
orang secara timbal balik. Ini disebut keadilan komulatif.
Misal Contoh jual beli barang. A menjual dan B membeli, B
mendapat barangnya dan A mendapat uang
pembayarannya.
b. Terpenuhi kebutuhan/kepentingan diri sendiri,
kebutuhan/kepentingan bersama dan
kebutuhan/kpentingan religious.
c. Didalam kebutuhan/kepentingan bersama meliputi
kepentingan negara sebagai negara, kepentingan umum
para warga negara bersama, kepentingan bersama, dari
kepentingan khusus dari warga negara perseorangan,
dan setiap golongan warga negara
dan setiap golongan warga negara.
2”. Keadilan sosial adalah mengenai hubungan
pergaulan hidup dan hubungan keadilan diantara
sesame manusia, termasuk hubungan manusia dan
Tuhan (religious), dan terakhir keadilan dalam
hubungan diri sendiri ( keadilan pribadi).
3”. Keadilan sosial yang unsur dasarnya dari kesatuan
kodrat sifat perseorangan dan sifat kodrat mahkluk
sosial dalam keseimbangan yang dinamis sebagai
dasar nasional maupun sebagai dasar dalam dunia
internasional.
4”. Bahwa di dalam keadilan sosial unsur unsurnya
meliputi hak dan wajib yang bersifat kodrat dalam
hubungan yang terjadi dalam pergaulan hidup dan
unsur-unsur adat-istiadat dalam arti luas yang tibul
dari proses perkembangan sejarah yang dipengaruhi
oleh keadaan alam, kebendaan dan kejiwaan, sosial
ekonomis, kultural dan religius.
5”. Bahwa sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia merupakan cita-cita dan sekaligus tujuan
bangsa Indonesia dalam hidup kenegaraan. oleh karena
dan cita-cita dan tujuan itu harus diwujudkan dengan
jalan melaksanakan pembangunan nasional.

6”. Bahwa sila Keadilan Sosial sebagai cita-cita dan tujuan


bangsa Indonesia dalam hidup kenegaraan benar-
benar sesuai dengan hakikat adil, yaitu dipenuhi
sebagai wajib apa yang sudah menjadi hak setiap orang
dalam setiap hubungan (hukum) dalam pergaulan
masyarakat dimana wajib didahulukan daripada hak.
Pelaksanaan Pancasila Secara Murni dan Konsekuen :
Kita semua mengetahui bahwa rangkaian nilai yang
terkandung dalam Pancasila sebagai dasar Filsafat
negara begitu kuat dan indah serta mempesona. Dan
untuk dapat dilaksanakan dalam kehidupan, maka
harus dipenuhi syarat, al :
a. Adanya daya pendorong lahir batin untuk
melaksanakan Pancasila, yaitu :
1). Tegaknya Negara Kesatuan RI dengan wilayah
kekuasaan dari Sabang sampai Merauka,
2). Terwujudnya masyarakat yang adil makmur dalam
wadah NKRI,
3). Terwujudnya persahabatan antar bangsa dengan
dasar saling menghormati yang pada gilirannya
terwujud perdamaian dunia.
Selanjutnya dijelaskan bahwa mengenai isi UUD,
bahwa UUD harus mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara,
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur dan memegang cita-cita moral rakyat yang
luhur pula.
Lebih lanjut pembukaan UUD 1945 menyatakan :
“ Yang sangat penting dalam pemerintahan dan
dalam hal hidupnya negara ialah semangat para
penyelenggara negara, semangat para pe para
pemimpin pemerintahan. Meskipun dibikin UUD
yang menurut kata-katanya bersifat kekeluargaan,
apabila semangat para penyelenggara negara, para
pemimpin pemerintahan itu perseorangan, UUD itu
tentu tidak ada artinya dalam praktik. Jadi yang
paling penting ialah semangat. Maka semangat iti
hidup atau dengan kata lain dinamis.
b. Ketaatan melaksanakan Pancasila. …hal 152
Ada usaha-usaha dalam perbaikan dalam
pengamalan Pancasila yang terasa belum maksimal
dan perlu adanya pendorong bagi kita, seperti pada
pada UUD 1945. Ketaatan hukum terdapat dalam
Pasal 27 Ayat 1, bahwa warga negara wajib
Pertama : tersimpul dalam Pasal 29 UUD 1945 yang
menentukan bahwa “Negara berdasarkan atas Ke
TuhananYang Maha Esa (dan) menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaan itu,
Kedua : tersimpul dari isi Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa,
Ketiga : tersimpul dari alinea ketiga Pembukaan UUD
1945, pernyataan kemerdekaan kita atas berkat
Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa,
Dan ketaatan etis atau susila tersimpul dari dalam
Pancasila itu sendiri yaitu Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradap, dan juga tersimpul dalam alinea
pertama daripada Pembukaan UUD 1945, bahwa hak
segala bangsa atas kemerdekaan bersifat hak
kodrat, demikian ketaatan mutlak atau ketaan kodrat
pun terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
c. Kesadaran untuk melaksanakan Pancasila. terdapat
Kesadaran adalah adanya perasaan Insyaf, karena
tahu dan mengerti bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila dasar filsafatt negara sangat
bermanfaat untuk dijadikan petunjuk hidup dalam
hidup pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
HASIL PELAKSANAAN PANCASILA:
Apabila tiap diri bangsa Indonesia senantiasa
terdorong dan taat serta sadar untuk melaksanakan
Pancasila, sehingga nilai-nilai Pancasila menjiwai diri
tiap-tiap orang dari bangsa Indonesia, maka hasilnya
dapat disebut kepribadian Pancasila atau kepribadian
(bangsa) Indonesia… 154.

---oooOooo---

Anda mungkin juga menyukai