AGENDA I
1. Pancasila.
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan sidang BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa Pancasila merupakan philosofische grondslag,
suatu fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-dalamnya, merupaan landasan atau dasar bagi negara
merdeka yang akan didirikan. Takdir kemajemukan bangsa indonesia dan kesamaan pengalaman
sebagai bangsa terjajah menjadi unsur utama yang lain mengapa Pancasial dijadikan sebagai landasan
bersama bagi fondasi dan cita- cita berdirinya negara Indonesia merdeka. Kemajemukan dalam kesamaan
rasa dan pengalaman sebagai anaka jajahan ini menemunkan titik temunya dalam Pancasila, menggantikan
beragam keinginan subyektif beberapa kelompok bangsa Indonesia yang menghendaki dasar negara
berdasarkan paham agama maupun ideologi dan semangat kedaerahan tertentu. Keinginan-keinginan
kelompok tersebut mendapatkan titik teunya pada Pancasila, yang kemudian disepakati sebagai kesepakatan
bersama sebagai titik pertemuan beragam komponen yang ada dalam masyarakat Indonesia.
1) Berorentasi Pelayanan
2) Akuntabel
3) Kompeten
4) Harmonis
5) Loyal
6) Adaftif
A. Berorentasi Pelayanan
• Memahami dam Memenuhi Kebutuhan Masyarakat.
• Ramah,Cekatan,Solutif dan dapat diandalkan
• Melakukan Perbaikan Tanpa henti
B. Akuntabel
• Melaksanakan tugas dengan jujur,bertanggung jawab,cermat,disiplin dan berintegritas tinggi
• Menggunakan Kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab,efektif,dan
efisien.
• Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
C. Kompeten
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
• Membantu orang lain untuk belajar
• Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. D. Harmonis.
• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
• Suka menolong orang lain
• Membangun Lingkungan kerja yang kondusif
E. Loyal
• Memegang teguh Ideologi Pancasila,Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 setia Pada NKRI serta Pemerintah yang Sah.
• Menjaga Nama baik sesama ASN,Pimpinan,Instansi dan Negara.
• Menjaga Rahasia jabatan dan Negara. F. Adaftif
• Cepat menyesuaikan diri untuk menghadapi perubahan
• Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
• Bertindak Proaktif
G. Kolaboratif
• Memberikan kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi
• Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
AGENDA III
1. SMART ASN
2. MANAJEMEN ASN
A. SMART ASN
1. Kegiatan Belajar 1 Literasi Digital
Pandemi Covid-19 telah mengantarkan dunia pada sebuah masa revolusioner
dengan berpindahnya sebagian kehidupan manusia menuju dunia tanpa batas, yakni
dunia digital. Kita dipaksa untuk masuk dan mengikuti segala perkembangan yang
ada di dunia digital atau sering disebut dengan istilah Mendadak Digital. Kondisi
“Mendadak Digital” ini telah mengguncang Ekonomi, Sosial, dan Budaya masyarakat
Abad 21. Berbagai berkah dan bencana di ruang digital silih berganti menghampiri
seluruh profesi tak terkecuali Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sesuai dengan 5 arahan presiden dalam upaya percepatan transformasi digital,
pengembangan SDM merupakan salah satu fokus Presiden. Berdasarkan petunjuk
khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital, bahwa
transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi yang akan datang akan
mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar,
bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke
daring yang akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat termasuk ASN. Peserta
CPNS memiliki peluang serta tanggungjawab yang sangat besar sebagai aparatur
negara, dimana anak-anak terbaik bangsa inilah yang memiliki peran bukan hanya bagi
instansi namun lebih luas lagi bagi Indonesia. Presiden Jokowi juga telah menekankan
5 hal yang perlu menjadi perhatian dalam menangani transformasi digital pada masa
pandemi COVID-19. Literasi digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki
oleh peserta CPNS dan diharapkan para peserta mampu mengikuti dan beradaptasi
dengan perubahan transformasi digital yang berlangsung sangat cepat.
e. Tantangan Kesenjangan
Digital Dalam hal lingkup literasi digital, kesenjangan digital (digital divide)
juga menjadi hal yang perlu dipahami. Kesenjangan digital merupakan konsep yang
telah lama ada. Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada
kemampuan memiliki (ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital (komputer)
dan akses (Internet). Namun, konsep ini telah berkembang menjadi beberapa aspek
yang lebih komprehensif. Manfaat dan akses dari dunia informasi digital menjadi
indikasi semua warga negara mendapatkan manfaatnya seperti halnya pada negara-
negara maju.
B. Manajemen ASN
1. Kegiatan Belajar I : Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari :
a. praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
b. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari 17
Manajemen ASN pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik