Hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan dengan hakikat kodrat manusia
sebagai makhluk Tuhan. Oleh karena itu setiap warga negara mempunyai
kewajiban untuk menjaga dan menghormati hak asasi manusia yang merupakan
kodrat alamiah manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
1. Sidang PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945 “panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).”
mengadakan rapat pertama setelah proklamasi. Rapat PPKI pertama itu dilakukan di sebuah
Gedung Cui Sangi-In, JL. Pejambon. Sebelum rapat PPKI dimulai, Moh Hatta meminta Ki
Bagus Hadikusumo,K.H. Wachid Hasjim,Mr.Kasman Singodimedjo dan Mr. Teuku
Mohammad Hassan untuk membahas kembali piagam Jakarta, khususnya mengenai kalimat
“ketuhanan dengan kewajiban menjalani syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” dalam
sidang PPKI tersebut, Moh Hatta menyatakan, bahwa masyarakat Indonesia timur
mengusulkan untuk menghilangkan tujuh kata dari piagam Jakarta yaitu” dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”
Usulan perubahan tersebut disampaikan dengan alasan wakil-wakil protestan dan Katolik,
dari bagian Indonesia timur keberatan dengan kalimat tersebut. Walaupun bunyi kalimat
tersebut hanya berkaitan dengan rakyat yang beragama Islam, namun sebagai ketetapannya
dalam undang-undang dasar, dirasakan sebagai diskriminasi terhadap golongan minoritas.
Akhirnya dapat yang dipimpin oleh bung Hatta ini dalam waktu 15 menit berhasil mencapai
kata sepakat untuk merubah kalimat itu menjadi “ketuhanan yang maha esa.” pada tanggal
22 Agustus 1945 PPKI mengadakan rapat dengan agenda utama membicarakan “komite
Nasional Indonesia pusat (KNIP).” KNIP merupakan badan pembantu presiden yang
keanggotaannya terdiri dari pemuka-pemuka masyarakat dari berbagai golongan dan
daerah-daerah termasuk mantan anggota PPKI sehingga jumlahnya mencapai 137 orang.
2. Perubahan otoritas KNIP dan lembaga kepresidenan
kebanyakan negara-negara yang baru merdeka memilih bentuk pemerintahan bentuk
pemerintahan ini dianggap lebih baik daripada sistem kerajaan. denganmu cinta negara-
negara merdeka berarti berakhirnya sistem pemerintahan kerajaan.
Susunan kementerian pertama yang berhasil disusun sesuai dengan ketentuan UUD 1945
ditetapkan pada tanggal 2 September 1945 yang dipimpin sekaligus oleh Presiden Soekarno.
Dalam kabinet presidensil ini presiden berperan sebagai pemimpin kabinet dan kabinet
bertanggung jawab kepada presiden.
Tangan kiri dalam KNIP menyebabkan usia kabinet ini tidak berlangsung lama, tanggal 2
September 1945 sampai dengan 14 November 1945. Sejak tanggal 14 November 1945
sistem pemerintahan Indonesia berubah menjadi sistem kabinet parlementer dengan
perdana menteri pertamanya “Sutan Sjahrir.”
3. Maklumat pemerintahan nomor 10 tanggal 6 Oktober 1945
pada sidang KNIP pada tanggal 29 agustus 1945 di gedung kesenian, pasar baru, Jakarta,
presiden menyatakan bahwa sebelumnya terbentuknya MPR dan DPR, kekuasaan legislatif
berada ditangan presiden.
Bulan Oktober 1945 “kelompok kiri (sosialis)” di dalam KNIP di bawah pimpinan Sutan Sjahrir
telah berhasil menyusun kekuatan dan mendorong dibentuknya Badan Pekerja Komite
Nasional Indonesia (BP-KNIP). Langkah berikut ini kelompok sosialis ini adalah mendorong
terbentuknya kabinet parlementer. Sebagai langkah awal dari pembentukan pemerintahan
parlementer adalah mengubah fungsi KNIP dari hanya sekedar badan penasehat presiden
menjadi bagian legislatif dan sebenarnya. Tujuan itu mereka mengumpulkan dukungan 50
buat tanda tangan dari 150 anggotanya pada tanggal 7 Oktober 1945.
Petisi yang dihasilkan diserahkan kepada presiden Soekarno
Alasan yang diajukan oleh anggota KNIP khususnya di golongan, untuk memperkuat usulan
tersebut, yakni sebagai berikut
a. Adanya kesan politik bahwa kekuasaan presiden terlalu besar sehingga dikawatirkan
menjadi pemerintahan yang bersifat diktator
b. Adanya propaganda Belanda melalui NICA yang menyiarkan isu politik, bahwa
pemerintahan RI adalah pemerintahan yang bersifat fasis, yang menganut sistem
pemerintahan Jepang sebelum perang dunia ke-2. Oleh karena itu Belanda mengajukan
kepada dunia internasional yang tidak mengakui kedaulatan RI
c. Untuk menunjukkan kepada dunia internasional khususnya baik sekutu bahwa Indonesia
yang baru merdeka adalah demokratis, bukan negara fasis buatan Jepang.
4. Maklumat pemerintahan tanggal 3 November 1945
pada tanggal 30 Oktober 1945 BP KNIP mengusulkan kepada pemerintahan agar
memberikan kesempatan kepada rakyat seluas-luasnya untuk mendirikan partai-partai
politik sebagai sarana penyaluran berbagai aspirasi dan paham yang berkembang di
masyarakat.
5. Maklumat pemerintahan tanggal 14 November 1945
Beberapa tokoh seperti Supeno, Sukarni, Ir sakirman dan Mangun Sarkoro bersama anggota
KNIP lainnya, sudah mempunyai rencana untuk moga sistem pemerintahan “presidentil” itu
menjadi sistem “parlementer”. Dengan sistem parlementer maka para kabinet bertanggung
jawab langsung kepada KNIP dengan kekuasaan legislatif yang sebenarnya. Untuk itu mereka
merencanakan untuk mengajukan foto tidak percaya kepada kabinet yang ada dengan
tujuan menjatuhkan kabinet tersebut. Kemudian mereka akan Sutan Sjahrir menjadi
perdana menteri dan formatur kabinet yang baru.