Anda di halaman 1dari 44

WAWASAN KEBANGSAAN

Materi Wawasan Kebangsaan


1.Kemampuan mengimplementasikan nasionalisme, integritas, bela negara, pilar negara,
bahasa Indonesia, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
2. NKRI ini mencakup sistem tata negara Indonesia, sejarah perjuangan bangsa, peran bangsa
Indonesia dalam tatanan regional maupun global, serta kemampuan berbahasa Indonesia
secara baik dan benar

 Pancasila
A. Sejarah Pancasila
 Bpupki dibentuk 1 Maret 1945
 Perumusan konseptualisasi Pancasila dimulai pada masa persidangan pertama Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 29 Mei-
1 Juni 1945.
 Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau
dalam bahasa Jepangnya, yaitu Dokuritsu Junbi Cosakai. BPUPKI beranggotakan 62
orang yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman
Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase Yosio (orang Jepang) dan Raden
Pandji Soeroso. Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha
(semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin
oleh Raden Pandji Soeroso dengan wakil Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda
Toyohiko (orang Jepang).
 Tugas BPUPKI Mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-
aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha
pembentukan negara Indonesia merdeka.
 Pada akhir masa persidangan pertama, Ketua BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang
bertugas untuk mengumpulkan usul-usul para anggota yang akan dibahas pada masa
sidang berikutnya (10 s.d 17 Juli 1945). Panitia Kecil yang resmi ini beranggotakan
delapan orang (Panitia Delapan) di bawah pimpinan Soekarno. Terdiri dari 6 orang
wakil golongan kebangsaan dan 2 orang wakil golongan Islam. Panitia Delapan ini
terdiri Soekarno, M. Hatta, M. Yamin, A. Maramis, M. Sutardjo Kartohadikoesoemo,
Otto Iskandardinata (golongan kebangsaan), Ki Bagoes Hadikoesoemo dan K.H.
Wachid Hasjim (golongan Islam).
 Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Panitia Kecil, di masa reses Soekarno
memanfaatkan masa persidangan Chuo Sangi In ke VIII (18 s.d 21 Juni 1945) di
Jakarta untuk mengadakan pertemuan yang terkait dengan tugas Panitia Kecil. Selama
pertemuan itu, Panitia Kecil dapat mengumpulkan dan memeriksa usul-usul
menyangkut beberapa masalah yang dapat digolongkan ke dalam 9 kategori:
1. Indonesia merdeka selekas-selekasnya
2. Dasar (Negara)
3. Bentuk Negara Uni atau Federasi
4. Daerah Negara Indonesia
5. Badan Perwakilan Rakyat
6. Badan Penasihat
7. Bentuk Negara dan Kepala Negara
8. Soal Pembelaan
9. Soal Keuangan
 Panitia Sembilan ini terdiri dari Soekarno (ketua), Mohammad Hatta, Muhammad
Yamin, A.A. Maramis, Soebardjo (golongan kebangsaan), K.H. Wachid Hasjim, K.H.
Kahar Moezakir, H. Agoes Salim, dan R. Abikusno Tjokrosoejoso (golongan Islam).
Panitia ini bertugas untuk menyelidiki usul-usul mengenai perumusan dasar negara
yang melahirkan konsep rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Konsep rancangan Pembukaan ini disetujui pada 22
Juni 1945. Oleh Soekarno rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar ini diberi
nama “Mukaddimah”, oleh M. Yamin dinamakan “Piagam Jakarta”, dan oleh Sukiman
Wirjosandjojo disebut “Gentlemen’s Agreement”.
 Tanggal 18 Agustus 1945 kesepakatan yang terdapat dalam Piagam Jakarta tersebut
diubah pada bagian akhirnya oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Hal penting yang diubah oleh panitia ini (Muhammad Hatta) adalah tujuh kata setelah
Ke-Tuhanan, yang semula berbunyi “Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Juga diubahnya klausul pasal pada batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 6
ayat (1) mengenai syarat presiden. Semula ayat itu mensyaratkan presiden harus orang
Islam, tetapi kemudian diubah menjadi hanya “harus orang Indonesia asli.”
 Secara historis, ada tiga rumusan dasar negara yang diberi nama Pancasila, yaitu
rumusan konsep Ir. Soekarno yang disampaikan pada pidato tanggal 1 Juni 1945 dalam
sidang BPUPKI, rumusan oleh Panitia Sembilan dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni
1945, dan rumusan pada Pembukaan UndangUndangDasar 1945 yang disahkan oleh
PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

B. Rumusan Pancasila
 Sila Pertama
Sila ini menekankan fundamen etis-religius dari negara Indonesia yang bersumber
dari moral ketuhanan yang diajarkan agama-agama dan keyakinan yang ada, sekaligus
juga merupakan pengakuan akan adanya berbagai agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa di Tanah Air Indonesia. Kemerdekaan Indonesia dengan rendah
hati diakui ”Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa”. Dengan pengakuan ini,
pemenuhan cita-cita kemerdekaan Indonesia, untuk mewujudkan suatu kehidupan
kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, mengandung
kewajiban moral. Kewajiban etis yang harus dipikul dan dipertanggungjawabkan oleh
segenap bangsabukan saja di hadapan sesamanya, melainkan juga dihadapan sesuatu
yang mengatasi semua, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dengan menyertakan moral ketuhanan sebagai dasar negara, Pancasila
memberikan dimensi transendental pada kehidupan politik serta mempertemukan dalam
hubungan simbiosis antara konsepsi ‘daulat Tuhan’ dan ‘daulat rakyat’. Dengan
Pancasila, kehidupan kebangsaan dan kenegaraan terangkat dari tingkat sekular ke
tingkat moral atau sakral. Di sini, terdapat rekonsiliasi antara tendensi ke arah
sekularisasi dan sakralisasi. Dengan wawasan ketuhanan diharapkan dapat memperkuat
etos kerja karena kualitas kerjanya ditransendensikan dari batasan hasil kerja
materialnya. Oleh karena teologi kerja yang transendental memberi nilai tambah
spiritual, maka hal itu memperkuat motivasi di satu pihak dan di pihak lain
memperbesar inspirasi dan aspirasi para warga negara. Dengan wawasan teosentris, kita
dituntut untuk pandai menjangkarkan kepentingan (interest) kepada nilai (value) dalam
politik.
Penjabaran lebih lanjut Sila Pertama dalam UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu terdapat pada:
 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea
ketiga, yang berbunyi “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
 Pasal 9 Ayat (1) “Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat”
 Pasal 28E “Hak untuk memilih agama”
 Pasal 29 ayat (1) dan (2) “ Negara Berdasar atas Ketuhanan YME” dan “Jaminan
bagia setiap penduduk memilih agamanya”
 Sila Kedua
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam Pancasila pada prinsipnya
menegaskan bahwa kita memiliki Indonesia Merdeka yang berada pula lingkungan
kekeluargaan bangsa-bangsa. Prinsip Internasionalisme dan Kebangsaan Indonesia
adalah Internasionalime yang berakar di dalam buminya Nasionalisme, dan
Nasionalisme yang hidup dalam taman sarinya Internasionalisme. Bahwa, akan dihargai
dan dijunjung tinggi hak-hak asasi manusia.
Sila ini menegaskan bahwa kebangsaan Indonesia merupakan bagian dari
kemanusiaan universal, yang dituntut mengembangkan persaudaraan dunia berdasarkan
nilai-nilai kemanusiaan yang berkeadilan dan berkeadaban.
Penjabaran lebih lanjut Sila Kedua dalam UndangUndangDasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yaitu terdapat pada:
 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea
pertama, yang berbunyi “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
 Pasal 27 “Kesamaan di hadapan hukum” “Pekerjaan yang dan penghidupan yang
layak” “pembelaan negara”
 Pasal 28 “Kemerdekaan berserikan dan berkumpul”
 Pasal 28 A – Pasal 28 J
 Pasal 29
 Pasal 30
 Pasal 31
 Sila Ketiga
Sila Persatuan Indonesia (Kebangsaan Indonesia) dalam Pancasila pada prinsipnya
menegaskan bahwa bangsa Indonesia merupakan Negara Kebangsaan. Bangsa yang
memiliki kehendak untuk bersatu, memiliki persatuan perangai karena persatuan nasib,
bangsa yang terikat pada tanah airnya. Bangsa yang akan tetap terjaga dari
kemungkinan mempunya sifat chauvinistis.
Persatuan Indonesia dalam Sila Ketiga ini mencakup persatuan dalam arti
ideologis, politik, ekonomi sosial budaya dan keamanan.
Penjabaran lebih lanjut Sila Kedua dalam UndangUndangDasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yaitu terdapat pada:
 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea
keempat, yang berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia”.
 Pasal 1 ayat (1) – (3)
 Pasal 18 ayat (1) – (7)
 Pasal 32 ayat (1) – (2)
 Pasal 35
 Pasal 36A – Pasal 36C
 Pasal 37 ayat (5)
 Sila Keempat
Sila keempat Pancasila, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan /perwakilan” mengandung beberapa ciri alam pemikiran
demokrasi di Indonesia. Dalam pokok pikiran ketiga dari Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, disebutkan bahwa kedaulatan itu
berdasar atas “kerakyatan” dan “permusyawaratan”. Dengan kata lain, demokrasi itu
hendaknya mengandung ciri: (1) kerakyatan (daulat rakyat), dan (2) permusyawaratan
(kekeluargaan).
Dalam demokrasi permusyawaratan, suatu keputusan politik dikatakan benar jika
memenuhi setidaknya empat prasyarat.
 Pertama, harus didasarkan pada asas rasionalisme dan keadilan bukan hanya
berdasarkan subjektivitas ideologis dan kepentingan.
 Kedua, didedikasikan bagi kepentingan banyak orang, bukan demi
kepentingan perseorangan dan golongan.
 Ketiga, berorientasi jauh ke depan, bukan demi kepentingan jangka pendek
melalui akomodasi transaksional yang bersifat destruktif (toleransi negatif).
 Keempat, bersifat imparsial, dengan melibatkan dan mempertimbangkan
pendapat semua pihak (minoritas terkecil sekalipun) secara inklusif, yang
dapat menangkal dikte-dikte minoritas elite penguasa dan pengusaha serta
klaim-klaim mayoritas.
Penjabaran lebih lanjut Sila Kedua dalam UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yaitu terdapat pada:
 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea
keempat, yang berbunyi “...Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/ Perwakilan...”.
 Pasal 1 ayat (1) – (3)
 Pasal 2 ayat (1) – (3)
 Pasal 3 ayat (1) – (3)
 Pasal 5 ayat (1) – (2)
 Pasal 20 (1) –(5)
 Pasal 22E (1) – (6)
 Pasal 28
 Pasal 37
 Sila Kelima
Sila Keadilan sosial merupakan perwujudan yang paling konkret dari prinsip-
prinsip Pancasila. Satu-satunya sila Pancasila yang dilukiskan dalam Pembukaan UUD
NRI 1945 dengan menggunakan kata kerja mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia’.
Penjabaran lebih lanjut Sila Kedua dalam UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yaitu terdapat pada:
 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea
kedua yang berbunyi “Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”
 Pasal 23 ayat (1) – (3)
 Pasal 23A – Pasal 23G
 Pasal 27
 Pasal 28
 Pasal 29
 Pasal 31
 Pasal 33
 Pasal 34

 UUD NRI Tahun 1945


A. Sejarah Pemberlakuan Konstitusi
 Periode UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
Pembahasan Undang-Undang Dasar dilakukan dalam sidang BPUPKI, sidang
pertama pada 29 Mei-1 Juni 1945 kemudian sidang kedua pada 10-17 Juli 1945.
Dalam sidang pertama dibahas tentang dasar negara sedangkan pembahasan
rancangan undang-undang dasar dilakukan pada sidang yang kedua. Pada sidang
kedua itu, dibentuklah Panitia Hukum Dasar yang bertugas membuat rancangan
undang-undang dasar, Panitia tersebut beranggotakan 19 orang yang diketuai oleh Ir.
Soekarno.
Panitia ini kemudian membentuk Panitia Kecil yang bertugas membuat
rumusan rancangan undang-undang dasar dengan memperhatikan hasil-hasil
pembahasan dalam sidang-sidang BPUPKI serta rapat-rapat Panitia Hukum Dasar.
Panitia kecil tersebut terdiri atas 7 orang, Prof. Dr. Supomo sebagai ketua dan
anggota yaitu Mr. Wongsonegoro, R. Sukardjo, Mr. A. Maramis, Mr. R. Pandji
Singgih, H. Agus Salim, dan Dr. Sukiman. Panitia Kecil ini menyelesaikan
pekerjaannya dan memberikan laporan tentang rancangan undang-undang dasar
kepada Panitia Hukum Dasar pada 13 Juli 1945. Setelah melalui beberapa kali sidang,
pada 17 Juli 1945 BPUPKI menerima dan menyetujui rumusan tersebut menjadi
Rancangan UndangUndang Dasar.
Setelah BPUPKI menyelesaikan tugas-tugasnya, langkah selanjutnya
Pemerintah Tentara Jepang membentuk kembali kepanitiaan yaitu PPKI yang
bertugas menyiapkan segala sesuatu tentang kemerdekaan. Panitia tersebut
beranggotakan 21 orang yang diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
sebagai wakil ketua.
PPKI mulai melaksanakan tugasnya sejak 9 Agustus 1945, dan sesegera
mungkin menyelesaikan segala permasalahan yang terkait dengan kemerdekaan,
terutama persoalan undang-undang dasar yang sudah ada rancangannya, yang
semestinya akan diajukan kepada PPKI untuk diterima dan disahkan. Sesuai dengan
rencana pada 24 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia dapat disahkan oleh
Pemerintah Jepang di Tokyo.
Sebelum PPKI sempat melaksanakan sidang sebagaimana direncanakan,
terjadi insiden yang mengubah keadaan. Pada 6 dan 9 Agustus 1945 Hiroshima dan
Nagasaki dijatuhi bom atom yang menyebabkan Jepang terpaksa menyerah kepada
Sekutu.
Melihat situasi seperti ini, tentu bangsa Indonesia terutama para pemimpin dan
golongan pemuda tidak tinggal diam. Sebelum Jepang menyerahkan kekuasaannya
kepada sekutu, atas desakan golongan muda bangsa Indonesia menyatakan
kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 dengan dibacakannya Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno-Hatta.
Sebagai upaya menyempurnakan negara yang sudah merdeka, PPKI
melaksanakan sidang pada 18 Agustus 1945. Sidang tersebut kemudian menetapkan
dan mengesahkan rancangan undang-undang dasar hasil rumusan BPUPKI dengan
beberapa perubahan dan penambahan, serta memilih Ir. Soekarno dan
Drs.Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
 Periode Konstitusi RIS (27 Desamber 1949 – 17 Agustus 1950)
Belanda mencoba memecahbelah negara Republik Indonesia dengan
mendirikan negara negara bagian seperti Negara Sumatera Timur, Negara Jawa Timur
Negara Pasundan, dan yang lainnya. Taktik dan strategi ini Belanda gunakan untuk
menjadikan negaranegara tersebut sebagai negara boneka yang bertujuan
meruntuhkan kedaulatan Negara Republik Indonesia.
Sejalan dengan stategi tersebut, Belanda melancarkan Agresi I pada 1947 dan
disusul dengan Agresi II pada 1948. Keadaan ini mengundang campur tangan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sehingga kemudian dilaksanakan Konperensi
Meja Bundar di Den Haag yang diselenggarakan pada 23 Agustus sampai 2
November 1949. Konferensi ini dihadiri oleh perwakilan Republik Indonesia, B.F.O.
(Bijeenkomst voor Federal Overleg atau Badan Istimewa Permusyawaratan Federal),
dan Belanda serta satu komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia.
Setelah Negara Republik Indonesia Serikat ditetapkan, maka Republik
Indonesia hanya menjadi salah satu negara bagian dari Negara Republik Indonesia
Serikat. Dan sesuai dengan Pasal 2 Konstitusi Republik Indonesia Serikat wilayah
negara Republik Indonesia hanya terdiri dari daerah-daerah yang disebut dalam
Perjanjian Renville.
 Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
Kesepakatan antara Republik Indonesia Serikat yang mewakili Negara
Republik Indonesia Timur dan Negara Sumatera Timur dengan Negara Republik
Indonesia untuk kembali mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Langkah
selanjutnya, dibuatlah kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian pada 19 Mei 1950
untuk mendirikan kembali negara kesatuan, sebagai kelanjutan dari negara kesatuan
yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
Bagi negara kesatuan yang baru terbentuk, tentu diperlukan sebuah undang-
undang dasar yang baru. Untuk kebutuhan tersebut dibentuk Panitia bersama yang
bertugas menyusun Rancangan Undang-Undang Dasar yang kemudian disahkan pada
12 Agustus 1950 oleh Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat dan
selanjutnya oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat Republik Indonesia Serikat
pada 14 Agustus 1950, Dengan disahkannya itu, berlakulah Undang-Undang Dasar
Sementara pada 17 Agustus 1950.
Pemberlakuan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950) merujuk
kepada Pasal 190, Pasal 127 a, dan Pasal 191 ayat (2) Konstitusi Republik Indonesia
Serikat yaitu pasal-pasal tentang perubahan Undang-Undang Dasar. Dengan Undang-
Undang Federal No. 7 tahun 1950 (Lembaran Negara Republik Indonesia Serikat
1950 No. 56) secara resmi UUDS 1950 berlaku sejak 17 Agustus 1950.
Dan hal yang tidak berbeda antara kedua konstitusi ini (Konstitusi Republik
Indonesia Serikat 1949 dan UUDS 1950) adalah bahwa keduanya bersifat sementara.
Tentang kesementaraan UUDS 1950, dengan jelas disebutkan pada pasal 134 UUDS
1950 yang memerintahkan Konstituante bersama dengan pemerintah menyusun
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia untuk menggantikan UUDS 1950 yang
berlaku saat itu. Hal ini disebabkan karena tim yang merumuskan UUDS 1950 merasa
kurang representatif, sebagimana tim perumus Konstitusi Republik Indonesia Serikat
1949.
Berbeda dengan Konstitusi Republik Indonesia Serikat 1949, yang tidak
sempat membentuk Konstituante, dalam UUDS 1950, merealisasikan Pasal 134 di
atas, dilaksanakan pemilihan umum pada Desember 1955 untuk memilih anggota
Konstituante. Pemilihan umum ini dilaksanakan berdasarkan Undang-undang No. 7
Tahun 1953. Dan hasilnya pada 10 November 1956 di Bandung konstituante
diresmikan.
Sementara situasi tanah air waktu itu sama sekali tidak menguntungkan bagi
perkembangan ketatanegaraan, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Republik
Indonesia Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya adalah
kembali menggunakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 sebagai UndangUndang Dasar yang berlaku di Indonesia. Dasar hukum yang
dijadikan rujukan pemberlakuan Dekrit ini adalah Hukum Tata Negara Darurat. Serta
pembubaran konstituante hasil pemilu 1955, dan Pembentukan MPR Sementara yang
terdiri atas DPR dan Utusan Daerah serta pembentukan DPA.
 Periode UUD 1945 (5 Juli 1959 – 21 Oktober 1999)
Melalui Dekrit Presiden Nomor 150 Tanggal 5 Juli Tahun 1959, berlakulah
kembali Undang-Undang Dasar 1945 di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Istilah Undang-Undang Dasar 1945 yang menggunakan angka “1945” di
belakang Undang-Undang Dasar, baru muncul pada awal tahun 1959, ketika pada 19
Februari 1959 Kabinet Karya mengambil kesimpulan dengan suara bulat mengenai
“pelaksanaan demokrasi terpimpin dalam rangka kembali ke Undang-Undang Dasar
1945”. Keputusan pemerintah ini disampaikan kepada Konstituante pada 22 April
1959.
Pemberlakukan Undang-Undang Dasar 1945 cukup lama bertahan, sejak
Dekrit Presiden 1959 sampai 1999, bila dibanding dengan masa-masa awal
pemberlakuan UndangUndang Dasar sejak 1945 sampai 1959. Bahkan dalam
pelaksanaannya, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif selalu menekankan agar
pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 harus dilaksanakan secaramurni dan
konsekuen. Komitmen untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni
dan konsekuen tersebut, salah satunya diwujudkan dengan ketatnya aturan terhadap
keinginan untuk melakukan perubahan terhadap UndangUndang Dasar 1945, yaitu
terlebih dahulu harus melalui referendum, sebagaimana tercantum dalam Ketetapan
MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum.
 Periode UUD NRI Tahun 1945 (Tahun 1999 – Sekarang)
Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari
jabatan presiden setelah terjadi gelombang unjuk rasa besar-besaran, yang
menandakan dimulainya era reformasi di Indonesia. Proses reformasi yang sangat luas
dan fundamental itu dilalui dengan selamat dan aman. Negara kepulauan yang besar
dan majemuk dengan keanekaragaman suku, berhasil menjalani proses reformasi
dengan utuh, tidak terpecah-belah, terhindar dari kekerasan dan perpecahan.
Pada awal era reformasi, muncul desakan di tengah masyarakat yang menjadi
tuntutan reformasi dari berbagai komponen bangsa, termasuk mahasiswa dan pemuda.
Tuntutan itu antara lain sebagai berikut:
(1) Amandemen (perubahan) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
(2) Penghapusan dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
(3) Penegakan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM),
serta pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
(4) Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah (otonomi
daerah).
(5) Mewujudkan kebebasan pers.
(6) Mewujudkan kehidupan demokrasi.
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang dilakukan mencakup 21 bab, 73 pasal, dan 170 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan
dan 2 pasal Aturan Tambahan. Sedangkan sebelum perubahan 16 BAB, 37 Pasal, 49
Ayat, 4 Pasal Aturan Peralihan, dan 2 Ayat Aturan Tambahan

 Amandemen Pertama (Sidang Umum MPR 1999 14-21 Oktober) disahkan pada
tanggal 19 Oktober 1999
Pasal-Pasal yang diamandemen : Pasal 5, 7, 9, 13, 14, 15, 17, 20, 21.
 Amandemen Kedua (Sidang Umum MPR 7-18 Agustus 2000) Disahkan pada
tanggal 18/08/2000
Pasal-Pasal yang dimanademen : 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 30, 36
 Amandemen Ketiga (Sidang Umum MPR tanggl 1-9 November 2001) Disahkan
pada tanggal 9 November 2001
Pasal-Pasal yang diamandemen: 1,3,6,7,8,11,17,22,23,24
 Amandemen Keempat 1-11 Agustus 2002, disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002
Pasal-Pasal yang diamandemen: 2,6,8,11,16,23,24,31,32,33,34,37
 Pasal yang tidak mengalami perubahan: 4,10,12,29,35

 Anatomi Pembukaan UUD NRI Tahun 1945


1. Alinea Pertama : “Bahwa sesungguhya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu……. Norma dasar berbangsa dan bernegara dari
alinea pertama ini adalah asas persatuan
2. Aline Kedua : “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia……. Aline kedua ini memuat tentang
cita-cita luhur
3. Alinea Ketiga : “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur…. Alinea ini diyakini Kemerdekaan adalah
rahmat Tuhan YMK dan didukung seluruh rakyat
4. Alinea Keempat : berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah yang melindungi segenap bangsa….. menagdung makna bahwa
bentuk negara yang demokratis, falsafah negara Pancasila, serta berdasar atas
hukum (UUD)

B. Anatomi UUD NRI Tahun 1945


BAB Pasal demi Pasal Perihal
I 1 Bentuk dan Kedaultan Negara
II 2,3 MPR
4,5,6,6A,7,7A,7B,7C,8,9,10
III Kekuasaan Pemerintahan Negara
,11,12,13,14,15,16
IV Dihapus DPA
V 17 Kemneterian Negara
VI 18,18a,18b PEMDA
VII 19,20,20A,21,22,22A,22B DPR
VIIA 22C,22D DPD
VIIB 22E Pemilihan Umum
VIII 23,23A,23B,23C,23D Hal Keuangan
VIIIA 23E,23F,23G BPK
IX 24, 24A, 24B, 24C, 25 Kekuasaan Kehakiman
IXA 25A Wilayah Negara
X 26,27,28 Warga Negara dan Penduduk
28A,28B,28C,28D,28E,28F,28G,
XA HAM
28H,28I,28J
XI 29 Agama
XII 30 Pertahanan dan Keamanan
XIII 31,32 Pendidikan dan Kebudayaan
Perekonomian Nasional dan
XIV 33, 34
Kesejahteraan Sosial
Bendera, Bahasa, dan Lamabang
XV 35,36,36A,36B,36C
Negara serta lagu Kebangsaan
XVI 37 Perubahan UUD
 NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
A. Sejarah Nama Indonesia
Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang dimulai
sejak zaman prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa". Secara geologi,
wilayah nusantara merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua, yaitu lempeng
Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik.
Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu
Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatera sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang
menyebutkan mengenai adanya dua kerajaan bercorak Hinduisme pada abad ke-5,
yaitu Kerajaan Tarumanagara yang menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di
pesisSungai Mahakam, Kalimantan.
Kejayaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan sejarah awal pengenalan
wilayah kepulauan Nusantara yang merupakan tanah air bangsa Indonesia. Sebutan
Nusantara diberikan oleh seorang pujangga pada masa Kerajaan Majapahit, kemudian
pada masa penjajahan Belanda sebutan ini diubah oleh pemerintah Belanda menjadi
Hindia Belanda.
Indonesia berasal dari bahasa latin indus dan nesos yang berarti India dan
pulau-pulau. Indonesia merupakan sebutan yang diberikan untuk pulau-pulau yang
ada di Samudra India dan itulah yang dimaksud sebagai satuan.
Pada tahun 1850, George Windsor Earl seorang Inggris etnolog mengusulkan
istilah Indunesians dan preperensi Malayunesians untuk penduduk kepulauan Hindia
atau Malayan Archipelago. Kemudian seorang mahasiswa bernama Earl James
Richardison Logan menggunakan Indonesia sebagai sinonim untuk Kepulauan
Hindia. Namun dikalangan akademik Belanda, di Hindia Timur enggan menggunakan
Indonesia sebaliknya mereka menggunakan istilah Melayu Nusantara (Malaische
Archipel). Sejak tahun 1900 nama Indonesia menjadi lebih umum dikalangan
akademik di luar Belanda, dan golongan nasionalis Indonesia menggunakan nama
Indonesia untuk ekspresi politiknya. Adolf Bastian dari Universitas Berlin
memopulerkan nama Indonesia melalui bukunya Indonesien oder die inseln des
malayischen arcipels (1884-1894). Kemudian sarjana bahasa Indonesia pertama yang
menggunakan nama Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara)
ketika ia mendirikan kantor berita di Belanda dengan nama Indonesisch Pers-Bureau
di tahun 1913.
B. Periodesasi Sejarah di Indonesia
 Jaman Prasejarah
1. Jaman Batu
- Paleolitikum (Batu tua)
- Mesolitikum (Batu Tengah)
- Neolitikum (Batu Muda) artefak menhir, dolmen, keranda, kunur batu
2. Jaman Logam
 Jaman Sejarah
1. Jaman Purba Indonesia
Jaman ini ditandai dengan masuknya bangsa dan pengaruh agama Hindu
dan Buddha dari India yang diperkirakan terjadi mulai abad-abad pertama
Masehi, namun secara jelas eksistensinya baru diakui dalam sejarah sejak abad
ke lima Masehi. Di Indonesia, secara konkrit pengaruh ini muncul dengan
ditandai berdirinya sebuah kerajaan yang bercorak Hindu di daerah Kalimantan
Timur (sekarang), tepatnya di daerah Kutai.
2. Jaman Madya Indonesia
Dengan runtuh dan berakhirnya kerajaan Majapahit yang HinduBuddha
sentris ini, maka berakhirlah periode jaman purba Indonesia yang kemudian
diteruskan dengan jaman madya Indonesia yang bercorak Islam.
3. Jaman Modern
Jaman modern Indonesia, menurut Soekmono ditandai dengan masuknya
koloni dan unsur”Barat” ke Nusantara (Indonesia) atau sering disebut dengan
“masa pengaruh Barat”.
Ketika Sultan Mahmud Syah berkuasa di Malaka, bangsa Portugis pada
tahun 1509 M mulai berdatangan di selat Malaka., Saat itu Malaka merupakan
pangkalan dan bandar perdagangan internasional yang memiliki nilai strategis.
Dengan kekuatan militer dan persenjataan modernnya, maka pada tahun 1511 M
Portugis dapat menaklukkan kerajaan Islam Malaka Bersamaan dengan itu
orang-orang Spanyol datang dan juga melakukan hal serupa di Maluku dan
berhasil mengkristenkan raja Hitu.
Berikutnya, oleh karena kebutuhan akan rempah-rempah Belanda
diblokade oleh Spanyol di Eropa, maka pada kira-kira tahun 1596 M, Belanda
berusaha untuk mendapatkannya disumbernya yakni di Nusantara.
Selain Spanyol, Portugal dan Belanda, bangsa Barat lainya yang juga
datang ke Nusantara (Indonesia) adalah Inggris. Inggris datang ke Indonesia
ketika rakyat di bawah pemerintahan kolonial Belanda sangat memprihatinkan.
Di mana-mana terjadi penindasan, khususnya ketika Dandeles menjabat sebagai
Gubernur Jendral. Dan ketika kerajaan Belanda dihapuskan oleh Napoleon dan
dijadikan seagai salah satu provinsi Perancis, Dandeles ditarik pulang dan
digantikan oleh Jahnsen. Pada sat itulah Inggris mulai berupaya merebut pulau
Jawa.
C. Sejarah Kerajaan di Indonesia
 Sejarah Kerajaan Islam
 Kerajaan Malaka
 Kerajaan Johor
 Kerajaan Islam Samudera Pasai 1267 M (Sultan Malik As Saleh)
 Kerajaan Islam Aceh 1505/1515/1497M (Sultan Ali Mughayat Syah)
 Kerajaan Islam Palembang abad ke-17M (Sultan Djamaluddin/Sunan
Tjandiwalang)
 Kerajaan Islam Jambi 1790 M (Sultan Mas’ud Badaruddin)
 Kerajaan Islam Siak Sri Indrapura 1723M (Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah)
 Kerajaan Islam Kedhaton Giri Jawa Timur abad ke 14 M (Sunan Giri/Raden
Paku/Joko Samudra)
 Kerajaan Islam Demak 1478M (Raden Fatah)
 Kerajaan Islam Pajang (Sultan Hadiwijoyo/Joko Tingkir)
 Kerajaan Islam Mataram 15M (Ageng Pamanahan dan Senopati)
 Kerajaan Islam Banten dan Cirebon (Sultan Syarif Hidayatullah)
 Kerajaan Islam Banjar 1526 M (Sultan Samudra/Suryanullah)
 Kerajaan Islam Kotawaringin 1615/1680 M (Adipati Anta Kusuma)
 Kerajaa Islam Kutai 1300M (Batara Agung Dewa Sakti)
 Kerajaan Islam Makassar 1591 (Sultan Alauddin)
 Kerajaan Islam Buton 1491 M (Sultan Muhrum)
 Kerajaan Islam Ternate 1257 M (Masyhur Malamo) Sultan Zainal Abidin
1486
 Kerajaan Islam Tidore 1495 (Sultan Jamaluddin/Ciriliyati)
 Kerajaan Islam Jalilolo Sultan Hasanuddin
 Kerajaan Islam Bacan (Said Muhammad Baqir)
 Kerajaan Islam Bima 1620 M (Abdul Kahir)
 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha
 Kerajaan Kutai (Raja Kudungga)
Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang disebut Yupa yang mana
ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta tersebut diperkirakan
berasal dari tahun 400 M (abad ke-5). Prasasti Yupa tersebut merupakan
prasasti tertua yang menyatakan telah beridirinya suatu Kerajaan Hindu tertua
yaitu Kerajaan Kutai.
 Kerajaan Tarumanegara 358M (Raja Jayasingawarman)
 Kerajaan Holing (Raja Sima)
 Kerajaan Sriwijaya Abad ke 7 M (Dapunta Hyang)
 Kerajaan Mataram Kuno 732 M (Sanjaya)
 Kerajaan Singasari 1222 M(Ken Arok)
 Kerajaan Kediri 1116M (Sirikan Sri Bameswara)
 Kerajaan Majapahit 1293M (Raden Wijaya)
 Kerajaan Sunda
 Kerajaan Bali 914M(Kesari Warmadewa)
 Kitab Sejarah
 Kitab Mahabarata abad ke 4 SM (Resi Wiyasa)
 Kitab Ramayana Empu Walmiki
 Kitab Pararaton (1287)
 Kitab Negarakertagama (1365) ditulis ileh Mpu Prapanca
Naskah Negarakretagama ditemukan di Lombok pada tahun 1894, yang
oleh Brandes diterbitkan tahun 1902. Naskah ini cukup istimewa dibanding
naskah-naskah Jawa Kuno lainnya yang selalu memakai bahasa yang indah.
Negarakretagama banyak mengandung data sejarah secara eksplisit terutama
tentang Majapahit. Kakawin Negarakretagama terdiri atas 98 pupuh (sejenis
sajak yang dilagukan).
Prapanca mengakui bahwa ia pun menulis kitab-kitab lain seperti
Parwasagara, Bhismasaranantya, Sugataparwa, dan dua karyanya yang belum
selesai, Saba Abda dan Lambang.
 Kitab Arjuna Wiwaha
Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa yang ditulis dalam bahasa Kawi pada
zaman Airlangga Raja Medang Kamulan. Kakawin ini ditulis sekitar tahun
941-964 Saka atau 1019-1042 Masehi. Dalam Arjuna Wiwaha ini, sosok
Arjuna diibaratkan sebagai Airlangga. Karena populernya, cerita ini berkali-
kali ditulis ulang dengan berbagai judul berbeda, misalnya Mintaraga atau
Bagawan Ciptaning.
 Kitab Kidung Sunda
Kidung Sunda adalah karya sastra buatan Jawa Tengah berbentuk puisi
(kidung). Isinya menceritakan lamaran Hayam Wuruk kepada puteri Raja
Sunda-Pajajaran (Sri Baduga Maharaja), bernama Dyah Pitaloka.
 Kitab Sutasoma
Sutasoma karya Mpu Tantular, berbahasa Kawi, diperkirakan ditulis pada
masa Hayam Wuruk. Kisah Sutasoma menjelaskan nilai pengorbanan dan
belas kasih antarsesama yang sepatutnya dijalankan oleh seorang Boddhisattva
guna mencapai kesempurnaan sejati yang menjadi ciri ajaran Mahayana. Oleh
karena itu, Mpu Tantular membuat ajaran Siwa dan Buddha menjadi satu
(tunggal), seperti terungkap dalam kalimat: “Hyang Buddha tanpahi Siwa
rajadewa…, mangka Jinatwa lawan Siwatatwa tunggal, bhinneka tunggal ika
tanhana dharmma mangrwa,” yang artinya adalah “Hyang Buddha tak ada
bedanya dengan Siwa, raja para dewa…., karena hakikat Jina (Buddha) dan
Siwa adalah satu, berbeda-beda namun satu, tiada kebenaran bermuka dua.”
 Serat Centhini/Suluk Tabangraras (Raja Pukubuwana)
 La Galigo abad ke 13 dan 15 M Bangsa Bugis
La Galigo ialah karya sastra terpanjang yang ada di dunia saat ini. Ia
memuat sekitar 6.000 halaman, 3.000 baris teks dan 12.000 manuskrip folio.

D. Sejarah Penjajahan di Indonesia


Faktor-faktor yang mendorong orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan
Samudra pada akhir abad ke-16, antara lain:
a. Jatuhnya kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan penguasa Turki
Usmani.
b. Kisah perjalan Marcopolo ke dunia timur, yaitu perjalan kembalinya
Marcopolo dari negeri Cina melalui pelayaran atau lautan.
c. Penemu Copernicus didukung oleh Galileo, yang menyatakan bahwa bumi
ini bulat.
d. Penemuan kompas
e. 3G (Gold, Glory, Gospel)
f. Semangat Reconcuesta (Penaklukan terhadap orang-orang islam
 Penjajahan Bangsa Portugis
Pada tahun 1511 di bawah pimpinan d’Albuquerque Portugis berhasil
menguasai Malaka. Dari Malaka di bawah pimpinan d’Abreu tahun 1512 Portugis
telah sampai di Maluku dan diterima baik oleh Sultan Ternate yang pada waktu itu
sedang bermusuhan dengan Tidore. Portugis berhasil mendirikan benteng dan
mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah.
Portugis ini tidak hanya memusatkan kegiatannya di Indonesia bagian timur
(Maluku), tetapi juga ke Indonesia bagian barat (Pajajaran). Pada tahun 1522
Portugis datang ke Pajajaran di bawah pimpinan Henry Leme dengan
menghasilkan Perjanjian Sunda Kelapa (1522), yang isinya sebagai berikut:
a. Portugis diijinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
b. Pajajaran akan menerima barang-barang yang dibutuhkan dari Portugis
termasuk senjata.
c. Portugis akan memperoleh lada dari pajajaran menurut kebutuhannya.
Awal tahun 1527 Portugis datang lagi ke Pajajaran untuk merealisasi
Perjanjian Sunda Kelapa, namun disambut dengan pertempuran oleh pasukan
Demak di bawah pimpinan Fatahilah. Pertempuran berakhir dan namanya diganti
menjadi Jayakarta, artinya pekerjaan yang jaya (menang).
 Penjajahan Bangsa Spanyol
Sebastian Del Cano sampai di Maluku 1521. Kedatangan bangsa Spanyol ini
diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan
Portugis.Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan
pelanggaran atas “hak monopoli”. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara
Portugis dan Spanyol. Sebelum terjadi perang besar, akhirnya diadakan Perjanjian
Saragosa (22 April 1529) yang isinya sebagai berikut.
a. Spanyol harus meninggalkan Maluku, dan memusatkan kegiatannya di
Filipina.
b. Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku
 Penjajahan Inggris
Kekuasaan Inggris di Indonesia diwakili oleh Maskapai Hindia Timur (The
East India Company) disingkat EIC yang berpusat di Calcutta, India. EIC
mendapat hak Oktrooi dari Ratu Elizabeth I. Raffles ditunjuk untuk menjadi
Gubernur EIC (East Indies Company) di Indonesia yang diangkat pada 19 Oktober
1811 dan menjabat selama lima tahun (1811 - 1816)
Penjajahan Inggris di Indonesia berlangsung singkat yaitu sekitar 5 tahun.
Inggris menguasai pulau Jawa setelah melakukan penyerangan dengan
menggunakan 60 kapal dan berhasil menguasai Batavia pada 26 Agustus 1811
kemudian diteruskan dengan Kapitulasi Tuntang pada 18 September 1811 Belanda
menyerahka Indonesia kepada Inggris. Saat itu yang memimpin Indonesia adalah
Stamford Raffles yang memiliki kebijakan - kebijakan diantaranya.
 Hukum, yang awalnya beorirentasi pada ras (era Daendels) berubah pada
besar kecilnya kesalahan
 Ilmu Pengetahuan, Raffles menulis suatu buku yang dinamakan History of
Java di London 1817. Selain itu ia juga menulis buku History of the East
Indian Archipelago. Raffles mendukung perkumpulan Bataviaach
Genootschap serta melakukan temuan berupa bunga Rafflesia Arnoldi.
 Pembagian wilayah, membagi wilayah jawa menjadi 16 bagian.
 Penjajahan Bangsa Belanda
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan
empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Rombongan kedua
dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck,
dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598.
Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang
mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi
terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan
Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di Ambon
(1602) di kepalai oleh Francois Witter, Tujuan dibentuknya VOC:
a. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang
Belanda.
b. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik
dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
c. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
VOC mempunyai hak-hak istimewa yang disebut hak Oktrooi yang diberikan
oleh parlemen Balanda. Hak tersebut adalah sebagai berikut:
a. Hak monopoli dagang di wilayah-wilayah antara Amerika Selatan dan
Afrika.
b. Hak memiliki angkatan perang dan membangun benteng pertahanan.
c. Hak berperang dan menjajah
d. Hak mengangkat pegawai.
e. Hak melakukan pengadilan dan hak mencetak dan mengedarkan uang
sendiri.
Pada tanggal 30 Mei 1619, Gubernur Jendral Jan Pieterzoon Coen,
mengirimkan tujuh belas buah kapal untuk menyerang dan memukul mundur
pasukan Banten. Pasukan Kerajaan Banten berhasil dikalahkan. Jan Pieterzon Coen
kemudian membangun kembali kota Jayakarta dan memberinya nama Batavia.
Batavia dijadikan pusat perdagangan dan kekuasaan Belanda dan Batavia juga
resmi dijadikan markas besaR VOC di Indonesia
VOC akhirnya dibubarkan pada tahun 1799. Hal ini diakibatkan
a. persaingan dagang dari bangsa Perancis dan Inggris
b. penduduk Indonesia, terutama Jawa telah menjadi miskin, sehingga tidak
mampu membeli barang-barang yang dijual oleh VOC
c. perdagangan gelap merajalela dan menerobos monopoli perdagangan
VOC,
d. pegawai-pegawai VOC banyak melakukan korupsi dan kecurangan-
kecurangan akibat dari gaji yang diterimanya terlalu kecil,
e. VOC mengeluarkan anggaran belanja yang cukup besar untuk memelihara
tentara dan pegawai-pegawai yang jumlahnya cukup besar untu memenuhi
pegawai daerah-daerah yang baru dikuasai, terutama di Jawa dan Madura.

Raja Louis Napoleon Bonaperte, yang bertanggung jawab atas wilayah


Kerajaan Belanda, menunjuk Herman Williem Daendels (Sistem Kerja Rodi dari
Anyer-Panarukan) sebagai Gubernur Jendral di Indonesia. Dari tahun 1808-1811
Herman Willem Daendels menjadi Gubernur Jendral Belanda di Indonesia dengan
tugas utamanya adalah untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan
Inggris. Napoleon menganggap bahwa tindakan Daendels sangat otokratis
(otoriter), maka pada tahun 1811 ia dipanggil kembali ke negeri Belanda dan
digantikan oleh Gubernur Jenderal Jansens. Selanjutnya pemerintah kolonial
Belanda di bawah pimpinan Gubernur Jendral Van de Bosch mengambil kebijakan
tanam paksa pada tahun 1830 yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa
Belanda yang mulai diterapkan di Indonesia Sistem tanam paksa kemudia secara
berangsur-angsur dihapuskan tahun 1861, 1866, 1890, dan 1916.
Produk hukum disektor lahan:
a. Uu Agraria 1870-1960 (Gubernur jenderal tidak boleh menjual tanah,
gubernur boleh menyewakan tanah, hak penguasaan untuk dapat menyewa
tanah paling lama 75 tahun)
b. UU Gula
Sudah menjadi kewajiban pemerintah Belanda untuk memajukan bangsa
Indonesia, baik jasmani maupun rohaninya. Dengan dalih untuk memajukan bangsa
Indonesia itulah kemudian dilaksanakan Politik Etis. Pencetus politik etis (politik
balas budi) ini adalah Van Deventer.Van Deventer memperjuangkan nasib bangsa
Indonesia denga nmenulis karangan dalam majalah DeGids yang berjudu lEeu
Eereschuld (Hutang Budi).
Menurut Van Deventer, ada tiga cara untuk memperbaiki nasib rakyat
tersebut, yaitu memajukan.
a. Edukasi (Pendidikan). Dengan edukasi akan dapat meningkatkan kualitas
bangsa Indonesia sehingga dapat diajak memajukan perusahaan
perkebunan dan mengurangi keterbelakangan.
b. Irigasi (pengairan). Dengan irigasi tanah pertanian akan menjadi subur
dan produksinya bertambah.
c. Emigrasi (pemindahanpenduduk). Dengan emigrasi tanah-tanah di luar
Jawa yang belum diolah menjadi lahan perkebunan, akan dapat diolah
untuk menambah penghasilan. Selain itu juga untuk mengurangi
kepadatan penduduk Jawa.
 Perang Melawan Penjajahan Belanda
 Perang Tondano
Perang Tondano yang terjadi pada 1808-1809 adalah perang yang
melibatkan orang Minahasa di Sulawesi Utara dan pemerintah kolonial
Belanda pada permulaan abad XIX. Perang pada permulaan abad XIX ini
terjadi akibat dari implementasi politik pemerintah kolonial Hindia Belanda
oleh para pejabatnya di Minahasa, terutama upaya mobilisasi pemuda untuk
dilatih menjadi tentara.
Untuk melemahkan orang- orang Minahasa, VOC membendung Sungai
Temberan. Akibatnya aliran sungai meluap dan menggenangi tempat tinggal
rakyat dan para pejuang Minahasa. Pasukan VOC kemudian mengepung
kekuatan orang-orang Minahasa yang berpusat di Danau Tondano. Simon Cos
kemudian memberikan ultimatum yang isinya antara lain: (1) Orang-orang
Tondano harus menyerahkan para tokoh pemberontak kepada VOC, (2) orang-
orang Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak
sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai
Temberan.
 Perang Pattimura (1817)
Tokoh pejuang Pattimura (Matulessy) dan Christina Marta Thiahahu.
Setelah enam bulan memimpin perlawanan, akhirnya Pattimura tertangkap.
Pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dihukum gantung di alun-alun Kota
Ambon. Christina Martha Tiahahu yang berusaha melanjutkan perang gerilya
akhirnya juga tertangkap. Ia tidak dihukum mati tetapi bersama 39 orang
lainnya dibuang ke Jawa sebagai pekerja rodi. Dikisahkan bahwa di dalam
kapal Christina Martha Tiahahu mogok tidak mau makan dan tidak mau buka
mulut. Ia jatuh sakit dan akhirnya meninggal pada tanggal 2 Januari 1818.
Jenazahnya dibuang ke laut antara Pulau Buru dan Pulau Tiga. Dengan
demikian, berakhirlah perlawanan Pattimura.
 Perang Padri
Perang Padri terjadi di tanah Minangkabau, Sumatera Barat pada tahun
1821–1837. Perang ini digerakkan oleh para pembaru Islam. Pada tanggal 15
November 1825 ditandatangani Perjanjian Padang. Isi Perjanjian Padang itu
antara lain sebagai berikut:
1. Belanda mengakui kekuasaan pemimpin Padri di Batusangkar, Saruaso,
Padang Guguk Sigandang, Agam, Bukittinggi dan menjamin
pelaksanaan sistem agama di daerahnya.
2. Kedua belah pihak tidak akan saling menyerang.
3. kedua pihak akan melindungi para pedagang dan orang-orang yang
sedang melakukan perjalanan.
4. Secara bertahap Belanda akan melarang praktik adu ayam.
Demi menjamin keselamatan warganya, pada tanggal 28 Oktober 1837,
Imam Bonjol menerima tawaran damai dari Residen Francis. Ternyata ajakan
berunding itu hanya tipu muslihat, karena pada saat datang di tempat
perundingan, Imam Bonjol langsung ditangkap. Beberapa pengikutnya
memang ada yang berhasil meloloskan diri dan melanjutkan perang gerilya di
hutan-hutan Minangkabau. Imam Bonjol kemudian dibawa ke Batavia.
Akhirnya, Tuanku Imam Bonjol dibuang ke Cianjur, Jawa Barat. Pada
tanggal 19 Januari 1839 ia dipindahkan ke Ambon dan tahun 1841
dipindahkan lagi ke Manado hingga wafatnya pada tanggal 6 November 1864.
 Perang Diponegoro 1825-130
Dalam suasana penderitaan rakyat dan kekacauan itu tampil seorang
bangsawan, putera Sultan Hamengkubuwana III yang bernama Raden Mas
Ontowiryo atau lebih terkenal dengan nama Pangeran Diponegoro. Pada
tanggal 20 Juli 1825 meletuslah Perang Diponegoro. Meletusnya perang ini
didasarkan pada visi dan cita-cita Pangeran Diponegoro yakni untuk
membentuk Kesultanan Yogyakarta yang memuliakan agama yang berada
dalam wadah negara Islam. Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro disebut
telah melakukan “hijrah kultural”.
Untuk menghadapi pasukan Diponegoro yang bergerak dari pos yang satu
ke pos yang lain, Jenderal de Kock menerapkan strategi dengan sistem
Benteng Stelsel. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock
berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran
Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota
laskarnya dilepaskan. Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan
ke Manado, kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng
Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.
 Perang Puputan Bali (1849)
Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels, pemerintah kolonial
mulai menjalin kontak dengan kerajaan-kerajaan di Bali. Kontrak tersebut
tidak sekadar urusan dagang, tetapi juga menyangkut sewa menyewa orang-
orang Bali untuk dijadikan tentara pemerintah Hindia BeIanda. Namun, dalam
perkembangannya pemerintah Hindia Belanda ingin menanamkan pengaruh
dan berkuasa di Bali. Oleh karena itu, Belanda mengirim dua utusan dengan
misi masing-masing. Pertama , G.A. Granpre Moliere untuk misi ekonomi.
Kedua, Huskus Koopman mengemban misi politik. Misi ekonomi berjalan
lancar, tetapi misi politik menghadapi berbagai kendala. Huskus Koopman
terus berusaha mendekati raja-raja di Bali agar bersedia mengakui keberadaan
dan kekuasaan Belanda. Perjanjian kontrak antara raja-raja di Bali dengan
Belanda itu terutama seputar Hukum Tawan Karang (menahan seluruh kapal
belanda di bali) agar dihapuskan.
 Perang Banjar (1859-1905)
Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari menggunakan strategi
perang gerilya dengan membuat kerajaan baru di pedalaman dan membangun
benteng-benteng pertahanan di hutan-hutan. Dalam pertemuan itu semua yang
hadir mengangkat sumpah untuk berjuang mengusir penjajah Belanda dari
bumi Banjar tanpa kompromi : “ Haram Manyarah Waja sampai Kaputing”.
Para pejuang tidak akan menyerah sampai titik darah yang penghabisan.
 Perang Aceh (26 Maret 1873-1912)
Setelah pasukannya sudah mendapatkan banyak senjata dan dipercaya
membawa dana 800.000 gulden, pada 29 Maret 1896 Teuku Umar dengan
pasukannya berbalik dan kembali melawan Belanda. Peristiwa inilah yang
dikenal dengan Het verraad van Teukoe Oemar (Pengkhianatan Teuku
Umar). Teuku Umar berhasil menyerang pos-pos Belanda yang ditemui. pada
tahun 1906 Cut Nyak Dien berhasil ditangkap. Ia dibuang ke Sumedang, Jawa
Barat sampai meninggal pada tanggal 8 November 1908.
 Perang Batak (8 Januari 1878)
pada tanggal 17 Juni 1907 siang pasukan Belanda dikerahkan untuk
menangkap Sisingamangaraja XII di pos pertahanannya di Aik Sibulbulon di
daerah Dairi. Dalam keadaan terdesak, Sisingamangaraja XII dengan putera-
puteranya tetap bertahan dan melakukan perlawanan sekuat tenaga. Tetapi
dalam pertempuran itu Sisingamangaraja XII tertembak mati. Begitu juga
putrinya Lopian dan dua orang puteranya Sutan Nagari dan Patuan. Dengan
demikian berakhirlah Perang Batak.

 Penjajahan Bangsa Jepang


Secara kronologis serangan-serangan pasukan Jepang di Indonesia adalah
sebagai berikut: diawali dengan menduduki Tarakan (10 Januari 1942), kemudian
Minahasa, Sulawesi, Balikpapan, dan Ambon. Kemudian pada bulan Pebruari 1942
pasukan Jepang menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang dan
Bali.
Pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal  Ter Poorten atas nama komandan
pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada
Jepang yang diwakili Jenderal Imamura. Penandatanganan ini dilaksanakan di
Kalijati, Subang. 
Untuk menarik simpati bangsa Indonesia maka dibentukalah organisasi resmi
seperti Gerakan Tiga A, Putera, dan PETA.
a. Gerakan Tiga A, yaitu Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia,
Nippon Pemimpin Asia serta dipimpin oleh Syamsuddin SH
b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dibentuk pada tahun 1943 dipimpin
oleh“Empat Serangkai”, yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar
Dewantara dan Kiyai Haji Mas Mansyur.
c. Pembela Tanah Air merupakan organisasi bentukan Jepang yang
keanggotaanya terdiri atas pemuda-pemuda Indonesia.
Selanjutnya langkah strategi pertahanan terhadap serangan pasukan sekutu
sewaktu–waktu maka Jepang membagi Indonesia menjadi 3 wilayah komando
militer yang berpusat di Dallat Vietnam yaitu:
a. Pulau Jawa dan madura berpusat di Batavia dengan komando Angkatan
Darat
b. Pulau Sumatera berpusat di Bukittinggi dengan komando Angkatan Darat
c. Kalimantan, Sulawesi, NT, Maluku, Irian berpusat di Makasar dengan
komando oleh Angkatan Laut.
Tanggal 8/7 September PM Jepang Kaiso menyatakan dalam pidatonya:
a. Hindia Timur diperkenankan merdeka dikemudian hari
b. Merah Putih, Indonesia Raya dinyanyikan, serta propanga Indonesia
merdeka diperbolehkan
c. Mengangkat tokok pribumi disetiap departemen.
 Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang
a. Seinendan (Barisan pemuda) 9 Maret 1943
b. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi) 29 April 1943
c. Fujinkai (Barisan Wanita) Agustus 1943
d. Jawa Hokokai (Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa) 1 Maret 1994
e. Susyintai (Barisan Pelopor) 25 September 1944
Organisasi semimiliter “Barisan Pelopor” ini tergolong unik karena
pemimpinnya adalah seorang nasionalis, yakni Ir. Sukarno, yang dibantu
oleh R.P. Suroso, Otto Iskandardinata, dan Buntaran Martoatmojo.
f. Hizbullah 15 Desember 1944
Pada tanggal 15 Desember 1944 berdiri pasukan sukarelawan pemuda
Islam yang dinamakan Hizbullah (Tentara Allah) yang dalam istilah
Jepangnya disebut Kaikyo Seinen Teishinti. Ketua pengurus pusat
Hizbullah adalah KH. Zainul Arifin, dan wakilnya adalah Moh. Roem.
 Organisai Militer Jepang
a. Pembela Tanah Air (PETA) 3 Oktober 1943
Dari Peta ini muncul tokoh–tokoh militer yang militan, antara lain
Jenderal Soedirman, Jenderal Gatot Subroto, Supriyadi, Jenderal Ahmad
Yani, Jenderal Soeharto dan sebagainya. Pelatihnya adalah Kapten
Yanagawa.
b. Heiho (Pembantu Prajurit Jepang) April 1943
 Organisasi Pergerakan Melawan Jepang
a. Gerakan Tiga A (April 1942)
b. PUTERA 9 Maret 1943
c. Jawa Hokokai
d. Cuo Sangi In (Badan Pertimbangn Pusat) 1Agustus 1943
Ketua Chuo  Sangi In, yakni Soekarno dan dua orang wakil ketua,
yakni R.M.A.A. Kusumo Utoyodan dr. Buntaran Martoatmojo
e. Majelis Islam A’laa Indonesia
MIAI merupakan organisasi yang berdiri pada masa penjajahan
Belanda, tepatnya pada tahun 1937 di Surabaya. Pendirinya adalah K. H.
Mas Mansyur dan kawan-kawan.
 Pertemuan di Dalat
Pada tanggal 9 Agustus, tiga tokoh yaitu Bung Karno, Bung Hatta dan
Radjiman Wdyodiningrat diundang oleh Panglima Tentara Umum Selatan yang
mengepalai seluruh kawasan Asia Tenggara yakni Jenderal Terauchi. Pertemuan
terjadi pada tanggal 12 Agustus di Dalat Vietnam. Pada pertemuan tersebut,
Jenderal Terauchi menyampaikan beberapa hal antara lain:
a. Pemerintah Jepang memutuskan memberikan kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia
b. Untuk melaksanakan kemerdekaan dibentuk PPKI
c. Pelaksanaan kemerdekaan segera dilakukan setelah persiapan selesai
dilakukan dan secara berangsur-angsur dari Pulau Jawa, baru disusul
oleh pulau lainnya
d. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia-Belanda

E. Organisasi-Organisasi Pergerakan Nasional


Saat itu pergerakan nasional ada sejak tahun 1908-1942 yang dibagi dari tiga
tahap, antara lain:
a. Masa pembentukan (1908-1920), pada masa itu berdirilah beberapa
organisasi seperti: Budi Utomo, Sarekat Islam dan Indische Partij.
b. Masa radikal atau nonkooperasi (1920-1930) beberapa organisasi yang
berdiri saat itu seperti: Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan
Indonesia (PI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
c. Masa moderat atau kooperasi (1930-1942) organisasi yang berdiri pada saat
itu seperti: Parindra, Partindo dan Gapi. Selain itu juga ada beberapa
organisasi keagamaan, oranisasi pemuda dan organisasi perempuan.
 Budi Utomo 20 Mei 1908
Organisasi tersebut diketuai oleh Dr Sutomo, dan sejak berdirinya
organisasi tersebut pada tanggal 20 Mei 1908 dikenang dengan Hari
Kebangkitan Nasional. Ada juga beberapa tokoh lain pendiri organisasi Budi
Utomo seperti Gunawan, Cipto Mangunkusumo dan R.T Ario Tirtokusumo.
 Syarikat Dagang Islam 16 Oktober 1905/14 Septmber 1912
SDI merupakan organisasi yang pertama kali lahir di Indonesia yang
didirikan oleh Haji Samanudi. Pada tahun 1912, oleh pimpinannya yang baru
Haji Oemar Said Tjokroaminoto, nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI).
Hal ini dilakukan agar organisasi tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi,
tetapi juga dalam bidang lain seperti politik. 
 Indische Partij 25 Desember 1912
Indische Partij adalah organisasi partai politik pertama di Indonesia.
Pendiri daro organisasi ini dikenal dengan sebutan tiga serangkai, yang terdiri
dari: E.F.E Douwis Dekker (Danidirejo Setiabudi), R.M Suwardi Suryaningrat,
dan Dr. Cipto Mangunkusumo. Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena
tuntutan kemerdekaan itu, dan sebagian besar anggotanya berkumpul lagi dalam
Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetera. Akhirnya pun organisasi ini
tenggelam karena tidak adanya pemimpin seperti 3 serangkai yang sebelumnya.
 Perhimpunan Indonesia (Indische Vereniging)
Organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda yang berdiri pada
tahun 1908. Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa Soetan Kasajangan
Soripada dan R.M. Noto Soeroto yang tujuan utamanya ialah mengadakan pesta
dansa-dansa dan pidato-pidato. Sejak Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi
Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) masuk, pada 1913, mulailah mereka
memikirkan mengenai masa depan Indonesia.
 Partai Komunis Indonesia 23 Mei 1920
Berdirinya PKI tidak lepas dari dari ajaran Marxis yang dibawa
oleh Sneevliet. Ia bersama beberapa temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker
dan P. Bergsma mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging
(ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Beberapa tokoh  Indonesia yang
bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain.
 Partai Nasiona Indonesia (PNI) 4 Juli 1927
Rapat pendirian partai ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting seperti: Ir.
Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr.
Budiarto dan Mr. Soenarjo. Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI
ditangkap pada tahun 1929, maka PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan
PNI Baru. Partindo didirikan oleh Sartono pada tahun 1929. Sejak awal
berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun dalam aksi-aksi politik
menuju Indonesia Merdeka.
 Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsan Indonesia (PPPKI)
Organisasi ini dibentuk di Bandung pada tanggal 17-18 Desember 1927.
Keanggotaan dari PPPKI terdiri dari beberapa organisasi seperti Partai Sarekat
Islam Indonesia (PSII), Budi Utomo, PNI, Pasudan, Sumatranen, Kaum Betawi
dan Kaum Studi Indonesia.
 Parindra 26 Desember 1935
Diketuai oleh Dr. Soetomo
 Gerindo 24 Mei 1937
Gerindo didirikan oleh orang-orang bekas Parindra pada tanggal 24 Mei
1937 di Jakarta. Ada juga tokoh-tokoh lainnya seperti Sartono, Sanusi Pane dan
Moh Yamin.
 Gapi (Gabungan Politik Indonesia) 21 Mei 1939
Atas prakarsa dari Moh Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939,
dibentuklah suatu organisasi bernama Gerakan Politik Indonesia (Gapi). Tujuan
dibentuknya Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia
mempunyai parlemen sendiri.
 Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
Sumpah Pemuda tidak lepas dari organisasi bernama Perhimpunan Pelajar-
pelajar Indonesia (PPPI) yang didirikan pada tahun 1926 oleh Raden
Tumenggung Djaksodipoera bersama 5 kawannya (Soegondo, Soewirjo,
Goelarso, Darwis, dan Abdoellah Sigit). Organisasi PPPI telah mendapat
dukungan dari beberapa organisasi kepemudaan lainnya seperti: ong Java, Jong
Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak dan
Jong Islamienten Bond dengan penuh keyakinan ingin mencapai tujuannya yaitu
persatuan Indonesia.

F. Diplomasi Perjuangan Bangsa Indonesia


 Diplomasi beras kepada India pada 18 Mei 1946 sebanyak 500.000 ton
 Konfrensi Asia New Delhi 20-25 Januari 1949
Wakil dari Indonesia antara lain Mr. Utoyo Ramelan, Sumitro
Djoyohadikusumo, H. Rosyidi, dan lain-lain. Hasil konferensi Asia ini meliputi:
a. Pengembalian Pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta,
b. Pembentukan pemerintahan AD Interim sebelum tanggal 15 Maret
1949
c. Penarikan tentara Belanda dari seluruh wilayah Indonesia,
d. Penyerahan kedaulatan kepada Pemerintah Indonesia Serikat paling
lambat tanggal 1 Januari 1950.
 Resolusi PBB 28 Januari 1949
Resolusi Dewan Keamanan PBB isinya;
a. Penghentian operasi militer dan gerilya,
b. Pembebasan tahanan politik Indonesia oleh Belanda,
c. Pemerintah RI kembali ke Yogyakarta, dan akan diadakan
perundingan secepatnya.
 Komisi Tiga Negara
Amerika Serikat mengusulkan agar sebaiknya dibentuk sebuah komisi
jasa-jasa baik untuk membantu menyelesaikan pertikaian. Maka, terbentuklah
Komisi Jasa-Jasa Baik yang kemudian terkenal dengan nama Komisi Tiga Negara
(KTN). Dalam KTN ini, Australia diwakili oleh Richard Kirby (Indonesia),
Belgia diwakili Paul van Zeeland (Belanda), dan Amerika diwakili oleh Dr. Frank
Graham (Penengah). Pada tanggal 27 Oktober 1947, wakil-wakil KTN telah tiba
di Jakarta untuk melaksanakan tugasnya.
 Perundingan Linggarjati
Pada tanggal 10 November 1946, pihak Indonesia dan Belanda kembali
mengadakan perundingan di Linggajati. Perundingan itu dipimpin oleh Lord
Killern. Dalam perundingan Linggajati itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh
Perdana Menteri Soetan Sjahrir dan anggotanya antara lain Presiden Soekarno,
Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta, Dr. Leimena, Dr. A. K. Gani, Mr. Moh. Roem,
Mr. Amir Syarifuddin, dan Mr. Ali Boediardjo. Dari pihak Belanda dipimpin oleh
van Mook dengan anggotanya antara lain Mr. van Pool dan E. de Boer.
Hasil persetujuan:
a. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia atas wilayah
Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda segera menarik mundur
tentaranya dari daerah-daerah itu paling lambat 1 Januari 1949.
b. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama untuk membentuk
negara federasi dengan nama Republik. Indonesia Serikat yang salah
satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.
c. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni
Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

 Perundingan Renville
Disebut sebagai perjanjian Renville karena Perundingan ini dilaksanakan di
atas Geladak Kapal Renville milik Amerika Serikat pada tanggal 17 Januari 1948.
Dalam perundingan Renville tersebut, pemerintah Indonesia diwakili Perdana
Menteri Amir Syarifuddin, Ali Sastroamijoyo, H. Agus Salim, Dr.J. Leimena, Dr.
Coatik Len, dan Nasrun.. Dari pihak Belanda diwakili oleh Abdul Kadir
Widjojoatmodjo, Mr. H..A.L. Van Vredenburg, Dr.P.J. Koets, dan
Mr.Dr.Chr.Soumokil.
Isi Perjanjian:
a. Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai
bagian wilayah Republik Indonesia.
b. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia
dan daerah pendudukan Belanda.
c. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah
pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur.
 Perundingan Roem Royen 14 April - 7 Mei 1949 hotel Des Indes
Agresi Militer Belanda II yang merupakan bentuk pelanggaran dari isi
perjanjian Renville ini menimbulkan reaksi yang cukup keras dari Amerika
Serikat dan Inggris, dan bahkan PBB. Salah satu diplomat handal Indonesia
tersebut adalah L.N. Palar. PBB kemudian membentuk UNCI (United Nations
Commission for Indonesia) perluasan dari Komisi Tiga Negara.
Dalam perundingan Roem Royen ini, PBB diwakili oleh Merle Cochran
(Amerika Serikat), delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem,
sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh van Royen.
Hasil pertemuan ini adalah:
a. Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya
b. Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar
c. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta
d. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer
dan membebaskan semua tawanan perang
Pada 6 Juli, Sukarno dan Hatta kembali dari pengasingan ke Yogyakarta,
ibukota sementara Republik Indonesia. Pada 13 Juli, kabinet Hatta mengesahkan
perjanjian Roem-van Roijen dan Sjafruddin Prawiranegara yang menjabat
presiden Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dari tanggal 22
Desember 1948 menyerahkan kembali mandatnya kepada Soekarno dan secara
resmi mengakhiri keberadaan PDRI pada tanggal 13 Juli 1949.
 Konfrensi Inter Indonesia
Konferensi Inter-Indonesia adalah konferensi antara pemerintah Republik
Indonesia dan Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO) atau Badan
Permusyawaratan Federal, yaitu suatu badan yang merupakan kumpulan negara-
negara bagian bentukan Belanda. Konferensi ini diselenggarakan pada 19-22 Juli
1949 di Yogyakarta dan 31 Juli-2 Agustus 1949 di Jakarta. Peserta konferensi
Inter-Indonesia adalah wakil-wakil pemerintah RI dan wakil-wakil negara bagian
yang dipimpin van Mook. Delegasi RI ke Konferensi Inter Indonesia, terbentuk
18 Juli 1949 dipimpin oleh Wakil Presiden/PM Moh. Hatta. Sedangkan delegasi
BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak dan Anak Agung dari NIT.
 Konfrensi Meja Bundar 23 Agustus-2 November 1949
KMB dihadiri oleh delegasi dari Indonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan
UNCI. Berikut adalah para delegasi yang hadir dalam KMB:
a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr.
Soepomo.
b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
d. UNCI diwakili oleh Chritchley.
Isi konfrensi yaitu:
a. Keradjaan Nederland menjerahkan kedaulatan atas Indonesia jang
sepenuhnja kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersjarat lagi
dan tidak dapat ditjabut, dan karena itu mengakui Republik Indonesia
Serikat sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat.
b. Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan itu atas dasar ketentuan-
ketentuan pada Konstitusinja; rantjangan konstitusi telah dipermaklumkan
kepada Keradjaan Nederland.
c. Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnja pada tanggal 30
Desember 1949
d. Serah terima kedaulatan atas wilayah Hindia Belanda dari pemerintah
kolonial Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, kecuali Papua
bagian barat. Indonesia ingin agar semua bekas daerah Hindia Belanda
menjadi daerah Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua
bagian barat negara terpisah karena perbedaan etnis.
e. Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan pemimpin
kerajaan Belanda sebagai kepala negara
 Pembebasan Irian Barat
 Persetujuan New York pada tanggal 15 agustus 1962 dilaksanakan di
Markas Besar PBB di New York. Pada perundingan itu, Indonesia diwakili
oleh Soebandrio, dan Belanda diwakili oleh Jan Herman van Roijen dan
C.W.A. Schurmann.
 PEPERA adalah referendum yang diadakan pada tahun 1969 di Papua
Barat yang untuk menentukan status daerah bagian barat Pulau Papua.
 1 Mei 1963 Kembalinya Irian Barat ke Indonesia
 Presiden Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961 di Alun-Alun Utara
Yogyakarta menyampaikan trikora yaitu Gagalkan pembentukan nagara
boneka Papua buatan Belanda, Kibarkan bendera Sang Saka Merah Putih di
Irian Barat, Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan
kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.

G. Konflik Pasca Kemerdekaan


 Insiden Bendera Surabaya
31 Agustus 1945 Presiden Soekarno mengeluarkan maklumat yang
menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Merah Putih
dikibarkan arek-arek Surabaya menyerbu Hotel Yamato untuk menurunkan
bebdera Belanda. setelah sampai di bawah, bendera Belanda (Merah-Putih-Biru)
dirobek yang warna birunya kemudian dikibarkan kembali sebagai bendera
Indonesia (Merah-Putih). Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 19 September
1945 di Hotel Yamato.
 Pertempuran Rakyat Makassar
Pada bulan Desember 1946, Belanda mengirimkan pasukan ke Makassar di
bawah pimpinan Kapten Raymond Westerling. Perlawanan di pimpin oleh Wolter
Monginsidi.

 Pertempuran 5 Hari di Semarang


Kurang lebih 2000 pasukan Jepang yang dikomandoi oleh Mayor Kido
berhadapan dengan TKR dan para pemuda. Pertempuran ini berlangsung selama
5 hari, 15 - 19 Oktober 1945. dan dihentikan setelah adanya gencatan senjata.
namun Peristiwa ini memakan banyak korban dari kedua belah pihak. Dr.
Karyadi yang menjadi salah satu korban namanya kemudian diabadikan menjadi
nama salah satu Rumah sakit di kota Semarang. Untuk memperingati peristiwa
tersebut maka pemerintah membangun sebuah tugu yang diberi nama Tugu
Muda.
 Pertempuran Surabaya 10 November
25 Oktober 1945, dibawah pimpinan Brigadir Jendral Mallaby Brigade 49
Inggris mendarat di Surabaya. emudian Pada Tanggal 10 November 1945 pukul
06.00, tentara Sekutu menggempur Surabaya dari darat, laut maupun udara. Di
bawah pimpinan Gubernur Suryo dan Sutomo (Bung Tomo) rakyat Surabaya
tidak mau menyerahkan sejengkal tanah pun kepada tentara Sekutu.
 Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 13 Oktober 1945, terjadi peristiwa di hotel yang ada di Jalan
Bali. Medan. Seorang oknum penghuni hotel menginjak-injak lencana merah
putih. ada tanggal 10 Desember 1945 tentara Sekutu melancarkan serangan
militer besar-besaran, yang dilengkapi dengan pesawat tempur canggih
 Pertempuran di Ambarawa
Pertempuran di desa Jambu tanggal 26 November 1945, Letkol Isdiman
(Komandan Resimen Banyumas) tewas sebagai pejuang bangsa. Lalu Kolonel
Soedirman (Panglima Divisi di Purwokerto) langsung naik mengambil alih
pimpinan dan pada tanggal 15 Desember 1945 tentara Indonesia berhasil
memukul mundur Sekutu sampai Semarang. Karena jasanya maka pada tanggal
18 Desember 1945 Kolonel Sudirman diangkat menjadi Panglima Besar TKR dan
berpangkat Jendral. Sampai sekarang setiap tanggal 15 Desember diperingati
sebagai hari Infantri.
 Pertempuran di Jakarta
Pada tanggal 1 Januari 1946 Presiden Soekarno memberikan perintah rahasia
kepada Balai Yasa Manggarai untuk segera menyiapkan rangkaian kereta api
demi menyelamatkan para petinggi negara. Pada tanggal 3 Januari 1946
diputuskan bahwa Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta beserta beberapa
menteri/staf dan keluarganya meninggalkan Jakarta dan pindah ke Yogyakarta,
kemudian pada pukul 07.00 Preseiden dan Rombongannya tiba di Stasiun
Yogyakarta kemudian ibukota Republik Indonesia pun turut pindah ke
Yogyakarta.
 Bandung Lautan Api 23 Maret 1946
Tokoh-tokoh pejuang, seperti Aruji Kartawinata, Suryadarma, dan Kolonel
Abdul Harris Nasution yang menjadi Panglima TRI waktu itu segera
bermusyawarah. Mereka sepakat membumi-hanguskan kota Bandung.
 Pertempuran Puputan Margarana
Ngurah Rai terus berjuang untuk mengusir Belanda dari tanah Bali. Pada
tanggal 18 November 1946, tentara Ngurah Rai (dikenal Pasukan Cing Wanara)
mulai menyerang Tabanan Ngurah Rai gugur sebagai pejuang bangsa pada
tanggal 29 November 1946,
 Agresi Militer Belanda I
Tanggal 21 Juli 1947, Belanda menyerang wilayah Republik Indonesia.
Tindakan ini melanggar Perjanjian Linggajati. Belanda berhasil merebut sebagian
Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Akibatnya wilayah kekuasaan
Republik Indonesia semakin kecil. Serangan militer Belanda ini dikenal sebagai
Agresi Militer Belanda I.
 Agresi Militer Belanda II
19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan atas wilayah Republik
Indonesia. Ibu kota Republik Indonesia waktu itu, Yogyakarta, diserang Belanda.
sebelum tertangkap Sukarno sudah mengirim mandat lewat radio kepada Menteri
Kemakmuran, Mr. Syaffiruddin Prawiranegara yang berada di Sumatera.
Tujuannya adalah untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
(PDRI) dengan ibu kota di Bukit Tinggi.
 Serangan Umum 1 Maret 1949 Yogyakarta
Sri Sultan HB IX mengadakan pertemuan empat mata dengan Letkol Soeharto
di Ndalem Prabuningratan. Pertemuan ini menghasilkan keputusan untuk
melancarkan Serangan Umum pada tanggal 1 Maret 1949 serta menyusun strategi
serangan umum.
Berita kemenangan ini segera disebarkan secara estafet lewat radio dimulai
dari Playen, Gunungkidul, kemudian diteruskan ke pemancar di Bukit Tinggi,
lalu diteruskan oleh pemancar militer di Myanmar kemudian ke New Delhi
(India) lalu sampai pada PBB yang sedang bersidang di Washington D.C,
Amerika Serikat.

H. KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA


 Fungsi Bahasa Indonesia
 Fungsi Bahasa Indonesia Dalam Kedudukan Sebagai Bahasa Nasional
o Bahasa Indonesia Sebagai Lambang Kebanggaan Nasional.
o Bahasa Indonesia Sebagai Lambang identitas Nasional.
o Bahasa Indonesia Sebagai Alat pemersatu seluruh Bangsa Indonesia.
o Bahasa Indonesia Sebagai Alat penghubung antar Budaya dan antar
Daerah.
 Fungsi Bahasa Indonesia dalam Kedudukan sebagai Bahasa Negara
o Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
o Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
o Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung pada tingkat Nasional untuk
kepentingan tata-cara perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
nasional serta pemerintahan.
o Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan
Teknologi
 Fungsi Bahasa Secara Khusus
o Mewujudkan hubungan dalam Interaksi dalam Kehidupan sehari
o Mewujudkan seni
o Mempelajari bahasa-bahasa kuno
o Memahmi IPTEK
 Jenis Kata
No Jenis Kata Contoh Kata
.
1. Nomina (kata benda) pohon besar, meja, kursi, kendaraan,
rumah
2. Verba (kata kerja) menulis, membaca, menghitung,
memasak, menyapu, menyiram
3. Adjektiva (kata sifat) sangat cantik, aman, manis, alami,
jasmani, kecil, besar, tinggi
4. Konjungsi (kata meskipun, walaupun, dan, atau, tetapi,
penghubung) supaya, karena, dengan
5. Interjeksi (kata seru) aduh, astaga, wah, hai, aduhai, bah,
amboi
6. Artikulus (kata sang, si, para, hang, sri
sandang)
7. Kata partikel kah, lah, tah, pun
8. Kata ganti dia, mereka, anda, kita, kami, -nya
9. Kata bilangan kesatu, seperdua, satu, sepersepuluh,
ketiga
10. Kata depan untuk, guna, tentang, pada, oleh, ke,
dari
 Jenis Kalimat
 Kalima Tunggal/Simpleks adalah Kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa
atau satu struktur predikat. Satu struktur predikat di dalam kalimat dapat
berupa (a) subjek dan predikat (S-P); (b) subjek, predikat, dan objek (S-P-O);
(c) subjek, predikat, dan pelengkap (S-PPel); (d) subjek, predikat, objek, dan
pelengkap (S-P-O-Pel); atau (e) subjek, predikat, dan keterangan (S-P-K).
Bahkan, dapat pula hanya berupa (f) predikat (P).
Misal:
a. Orang itu guru kami. (S-P)
b. Kartini sedang membuat surat jawaban. (S-P-O)
c. Kepakaran Teguh diakui banyak orang. (S-P-Pel)
d. Sulaeman mengajari anaknya melukis. (S-P-O-Pel)
 Kalimat Majemuk Adalah kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas
dua klausa utama atau lebih yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang
lepas. Klausa yang satu dalam kalimat majemuk bukan merupakan bagian dari
klausa yang lain atau klausa yang satu bukan merupakan pengembangan dari
salah satu fungsi yang ada dalam klausa itu. Hubungan antara klausa yang satu
dan yang lain dalam kalimat ini menyatakan hubungan koordinatif
Misal :
a. Yanto membaca stilistika dan istrinya membuatkan Susu jahe.
b. Giyarti memesan bakso, tetapi suaminya memesan sate sapi
c. Gandung sedang belajar atau malah tidur di kamar depan.
 Kalimat aktif adalah kalimat yang subyeknya melakukan perbuatan
Misal : Ibu memasak nasi, Adik membuat kue, dan Kakak membaca buku
 Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai perbuatan
Misal: nasi dimasak ibu, kue dibuat ibu, dan bucu dibaca oleh kakak
 Kalimat perintah, kalimat berita, kalimat tanya, kalimat seru, kalimat emfatik
(menegaskan subjek dengan menambah partikel –lah)
 Kailmat minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat atau inti
Misal: masuk!, di sekolah!
 Kalimat mayor: kalimat yang sekurangnya mengandung dua unsur pusat atau
inti
Misal: Budi membaca
 Kalimat partisipasial adalah bentuk kalimat yang berawal dengan verba
banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bahasa lisan
maupun dalam bahasa tulis. Media massa cetak dan elektronik ikut andil,
bahkan berperan besar dalam menyebarkan kalimat yang berawal dengan kata
kerja.
Misal: ditemani pengacaranya, Fuadi mengadukan Tempo kepada Polri.
 Ciri ciri kalimat efektif: lugas, tepat, jelas, hemat, sejajar,

 EYD
 Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
o Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur pertama kata pada
awal kalimat.
o Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
o Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti
untuk Tuhan.
o Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misal Wakil
Presiden Adam Malik
o Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misal Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
o Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
o Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya,, dan peristiwa sejarah serta nama geografi (Asia Tenggara,
Khatulistiwa)
o Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi. Misal beberapa badan hukum
o Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar dan
judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang
tidak terletak pada posisi awal.
o Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
o Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Misal “Kapan Bapak
Berangkat?” tanya Harto.
o Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kkerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau
penyapaan. Misal Kita semua harus menghormati bapak dan ibu kita.
o Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misal surat
Anda telah kami terima
o Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misal buku
Negarakertagama karangan Prapanca,
o Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misal huruf
pertama kata abad adalah a.
o Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau
ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Politik devide et
impera
 Penulisan Kata
o Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya;
-ku-, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misal Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
o Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu
kata seperti kepada dan daripada. Misal Bermalam sajalah di sini.
o Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Sedangkan partikel –pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya
o Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari
bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Misal harga kain itu
Rp 2000 per helai
o Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara
yang berikut. 5000-an
o Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai
secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan. Misal Ayah
memesan tiga ratus ekor ayam, Di antara 72 anggota yang hadir, 52
orang setuju, 15 orang tidak setuju,
 Pemakaian Tanda Baca
o Tanda titik tidak dipakai pada keterang surat seperti nama pengirim,
alamat, tujuan.
o Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu
dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi.
Misal saya datang, tetaoi hujan
o Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya
oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
o Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
o Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.
INTELEGENSI UMUM

Materi Intelegensi Umum


1. Kemampuan verbal yaitu kemampuan menyampaikan informasi secara lisan dan tulisan
2. Kemampuan numerik yaitu kemampuan melakukan operasi perhitungan angka dan
melihat hubungan di antara angka-angka
3. Kemampuan vigural yaitu kemampuan yang berhubungan dengan kegiatan mental
seseorang dalam menganalisa gambar, simbol, diagram
4. Kemampuan berpikir logis yaitu kemampuan melakukan penalaran secara runtut dan
sistematis
5. Kemampuan analitis yaitu kemampuan mengurai suatu permasalahn secara sistematik

 Kemampuan Verbal
A. Sinonim
 - Cari 2 pilihan jawaban (option) yang paling bertentangan
- Dari 2 pilihan tersebut, manakah option yang tidak ada kesamaan dengan option
yang lain (jika ada)
- Jangan memilih kata yang mempunyai bunyi mirip dengan soal. Sebagian besar
jawaban yang demikian tidak tepat.
Misal : Tentatif : …. (B)
a. Pasti b. Belum Pasti c. Niscaya d. Kekal d. Abadi

Saling Bertentangan Memiliki kesamaan dengan (a)


B. Antonim
 - Hati – hati dengan kata yang mirip, padahal hanya sebagai pengecoh
- Cari 2 atau lebih option yang memiliki hubungan atau kesamaan arti, kemudian
cari 1 option yang paling berlawanan dengan option – option yang memliki
hubungan/kesamaan tersebut.
- Utamakan memilih jawaban yang hampir mirip dengan soal, terutama untuk soal
dengan tipa kata ilmiah/latin
Misal: Mufakat X …. ( E)
a. Kompromi b. Berunding c. Musyawarah d. Menerima e. Tidak Setuju

Memiliki Kesamaan Bertentangan


C. Analogi (Padanan Kata)
 - Mencari hubungan kata yang tepat
- Kata pertama dan kedua tidak boleh terbolak balik
Misal: Kuman : Penyakit= …..(e)
a. Ayam:Telur b. Ayah:Anak c. Dokter:Obat d. Kapur:Guru e. Api:Kebakaran
Kata Pengubunga: Kuman adalah penyebab penyakit
D. Pengelompokan Kata
 Cari satu kata (option) yang tidak memiliki kesamaan dengan option lainnya
 Tentukan kata kunci atau hubungan antar kata yang menunjukkan ke dalam satu
kelompok kata
 Tentukan kata kunci atau hubungan antar kata yang menunjukkan ke dalam satu
kelompok kata. Pilihlah salah satu kata yang tidak termasuk dalam kelompok kata.
Misal : a. Jaz b. Pop c. Dangdut d. Rock e. Gamelan
 Kemampuan Numerik
A. Deret Angka
 Semua soal deret memiliki pola, maka trik mengerjakan soal jenis ini adalah
temukan polanya.
 Pola deret dapat berupa penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian,
pemangkatan dan pasangan. Urutan pola juga bervariasi, ada yang “lompat”
(larik) satu, lompat dua, lompat tiga, dsb.

B. Hitungan
 Hitungan Cepat
 Perbandingan

 Kecepatan (Jarak, Waktu, Kecepatan)


\
 Statistika
 Aritmatika
 Kemampuan Berpikir Logis
A. Logika Matematika
1. Pernyataan dalam logika Matematika
 Pernyataan tertutup
60+40 = 100 (benar) (B)
200:4 = 60 (salah) (S)
Kedua pernyataan diatas dapat dipastikan kebenaran dan kesalahannya.
 Pernyataan terbuka
Bapak Presiden akan mengunjngi Kota Makassar (kalimat yang harus
dibuktikan terlebih dahulu)
 Pernyataan relatif
Musik pop merupakan musik yan menyenangkan (merupakan pernyataan
relaif karena tidak semua orang menyukai musik pop)
2. Negasi (Pernyataan Ingkaran)
 Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang
diperoleh dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata
”bukan” pada pernyataan semula.
 Ingkaran dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p,
dan dibaca: ”tidak p”.
 Bila peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan
sebaliknya.

P -P

B S

S B

 Contoh
Pernyataan : Jikustik adalah sebuah kelompok band yang berasal dari
Yogyakarta (B)
Ingkaran : Tidak benar bahwa jikustik adalah sebuah kelompok band yang
berasal dari Yogyakarta (S) / Jikustik bukan sebuah kelompok band yang
berasal dari Yogyakarta (S).
3. Konjungsi
 Konjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung
”dan” Kata hubung “dan” disajikan dengan lambang “∧”.
 Suatu konjungsi bernilai benar hanya bila ke dua pernyataan tunggalnya
bernilai.

P q p∧q

B B B

S B S

S B S

S S S

Ingkaran dari konjungsi : -p v -q

4. Disjungsi
 Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari dua pernyataan
tunggal yang dihubungkan dengan kata "atau".
 Kata atau dilambangkan dengan "⁄". Jika p dan q pernyataan tunggal maka
disjungsi dari p dan q dinyatakan dengan p v q

P q pVq

B B B

S B B

b S B

S S S

 Ingkaran dari disjungsi : -p ∧ -q


5. Implikasi
 Implikasi adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari dua pernyataan
yang dihubungkan dengan "jika … maka …."
 Implikasi dilambangkan dengan “=>". Jika p dan q adalah pernyataan,
maka implikasi "jika p maka q" ditulis p => q.

P q
pVq
(Alasan) (Kesimpulan)

B B B

B S S

S B B

S S B

 Implikasi hanya bernilai salah jika pernyataan yang merupakan


kesimpulannya bernilai salah. Perhatikan tabel nilai kebenaran berikut.
 Ingkaran dari implikasi p ∧ -q
6. Biimplikasi
 Biimplikasi adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari dua pernyataan
yang dihubungkan dengan kata. Jika dan hanya jika...
 Kata "Implikasi" dilambangkan dengan . Jika p dan q adalah pernyataan,
maka biimplikasi "p jika dan hanya jika q" dinyatakan dengan p  q.

P q pq

B B B

S B S

S B S
S S B
 Biimplikasi bernilai benar jika kedua pernyataan yang menyusunnya benar
atau kedua pernyataan yang menyusunnya salah.
 Ingkaran dari biimplikasi (p ∧ -q) v (q ∧ -p)
7. Konvers, Konvers, dan Kontraposisi
 q => p disebut konvers
-p => -q disebut invers
-q => -p disebut kontraposisi
 Contoh : Jika hari hujan, maka Rina membawa payung
Pembahasan :
P : hari hujan
q : rina membawa payung
-p : Hari tidak hujan
-q : rina tidak membawa payung
Dengan demikian:
Konvers : Jika rina membawa payung maka hari hujan
Invers : Jika hari tidak hujan maka rina tidak membawa payung
Kontraposisi : Jika rina tidak membawa payung maka hari tidak hujan
8. Kuantor
 Kuantor Universal dibaca setiap/semua
Contoh : p : Hewan buas makan daging
Pembahasan : kuantor : semua/setiap hewan buas makan daging
 Kuantor Eksistensial dibaca beberapa/sebagian/terdapat
Contoh : p : hewan buas makan daging
Pembahasan : kuantor : sebagian/beberapa/terdapat hewan buas makan
daging
 Ingkaran/Negasi kuantor
Ingkaran dari pernyataan berkuantor universal adalah pernyataan
berkuantor eksistensial dan sebaliknya.
9. Silogisme
 Silogisme adalah suatu metode penarikan kesimpulan dengan aturan
sebagai berikut. Misalkan p, q, dan r adalah suatu pernyataan.
p => q premis 1
q => r premis 2
jadi p => r Kesimpulan
10. Modus Ponens
 Modus ponens adalah suatu metode penarikan kesimpulan dengan aturan
sebagai berikut. Misalkan p dan q adalah suatu pernyataan.
p => q premis 1
p premis 2
jadi q Kesimpulan
11. Modus Tollens
 Modus tollens adalah metode penarikan kesimpulan dengan kaidah sebagai
berikut. Misalkan p dan q adalah pernyataan tunggal.
p => q premis 1
-q premis 2
jadi -p Kesimpulan
B. Ukuran dan Satuan
1. Mean (Nilai rata-rata)
Yang dimaksud mean atau nilai rata-rata adalah jumlah seluruh data
dibagi dengan banyaknya data. Cara menghitung mean adalah dengan
menggunakan rumus menghitung nilai rata-rata dari sekumpulan data
sebagai berikut.

Misalkan kita akan menghitung mean dari 10 data berikut: 80, 96, 84, 88, 76,
92, 96, 88, 100, 88.
Jumlah semua data = 80+96+84+88+76+92+96+88+100+88 = 888
Banyaknya data = 10
Mean = jumlah semua data / banyaknya data = 888/10 = 88,8

2. Median (Nilai Tengah)


 Cara Menghitung Median dengan Banyaknya Data Ganjil
Pada data yang banyaknya ganjil maka ada satu data di tepat tengah
data yang telah diurutkan. Jika banyaknya data ganjil, maka median adalah
data yang letaknya tepat di tengah sekumpulan data yang telah diurutkan
tersebut .
Misalkan kita akan menghitung median dari 11 data berikut: 21, 27, 23, 25,
21, 28, 24, 27, 26, 25, 21
Urutan data dari yang terkecil: 21, 21, 21, 23, 24, 25, 25, 26, 27, 27, 28
Median adalah data yang di tengah urutan yaitu 25
 Cara Menghitung Median dengan Banyaknya Data Genap
Pada data yang banyaknya genap maka ada dua data di tepat tengah
data yang telah diurutkan. Jika banyaknya data genap, maka median data
adalah rata-rata kedua data yang letaknya tepat di tengah sekumpulan data
yang telah diurutkan tersebut .
Misalkan kita akan menghitung median dari 12 data berikut: 24, 33, 47, 60,
30, 24, 25, 35, 49, 41, 52, 58,
Urutan data dari yang terkecil: 24, 24, 25, 30, 33, 35, 41, 47, 49, 52, 58, 60
Median adalah rata-rata dua data di tengah = (35+41)/2 = 76/2 = 38

3. Modus (data yang sering muncul)


Cara menentukan modus adalah dengan menghitung frekuensi semua data
lalu memilih data yang frekuensi munculnya terbesar.

4. Jangakauan (Range)
Yang dimaksud jangkauan atau range adalah selisih data terbesar dengan
data terkecil dari sekumpulan data. Jangkauan biasanya diberi simbol R. Cara
menghitung jangkauan adalah dengan menggunakan rumus menghitung
jangkauan dari sejumlah data berikut ini.

jangkauan = data terbesar – data terkecil

Misalkan kita akan menghitung jangkauan dari 8 data berikut: 15, 16, 17, 21,
14, 19, 20, 15.
Berdasarkan data tersebut data terbesar adalah 21, dan data terkecil adalah 14
Jangkauan = data terbesar – data terkecil = 21 – 14 = 7
5. Kuartil
Yang dimaksud dengan kuartil adalah data yang membagi posisi
sekumpulan data yang telah diurutkan menjadi empat bagian. Dalam satu urutan
data terdapat 3 kuartil yaitu kuartil bawah, kuartil tengah, dan kuartil atas. Cara
menentukan kuartil adalah sebagai berikut.
 Kuartil bawah adalah data pada posisi 1/4 dari kumpulan data yang telah
diurutkan. Kuartil bawah disimbolkan dengan Q1.
 Kuartil tengah adalah data pada posisi 2/4 dari kumpulan data yang telah
diurutkan. Kuartil tengah sama dengan median. Kuartil tengah
disimbolkan dengan Q2.
 Kuartil atas adalah data pada posisi 3/4 dari kumpulan data yang telah
diurutkan. Kuartil atas disimbolkan dengan Q3.
Posisi ketiga kuartil ditentukan dari rumus berikut.
Posisi Qi = i(n+1)/4
i = indeks kuartil yaitu 1, 2, 3 dan n = banyaknya data
Misalkan kita akan menentukan kuartil bawah, tengah, dan kuartil atas dari 15
data berikut: 11, 24, 12, 15, 12, 18, 22, 25, 26, 27, 17, 22, 24, 19, 12.
Urutan data dari yang terkecil: 11, 12, 12, 12, 15, 17, 18, 19, 22, 22, 24, 24,
25, 26, 27
Posisi ketiga kuartil adalah sebagai berikut
Posisi Q1 = 1.(15+1)/4 = (16)/4 = 4 (data urutan ke 4)
Posisi Q2 = 2. (15+1)/4 = 2(16)/4 = 8 (data urutan ke 4)
Posisi Q3 = 3. (15+1)/4 = 3(16)/4 = 12 (data urutan ke 4)
Berdasarkan posisi kuartil pada urutan data maka dapat ditentukan ketiga
kuartil 11, 12, 12, 12, 15, 17, 18, 19, 22, 22, 24, 24, 25, 26, 27
Jadi
kuartil bawah adalah 12
Kuartil tengah = median = 19
Kuartil atas = 24
6. Jangkauan Antar Kuartil ( Hamparan)
Yang dimaksud jangkauan antar kuartil atau hamparan adalah selisih
antara kuartil atas dengan kuartil bawah. Jangkauan antar kuartil diberi simbol
H.
H = Q3 – Q1
 Kemampuan berpikir analitis
Secara umum ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengerjakan tes
penalaran aalitis, yaitu
A. Urutan Kualitas
- Mengurutkan nilai sekelompok/sejmlah siswa
- mengurutkan nilai dari hasil suatu pertandingan atau perlombaan
B. Urutan Kuantitas
- mengurutkan mengenai umur
- mengurutkan mengenai tinggi badan
- mengurutkan mengenai berat badan
C. Implikasi
Berkaitan dengan antar syarat
D. Kombinatorik
- mengenai bagaimana membuat jadwal
- mengenai bagaimana posisi duduk berhadapan
- mengenai posisi duduk melingkar
- mengena antrian presentasi
TES KARAKTERISTIK PRIBADI
Materi Tes Karakteristik Pribadi (TKP) yaitu:
a) Pelayanan publik;
b) Sosial budaya;
c) Teknologi informasi dan komunikasi;
d) Profesionalisme;
e) Jejaring kerja;
f) Integritas diri;
g) Semangat berprestasi;
h) Kreativitas dan inovasi;
i) Orientasi pada pelayanan;
j) Orientasi kepada orang lain;
k) Kemampuan beradaptasi;
l) Kemampuan mengendalikan diri;
m) Kemampuan bekerja mandiri dan tuntas;
n) Kemauan dan kemampuan belajar berkelanjutan;
o) Kemampuan bekerja sama dalam kelompok; dan
p) Kemampuan menggerakkan dan mengkoordinir orang lain

 Integritas Diri
Strategi : Pahamilah semakin anda berintegritas, semua pihak pun akan segan dan hormat
pada anda. Namun sebaliknya, jika anda kurang berintegritas atau bahkan tidak memiliki
integritas, maka banyak pihak yang akan menyepelekan dan menghina anda.

 Semangat Berprestasi
Strategi:
 Pilih jawaban yang menunjukkan optimistis pada suatu pekerjaan
 Pilih jawaban yang menunjukkan keinginan berprestasi dan menggapai posisi yang
lebih tinggi
 Kreativitas dan Inovasi
Strategi:
 Mengerjakan suatu rutinitas dengan cara yang berbeda dari biasanya
 Memikirkan suatu ide yang belum pernah terlintas dalam benak
 Berani melakukan terobosan guna meningkatkan kinerja
 Berani keluar dari zona nyaman
 Orientasi pada pelayanan dan orang lain
Strategi:
 Pilih jawaban yang menjauhi imbalan atas pelayanan yang telah diberikan
 Pilih jawaban yang menunjukkan keikhlasan serta suka cita dalam melayani dan
membantu sesama.
 Pilih jawaban yang menunjukkan kepedulian terhadap orang lain, tolong menolong
dan kekompakan
 Kemampuan Beradaptasi dan Mengendalikan Diri
Strategi:
 Pilih jawaban yang menyukai sebuah perubahan pada lingkungan kerja, baik berupa
suasana, rekan kerja, maupun peraturan baru
 Pilih jawaban yang menunjukkan kedewasaan dan kematangan dalam berpikir,
bersikap dan bertindak

 Kemampuan bekerja mandiri dan tuntas


Strategi:
 Percaya pada kemampuan sendiri, tidak bergantung pada orang lain.
 Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, tidak menunda – nunda pekerjaan
 Memanfaatkan waktu luang dengan hal – hal yang produktif
 Pahami bahwa setiap tanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban oleh
Tuhan Yang Maha Esa

 Kemauan dan kemampuan Belajar Berkelanjutan


Strategi:
 Bagaimana respon Anda ketika diberi kesempatan untuk belajar berkelanjutan
 Respon berdasarkan kemauan dan kemampuan

 Kemampuan bekerja sama dalam Kelompok dan Mengkordinir Orang lain


Strategi:
 Pilih jawaban yang menunjukkan toleransi dan menghargai orang lain
 Pilih jawaban yang mencerminkan sikap tidak egois
 Jauhi pilihan jawaban yang menghukumi orang lain tidak akan pernah berubah
menjadi baik

Anda mungkin juga menyukai