Anda di halaman 1dari 10

Nama Lengkap : Ida Bagus Eka Winata, S.

Pd
NIP : 199103012022211011
Jabatan : Guru Kelas
Instansi : SD Negeri 13 Pedungan

AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
MODUL : WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

WAWASAN KEBANGSAAN
WAWASAN KEBANGSAAN dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang
dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejarah pergerakan kebangsan 20 Mei 1908 untuk
pertamakalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional dimana, tanggal 28 OKtober
untuk pertama kalinya ditetapkan menjadi Hari Sumpah Pemuda. Wawasan Kebangsaan
adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan
bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap
sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,
NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi
bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. 4
(empat) Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam sidang periode II BPUPKI (10-16
Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan
NKRI seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi : Melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ; b. Memajukan kesejahteraan umum; c.
Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus
merupakan fungsi negara Indonesia.). Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah
perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan
cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

NILAI NILAI BELA NEGARA


Ancaman pada era reformasi diartikan sebagai sebuah kondisi, tindakan, potensi, baik
alamiah atau hasil suatu rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik, berasal dari dalam atau luar
negeri, secara langsung atau tidak langsung diperkirakan atau diduga atau yang sudah nyata
dapat membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam rangka
pencapaian tujuan nasionalnya. Ancaman adalah adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari
23 dalam negeri maupun luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam
atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa. usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri dapat mengancam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara baik
aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya maupun aspek pertahanan dan keamanan.
Ancaman juga dapat terjadi dikarenakan adanya konflik kepentingan (conflict of interest),
mulai dari kepentingan personal (individu) hingga kepentingan nasional. Benturan
kepentingan di fora internasional, regional dan nasional kerap kali bersimbiosis melahirkan
berbagai bentuk ancaman. Potensi ancaman kerap tidak disadari hingga kemudian menjelma
menjadi ancaman. Dalam konteks inilah, kesadaran bela Negara perlu ditumbuhkembangkan
agar potensi ancaman tidak menjelma menjadi ancaman. Bela Negara adalah tekad, sikap,
dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perorangan maupun kolektif dalam
menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
Kesadaran Bela Negara ditumbuhkan dari kecintaan pada Tanah Air Indonesia, tanah tumpah
darah yang menjadi ruang hidup bagi warga Negara Indonesia. Tanah dan air, merupakan dua
kata yang merujuk pada kepulauan Nusantara, rangkaian kepulauan yang menjadikan air
(lautan) bukan sebagai pemisah namun justru sebagai pemersatu dalam wilayah yurisdiksi
nasional. Tanah Air yang kaya akan sumber daya alam, indah dan membanggakan sehingga
patut untuk disyukuri dan dicintai. Dari cinta tanah air-lah berawal tekad untuk menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai ancaman.

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti
sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam
UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai
sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara,
termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari
penjabaran lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila serta norma- norma dasar
lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi
kerangka dasar hukum sistem penyelenggaraan negara pada umumnya, atau khususnya
sistem penyelenggaraan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan,
dan aspek sumber daya manusianya. Konstitusi atau UUD, yang bagi Negara Kesatuan
Republik Indonesia disebut UUD 1945 hasil Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun
2002 (UUD 1945) merupakan hukum dasar tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam
hierarki peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. Atas dasar itu, penyelenggaraan
negara harus dilakukan untuk disesuaikan dengan arah dan kebijakan penyelenggaraan negara
yang berlandaskan Pancasila dan konstitusi negara, yaitu UUD 1945. Pembukaan UUD 1945
sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD 1945, merupakan tempat
dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar belakangi, kandungan cita-cita luhur dari
Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan oleh karena itu tidak akan
berubah atau dirubah, merupakan dasar dan sumber hukum bagi Batang-tubuh UUD 1945
maupun bagi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia apapun yang akan atau
mungkin dibuat. Norma-norma dasar yang merupakan cita-cita luhur bagi Republik Indonesia
dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut dapat ditelusuri pada Pembukaan
UUD 1945 tersebut yang terdiri dari empat (4) alinea. Dari sudut hukum, batang tubuh UUD
1945 merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran 5 (lima) norma dasar negara
(ground norms) Pancasila serta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan
UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi
negara Republik Indonesia pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek
sumber daya manusianya.
MODUL : ANALISIS ISU KONTEMPORER

Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari
perjalanan peradaban manusia. Sebelum membahas mengenai perubahan lingkungan
strategis, sebaiknya perlu diawali dengan memahami apa itu perubahan, dan bagaimana
konsep perubahan dimaksud. Ditinjau dari pandangan Urie Bronfenbrenner (Perron,
N.C.,2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS
dalam melakukan pekerjaan sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu,
keluarga(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/Culture), Nasional
(Society), dan Dunia (Global). Keempat level lingkungan strategik.
Konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang berhadapan
dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai
perubahan lingkungan strategis. Isu lainnya yang juga menyita ruang publik adalah terkait
terorisme dan radikalisme yang terjadi dalam sekelompok masyarakat, baik karena pengaruh
ideologi laten tertentu, kesejahteraan, pendidikan yang buruk atau globalisasi secara umum.
Bahaya narkoba merupakan salah satu isu lainnya yang mengancam kehidupan bangsa.
Bentuk kejahatan lain adalah kejahatan siber (cyber crime) dan tindak pencucian uang
(money laundering). Bentuk kejahatan saat ini melibatkan peran teknologi yang memberi
peluang kepada pelaku kejahatan untuk beraksi di dunia maya tanpa teridentifikasi
identitasnya dan penyebarannya bersifat massif. Kemudian pada isu Isu kritikal secara umum
dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :Current Issue, Emerging Issue, Isu Potensial
MODUL : KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
“Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar
disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk
menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara”.Adapun
Rumusan 5 Nilai Bela Negara : 1. Rasa Cinta Tanah Air; 2. Sadar Berbangsa dan Bernegara;
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara; 4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan
Negara; 5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara;. Bela Negara merupakan Tekad,
sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perorangan maupun kolektif
dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
Aksi Nasional Bela Negara adalah adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala
macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai
luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur

AGENDA II
NILAI – NILAI DASAR PNS
MODUL : BERORIENTASI PELAYANAN

Definisi Pelayanan Publik dari salah satunya dari(Lembaga Administrasi Negara:


1998) Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat. Unsur penting yang harus ada: 1. ASN sebagai penyelenggara 2.
publik/masyarakat sebagai penerima layanan 3. kepuasan masyarakat/pelanggan (customer
satisfaction), Masyarakat dalam UU 25/2009 adalah seluruh pihak, baik warga negara
maupun penduduk sebagai orang perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang
berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Penyelenggara Pelayanan Publik menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik (UU 25/2009) adalah setiap institusi penyelenggara negara,
korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan
pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan
pelayanan public.) dimaknai sebagai terobosan jenis pelayanan baik yang merupakan
gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain, inovasi
pelayanan publik tidak harus berupa suatu penemuan baru (dari tidak ada kemudian muncul
gagasan dan praktik inovasi), tetapi dapat merupakan suatu pendekatan baru yang bersifat
kontekstual berupa hasil perluasan maupun peningkatan kualitas inovasi yang sudah ada.
Dalam sektor publik memiliki ciri transferabilitas. Semakin banyak penyelenggara pelayanan
publik lain yang terinspirasi dan menerapkan suatu inovasi di wilayah kerja masing-masing,
maka akan semakin tinggi nilai inovasi tersebut karena dampak dan manfaat inovasi dapat
dirasakan oleh lebih banyak pengguna layanan inovasi pelayanan publik yang matang dan
berkualitas didorong agar lebih banyak penyelenggara pelayanan publik lain yang terinspirasi
dan menularkan virus baiknya sehingga dampak dan manfaat inovasi dapat dirasakan oleh
lebih banyak pengguna layanan “inovasi dalam layanan publik mestinya mencerminkan hasil
pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme pelayanan publik yang berbeda dari sebelumnya,
bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
MODUL AKUNTABEL
akuntabilitas sering disamakan dengan responsibility atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas
adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya
sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada
publik (Matsiliza dan Zonke, 2017). Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama
(Bovens, 2007), yaitu: 1.Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
2.untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3.untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas dan
Integritas ASN memberikan dampak sistemik apabila dapat dipegang teguh oleh semua
unsur. Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung jawab, keadilan, kepercayaan,
keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi dapat membangun lingkungan kerja ASN yang
akuntabel.

MODUL : KOMPETEN

Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang


terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Prinsip
Pengembangan Kompetensi ASN 1)Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan
organisasi maupun individu melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan pegawai 1) Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan
untuk mengembangkan kompetensi 3) Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai
kebutuhan jabatan 4) Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam
pengangkatan jabatan dan pengembangan karir.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri
PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan bahwa panduan
perilaku (kode etik) kompeten yaitu: a)Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah b) Membantu orang lain belajar c)Melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik.
Perilaku kompeten ini sebagaimana dalam poin 5 Surat Edaran Menteri PANRB menjadi
bagian dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian
kinerja individu dan tujuan organisasi/instansi. 1) Berkinerja yang BerAkhlak,
2)Meningkatkan kompetensi diri 3) Membantu Orang Lain Belajar,4) Melakukan kerja
terbaik,

MODUL : HARMONIS

Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa sehingga
faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktivitas kerja
dan kualitas layanan kepada pelanggan. Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun
2014 Pasal 11 tentang ASN, tugas pegawai ASN adalah sebagai berikut. a. Melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sementara itu peran ASN Harmonis 1) Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus
bersikap netral dan adil. Netral dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau
golongan yang ada. Adil, berarti PNS dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh berlaku
diskriminatif dan harus objektif, jujur, transparan. 2) PNS juga harus bisa mengayomi
kepentingan kelompok kelompok minoritas, dengan tidak membuat kebijakan, peraturan
yang mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut. 3) PNS juga harus memiliki sikap
toleran atas perbedaan 4) Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki
suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang
membutuhkan pertolongan 5) PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.

MODUL : LOYAL

Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari Bahasa Prancis yaitu “Loial” yang
artinya mutu dari sikap setia. Secara Harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional.Untuk bisa mendapatkan sikap loyal
seseorang, terdapat banyak faktor yang akan mempengaruhinya. Terdapat beberapa
ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas
pegawainya. Core Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan
akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif. Core Values Tersebut harus diimplementasikan oleh seluruh ASN di Instansi
Pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values
and Employer Branding Aparatus Sipil Negara. Loyal, merupakan salah satu nilai yang
terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap PNS harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,dengan panduan perilaku: a) Memegang
teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;b) Menjaga nama baik sesama ASN,
pimpinan instansi dan negara; sertac) Menjaga rahasia jabatan dan negara.

MODUL : ADAPTIF

Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun
organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilai-
nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor
publik,seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar
instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya. Ada
9 elemen budaya adaptif menurut Management Advisory Service UK antara lain:
a)Purpose b)Cultural values c)Vision d) Corporate values e)Corporate strategy
f)Structure g)Problem solving h)Partner working i)rulers
perilaku adaptif sebagai nilai dan budaya ASN menurut Learning Organization (peter
Senge)
a. pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga tingkat mahir (personal
mastery)
b. pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama
(shared vision)
c. pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi,

MODUL : KOLABORATIF
Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi kolaborasi dan
collaborative governance. Dyer and Singh(1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan
bahwa kolaborasi adalah “ value generated from an alliance between two or more firms
aiming to become more competitive by developing shared routines”. Sebuah pendekatan
pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra
saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya. 3
Tahapan Dalam Melakukan Assessment Terhadap Tata Kelola Kolaborasi 1)
Mengidentifikasi permasalahan dan peluang; 2) Merencanakan aksi kolaborasi; dan 3)
Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi. Model Collaborative Governance menurutnya
starting condition mempengaruhi proses kolaborasi yang terjadi, dimana proses tersebut
terdiri dari membangun kepercayaan, face to face dialogue, commitment to process,
pemahaman bersama, serta pengambangan outcome antara Desain kelembagaan yang salah
satunya proses transparansi serta faktor kepemimpinan juga mempengaruhi proses kolaborasi
yang diharapkan menghasilkan outcome yang diharapkan. Mengenal Whole-of-Government
(WoG) sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan.
AGENDA 3
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

MODUL : SMART ASN

Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam
melakukan proses mediasi. media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia &
Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki kecakapan
literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat,melainkan juga mampu
bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Kompetensi literasi digital tidak hanya
dilihat dari kecakapan menggunakan media digital (digital skills) saja,namun juga budaya
menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan
aman menggunakan media digital (digital safety). Kerangka kerja literasi digital untuk
kurikulum terdiri dari digital skill,digital culture, digital ethics, dan digital safety. Kerangka
kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif
dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital. Media digital digunakan oleh
siapa saja yang berbeda latar pendidikan dan tingkat kompetensi. Karena itu, dibutuhkan
panduan etis dan kontrol diri (self-controlling) dalam menghadapi jarak perbedaan-
perbedaan tersebut dalam menggunakan media digital, yang disebut dengan Etika Digital.
Empat prinsip etika tersebut menjadi ujung tombak self-control setiap individu dalam
mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang digital, sehingga media
digital benar-benar bisa dimanfaatkan secara kolektif untuk hal-hal positif. Budaya Bermedia
Digital Kompetensi keamanan digital merupakan kecakapan individual yang bersifat formal
dan mau tidak mau bersentuhan dengan aspek hukum positif. Secara individual,terdapat tiga
area kecakapan keamanan digital yang wajib dimiliki oleh pengguna media digital.
MODUL : MANAJEMEN ASN

Manajemen ASN terdiri dari Manajemen PNS dan Manajemen PPPK


Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan
jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian
dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan
perlindungan
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian
dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan
hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
Perbandingan hak dan kewajiban ASN
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :
N PNS PPPK
o
1 Gaji, tunjangan, dan fasilitas Gaji dan tunjangan
2 Cuti Cuti
3 Jaminan pensiun dan jaminan hari tua Perlindungan
4. Perlindungan Pengembangan
kompetensi
5 Pengembangan kompetensi

Kode Etik dan Kode Perilaku ASN


ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode
perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah. Fungsi kode etik ini antara lain : sebagai pedoman, sebagai standar
penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi public dalam menjalankan tugas dan
kewenangannya
Integritas ASN
1. Kejujuran
2. Kepatuhan terhadap ketentuan
3. Peraturan Perundang-undangan
4. Kemampuan bekerjasama
5. Pengabdian Kepada Masyarakat angsa dan Negara

Moralitas PNS
1. Penerapan dan pengamalan nilai Etika,
2. Agama, Budaya, dan Sosial
3. Kemasyarakatan

PENETAPAN KEBUTUHAN PPPK


1. Diatur dalam pasal 94 UU ASN
2. Peraturan Presiden
3. Analisis Jabatan dan Analisis beban Kerja
4. Keputusan Menteri

PENGADAAN PPPK
1. Diatur dalam pasal 95-96 UU ASN
2. Perencanaan
3. Pengumuman Lowongan
4. Pelamaran

PENILAIAN KINERJA PPPK


Diatur dalam pasal 100 UU ASN

1. Objektivitas Prestasi Kerja


2. Memperhatikan Target, Sasaran, Hasil,
3. Manfaat yang dicapai, dan Perilaku Pegawai PPPK
4. Dilakukan secara objektif, terukur,
5. Akuntabel, Partisipatif, dan Transparan

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PPPK


Diatur dalam pasal 102 UU ASN

1. Kesempatan untuk pengembangan


2. kompetensi direncanakan setiap tahun oleh instansi pemerintah
3. Dipergunakan sebagai salah satu dasar untuk perjanjian kerja selanjutnya

KETERKAITAN ANTAR AGENDA


Keterkaitan antar agenda I, agenda II dan agenda III adalah saling berkaitan satu sama
lain, dimana seorang ASN harus memiliki nilai – nilai yang berwawasan kebangsaan
sehingga mampu menunjukan sikap perilaku bela negara yang kemudian mengaktualisasi
nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan tugasnya yang bertujuan agar ASN memiliki
karakter dalam melayani Masyarakat. Nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan
tugas sebagai ASN secara profesional sebagai pelayan Masyarakat yang memiliki
kemampuan akuntabilitas, mengedepankan kepentingan nasional dan menjunjung tinggi, agar
berinovasi untuk meningkatkan mutu sehingga mampu melaksanakan tugas dan kewajiban
sesuai peran.

Anda mungkin juga menyukai