Anda di halaman 1dari 15

Nama : Muhammad Syahrul R

Kelas : 1A
Prodi : D3 Keperawatan

1. Dua isi Proklamasi 17 Agustus 1945 :

1) Pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia, baik pada dirinya sendiri maupun


terhadap dunia luar;
2) Tindakan – tindakan yang segera harus diselenggarakan berhubung dengan
pernaytaan kemerdekaan itu (Kaelan, 1993: 62).

2. Empat hubungan proklamasi dengan pembukaan :

1) Disebutkan kembali pernyataan kemerdekaan dalam bagian ketiga Pembukaan


menunjukkan bahwa antara Proklaması dengan Pembukaan merupakan suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan;
2) Disebutkan kembali pernyataan kemerdekaan dalam bagian ketiga Pembukaan
menunjukkan bahwa antara Proklaması dengan Pembukaan merupakan suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan;
3) Pembukaan hakikatnya merupakan pernyataan kemerdeka an yang lebih rinci dari
adanya cita-cita luhur yang menjadi semangat pendorong ditegakkannya
kemerdekaan, dalam bentuk negara Indonesia merdeka, berdaulat, bersatu, adil,
dan makmur dengan berdasarkan asas kerohanian Pancasila;
4) Dengan demikian, sifat hubungan antara Pembukaan dan Proklamasi, yaitu:
memberikan penjelasan terhadap dilaksanakannya Proklamasi pada 17 Agustus
1945, memberikan penegasan terhadap dilaksanakannya Prokla masi 17 Agustus

1945, dan memberikan pertanggung jawaban terhadap dilaksanakannya

Proklamasi 17 Agustus 1945 Dikti (2016.98)

3. Bukti isi teks proklamasi dijabarkan secara rinci dalam pembukaan UUD

1) Pernyataan Kemerdekaan

a. pa kemerdekaan? Jawabannya pada alinea pertama, yakni hak segala bangsa.


‘‘Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa…’’

b. Untuk apa merdeka? Jawabannya pada alinca kedua, yakni: Bersatu,


berdaulat, adil dan makmur,
c. Siapa yang memerdekakan Indonesia? Jawabannya pada alinca ketiga, yakni:

‘‘atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa..’’

2) Negara segera dibentuk, hal ini terdapat dalam (aliena keempat, yakni:

a. Apa bentuknya? Jawabannya terdapat pada kalimat ‘‘yang terbentuk dalam


suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat..’’
Dijabarkan pada Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 "Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang bebentuk Republik".
b. Apa dasarnya? Dasar negara Indonesia merdeka yaitu Pancasila, yakni
rumusan Pancasila yang sah sebagaimana yang tercantum dalam alinea
keempat Pembukaan UUD 1945, yakni kalimat… ‘‘yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin olch hikmat
kebijaksanaan dalam per musyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.’’
c. Apa tujuannya? Tujuan negara sebagaiman bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, men
cerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, "Tujuan
paling utama dari pembentukan negara yaitu melindungi terlebih dahulu, yang
terbagi dux yakni melindungi secara formal dan material, melindungi secara
fonnal yakni menjadi rasa aman, sedangkan melindungi secara material
memberikan kesejahteraan sejahtera.

4. Empat logika ilmiah dalam Pembukaan Undang - Undang Dasar 1945 :

1) Alinea ke-1 Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 merupakan


pernyataan yang bersifat umum (premis mayor). Premis mayor adalah pernyataan
yang bersifat umum bahwa penjajahan diantas dunia harus dihapusakan yang
terdapat pada alinea 1 pembukaan UUD 1945.
2) Alinea ke-2 merupakan pernyataan yang bersifat khusus (premis minor). Premis
minor adalah pernyataan yang bersifat khusus bahwa pergerakan bangsa Indonesia
sudah samapai pada saat yang menentukan yang terdapat pada alinea 2
pembukaan UUD 1945.
3) Alinea ke-3 merupakan suatu kesimpulan (konklusio); Konklusion merupakan
suatu kesimpulan ‘‘Dengan ini bangsa Indonesia menyatakan
kemerdekaannya..’’yang terdapat pada alinea 3.
4) Alinea ke-4 merupakan konsekuensi logis atas adanya kemerdekaan yang meliputi
pembentukan pemerintahan negara. Kosekuensi logis merupakan tindak lanjut dari
alinca sebelumnya, yaitu ‘‘negara harus melindungi mensejahterakan,
mencerdaskan…’’ terdapat pada alinea ke 4.

5. Tiga Nilai dalam Pembukaan UUD 1945

1) a. Nilai Hak Kodrat (Alinea Pertama)

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Hak kodrat merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, yang melekat
pada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dalan alinea
pertama Pembukaan UUD 1945 diatas ditegaskan "bahwa sesungguhnya
kemedekaan adalah hak segala bangsa. Bukan hak individu saja sebagaimana
deklarasi negara liberal (Kaelan, 2016: 191-192).
b. Alinea Kedua

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah


kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat adil dan Makmur.
Pada alinea kedua ini tekandung makna baliwa kodrat akan kemerdekaan,
untuk merealisasikannya perjuangan dalam suntu cita cita bangsa dan negara
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur Atau konsekuensi logis
dari pernyataan kemerdekaan pada alinea pertama Negara yang merupakan
negara yang benar-benar bebas dari kekuasan bangsa lain. Bersatu
mengandung pengertian bahwa bangsa ini dimaksudkan sebagai kebulatan
kesatuan karena unsur utama negara adalah bangsa Berdaulat diartikan dalam
hubungannya dengan eksistensi negara yang merdeka, berdiri di atas
kemampuan sendiri. Adil yaitu negara yang mewujudkan keadilan dalam
kehidupan bersama. Makmur diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan
manusia baik material, spiritual, jasmaniah, dan rokhaniah.
2) Nilai Religius dan Nilai Moral (Alinea Ketiga)

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Pengakuan Nilai religius yaitu pernyataan, atas berkas rakhmat Allah
Yang Maha Kuasa Hal ini mengandung makna bahwa negara Indonesia
mengakui nilai-nilai religius, bahkan merupakan suatu dasar negara (sila
pertama), sehingga konsekuensinya merupakan dasar dari hukum positif
negara maupaun dasar moral negara Pengakuan nilai moral dan nilai eta
terkandung dalam pernyataan ‘‘dengan didorong kan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas.’’
Hal ini mengandung makna bahwa negara dan bangsa Indonesia mengakui
nilai nilai moral dan hak kodrat untuk segala bangsa. Pernyataan tentang
Proklamasi, yang tersimpun dalam kalimat maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya Hal ini dimaksudkan sebagai penegasan dan
rincian lebih lanjut dari naskah Proklamasi 17 Agustus 1945 (Kaelan, 2016:
194).
3) Nilai Kefilsafatan

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara


Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum. mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksana kan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia ilu dalam suatu Undang-Undang Dasar

Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunana Negara Republik


Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
6. Empat Isi Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

1) Tentang Tujuan Negara

a. Tujuan Khusus

Tujuan Khusu dalam realisasinya adalah hubungannya dengan


politik dalam negeri yaitu: Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
Indonesia. Hal ini dalam hubungannya dengan tujuan negara hukum adalah
mengandung pengertian negara hukum formal Memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa Hal ini dalam hubungannya
dengan pengertian negara hukum adalah mengandung pengertian negara
hukum material.
b. Tujuan Umum

Tujuan negara secara umum terkandung dalam kalimat ‘‘...dan ikut


melaksana kan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, ..” Kalimat tersebut realisasinya dalam hubungan
politik luar negeri Indonesia.
2) Tentang Ketentuan Diadakannya UUD Negara itu dalam suatu Undang - Undang

Dasar Negara Indonesia;

3) Tentang Bentuk Negara

‘‘…yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Repubkik Indonesia yang


brkedaulatan rakyat..’’
4) Tentang Dasar Filsafat Negara

Ketentuan ini terdapat dalam anak kalimat ‘‘…dengan berdasar kepada:

Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewuudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.

7. Empat Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah


negara persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan maupun
perseorangan. Hal ini merupakan penjabaran dari sila ketiga.
Pokok pikiran kedua) menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Dalam hal ini
negara berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh warga
negara Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial Pokok pikiran
mi sebagai penjabaran dari sila kelima.
Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa negara berkedaulatan rakyat.
Berdasarkan atas kerakyatan dan pemusyawaratan/perwaktian. Hal tersebut
membuktikan baliwa Negara Indonesia adalah Negara yang demokratis, yaitu
kedaulatan berada di tangan rakyat, hal mi merupakan penjabaran dar sila ke
empat.
Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa negara berdasarkan atas
ketuhanan yang maha esa, menurut disar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Hal ini mengandung arti bahwa Negara Indonesia, menjunjung tinggi
keberadaan semua agama dalam pergaulan hidup di Negara Indonesia Hal
tersebut adalah merupakan penjabaran dari sila pertama dan kedua,.
Dari pokok-pokok pikiran tersebut di atas dapat (disimpulkan bahwa
keempat pokok pikiran tersebut tidak lain merupakan perwujudan dari sila-sila
Pancasila. Pokok pokok pikiran ini merupakan dasar fundamental dalam
pendirian negara. Dan untuk merealisasikannya. perlu diwujudkan dan uraikan
lebih lanjut di dalam pasal pasal Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

8. Kedudukan dan fungsi pembukaan yaitu Pancasila sebagai dasar negara merupakan
sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demiian
Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesiaa yang dalam
pembukaan UUD 1945 dijelaskan kebih lanjut ke dalam pokok pikiran (Kaelan, 2010:
1 10).

9. Empat Syarat Sumber Tertib Hukum

1 Adanya Kesatuan Subjek, yaitu penguasa yang mengadakan peraturan hukum. Hal
ini terpenuhi dengan adanya suatu Pemerintahan Negara Republik Indonesia
(Pembukaan UUD 1945 alinca IV;

2 Adanya Kesatuan Asas Kerohanian yang merupakan suatu dasar dan keseluruhan
peraturan-peraturan hukum. Hal ini terpenuhi oleh adanya dasar filsafat negara
Pancasila sebagaimana tercantum dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945;
3 Adanya Kesatuan Daerah di mana peraturan-peraturan hukum itu berlaku,
terpenuhi oleh kalimat "seluruh tumpah darah Indonesia", sebagaimana tercantum
dalam aline IV Pembukaan UUD 1945;
4 Adanya Kesatuan Waktu di mana seluruh peraturan peraturan hukum itu berlaku.
Hal ini terpenuhi dengan kalimat aline IV Pembukaan UUD 1945, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang - Undang
Dasar Negara Indonesia Hal ini menunjukan saat mulai berdirinya negara
Republik Indonesia yang disertai dengan tertib hukum, sampai seterusnya selama
kelangsungan hidup Negara RI.

10. Syarat – Syarat Pembukaan Sebagai Foundamental norm

1 Dalam hal-hal terjadinya ditentukan oleh pen bentuk negara dan terjelina dalam
suatu bentuk serta dinyatakan dalam suatu lahir (dijab kabulkan), sebagai
penjelmaan kehendak pem bentuk negara untuk menjadikan hal-hal tertentu
sebagai dasar dari negara yang dibentuknya.
2 Dalam hal Isinya memuat dasar-dasar pokok negara sebagai berikut:

a. Dasar tujuan negara (tujuan umum dan ikut dasarkan kemerdekaan,


perdamaian abadi dan keadilan sosial, ..." Kalimat tersebut realisasinya dalam
hubungan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
b. Tujuan khusus Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Hal ini dalam hubungannya dengan pengertian negara hukum adalah
mengandung pengertian hukum material.
c. Ketentuan diadakannya undang-undang dasar maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia;

d. Bentuk negara yang terbentuk dalam satu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat;
e. Dasar filsafat negara (asas kerohanian negara) dengan berdasar kepada
ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
perusyawaratan/perwakilan,…’’

11. Bukti Pancasila sebagai dasar negara karena pacasila terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945. Apapun yang tercantum dalam pembukan akan menjadi dasar negara bagi
negara. Karena Pembukaan UUD 1945 di setiap negara termasuk Indonesia
merupakan norma dasar atau Kaidah foundamental norm.

12. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945

1 Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 memenuhi syarat unsur mutlak


sebagai staats fundamental norm. Oleh karena itu, kedudukan pembukaan
merupakan peraturan hukum yang tertinggi di atas Undang - Undang Dasar
(UUD). Implikasinya, semua jenis peraturan penandang-undangan dimulai dan
pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sampai dengan daerah
harus sesuai dengan Pembukaan Undang - Undang Dasar (UUD) 1945;
2 Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan Undang-Undang Dasar

(UUD) 1945 sebagai staats fundamental norm. Secara ilmiah Pembukaan Undang
Undang Dasar (UUD) 1945 sebagai staats fundamental norm mempunyai hakikat
kedudukan yang tetap, kuat, dan tak berubah bagi negara yang dibentuk, dengan
perkataan lain, jalan hukum tidak lagi dapat diubah (Notonagoro, 1982: 25).

13. Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh


Dalam Pembukaan UUD 1945 bagian keempat Pembukaan Undang – Undang Dasar

1945 mempunyai hubungan yang bersifat kausal organis dengan Batang Tubuh UUD

1945 yang mencakup beberapa segi ebagai berikut;

1 Undang-Undang Dasar ditentukan akan ada;

2 Hal yang diatur di dalam Undang-Undang Dasar (UUD). adalah tentang


pembentukan pemerintahan negara yang memenuhi berbagai pesyaratan dan
meliputi segala asas penyelenggaraan negara;
3 Negara Indonesia berbentuk Republik yang berkedaulatan rakyat; 4)
Ditetapkannya dasar kerohanian negara (dasar filsafat negara Pancasila) (Kaclan,
2016: 205).

14. Hubungan Pancasila dengan Pasal – Pasal

Pokok pikiram pertama berhubungan dengan sila 3, pokok pikiran kedua behubungan
dengan sila 1, pokok pikiran ketiga berhubungan dengan sila 4, dan pokok pikiran
keempat berhubungqn sila 1 dan 2. Adapun penjabaran sila Pancasila ke dalam pasal-
paasal sebagai berikut;
15. Tujuh Tata Urutan Perundang – undangan

1 Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2 Ketetapan MPR

3 UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UU

4 Peraturan Pemerintah

5 Peraturan Presiden

6 Peraturan Daerah Provinsi

7 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

16. UUD 1945 sebagai konstitusi atau huukum Dasar Negara Indonesia, deskripsi secara
singkatya adalah sebagai berikut;
1 Pengertian: keseluruhan naskah yg terdiri dari pembukaan, batang tubuh dan
penjelasan;
2 Kedudukan: sumber hukum tertinggi;

3 Isi sebelum amandeman 16 bab, 36 pasal, 4 aturan peralihan. 2 tambahan, Sesudah


amandeman terdiri dari 21 bab, 73 pasal, 170 ayat 3 pasal peralihan, 2 pasal
tambahan.
4 Sifat: singkat dan supel, tertulis maka rumusanay jeles, supel dan elastis, memuat
norma-norma, dan peraturan hukum positif Indonesia yang tertinggi.
5 Fungsi: alat kontrol terhadap norma hukum yang ada dibawahnya sesuai tidak
dengan undang-undang (UU) yang lebih tinggi.
6 Sejarah Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dibuat dan dirumuskan BPUPKI II,
dan disahkan pada PPKI.

17. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik Indonesia

a. Suprastruktur Politik

Suprastruktur Politik adalah semua lembaga - lembaga pemerintahan,


seperti legislative, eksekutif, yudikatif dan lembaga pemerintahan lainnya baik
di pusat mau[un di daerah. Lembaga tersebut diantaranya MPR, DPR,
Presiden, MA, MK, KY dan BPK.
b. Infrastruktuur Politik

Infrasttruktur Politik yaitu lembaga sosial politik, semperti ormas, partai


politik dan media massa. Dalam sistem politik, infrastruktur politik berfungsi
memberikan masukan kepafa suprastruktur dalam menghasilkan kebijakan
publik yang menyangkut kepentingan umum.

18. Implementasi Pancasila di Bidang Ekonomi

Pandangan Mubyarto sebagaimana dikutip oleh Oesman dan Alfian (1993


240-241) mengenai 5 (lima) prinsip pembangunan ekonomi yang mengacu kepada
nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa, roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan-
rangsangan ekonomi, sosial, dan moral;
b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, ada kehendak kuat dari seluruh masyarakat
untuk mewujudkan pemerataan sosial (egalitarian), sesuai asas-asas kemanusiaan;
c. Persatuan Indonesia, prioritas kebijaksanaan ekonomi adalah penciptaan
perekonomian nasional yang tangguh. Hal ini berarti nasionalisme menjiwai setiap
kebijaksanaan ekonomi.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan, koperasi merupakan sokoguru perekonomian dan

merupakan bentuk saling konkrit dari usaha bersama;


e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, adanya imbangan yang jelas dan
tegas antara perencanaan di tingkat nasional dan desentralisasi;
f. Dalam pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi untuk mencapai keadilan ekonomi
dan keadilan sosial.

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam bidang ekonomi


mengidealisasikan terwujudnya keadilan. sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Oleh karena itu, kebijakan ekonomi nasional harus bertumpu kepada asas asas
keselarasan, keserasian, dan keseimbangan peran perseorangan, swasta, badan
usaha milik negara, dalam implementasi kebijakan ekonomi (Dikti, 2016: 106).

19. Implementasi Pancasila di Bidang Sosial Budaya


Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam bidang ekonomi
mengidealisasikan terwujudnya keadilan. sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Oleh
karena itu, kebijakan ekonomi nasional harus bertumpu kepada asas asas keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan peran perseorangan, swasta, badan usaha milik negara,
dalam implementasi kebijakan ekonomi (Dikti, 2016: 106).
Dengan demikian, semua kebijakan sosial budaya yang harus dikembangkan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia harus
menekankan rasa kebersamaan dan semangat gotong royong karena gotong royong
merupakan kepribadian Bangsa Indonesia yang konstruktif sehingga budaya tersebut
harus dikembangkan dalam konteks kekinian (Dikti, 2016: 108-109).

20. Implementasi Pancasila di Bidang Hankam,

Sebagai warga negara yang baik, bela negara bukan hanya dilihat sebagai
kewajiban, melainkan juga merupakan kehormatan dari negara Bela negara dapat
didefinisikan sebagai segala sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada tanah air dan bangsa, dalam menjaga kelangsungan hidup
bangsa dan negara berdasarkan Pancasila guna mencapai tujuan nasional.
Dapat disimpulkanbahwa implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bidang
pertahanan dan keamanan, maka Prinsip-prinsip yang merupakan nilai instrumental
Pancasila dalam bidang pertahanan dan keamanan sebagaimana terkandung dalam
Pasal 30 Undang Undang Dasar (UUD) 1945 dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Kedudukan warga negara dalam pertahanan dan keamanan Berdasarkan Pasal 30
ayat (1) Undang Undang Dasar (UUD) 1945, Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara;
b. Sistem pertahanan dan keamanan Adapun sistem pertahanan dan keamanan yang
dianut adalah sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang lazim
disingkat Sishankam rata Dalam Sishankamrata, Tentara Nasional Indonesia
(TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan kekuatan utama,
sedangkan rakyat sebagai kekuatan pendukung;
c. Tugas pokok TNI terdin atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara, sebagai alat negara dengan tugas pokok mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara;
d. Tugas pokok POLRI sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat dan mempunyai tugas pokok melindungi mengayomi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.

TUGAS LANJUTAN

1. Mencari informasi tentang bagaimana pelaksanaan pancasila sebagai dasar Negara


dalam perundang- undangan
Jawab :

Dikutip dari setgab.go.id Pancasila merupakan dasar negara, ideologi negara,


dan dasar filosofi negara. Dalam Tap MPR Nomor III/MPR/2000 Tahun 2000 tentang
Sumber Hukum dan Urutan Peraturan Perundang-undangan dinyatakan bahwa
Pancasila merupakan sumber hukum dasar nasional dan sumber hukum itu
didefinisikan sebagai sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan. Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ditegaskan bahwa Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum negara. Apabila bangsa Indonesia menginginkan
masyarakatnya menjadi masyarakat Pancasila, dalam arti masyarakat yang segala
perbuatan dan hubungan antar manusianya dijiwai oleh Pancasila, maka salah satu
alat yang efektif untuk mewujudkannya adalah melalui pembentukan peraturan
perundang-undangan yang didasari oleh nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian,
keseluruhan hukum, termasuk didalamnya peraturan perundang-undangan, harus
didasarkan pada Pancasila.
Para ahli sosiologi dan ahli hukum sudah sejak lama memaklumi bahwa law is
a tool of social engineering, hukum adalah alat perekayasa sosial. Hukum, dalam arti
peraturan perundang-undangan, merupakan alat yang efektif untuk mengubah perilaku
masyarakat. Hal ini dapat dipahami karena hukum memiliki ciri yang tidak dipunyai
oleh norma hidup lainnya, yakni sanksi yang bisa dipaksakan. Sementara, norma
sosial, norma kesusilaan, norma agama, dan norma adat tidak memiliki sanksi yang
bisa dipaksakan sebagaimana sanksi di dalam hukum.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan sejak proses awal sampai akhir
pembentukan peraturan perundang-undangan dari tahap perencanaan, penyusunan,
pembahasan, penetapan, dan pengundangan. Pada tahap perencanaan misalnya,
penerapan tersebut dapat dilakukan dengan memastikan arah pengaturan di dalam
dokumen perencanaan telah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dokumen dimaksud
dapat berupa program legislasi nasional atau program penyusunan peraturan
perundang-undangan kementerian/lembaga. Sementara pada tahap penyusunan,
dilakukan exercise kesesuaian setiap norma pasal dengan nilai-nilai Pancasila.
Demikian seterusnya sampai dengan tahap pengundangan.

Di samping upaya memasukkan nilai-nilai Pancasila ke dalam peraturan


perundang-undangan melalui proses perencanaan, penyusunan, pembahasan,
penetapan, dan pengundangan peraturan perundang-undangan, harus dilakukan pula
upaya pada proses setelah peraturan perundang-undangan itu ditetapkan. Proses
tersebut bisa dilakukan pada peraturan perundang-undangan yang baru ditetapkan atau
peraturan perundang-undangan secara keseluruhan. Untuk proses reviu peraturan
perundang-undangan secara keseluruhan, dapat dilakukan kerja besar yakni
mengevaluasi dan menilai peraturan perundang-undangan secara keseluruhan
sehingga dapat dipastikan semua peraturan perundang-undangan telah sejalan dengan
nilai-nilai Pancasila. Hasil kerja tersebut menjadi bahan untuk memperkuat,
mengubah, menggabungkan, atau mencabut suatu peraturan perundang-undangan
yang ada.

Pada akhirnya, partisipasi dan peran aktif masyarakat terhadap penerapan


nilai-nilai Pancasila juga akan menentukan keberhasilan penerapan nilai-nilai
Pancasila ke dalam peraturan perundang-undangan dengan baik. Dengan adanya
partisipasi masyarakat ini dapat diminimalkan terjadinya ketidakselarasan substansi
peraturan perundang-undangan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Mengapa ada undang- undang yang masih bertentangan dengan pancasila sebagai
dasar Negara?
Jawab:
Karena undangan - undang selalu mengalami perubahan atau yang disebut
amandemen. Yang dimana kadang ada amandemen undang-undang yang bertentangan
dengan Pancasila. Apabila bertentangan dengan UUD 1945 maka peraturan yang
bertentangan itu sifatnya BATAL DEMI HUKUM. Artinya di dalam hukum,
peraturan yang bertentangan tersebut dianggap batal, tidak dapat diaplikasikan dan
harus dibatalkan. Akibatnya apabila hukum yang berlaku bertentangan dengan
pancasila maka hukum tersebut tidak berjalan atau kacau. Semua peraturan
perundang-undangan di Indonesia harus berpedoman dan tidak boleh bertentangan
dengan UUD 1945 dikarenakan UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis
(tertinggi). Setiap produk hukum (seperti UU, PP, perpres, dan perda) dan setiap
kebijakan pemerintah harus berIandaskan UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai