Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Alinea pembukaan UUD 1945 memiliki makna yang mendalam dan menjadi latar
belakang bagi konstitusi Indonesia. Latar belakang ini berasal dari perjalanan panjang bangsa
Indonesia dalam melawan penjajah. Bangsa Indonesia telah mengalami hampir 3,5 abad
penjajahan, terutama oleh Belanda. Selama periode ini, orang Indonesia mengalami
eksploitasi, penindasan, dan kehilangan kemerdekaan mereka. Alinea pembukaan UUD 1945
adalah pernyataan bahwa Indonesia harus melepaskan diri dari belenggu penjajahan dan
menegakkan kedaulatan negara.
Latar belakang UUD 1945 juga mencakup proses pembentukan negara Indonesia.
Setelah beberapa tahun perjuangan dan diplomasi yang intensif, Indonesia berhasil menyusun
naskah konstitusi. Alinea pembukaan UUD 1945 mencerminkan semangat dan tekad bangsa
Indonesia untuk membangun negara yang berdaulat, merdeka, adil, dan makmur setelah
melalui proses yang panjang dan melelahkan. Ini adalah momen penting dalam sejarah
Indonesia, di mana semua pihak bersatu untuk menciptakan negara yang merdeka dan
berdaulat juga mencerminkan warisan budaya dan ideologi nasional Indonesia. Bangsa
Indonesia memiliki beragam tradisi, nilai, dan kekayaan budaya yang mendasari kehidupan
mereka. Nilai-nilai seperti gotong royong, kerukunan, keadilan, dan demokrasi menjadi
pokok dalam pembentukan alinea pembukaan UUD 1945. Ini adalah manifestasi dari
keinginan bangsa Indonesia untuk menciptakan negara yang mencerminkan budaya dan
ideologi mereka sendiri.
Latar belakang lainnya adalah inspirasi yang diambil dari konstitusi negara lain. Penulis
dan penggagas UUD 1945 terinspirasi oleh konstitusi dari berbagai negara, seperti Amerika
Serikat, Belanda, dan negara-negara lain yang memiliki prinsip-prinsip negara modern.
Alinea pembukaan UUD 1945 adalah hasil penggabungan nilai-nilai universal dalam
konstitusi dengan nilai-nilai budaya dan ideologi nasional, sehingga menciptakan dasar
hukum dan ketentuan bagi negara Indonesia yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
bangsanya.
Dengan latar belakang ini, alinea pembukaan UUD 1945 menjadi pemersatu dan
pedoman dalam proses pembangunan bangsa Indonesia. Hal ini menentukan nilai-nilai dasar
yang harus dijunjung tinggi dan diimplementasikan dalam segala aspek kehidupan negara

1
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah pembukaan UUD 1945 ?
2. Apa makna dari Alinea-alinea pembukaan UUD 1945 menuru para ahli ?
3. Jelaskan pokok pokok pikiran dalam UUD 1945 !

3. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui Alinea-alinea pembukaan UUD 1945.
2. Untuk mengetahui makna dari Alinea-alinea pembukaan UUD 1945 menuru para ahli.
3. Untuk mengetahui apa saja isi dari pokok-pokok pikiran yang ada didalam UUD
1945.

2
BAB II PEMBAHASAN

1. Defenisi dari pembukaan UUD 1945


A. Menurut defenisi
Pembukaan UUD 1945 adalah bagian awal dari Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Ini berisi pernyataan prinsip-prinsip
dasar, nilai-nilai, dan tujuan negara Indonesia. Pembukaan UUD 1945 memberikan
panduan filosofis yang menjadi dasar konstitusi dan pemerintahan Indonesia, serta
menguraikan prinsip-prinsip seperti kedaulatan rakyat, persatuan, keadilan sosial,
dan kemanusiaan. Ini adalah landasan konstitusional yang penting bagi negara
Indonesia.
B. Menurut para ahli
1. Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. (Pakar Hukum Tata Negara):
Menurut beliau, alinea pembukaan UUD 1945 mencerminkan semangat
kemerdekaan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menciptakan negara yang
berdasarkan hukum, adil, dan berkeadilan.

2. Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., LL.M. (Pakar Hukum Tata Negara):
Beliau berpendapat bahwa alinea pembukaan UUD 1945 mengandung tujuan
besar bangsa Indonesia untuk membentuk negara yang berdaulat, adil, dan
demokratis, serta mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

3. Prof. Dr. Mahfud MD, S.H., LL.M. (Pakar Hukum Tata Negara):
Menurut beliau, alinea pembukaan UUD 1945 menggambarkan tekad
bangsa Indonesia untuk mengokohkan kedaulatan, mencapai kesejahteraan
sosial, dan membangun masyarakat yang beradab dan beradil.
4. Prof. Dr. M. Ali, S.H (14 Maret 2013)
Pembukaan UUD adalah norma fundamental Negara yang berisi: i) tujuan
Negara , ii) asas politik Negara, iii) ketentuan diadakannya UUD, dan Iv) asas
kerohanian Negara.

3
C. Menurut anggota kelompok
1. Tiara,2023
Makna dari Alinea pembukaan UUD adalah keteguhan Bangsa Idonesia
dalam membela kemerdekaan Bangsa dengan melawan penjajah dari segala
bentuk yang ada. Kemudian, pemerintah Indonesia mengandung Kemerdekaan
bagi setiap Bangsa Indonesia untuk berdiri sendiri.
2. Aini, 2023
Makna alinea pembukaan UUD 1945 menyatakan tekad Indonesia untuk
menjadi Negara Merdeka, berdaulat dan adil. Indonesia juga berkomitmen pada
nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, dan kesejahtraan sosial terutama bagi seluruh
warganya
3. Salmi,2023
Pembukaan UUD 1945 memiliki nilai-nilai luhur dan semangat
perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dan membangun
negara. Oleh karena itu, Pembukaan ini juga merupakan acuan moral dan etika
bagi penyelenggaraan pemerintahan dan tata kelola negara.
D. Menurut kelompok 8
Alinea pembukaan UUD 1945 mengandung makna bahwa Indonesia adalah
sebuah negara yang berkedaulatan, yang merdeka dan berdaulat serta menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, dan keadilan sosial. Alinea ini juga
menekankan komitmen untuk melindungi semua warga negara tanpa diskriminasi,
serta memberikan landasan bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan
dan berkeadilan

2. Sejarah UUD 1945


Latar belakang terbentuknya UUD 1945 sebagai konstitusi bermula dari janji
Jepang untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari.
Janji tersebut antara lain berisi “sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan asia
timur raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari
kekuasaan pemerintah hindia belanda. Tentara Dai Nippon serentak menggerakkan
angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara, untuk mengakhiri kekuasaan
penjajahan Belanda”.
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai saudara
muda serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di semua

4
bidang, sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri sendiri sebagai
bangsa Asia Timur Raya.
Namun janji hanyalah janji, penjajah tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih
lama menindas dan menguras kekayaan bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul
mundur oleh sekutu, Jepang tak lagi ingat akan janjinya, dan itu adalah taktik jepang
untuk menguasai indonesia

A. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)


BPUPKI dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang selama Perang Dunia II.
Pembentukan BPUPKI oleh Pemerintah Jepang ini disertai dengan penunjukan
ketuanya yaitu : Dr. Radjiman Wediodiningrat dan dibantu oleh dua orang wakil ketua
yaitu RP Soeroso dan Ichibangase. BPUPKI yang dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945,
pelantikannya baru dilakukan tanggal 28 Mei 1945. Dalam menjalankan tugasnya
BPUPKI telah mengadakan sidang-sidangnya yang dapat dibagi dalam dua perlode.
Meskipun pada awal pembentukannya badan ini hanya bertugas untuk melakukan
penyelidikan terhadap hal-hal yang penting bagi kemerdekaan, namun kenyataannya
badan ini telah melangkah jauh menuju persiapan Indonesia merdeka.
Dalam persidangan periode pertama, BPUPKI telah memulai tugasnya dengan
membicarakan masalah yang sangat penting yakni tentang dasar negara.setelah sidang-
sidang BPUPKI periode pertama 29 Mel - 1 Juni 1945 selesai dengan berbagal usulan-
usulan yang telah disampaikan dan disepakatinya Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Untuk
mengakhiri sidang BPUPKI periode pertama, sebanyak 38 orang anggota mengadakan
pertemuan dan kemudian membentuk Panitia Kecll yang terdlri dari dua kepanitiaan.
terdapat lima orang yang merangkap dalam dua kepanitiaan yakni:
1. Soekarno
2. Moh. Hatta
3. Moh. Yamin
4. KH Wachid Hasjim
5. Maramis
Selanjutnya untuk Panitia Kecil 8 Anggota ini berhasil menyusun inventarisasi
usulan-usulan sebagai berikut:
a. Usulan yang meminta Indonesia merdeka selekas-lekasnya
b. Usulan yang meminta mengenai dasar Negara
c. Usulan yang meminta mengenai soal unifikasi ata'u federasi

5
d. Usulan yang meminta mengenai bentuk negara dan kepala Negara
e. Usulan yang meminta mengenai warga Negara
f. Usulan yang meminta mengenai daerah
g. Usulan yang meminta mengenai agama dan Negara
h. Usulan yang meminta mengenai pembelaan
i. Usulan yang meminta mengenai soal keuangan.
Sementara itu Panitia Kecil yang bertugas menyusun "Pembukaan Hukum Dasar"
atau yang disebut juga sebagai Rapat Panitia Perancang Undang-undang Dasar.
Didalam persidangan kedua inilah nantinya yang membahas terbentuknya UUD 1945
dan bagaimana sistem bentuk Negara.

B. Penetapan Undang-Undang Dasar 1945 Oleh PPKI


Setelah BPUPKI menjalankan tugas-tugasnya dan berhasil menetapkan dua hal
yang penting bagi pembentukan Indonesia merdeka, yakni Rancangan Pembukaan
Undang-undang Dasar dan Rancangan Undang-undang Dasar, badan ini pada tanggai 7
Agustus 1945 dibubarkan oleh Pemerintah Jepang. Dan sebagai tindak lanjut yang lebih
konkret terhadap janji-janjinya, Pemerintah Jepang melalui Penguasa tertinggi bala
tentara Dai Nippon di Asia Selatan telah menyetujui akan dibentuknya Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI). Oleh karena itu pada tanggai 9 Agustus
1945. Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Wediodiningrat berangkat ke markasnya di
Saigon guna menerima secara langsung pembentukan PPKI.
Delegasi Indonesia tiba di Saigon tanggal 10Agustus dan tanggal 12Agustus
1945 diterima oleh Marsekal Hisaichi Terauchi di Dallat. Pada kesempatan tersebut
Marsekal menjelaskan bahwa tanggal kemerdekaan akan ditentukan oleh Tokio, dan
untuk itu di Jakarta harus dibentuk PPKI. Tugas panitia ini adalah melaksanakan
kemerdekaan Indonesia yang daerahnya meliputi daerah Hindia Belanda dahulu.Panitia
ini beranggotakan 21 orang termasuk Soekarno dan Moh. Hatta yang masing-masing
adalah selaku ketua dan wakil ketua. Delegasi Indonesia sampai ditanah air tanggal
14Agustus 1945 dan tanggai 15 Agustus Jepang telah menyerah kalah dengan sekutu.
Dengan demikian Jepang sudah tentu tidak dapat lagi untuk menghadiahkan
kemerdekaan kepada Indonesia yang semula dijanjikan akan dilaksanakan pada tanggai
24 Agustus 1945.Tanah-tanah jajahan Jepang termasuk Indonesia berada pada status
quo sampai dengan negara-negara sekutu mengambil alih kekuasaannya. Kekalahan
Jepang tersebut segera diketahui oleh tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan baik dari

6
kalangan pemuda maupun yang tua. Oleh karena itu kesempatan Ini dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Setelah melalui
perdebatan strategi perjuangan kemerdekaan, selang dua hari dari Jepang menyerah,
tepatnya tanggai 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dikumandangkan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Dan ketika itu Indonesia belum mempunyal Undang-undang Dasar yang akan
digunakan sebagai landasan konstitusional dalam bernegara, Lembaga-lembaga
pemerintahan belum terbentuk. Satu-satunya lembaga yang mewakili bangsa Indonesia
adalah PPKI yang pembentukannya dilakukanoleh Jepang: Sehari setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yakni tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan rapat guna
membahas berbagai persoalan dalam rangka melengkapi lahirnya Indonesia merdeka.
Dalam persidangan PPKI tanggal 18 Agusus 1945, ada beberapa hal yang menarik
untuk dikaji lebih lanjut, yaitu :
1. dicoretnya kata-kata "dengan kewajiban menjalankan syarlat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya", dan dihapusnya syarat presiden harus beragama Islam. Pencoretan
kata-kata tersebut merupakan suatu kekalahan bagi golongan nasionalis Islam,
tetapi merupakan puncak kemenangan bagi perjuangan nasionalis sekuler yang
selama persidangan BPUPKI selalu mengalami kekalahan dari golongan
nasionalis Islam.
2. pernyataan Soekarno selaku Ketua PPKI yang mengemukakan bahwa Undang-
undang dasar ini adalah Undang-undang Dasar "kilat" Undang-Undang Dasar
Sementara yang merupakan revolutie grondwet.
3. Ketiga, rancangan Undang-undang Dasar hasil karya BPUPKI memberikan
manfaat yang besar dalam proses pembahasan dan penetapan Undang-undang
Dasar.
Demikianlah proses pengesahan dan penetapan Pembukaan Undang-undang
Dasar dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus
1945. Yang perlu dicatat adalah bahwa PPKI pada sidang tersebut tidak mengesahkan
dan menetapkan adanya Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana yang
dapat dilihat dalam Naskah Undang-Undang Dasar 1945 selama ini. Penutup Dari
pemaparan di atas, nampaklah proses penyusunan dan penetapan UUD 1945 yang
penyusunannya dilakukan oleh BPUPKI dilakukan dalam dua kali masa persidangan
yaitu tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945 untuk periode pertama dan tanggal 10 Juli - 17 Juli

7
1945 untuk masa persidangan periode kedua. Sedangkan untuk penetapannya dilakukan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945..

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan Hatta menandai awal


resmi dari negara Indonesia merdeka. Meskipun Indonesia merdeka, UUD 1945
baru diadopsi secara resmi pada tahun berikutnya.
B. Sidang Dokuritsu Junbi Cosakai BPUPKI Kedua (11-25 November 1945):
Sidang ini dimaksudkan untuk mengesahkan UUD 1945. Pada 18
November 1945, UUD 1945 disahkan sebagai konstitusi resmi Republik
Indonesia.

C. Pembukaan UUD 1945 (18 Agustus 1945):


Tanggal ini ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun UUD 1945. Dokumen ini
menjadi dasar hukum tertinggi Republik Indonesia dan telah mengalami beberapa
perubahan amendemen selama sejarahnya.
UUD 1945 memberikan landasan konstitusional bagi negara Indonesia,
menjelaskan prinsip-prinsip dasar negara, hak-hak warga negara, dan struktur
pemerintahan. Ini adalah dokumen yang sangat penting dalam sejarah
kemerdekaan Indonesia.
3. Defenisi pokok-pokok pikiran dari pembukaan UUD
a.menurut para ahli
1. Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. (Pakar Hukum Tata Negara):
Beliau berpendapat bahwa pokok pikiran pembukaan UUD 1945 adalah
untuk menciptakan negara yang merdeka, berdaulat, adil, dan berkeadilan, serta
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
2. Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., LL.M. (Pakar Hukum Tata Negara):
Menurut beliau, pokok pikiran pembukaan UUD 1945 adalah untuk
membentuk
negara yang berdaulat, adil, demokratis, dan memajukan kesejahteraan rakyat.
3. Prof. Dr. Mahfud MD, S.H., LL.M. (Pakar Hukum Tata Negara):
Beliau melihat pokok pikiran pembukaan UUD 1945 sebagai tekad bangsa
Indonesiauntuk membangun negara yang berlandaskan kedaulatan,
kesejahteraan sosial, dan martabat manusia.

8
4. Dr. H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (Mantan Presiden RI):
Gus Dur menganggap pokok pikiran pembukaan UUD 1945 sebagai landasan
bagi pembangunan negara yang menjunjung tinggi kemanusiaan, keadilan
sosial, dan pluralisme.
A. Menurut anggota kelompok
1. Tiara,2023
Pokok – pokok pikiran dalam UUD 1945 ialah Ketuhanan yang maha
esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan syatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Aini, 2023
Pokok pikiran dari UUD 1945 adalah untuk menjaga kedaulatan
rakyat, menciptakan negara yang adil, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, dan mempromosikan persatuan dalam kerangka demokrasi.
3. Salmi, 2023
Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
Pokok pikiran yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 adalah
Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara yang dijadikan landasan
dalam segala aspek kehidupan bernegara dan berbangsa di Indonesia.
Pancasila terdiri dari lima sila yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.Pada dasarnya, ada empat pokok pikiran di pembukaan UUD
1945 yang terbagi dalam empat alinea.
B. Menurut kelompok 8
Kedaulatan Rakyat: UUD 1945 menekankan bahwa kedaulatan berada di
tangan rakyat Indonesia.
Negara Kesatuan: Indonesia adalah negara kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
Kemanusiaan: Nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial menjadi prinsip
penting dalam UUD ini.

9
Ketuhanan: Meskipun negara Indonesia tidak menganut satu agama resmi,
UUD 1945 mengakui ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Persatuan: UUD 1945 menekankan pentingnya persatuan nasional dan
kebinekaan sebagai sumber kekuatan.
Demokrasi: UUD ini menegaskan prinsip-prinsip demokrasi dalam sistem
pemerintahan Indonesia.

badan ini memasuki sidang-sidang BPUPKi periode kedua yang diiaksanakan pada
tanggal 10 Juli - 17 Juii 1945. Agenda-agenda persidangan dalam periode kedua inilah
nantinya yang membahas terbentuknya UUD 1945 dan bagaimana sistem bentuk
Negara.

IV. Pokok Pikiran Alinea-alinea UUD 1945


A. Alinea Preambule
B. Alinea Pokok
C. Alinea Tambahan

VI. Rumusan Makalah


A. Menjelaskan makna alinea-alinea UUD 1945
B. Mencakup sumber dan proses pembentukan alinea-alinea tersebut
C. Menguraikan pokok pikiran yang terkandung dalam setiap alinea
D. Menyajikan pendapat para ahli mengenai alinea-alinea UUD 1945
E. Membuat kesimpulan berdasarkan analisis yang telah dilakukan

VII. Kesimpulan
Dari analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa alinea-alinea UUD 1945
memiliki makna dan pokok pikiran yang penting dalam menjalankan negara Indonesia.

10
Masing-masing alinea memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda namun saling terkait. Proses
pembentukan dan perubahan alinea-alinea didasarkan pada penyusunan UUD 1945 dan
kebutuhan negara. Pendapat para ahli juga memberikan pandangan yang beragam mengenai
alinea-alinea UUD 1945, namun keberagaman ini dapat dijadikan sebagai bahan diskusi dan
pemikiran lebih lanjut.

VIII. Daftar Pustaka


1. Supriyono, Drs. (2019). Konstitusi dan Alinea Pream

Daftar Pustaka

Sri Soemantri IV1,1987, Prosedurdan Sistem Perubahan Konstitusi,Cetakan IV, Bandung: Alumni.
George Mo Turnan Kahin, 1980, Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, terjemahan Ismail bin
Muhammad dan Zaharom bin Abdul Rashid, Cetakan Pertama, Kuala Lumpur: Dewan Bahasadan
Pustaka Kementerian Pelajaran Malaysia. A.G. Pringgodigdo, tt,Perubahan Kabinet Presidensill
Menjadi Kabinet Pariementer, Yogyakarta: Yayasan Ponds UGM. Mohammad Tolchah Mansoer, 1977,
Pembahasan Beberapa Aspek Kekuasaankekuasaan Eksekutif dan Legislatif di Indones/a,Cetakan
kedua, Jakarta: Pradnya Paramita. Mohammad Yam\r\,1971, Naskah Persiapan UUD 1945, Jilid
Pertama, Mohammad Yamin, op. cit., halaman 399-437. Jakarta. Mohammad Hatta, 1970,Sekitar
Proklamasi, Cetakan Kedua, Jakarta: Tintamas. Saafroedin Bahar dkk.,1992, Risalah Sidang BPUPKI
dan PPKI, Cetakan Kedua, Edisi II, Jakarta: Sekretariat Negara. Endang Saifudin Anshari, 1981, Piagam
Jakarta 22 Juni 1945 dan Sejarah Konsensus nasional Antara Nasionalis Islami dan Nasionalis Sekuler
Tentang Dasar Negara Rl, Cetakan Pertama, Bandung: Perpustakaan Salman ITB. Marsilam
SImanjuntak, 1994, Pandangan Negara Integralistik, Cetakan Pertama, Jakarta: Graflti. A . M . W .
Pranarka, 1985, Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila, Cetakan Pertama, Jakarta: CSIS

11

Anda mungkin juga menyukai