Disusun Oleh :
TIFANI
Kelas : X MM
sebagai dasar negara berkedudukan sebagai norma objektif dan norma tertinggi dalam
negara,serta sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Meskipun secara tersurat Pembukaan UUD 1945 tidak pernah menyebut Pancasila dan
hanya menyebut sila-sila mulai sila pertama sampai kelima,Sila-sila tersebut telah diakui
sebagai dasar negara Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat memaksa,yaitu mengikat dan memaksa
semua warga negara untuk tunduk kepada Pancasila, dan siapa yang melanggar harus
ditindak berdasarkan aturan hukum yang berlaku diIndonesia, dan jika ada peraturan
hukum yang bertentangan dengan Pancasila maka peraturan tersebut harus dicabut.
2. Proses penyusunan dan penetapan dasar negara
a). Tahap pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia ( BPUPKI )
Pada tanggal 8 Desember 1941 Jepang menyerang pangkalan armada Amerika Serikat
Pearl Harbor dikepulauan Hawai , 19 kapal perang AS tenggelam, 177 pesawat terbang AS
hancur, dan 3000 jiwa tewas, dan sejak saat itu pecahlah Perang Pasifik ( Perang Asia
Timur Raya ).
Jepang kemudian menyerang Filipina, dan negara-negara di Asia Tenggara,termasuk
Indonesia,yang pada saat itu di kuasai oleh Belanda
Karena Belanda tidak dapat menghadapi serangan armada Jepang,maka pada tanggal 8
Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang,dan sejak saat itu mulailah
masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Meskipun dalam masa pendudukan Jepang ini bangsa Indonesia mengalami siksaan dan
penderitaan karena diperlakukan semena-mena, tidak manusiawi, namun demikian juga
membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia seperti :
1. diberikannya latihan kemiliteran kepada para pemuda
2. dibentuknya Peta ( tentara suka rela )
3. diperbolehkannya mengibarkan bendera merah putih
4. diperbolehkannya menyanyikan lagu Indonesia Raya
5. dibentuknya BPUPKI sebagai awal proses kemerdekaan Indonesia.
Masa pemerintahan jepang ini juga berpengaruh bagi kehidupan bangsa Indonesia,karena
mempercepat kemerdekaan Indonesia.
Pembentukan BPUPKI
Jepang dalam perang Asia Timur Raya mulai mengalami kekalahan dan meminta bantuan
kepada bangsa Indonesia dengan berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia dikelak kemudian hari, janji ini diberikan pada tanggal 7 September 1944.
Sementara itu Jepang semakin terdesak oleh sekutu. Dan pada tanggal 1 Maret 1945
Jepang memberikan janji kemerdekaannya yang kedua kepada bangsa Indonesia.
Janji kedua itu adalah :
1. akan dibentuk suatu badan yang dinamakan badan untuk menyelidiki usaha
persiapan Kemerdekaan,disingkat Badan Penyelidik
2. akan didirikan suatu sekolah namanya kenkoku Gakuin, dimana akan diajarkan
pengetahuan politik,dan yang akan memberi pelajaran disekolah tersebut adalah
pemimpin kita seperti Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Subardjo.
Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai realisasi
janji tersebut maka dibentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia yang disebut BPUPKI atau Dokuritzu Zyunbi
Tioosakai
Badan ini beranggotakan 60 orang ditambah ketua dan 2 orang wakil ketua yaitu :
Ketua Dr. Radjiman Wediodiningrat dan sebagai wakil ketua Indonesia R.P. Soeroso dan
Wakil ketua orang Jepang yaitu Iclubangse.
Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang BPUPKI
dibentuk dan secara resmi dilantik pada tanggal 28 Mei 1945
Dengan terbentuknya badan ini, bangsa Indonesia mendapat kesempatan secara legal untuk
membicarakan dan mempersiapkan keperluan kemerdekaan Indonesia seperti antara lain :
mempersiapkan UUD
Bentuk Negara
Sistem pemerintahan
b). Penyusunan konsep rancangan dasar negara dan rancangan UUD sebagai
konstitusi negara Indonesia merdeka.
Dalam penyusunan rancangan dasar Negara dan rancangan UUD, BPUPKI bersidang
sebanyak dua kali yaitu :
1. Sidang yang pertama Pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945
Dalam sidang yang pertama ini ada tiga tokoh nasional yang berpidato tentang rumusan
dasar negara RI ,mereka adalah : Mr. Muhammad Yamin, Ir. Soekarno, dan Mr.
Soepomo
Mereka mengusulkan dalam pidatonya tentang rumusan-rumusan dasar Negara,dan
meskipun berbeda akan tetapi pada prinsipnya maksudnya sama.
(a). Mr. Muhammad Yamin ( 29 Mei 1945 )
dalam pidatonya secara lisan,dia mengemukakan rumusan dasar Negara sebagai
berikut :
peri kebangsaan
peri kemanusiaan
peri ketuhanan
peri kerakyatan
kesejahtraan rakyat
Selesai berpidato, beliau mengajukan secara tertulis mengenai rancangan dasar negara
sebagai berikut:
Paham Negara Kesatuan. Yaitu Negara mengatasi segala paham golongan dan
perseorangan
Kesejahtraan sosial
Pada tanggal 1 Juni 1945 didepan sidang BPUPKI Ir. Soekarno mengusulkan nama
rumusan dasar negara Indonesia merdeka yaitu dengan nama Pancasila,sesuai dengan
petunjuk temannya yang ahli bahasa.Beliau juga mengusulkan bahwa Pancasila adalah
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Dalam sidang BPUPKI yang pertama ini, belum ada kata sepakat tentang rumusan dasar
negara
Indonesia merdeka.Oleh karena itu BPUPKI membentuk panitia kecil berjumlah sembilan
orang Karena jumlah mereka ada sembilan orang,mereka disebut juga panitia sembilan
atau tim perumus. Panitia kecil ini pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil merumuskan
rancangan dasar negara Indonesia merdeka yang dikenal sebagai Piagam Charter
atau Piagam Jakarta.
KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945 DAN PERKEMBANGAN KONSTITUSI
DI INDONESIA
sistematika UUD 1945 yang tidak diamandemen adalah Pembukaan UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 mungkin dapat dianggap sebagai Preambule yang lengkap, karena
memenuhi unsur unsur politik, religius, moral dan mengandung ideology Negara ( State
Ideology ) Pancasila.
3. Makna Alinea dalan Pembukaan UUD 1945
Sebagaimana disinggung diawal, Pembukaan UUD 1945 terdiri dari empat Alinea.
Keempat Alinea tersebut memiliki makna masing masing. Adapun makna Alinea alinea
dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut :
a. Alinea Pertama
1) Pada Alinea pertaman terkandung suatu dalil objektif, yaitu penjajahan tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Oleh karena itu, penjajahan harus dihapus agar
semua bangsa di dunia dapat mendapatkan hak kemerdekaannya sebagai bentuk penerapan
dan penegakan hak asasi manusia.
2) Alinea ini juga mengandung pernyataan sujektif yaitu partisipasi bangsa Indonesia
sendiri untuk membebaskan diri dari penjajahan.
b. Alinea Kedua
Alinea kedua mengandung adanya ketetapan dan penajaman penilaian yang menunjukan
bahwa :
1) Perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan ;
2) Momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan
kemerdekaan ;
3) Kemerdekaan tersebut bukan marupakan tujuan akhir, melainkan masih haris diisi
dengan mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, adil dan makmur.
c. Alinea Ketiga
Alinea ketiga menggambarkan adanya keinginan kehidupan yang berkesinambungan,
keseimbangan antara kehidupan spiritual dan material serta keseimbangan antara
kehudipan dunia dan akhirat. Alinea ini memuat tentang :
1) Motivasi spiritual yang luhur serta suatu pengukuhan dari proklamasi kemerdekaan.
2) Ketaqwaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Ridha
Nya lah bangsa Indonesia berhasil dalam perjuangan mencapai kemerdekaannya.
d. Alinea Keempat
Alinea keempat menegaskan tentang :
1) Fungsi sekaligus tujuan Negara Indonesia yaitu :
a) Melndungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
b) Memajukan kesejahteraan umum ;
c) Mencerdaskan kehidupan bangsa ;
d) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
Dilihat dari pembukaan UUD 45 maka masing-masing alinea mengandung makna sendirisendiri yaitu sebagai berikut :
1. Alinea pertama
Mengungkapkan suatu dalil objektif yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan
Mengandung suatu pernyataan subjektif yaitu aspirasi bangsa indonesia sendiri untuk
membebaskan diri dari penjajah.
2. Alinea kedua
Bahwa perjuangan pergerakan di indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan
Bahwa momentum yang telah ddicapai tersebut, dimanfaatkan untuk menyatakan
kemerdekaan
Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir, tapi harus diisi dengan
mewujudkan negara indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur
3. Alinea ketiga
Memuat motifasi spiritual yang luhur seperti suatu pengukuhan dari proklamasi
kemerdekaan 17 agustus 45
Menunjukan ketakwaan bangasa indonesia terhadap Tuhan YME
4. Alinea keempat
Merumuskan tujuan negara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
Ketentuan adanya UUD 45 maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu
dalam suatu UUD
Menyatakan asas politik negara RI yang berkedaulatan rakyat
Memuat rumusan dasar kerohanian negara yaitu pancasila
Pembukaan UUD 45 mempunyai fungsi / hubungan langsung dengan UUD 45 yaitu bahwa
dalam pembukaan UUD 45 mengandung pokok-pokok pikiran yang diciptakan dan
diutamakan dalam batang tubuh UUD yaitu dalam pasal X
1. Pokok pikiran pertama : negara melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh
tumpah darah indonesia dengan bedasar untuk persatuan
2. Pokok pikiran ke2 : negara hendak mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
3. Pokok pikiran ke3 : negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan untuk kerakyatan dan
permusyawaratan / perwakilan
4. Pokok pikirakn ke4: negara berdasarkan ketuhanan YME menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradap
Dari kseimpuilan diatas atau dapat disimpulkan kedudukan UUD 45 sebagai berikut:
1. Pembukaan UUD 45 sebagai pernyataan kemerdekaan indonesia yang terperinci dan
mengandung cita-cita yang luhur dari proklamasi kemerdekaan
2. Pembukaan UUD 45 merupakan tertib hukum tertinggi di negara Indonesia
3. Bahwa pembukaan UUD 45 yang pada hakikatnya terpisah dari batang tubuh UUD 45
4. Dan berhubungan dari itu maka siapapun, MPR pun hasil pemilu tidak dapat
mengubahnya, karena mengubah pembukaan UUD 45 berarti pembubaran negara
proklamasi 17 agustus 45
PERIODISASI KONSTITUSI DI INDONESIA
Sebagai Negara yang berdasarkan Hukum tentu saja Indonesia memiliki konstitusi yang
dikenal dengan UUD 1945. Keberadaan UUD 1945 sebagai konstitusi di Indonesia
mengalami perjalanan yang sangat panjang dari dimulai disahkan pada tahun 1945 hingga
akhirnya diterima sebagai landasan huku bagi pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia
saat ini. Pada masa itu, konstitusi Indonesia sempat berganti beberapa kali dalam periode
waktu tertentu.
1. Undang - Undang Dasar 1945 ( 18 Agustus 1945 27 Desember 1949 )
UUD 1945 pertama kali disahkan berlaku sebagai konstitusi negara Indonesia dalam siding
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 yaitu sehari
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Naskah UUD 1945 ini pertama kali
dipersiapkan oleh pemerintah balatentara Jepang yang diberi nama Dokuristu Zyunbi
Tyoosakai yang dalam bahasa Indonesia disebut Badan Penyidik Usaha Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI )
BPUPKI beranggotakan 26 orang, diketuai oleh K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat serta
Itibangese Yosio dan Raden Panji Suroso, masing masing sebagai wakil ketua. BPUPKI
mengadakan 2 kali sidang, sidang Pertama berlangsung pada tanggal 29 Mei 1 Juni 1956
dan sidang Kedua berlangsung pada tanggal 10 Juli 17 Juni 1945. dalam masa sidang
Kedua itulah dibentuk Panitia Hukum Dasar dengan anggota yang terdiri dari 19 orang,
diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini membentuk Panitia kecil yang diketuai Prof. Dr.
Soepomo. Panitia kecil berhasil menyelesaikan tugasnya dan BPUPKI menyetujui hasil
kerjanya sebagai rancangan UUD pada tanggal 16 Agustus 1945. setelah BPUPKI
menyelesaikan tugasnya, Pemerintah Balatentara Jepang membentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ) yang beranggotakan 21 orang, termasuk Ir. Soekarno dan
Drs. Mohammad Hatta.
Setelah mendengarkan hasil BPUPKI tentang naskah rancangan UUD pada sidang PPKI
tanggal 18 Agustus 1945, akhirnya mengesahkan rancangan UUD tersebut menjadi UUD
Negara Republik Indonesia.
Namun demikian, setelah resmi disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 UUD 1945 tidak
langsung dijadikan referensi dalam setiap pengambilan keputusan kenegaraan dan
pemerintahan. UUD 1945 pada intinya hanya dijadikan sebagai alat untuk sesegera
mungkin membentuk Negara merdeka yang bernama RI. Oleh karena itu walaupun secara
formal UUD 1945 berlaku sebagai konstitusi namun hanya bersifat nominal yaitu baru
diatas kertas saja.
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949 17 Agustus 1950 )
Pada tahun 1947 tentara Belanda melakukan Agresi Militer I yang kemudian dilanjutkan
dengan Agresi Militer II tahun 1948. Tujuan Belanda melakukan Agresi ini adalah untuk
menjajah Indonesia kembali. Agresi ini mendapat perhatian dunia sehingga PBB mengajak
pihak Indonesia dan Belanda berunding. Pada tanggal 23 Agustus 2 November 1949
diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda. Konferensi ini berhasil
menyepakati 3 hal yaitu :
a. Mendirikan Republik Indonesia Serikat
b. Penyerahan kedaulatan pada RIS yang berisi 3 hal yaitu piagam Penyerahan kadaulatan
dari Kerajaan Belanda pada pemerintahan RIS, status UNI dan persetujuan perpindahan.
c. Mendirikan UNI antara RIS dan Kerajaan Belanda
Naskah konstitusi RIS disusun bersama oleh delegasi RI dan FBO (Bijeenkoms Voor
Federal Overleg) dalam konferensi tersebut. Naskah rancangan UUD itu disepkati bersama
oleh kedua belah pihak untuk diberlakukan sebagai UUD RIS. Naskah UUD yang
kemudian dikenal dengan sebutan Konstitusi RIS itu resmi mendapat persetujuan Komite
Nasional Pusat pada tanggal 14 Desember 1949. selanjutnya Konstitusi RIS dinyatakan
berlaku mulai tanggal 27 Desember 1949.
Konstitusi RIS dimaksud sebagai UUD bersifat sementara, karena lembaga yang membuat
dan menetapkannya tidaklah representatif. Hal ini ditegaskan dalan Pasal 186 Konstitusi
RIS bahwa Konstituante bersama pemerintah selekas lekasnya menetapkan Konstitusi RIS.
3. Undang Undang Dasar Sementara 1950 (17 Agustus 1950 5 Juli 1959 )
Bentuk Negara RIS tidak bertahan lama. Sebagai Negara yang baru terbentuk Indonesia
masih membutuhkan tahap tahap konsolidasi kekuasaan efektif. Bentuk Negara yang
lebih cocok untuk kondisi tersebut adalah Negara kesatuan. Dalam rangka konsolidasi
kekuasaan itu, tiga wilayah Negara bagian yaitu Negara RI, Negara Indonesia Timur dan
Nrgara Sumatra Timur menggabungkan diri menjadi satu wilayah RI.
Sejak saat itu wibawa pemerintah RIS menjadi berkurang sehingga dicapai kata sepakat
antara pemerintah RIS dan pemerintah RI untuk kembali mendirikan Negara kesatuan RI.
Kesepakatan itu dituangkan dalam satu naskah persetujuan bersama pada tanggal 19 Mei
1950.
Dalam rangka persiapan kea rah itu maka untuk keperluan menyiapkan satu naskah UUD,
dibentuklah suatu panitia bersama yang akan menyusun rancangannya. Setelah selesai
rancangan UU itu kemudian disahkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat pada
tanggal 12 Agustus 1950, dan DPR dan Senat RIS pada tanggal 14 Agustus 1950.
selanjutnya naskah UUD baru ini diberlakukan secara resmi mulai tanggal 17 Agustus
min. 5 thn berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut Apabila ia seorang laki-laki yg
sdh kawin, ia perlu mendpt persetujuan istrinya Dapat berbahasa Indonesia Sehat jasmani
& rokhani Bersedia membayar kepada kas negara uang sejumlah Rp.500 sampai 10.000
bergantung kepada penghasilan setiap bulan Mempunyai mata pencaharian tetap Tidak
mempunyai kewarganegaraan lain apabila ia memperoleh kewarganegaraan atau
kehilangan kewarganegaraan RI b. Naturalisasi Istimewa Naturalisasi ini dapat diberikan
bagi mereka (warga asing) yang telah berjasa kepada negara RI dengan penyataan sendiri
(permohonan) untuk menjadi WNI, atau dapat diminta oleh negara RI Lihat Alur
Naturalisasi Baca Juga Permohonan Kewarganegaraan melalui Pernyataan 3. Permasalahan
dalam Pewarganegaraan a. Apatride adalah Seseorang yang tidak memiliki status
kewarganegaraan Contoh : Seorang keturunan bangsa A (Ius Soli) lahir di negara B (Ius
Sanguinis) Maka orang tsb bukan warga negara A maupun warga negara B b. Bipatride
adalah Seseorang yang memiliki kewarganegaraan rangkap Contoh : Seorang keturunan
bangsa C (Ius Sanguinis) lahir di negara D (Ius Soli). Sehingga karena ia keturunan negara
C, maka dianggap warga negara C, tetapi negara D juga menganggapnya sebagai warga
negara,karena ia lahir di negara D c. Multipatride Seseorang yang memiliki 2 atau lebih
kewarganegaraan Contoh : Seorang yang BIPATRIDE juga menerima pemberian status
kewarganegaraan lain ketika dia telah dewasa, dimana saat menerima kewarganegaraan
yang baru ia tidak melepaskan status bipatride-nya Permasalahan tersebut di atas harus di
hindari dengan upaya: Memberikan Kepastian hukum yang lebih jelas akan status hukum
kewarganegaran seseorang Menjamin hak-hak serta perlindungan hukum yang pasti bagi
seseorang dalam kehidupan bernegara 4. Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
Karena kelahiran Pengangkatan Dikabulkannya Permohonan Pewarganegaraan
(Opsi/Repudiasi) Akibat Perkawinan Turut Ayah atau Ibu Pernyataan Lihat juga alur dan
syarat permohonan naturalisasi klik di sini Hak-hak Dasar WNI Menurut UUD 1945 Pasal.
26 : Menyatakan diri sebagai warga negara dan penduduk Indonesia atau ingin menjadi
warga negara suatu negara. Pasal. 27 (1) : Memiliki persamaan kedudukan dalam hukum
dan pemerintahan Pasal. 27 (2) : Memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak
Pasal. 28A : Berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya sebagai hak asasi manusia
Pasal. 29 (2): Memperoleh jaminan untuk memeluk salah satu agama dan melaksanakan
ajaran agamanya masing-masing. Pasal. 30 : Berhak ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan Pasal. 31 : Berhak memperoleh pendidikan Pasal. 32 : Berhak mengembangkan
kebudayaan nasional Pasal. 33 : Berhak untuk mengembangkan usaha-usaha bidang
ekonomi Pasal. 34 : Berhak memperoleh jaminan pemerliharaan dari pemerintah bagi fakir
miskin dan anak-anak terlantar Kewajiban Dasar WNI menurut UUD 1945 : Pembukaan
UUD Alenia-1 : Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan Pembukaan UUD
Alenia-2 : Menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan kedaulatan bangsa
Pembukaan Alenia-4 : Menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar
negara Pasal. 23 (2) : Setia membayar pajak untuk negara Pasal. 27 (1) : Menjunjung tinggi
hukum dan pemrintahan dengan tidak ada kecualinya Pasal. 30 (1) : Ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara Pasal. 35 : Menghormati bendera Sang Merah Putih
Pasal. 36 : Menghormati bahasa negara Bahasa Indonesia Pasal. 36A : Menjunjungtinggi
Lambang Negara Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika