Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Pada waktu ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Dr.
K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, membuka sidang pada tanggal 29 Mei 1945, mengemukakan
bahwa yang perlu difikirkan oleh para anggota sidang adalah mengenai dasar Indonesia merdeka.
Bung Karno memberikan arti dasar negara yang dimaksud oleh Ketua adalah dasarnya Indonesia
Merdeka, yang dalam bahasa Belanda disebut philosofische grondslag, yaitu dasar filsafat, yang
oleh Bung Karno pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945 disebut Pancasila. Hal ini disampaikan
oleh Bung Karno dalam mengawali pidatonya sebagai berikut:
“Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritsu Zyumbi Tyoosakai mengeluarkan
pen-dapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehormatan dari Paduka tuan Ketua yang
mulia untuk mengemukakan pula pendapat saya. Saya akan menetapi permintaan Paduka tuan
Ketua yang mulia. Apakah permintaan Paduka tuan Ketua yang mulia? Paduka tuan Ketua yang
mulia minta kepada sidang Dokuritsu Zyumbi Tyoosakai untuk mengemukakan dasar Indonesia
Merdeka. Dasar inilah nanti akan saya kemukakan di dalam pidato saya ini.
. . . Menurut anggapan saya, yang diminta oleh Paduka Tuan Ketua yang mulia ialah, dalam
bahasa Belanda: “Philosofische grondslag” dari pada Indonesia Merdeka. Philosofische
grondslag itulah fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-
dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia yang kekal dan abadi.
Saudara-saudara “Dasar-dasar Negara” telah saya usulkan. Lima bilangannya [sic. Kebangsaan
Indonesia, Internasionalisme atau perikemanusiaan, Mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan
sosial, dan Ketuhanan yang berkebudayaan, yang berke-adaban]. Inikah Panca Dharma? Bukan!
Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan
dasar. Saya senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun Islam lima jumlahnya. Jari
kita lima setangan. Kita mempunyai panca indera. Apa lagi yang lima bilangannya? (Seorang
yang hadir: “Pandawa lima.”) Pendawa-pun lima orangnya. Sekarang banyaknya prinsip”
kebangsaan, interna-sionalisme, mufakat, kesejahteraan dan ke-Tuhanan” lima pula bilangannya.
Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli
bahasa, namanya ialah Panca Sila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah
kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi.”

1
Dari pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 tersebut jelas dapat kita simpulkan bahwa
Pancasila yang diusulkan oleh Bung Karno tersebut dimaksudkan sebagai dasarnya Indonesia
Merdeka.
Agar pemahaman kita mengenai Pancasila sebagai dasar negara lebih mantap perlu difahami : (a)
makna Pancasila sebagai dasar negara, (b) Pancasila tepat sebagai dasar negara NKRI, (c) peran
dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara (d) implementasi Pancasila sebagai dasar negara.

1.2 Rumusan Masalah


Dari Latar belakang tersebut, maka perlu kiranya penulis untuk menjelaskan secara rinci
mengenai :
1.      Apa makna pancasila sebagai dasar negara ?
2.      Apakah kajian dalam pancasila sebagai dasar negara diperlukan ?
3.      Apa saja peran dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara ?
4.      Bagaimana implementasi Pancasila sebagai dasar negara ?

1.3  Tujuan

1.       Untuk mengetahui makna pancasila sebagai dasar negara


2.       Untuk mempelajari pentingnya kajian pancasila sebagai dasar negara
3.       Untuk mengetahui peran dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara
4.       Untuk mempelajari implementasi Pancasila sebagai dasar negara

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Makna pancasila sebagai dasar negara


            Pengertian pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alenia ke-4 pembukaan UUD
1945, dan sebagaimana tertuang dalam Momerandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang menandaskan
pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan di padatkan oleh PPKI
atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara republik indonesia. Memorandum DPR-GR
disahkan pula oleh MPRS dengan ketetapan NO.XX/MPRS/1966 yang menegaskan kedududkan
pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib di Indonesia.
            Pancasila merupakan intelligent choice karena mengatasi keanekaragaman dalam
masyarakat di indonesia dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan. Penetapan pancasila
sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan (indifferentism), tetapi merangkum
semuanya dalam satu semboyan empiris indonesia yang dinyatakan dengan seloka “bhineka
tunggal ika”
            Penetapan pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara
indonesia adalah negara pancasila. Hal itu mempunya arti harus tunduk kepadanya, membela dan
melaksanakan dalam seluruh perundang-undangan. mengenai hal itu, pandangan itu melukiskan
pancasila secara integral (utuh dan meyeluruh) sehingga merupakan penopang yang kokoh
terhadap negara yang didirikan di atasnya, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan
untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua warga bangsa
indonesia. Perlindungan dan pengembangan martabat kemanusiaan itu merupakan kewajiba
negara, yakni dengan memandang manusia qua talis, manusia adalah manusia sesuai
dengan principium identatis-nya

2.2 Pancasila tepat sebagai dasar negara

            Bangsa Indonesia sejak tanggal 18 Agustus 1945 telah menetapkan Pancasila sebagai
“Weltan-schauung,” atau dasar negara bagi negara-bangsanya. Hal ini terbukti bahwa sejak saat
itu sila-sila yang terkandung dalam Pancasila selalu tercantum dalam Pembukaan atau
Mukadimah UUD yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

3
Sementara itu Pancasila juga tepat sebagai dasar negara NKRI dengan alasan sebagai berikut:
1. Pancasila digali dari adat dan budaya bangsa Indonesia, menjadi common denominator atau
de grootste gemene deeler dan de kleinste gemene veelvoud dari adat dan budaya bangsa
Indonesia. Prinsip dan nilai Pancasila telah diterapkan dalam kehidupan keseharian tanpa
disadarinya.
2. Pancasila memiliki potensi menampung kondisi dan sifat pluralistik bangsa. Bagi bangsa
Indonesia yang demikian majemuk hanya Pancasila yang mampu mengikat unsur-unsur
bangsa menjadi Negara Kesatuan.
3. Pancasila menjamin kebebasan warga-negara untuk beribadah menurut agama dan keya-
kinannya.
4. potensi menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Pancasila memberikan landasan bagi bangsa Indonesia dalam mengantisipasi ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
6. Pancasila memberikan jaminan terseleng-garanya demokrasi dan hak asasi manusia sesuai
dengan adat dan budaya bangsa
7. Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera.

2.3. Peran dan fungsi pancasila sebagai dasar negara

          1. Pandangan hidup bangsa indonesia

Yaitu yang dijadikan pedoman hidup bangsa indonesoa dalam mencapai kesejahteraan
lahir dan batin dalam masyarakat yang heterogen (beraneka ragam).

          2. jiwa dan kepribadian bangsa indonesia

Artinya pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa indonesia dan merupakan ciri
khas bangsa indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapar
membedakan dengan bangsa lain.

3. pejanjian luhur                  

Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar negara tanggal 18 Agustus 1945
melalui sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)

4
4. Sumber dari segala sumber tertib hukum

Artinya, bahwa segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di indonesia harus


bersumberkan Pancasila atau tidak bertentangan dengan Pancasila.

5. Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa indonesia

Yaitu masyarakat yang adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual yang
berdasarkan pancasila. 

2.4. Implementasi pancasila sebagai dasar negara

Beberapa penerapan Implementasi Polstranas (Politik Strategi Nasional) dalam berbagai


bidang, berikut ini adalah contohnya.  Contoh Implementasi :
a. Implementasi politik dan strategi nasional di bidang hukum:  Mengembangkan budaya
hukum di semua lapisan masyarakat untuk terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum
dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya negara hukum.
b. Implementasi politik strategi nasional di bidang ekonomi :  Mengoptimalkan peranan
pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar.  Mengupayakan kehidupan
yang layak berdasarkan pada kemanusiaan yang adil bagi masyarakat.  Mengembangkan
perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi dengan membangun
keunggulan disetiap daerah
c. Implementasi politik strategi nasional di bidang politik.  Memasyarakatan dan
menerapkan prinsip persamaan dan antidiskriminatif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.  Membangun bangsa dan watak bangsa (nation and character
building) menuju bangsa dan masyarakat Indonesia yang maju, bersatu, rukun, damai,
demokratis, dinamis, toleran, sejahtera, adil dan makmur.
d. Implementasi politik strategi nasional di bidang pertahanan dan keamanan:
Meningkatkan kualitas profesionalisme Tentara Nasional Indonesia, meningkatkan rasio
kekuatan komponen utama, dan mengembangkan kekuatan pertahanan keamanan negara
ke wilayah yang didukung oleh sarana, prasarana, dan anggaran yang
memadai. Memperluas dan meningkatkan kualitas kerja sama bilateral bidang pertahanan
dan keamanan dalam rangka memelihara stabilitas keamanan regional dan berpartisipasi
dalam upaya pemeliharaan perdamaian dunia.

5
2.5. Sumber yuridis, historis, sosiologi, dan politis tentang pancasila 
       sebagai dasar negara                                            
2.5.1. Sumber Yuridis Pancasila sebagai Dasar Negara
Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia
sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945,Peneguhan Pancasila sebagai dasar negara sebagaimana terdapat pada
pembukaan, juga dimuat dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998,tentang
Pencabutan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan ketetapan tentang Penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara.
Selain itu, juga ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Perundang-undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum negara.

2.5.2. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Negara


Dalam sidang yang diselenggarakan untuk mempersiapkan Indonesia merdeka, Radjiman
meminta kepada anggotanya untuk menentukan dasar negara. Sebelumnya, Muhammad
Yamin dan Soepomo mengungkapkan pandangannya mengenai dasar negara. Kemudian
dalam pidato 1 Juni 1945, Soekarno menyebut dasar negara dengan menggunakan bahasa
Belanda, Philosophische grondslag bagi Indonesia merdeka.
Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische
Grondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam hal tersebut,Pancasila
digunakan sebagai dasar mengatur pemerintah negara. Atau dengan kata lain, Pancasila
digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara (Darmodiharjo, 1991:
19).
Dengan demikian, jelas kedudukan Pancasila itu sebagai dasar negara, Pancasila
sebagai dasar negara dibentuk setelah menyerap berbagai pandangan yang berkembang
secara demokratis dari para anggota BPUPKI dan PPKI sebagai representasi bangsa
Indonesia (Pimpinan MPR dan Tim KerjaSosialisasi MPR periode 2009--2014, 2013: 94).

6
2.5.3. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Negara
Secara ringkas, Latif (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode
2009--2014, 2013) menguraikan pokok-pokok moralitas dan haluan kebangsaan-
kenegaraan menurut alam Pancasila sebagai berikut.
Pertama, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas 
(yang bersifat vertical transcendental) dianggap penting sebagai fundamental etika
kehidupan bernegara.
Kedua, nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum
alam, dan sifat-sifat sosial (bersifat horizontal) dianggap penting 88 sebagai fundamental
etika-politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia.
Ketiga, nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan
pergaulan kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih
jauh.
Keempat, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan itu
dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan.
Kelima, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta
demokrasi permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan keadilan
sosial.

2.5.4. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Negara


Mungkin Anda pernah mengkaji ketentuan dalam Pasal 1 ayat (2) dan di dalam Pasal 36A jo.
Pasal 1 ayat (2) UUD 1945, terkandung makna bahwa Pancasila menjelma menjadi asas dalam
sistem demokrasi konstitusional.
Konsekuensinya, Pancasila menjadi landasan etik dalam kehidupan politik bangsa Indonesia.
Selain itu, bagi warga negara yang berkiprah dalam suprastruktur politik (sektor pemerintah),
yaitu lembaga-lembaga negara dan lembaga-lembaga pemerintahan, baik di pusat maupun di
daerah, Pancasila merupakan norma hukum dalam memformulasikan dan mengimplementasikan
kebijakan publik yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Di sisi lain, bagi setiap warga
negara yang berkiprah dalam infrastruktur politik (sektor masyarakat), seperti organisasi
kemasyarakatan, partai politik, dan media massa, maka Pancasila menjadi kaidah penuntun

7
dalam setiap aktivitas sosial politiknya. Dengan demikian, sektor masyarakat akan berfungsi
memberikan masukan yang baik kepada sektor pemerintah dalam sistem politik. Pada gilirannya,
sektor pemerintah akan menghasilkan output politik berupa kebijakan yang memihak
kepentingan rakyat dan diimplementasikan secara bertanggung jawab di bawah kontrol
infrastruktur politik. Dengan demikian, diharapkan akan terwujud clean government dan good
governance demi terwujudnya masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan masyarakat yang
makmur dalam keadilan (meminjam istilah mantan Wapres Umar Wirahadikusumah).

2.6. argumen tentang dinamika dan tantangan pancasila sebagai


        dasar negara
2.6.1 Argumen tentang dinamika pancasila sebagai dasar negara
A.    Perkembangan Pancasila pada Masa Kependudukan Jepang.
Jepang menduduki Indonesia kurang lebih selama 3,5 tahun. Walaupun masa pendudukan
Jepang merupakan masa yang amat berat di dalam sejarah bangsa Indonesia, namun demikian
periode itu merupakan suatu momentum yang memacu gerakan kebangsaan dan gerakan
kemerdekaan Indonesia.
Pada awalnya jepang membuat suatu kebijakan politik yang dimaksudkan agar bangsa Indonesia
menjadi salah satu bagian dalam kekuatan Jepang. Namun hal itu secara tidak langsung
membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk lebih mematangkan pertumbuhan pergerakan
kebangsaan dan gerakan Indonesia Merdeka.
Untuk lebih meyakinkan bangsa Indonesia, Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 maret 1945. Tugas badan ini
ialah untuk mempersiapkan hal-hal yang penting yang berhubungan dengan kemerdekaan bangsa
dalam hal politik, ekonomi, tata pemerintahan dll. Melalui badan bentukan Jepang inilah para
pemimpin Indonesia merancangkan sebuah dasar negara. Dan di dalam badan ini pula pemikiran
tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia muncul.
Dalam masa tersebut, walaupun ideologi kebangsaan merupakan faktor yang dominan di dalam
perkembangan pemikiran pada waktu itu, namun status Pancasila belum menjadi dasar negara
dan belum mempunyai kekuatan hukum secara utuh, karena belum ada negara Indonesia yang
merdeka.

8
B.     Perkembangan Pancasila pada Masa Berlakunya UUD 1945 yang Pertama.
Dengan adanya proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 maka pada saat itulah bangsa
Indonesia resmi merdeka. Lalu pada tanggal 18 Agustus 1945 BPUPKI mengesahkan
pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Dengan demikian, maka Pancasila yang dalam artian
lima dasar negara resmi menjadi dasar Negara Republik Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia keempat, yaitu:
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerinta negara Indonesia  yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara  
Indonesia,        yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia.”
Dalam periode ini pemikiran mengenai Pancasila sebagian besar bersifat ideologis. Selain itu
praktik kehidupan politik dan kenegaraan yang terjadi pada waktu itu turut serta membentuk
perkembangan pemikiran mengenai Pancasila pada masa itu.

C.     Perkembangan Pancasila Selama Periode Berlakunya Konstitusi RIS.


Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), kedudukan pancasila tidak dapat ditangguhkan
sebagai dasar negara yang tunggal, meskipun beberapa kali para nasionalis islam menggugat
dasar negara Indonesia di beberapa sidang konstituante. Meskipun nama Pancasila tidak terdapat
di dalam Pembukaan Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS), status Pancasila sebagai
ideologi kebangsaan, dasar negara dan dumber hukum tetap tertahan di dalam periode ini.
Bahkan perkembangan akan pemikiran mengenai Pancasila menunjukkan suatu kemajuan di
kalangan masyarakat akademis.

9
D.    Perkembangan Pancasila Selama Masa Berlakunya UUDS 1950.
Pemikiran tentang lima dasar megara ada terdapat dalam mukaddimah Undang-Undang Dasar
Sementara (UUDS) 1950, namun seperti halnya dengan UUD 1945 maupun Konstitusi RIS,
nama Pancasila dalam UUDS 1950 juga tidak tercantum. Meskipun demikian, pendapat bahwa
lima dasar negara itu adalah Pancasila dalam periode ini sudah semakin berkembang. Perumusan
mengenai dasar negara tetap mencerminkan pemikiran Ideologi Kebangsaan. Dengan demikian
status Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional tetap berkelanjutan.

E.     Perkembangan Pancasila Selama Orde Lama.


Dalam menghadapi krisis dan permasalahan yang terjadi di dalam Majelis Konstituante, Presiden
Soekarno akhirnya mengeluarkan Dekrit pada tanggal 5 Juli 1959 yang isinya adalah:
a.    Membubarkan konstituante.
b.    Menyatakan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950.
c.    Pembentukan Mejelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).
Dengan keluarnya dekrit Presiden Soekarno tersebut, maka berlakulah kembali UUD 1945, dan
secara otomatis dinyatakan pula eksistensi Pancasila sebagai dasar negara. Dengan dekrit
tersebut, kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan sumber hukum dikukuhkan, meskipun
hal ini tidak disampaikan secara langsung dalam dekrit Presiden Soekarno tersebut. Dan hal itu
pula yang menyebabkan terjadinya pergulatan ideologi tidak berhenti.
Selama era Orde Lama, Soekarno menetapkan sistem demokrasi terpimpin dalam memimpin
negara Indonesia yang secara prinsip bertolak belakang dengan sila keempat Pancasila mengenai
pengambilan keputusan berdasarkan permusyawaratan perwakilan. Soekarno juga
menyampaikan sebuah konsep politik integrasi antara tiga paham dominan saat itu yaitu
nasionalis, agama, dan komunis (NASAKOM) yang kemunculannya lebih sering dibandingkan
dengan dasar negara Indonesia itu sendiri.

F.      Perkembangan Pancasila Selama Orde Baru.


Apabila pada masa sebelumnya pemikiran pancasila masih dilipui dengan ditanamkannya
ideologi-ideologi lain kedalam penafsiran Pancasila, maka pada masa orde baru ini menampilkan
pemikiran pelaksanaan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai tema
pemikiran utama. Pada masa ini, pandangan umum mengenai Pancasila kembali dikuatkan

10
dengan penempatannya sebagai dasar negara dalam satu rangkaian integratif dengan UUD 1945
(Soemantri, 2007:17). Pada saat itu seluruh komponen bangsa harus sepaham dengan Pancasila.

G.    Perkembangan Pancasila Selama Reformasi.


Pada tahun 1998 muncullah gerakan reformasi yang mengakibatkan Presiden Soeharto harus
lengser dari jabatannya sebagai presiden. Namun sampai saat ini, nampaknya gerakan reformasi
tersebut belum membawa perubahan yang signifikan mengenai pengamalan pancasila di
masyarakat Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari perilaku atau sifat yang muncul di masyarakat
atau bahkan dalam pemerintahan sendiri. Masih banyak penyelewengan-penyelewengan yang
terjadi di dunia politik, atau bahkan masih ada orang yang dengan sengaja memaksakan
kehendaknya demi kepentingan dirinya sendiri.
Namun hal itu masihlah wajar, mengingat gerakan reformasi di Indonesia ini masih belum lama,
atau bahkan masih bisa dikatakan dalam masa proses. Selain itu gerakan reformasi ini juga
tampaknya tidaklah sepenuhnya gagal, melalui gerakan ini banyak mucul tokoh-tokoh yang
unggul, berkompeten dan memihak pada rakyat.
Dampak positif lainnya adalah semakin meningkatnya partisipasi rakyat terhadap politik,
sehingga rakyat tidak lagi bersikap apatis terhadap masalah yang timbul di bidang pemerintahan.
Hal itu terjadi karena kebebasan berpendapat yang dijunjung tinggi, sehingga mereka bebas
mengeluarkan ide atau gagasan-gagasan yang menurut mereka bisa membantu mengatasi
masalah dalam bidang politik.
Pada tahun 2004 sampai sekarang, mulai berkembang gerakan-gerakan yang bertujuan untuk
membangun kembali semangat nasionalisme melalui seminar-seminar dan kongres. Hal itu
bertujuan untuk menjaga eksistensi pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara bangsa
Indonesia. Melalui gerakan tersebut diharapkan penanaman dan pengamalan terhadap nilai-nilai
pancasila semakin tinggi, baik di dalam pemerintahan maupun masyarakat itu sendiri.

2.6.2     Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila


Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan pondasi utama untuk membangun bangsa. Maka
nilai-nilai Pancasila harus terus dilestarikan dalam diri bangsa Indonesia. Sebagai pandangan
hidup bangsa, Pancasila memegang peranan penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

11
Pancasila merupakan nilai luhur, karakter, ruh dan ideologi, yang harus tertanam dalam jiwa raga
bangsa Indonesia.
Di era globalisasi yang seperti ini, banyak hal yang akan berpotensi merusak moral serta nilai-
nilai Pancasila yang tertanam dalam diri bangsa Indonesia. Dalam menghadapi perkembangan
dunia modern Pak Harto mensinyalir: “Sering timbul kekeliruan penilaian terhadap kepribadian
ini. Orang menyamakan kepribadian bangsa yang berakar dari sejarah dan kebudayaan sendiri
yang tua dengan nilai-nilai tradisionil yang umumnya diangkat sebagai rantai-rantai yang
membelenggu proses pembaharuan dan kemajuan. Memang sulit untuk menyangkal, bahwa tidak
semua nilai-nilai tradisionil itu cocok dengan tuntutan-tuntutan kemajuan, khususnya terhadap
tuntutan hidup berorganisasi modern dan pembangunan ekonomi yang rasionil. Tetapi ini tidak
berarti, bahwa nilai-nilai ‘45 yang merupakan kepribadian bangsa yang berakar pada sejarah dan
kebudayaannya sendiri harus ditinggalkan. Persoalannya terletak pada kemampuan bangsa itu
untuk memelihara nilai-nilai luhur yang menjadi kepribadiannya, meneruskannya dari generasi
yang satu kepada generasi berikutnya dengan segala proses penyesuaian menuju masyarakat
modern. Sekali proses penerusan dan penyesuaian itu terlampaui dengan berhasil, maka
terjaminlah tumbuhnya masyarakat baru yang kuat, bersatu dan dinamis.”
Oleh karena itu, bangsa Indonesia perlu waspada akan perubahan jaman yang terjadi, agar nilai-
nilai luhur yang terdapat dalam pancasila tidaklah mudah luntur. Pancasila haruslah tetap
menjadi sebuah pedoman dan pandangan bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan-
tantangan yang ada baik dalam hal politik, ekonomi, agama maupun sosial budaya. Hal tersebut
dimaksudkan agar nilai-nilai Pancasila yang telah tertanam dalam diri bangsa Indonesia tidaklah
hilang karena adanya budaya-budaya asing yang masuk.

2.7. Esensi dan Urgensi pancasila sebagai  Dasar Negara


          a. Esensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara menurut pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2011 tentang pembentukan Peraturan Perundang-undangan, merupakan sumber dari
segala sumber hukum negara. Di sisi lain, pada penjelasan pasal 2 tersebut dinyatakan bahwa
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap
materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.

12
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut:
1) Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib hukum Indonesia.
Dengan demikian, Pancasila merupakan asas kerohanian hukum Indonesia yang dalam
Pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia dijelmakan lebih lanjut ke
dalam empat pokok pikiran.
2) Meliputi suasana kebatinan (Geislichenhintergrund) dari UUD 1945.
3) Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak
tertulis).
4) Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk penyelenggara partai dan
golongan fungsional) memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
5) Merupakan sumber semangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaraan negara, para
pelaksana pemerintahan. Hal tersebut dapat dipahami karena semangat tersebut adalah
penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara karena masyarakat senantiasa
tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat
(Kaelan, 2000: 198--199).

b. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara


Untuk memahami urgensi Pancasila sebagai dasar negara, dapat menggunakan 2 (dua)
pendekatan, yaitu institusional (kelembagaan) dan human resourses (personal/sumber daya
manusia). Pendekatan institusional yaitu membentuk dan menyelenggarakan negara yang
bersumber pada nilainilai Pancasila sehingga negara Indonesia memenuhi unsur-unsur sebagai
negara modern, yang menjamin terwujudnya tujuan negara atau terpenuhinya kepentingan
nasional (national interest), yang bermuara pada terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
Sementara, human resourses terletak pada dua aspek, yaitu orang-orang yang memegang jabatan
dalam pemerintahan (aparatur negara) yang melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara murni dan
konsekuen di dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawabnya sehingga formulasi kebijakan
negara akan menghasilkan kebijakan yang mengejawantahkan kepentingan rakyat.

13
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai
dasar negara (philosophische grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam
alinea keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat
Indonesia yang merdeka.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara
Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk
kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan. Pandangan
tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan menyeluruh) sehingga merupakan
penopang yang kokoh terhadap negara yang didirikan di atasnya, dipertahankan dan
dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak
azasi semua warga bangsa Indonesia. Perlindungan dan pengembangan martabat kemanusiaan
itu merupakan kewajiban negara, yakni dengan memandang manusia qua talis, manusia adalah
manusia sesuai dengan principium identatis-nya.

3.2   Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan dating.

14
DAFTAR PUSTAKA

Soeprapto, M.Ed. 2011. Buku Pancasila. Jakarta: Lembaga Pengkajian Dan Pengembangan


Kehidupan Bernegara (LPPKB). (5/10/2017/14.20)
https://academia.edu/53226624/PANCASILA_SEBAGAI_IDEOLOGI_DAN_DASAR_NEGA
RA_BAB_VI_ (5/10/2017/14.36)
http://www.diwarta.com/2012/06/25/pengertian-pancasila-dan-fungsi-pancasila-sebagai-dasar-
negara.html (10/10/2017 15.20) 

15

Anda mungkin juga menyukai