Anda di halaman 1dari 27

MATERI CERDAS CERMAT

WAWASAN KEBANGSAAN

1. Undang-Undang dasar 1945


UUD 1945 adalah merupakan keseluruhan naskah yang terdiri dari Pembukaan dan
Pasal-pasal. Setelah dilakukan amandemen, maka naskah Penjelasan dihapus. UUD 1945
bukan merupakan hukum biasa, namun ia merupakan hukum dasar tertulis, yang
berfungsi sebagai alat kontrol, yaitu mengontrol apakah ketentuan yang lebih rendah
bertentangan atau tidak dengan peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya harus
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kententuan UUD 1945.
Sebagai hukum dasar tertulis, UUD 1945 memiliki kedudukan paling tinggi dalam
tata urutan atau hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia sesuai dengan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004. Setelah Jepang mengalahkan sekutu dalam
peperangan, maka Indonesia yang semula merupakan jajahan Belanda beralih ke
Jepang. Karena Jepang memerlukan rakyat Indonesia untuk membantu Jepang
memenangkan perang Asia Timur Raya, maka Jepang menjanjikan kepada Indonesia,
apabila rakyat Indonesia membantu Jepang memenangkan perang. Jepang berjanji akan
memberikan kemerdekaan Indonesia. Agar Rakyat Indonesia mempercayai janji-janji
Jepang, maka dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan), yaitu Badan yang merancang UUD yang diperlukan Indonesia untuk
menjadi negara merdeka, termasuk di dalamnya rancangan dasar negara dan rancangan
pernyataan Indonesia merdeka.
BPUPKI dibentuk oleh Jepang pada tanggal 29 April 1945 yang diketuai oleh Dr.
Radjiman Wedyodiningrat dan Ketua Muda R.P. Soeroso. BPUPKI mengadakan dua kali
persidangan, yaitu: Sidang I dari tanggal 29 Mei 15 sampai dengan 1 Juni 1945, dan
Sidang II dari tanggal 10 Juli sampai dengan 16 Juli 1945. BPUPKI bertugas merumuskan
Dasar Indonesia Merdeka.
Hasil Sidang BPUPKI adalah:
1. Rancangan pernyataan Indonesia merdeka;
2. Rancangan Pembukaan UUD 1945
3. Rancangan Pasal-pasal UUD 1945
Badan yang mengesahkan UUD 1945 setelah BPUPKI selesai melaksanakan tugasnya
adalah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada tanggal 7
Agustus 1945 yang diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moch. Hatta sebagai Wakil Ketua.
Sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya sesuai janji Jepang, ternyata
Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, setelah Sekutu menjatuhkan bom atom di
Nagasaki dan Hirosima. Karena Belanda berusaha kembali menjajah Indonesia setelah
Jepang kalah, maka pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamirkan
kemerdekaan. Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia memerlukan
UUD, berikut dasar negara. Menurut pasal 3 UUD 1945 yang berwenang menetapkan
UUD adalah MPR. Mengingat MPR belum terbentuk pada saat itu, maka PPKI yang
menetapkan UUD 1945 yang berlaku pada tanggal 18 Agustus 1945. Naskah UUD 1945
telah dimuat dan disiarkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II Nomor 7 terbit
tanggal 15 Februari 1946.

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN

(Preambule)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawatan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

2. Pancasila
Ditulis dalam buku Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara karya Ronto (2012),
Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansakerta, "Panca" yang artinya adalah
lima, dan "Syla" yang berarti batu sendi.

Dalam bukunya, Ronto merumuskan fungsi utama pancasila dalam 9 poin, di antaranya:
a) Pancasila sebagai ideologi negara
b) Pancasila sebagai dasar negara
c) Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
d) Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
e) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
f) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum bagi
negara republik Indonesia
g) Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia
h) Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
i) Pancasila sebagai falsafah hidup yang mempersatukan bangsa

Nilai-nilai Pancasila

Kelima sila dalam Pancasila tentu sebaiknya dimaknai lebih jelas, maka dari itu Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP merangkum nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan
hidup, seperti berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


Sila pertama ini mengartikan bahwa warga negara Indonesia mempercayai dan bertakwa
pada Tuhan, dan disesuaikan dengan agama serta kepercayaan masing-masing orang.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab


Warga negara diminta untuk memahami bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama,
saling menjaga, dan bekerja sama untuk kedamaian negara.
3. Persatuan Indonesia
Warga negara harus menempatkan kesatuan, persatuan, dan kepentingan negara dari
kepentingan masing-masing.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan


Warga negara tidak bisa memaksakan kehendak pada orang lain dan harus mengutamakan
kepentingan orang lain. Perbedaan cara pandang harus diselesaikan dengan cara
bermusyawarah.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Warga negara mengembangkan perbuatan luhur dengan cara kekeluargaan, gotong-royong,
dan bersikap adil. Warga negara harus menyeimbangkan hak dan kewajiban diri, dan orang
lain.

LAMBANG GARUDA PANCASILA

3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


Latar belakang
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945 merupakan awal berdirinya NKRI.
Negara Indonesia di proklamasikan oleh para pendiri bangsa sebagai negara kesatuan.

Negara Indonesia terdiri atas wilayah yang luas dan tersebar dengan bermacam adat, suku,
keyakinaan serta budaya. Itu sebagai tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka, bersatu,
berdaulatan, adil, dan makmur.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), bentuk negara yang
dipakai oleh Indonesia adalah negara kesatuan dengan bentuk republik.
Bentuk negara tersebut tercantum dalam UUD 1945 Pasal 1 Ayat 1.
“Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk republik”.

NKRI adalah negara kesatuan yang dibagi atas daerah-daerah, provinsi, kabupaten/kota. Itu
sesuai dengan UUD 1945, Pasal 18 ayat (1).
”Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah itu
dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang”.

Bentuk pemerintahan NKRI adalah republik. Sehingga negara diselenggarakan berdasarkan


prinsip kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara demokratis, yang dibentuk melalui
pemilihan umum (Pemilu). Itu terkandung dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (2).
”Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar”.

Kedaulatan di tangan rakyat, artinya Indonesia menganut sistem demokrasi dalam


menjalankan pemerintahannya. Dalam negara demokrasi kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat.

Nilai-nilai persatuan dan kesatuan merupakan jiwa lahirnya NKRI. Karena menyadari tentang
keragaman bangsa Indonesia. Nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bangsa
Indonesia secara jelas dapat dipahami dari dasar negara Pancasila dan konstitusi negara,
UUD 1945.

Makna NKRI
NKRI yang merupakan wujud proklamasi kemerdekaan memiliki dengan kondisi bangsa
Indonesia yang majemuk. Berikut makna NKRI:
a) Keutuhan wilayah yang meliputi seluruh pulau dengan segenap tanah air dan udara
yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
b) Keutuhan khasanah budaya yang meliputi adat istiadat, karya cipta dan hasil
pemikiran.
c) Bangsa Indonesia dan suku-suku di seluruh wilayah NKRI.
d) Keutuhan Sumber Daya Alam (SDA) dengan meliputi seluruh kekayaan alam berupa
barang tambang, flora dan fauna.
e) Keutuhan penduduk atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang meliputi orangnya,
status, keselamatan hingga kesejahteraannya.

Adanya persatuan dan kesatuan memiliki manfaatkan yang bisa kamu rasakan dalam
kehidupan bernegara. Manfaat tersebut, yakni:
a) Keutuhan dan keamanan tetap terjaga
b) Memperkuat jati diri bangsa
c) Adanya kemajuan bangsa dalam segala bidang
d) Terciptanya suasana tenteram dan nyaman.

Tujuan NKRI
Tujuan NKRI secara umum adalah menyelenggarakan kesejahteraan dan kebahagiaan
rakyatnya. Karena tujuan negara merukan pedoman dalam menyusun dan mengendalikan
alat perlengkapan negara serta mengatur kehidupan rakyatnya. Tujuan dari tiap-tiap negara
dipengaruhi oleh tempat, sejarah pembentukan, dan pengaruh dari kekuasaan negara yang
bersangkutan. Dengan mengetahu tujuan negara, maka kamu dapat mengetahui sifat
organisasi negara dan legitimasi negara tersebut.

Tujuan negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD 1945 alenia yang berbunyi.
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

4. Lambang Negara Indonesia


Arti dari Lambang Garuda Pancasila

Burung Garuda melambangkan kekuatan. Warna emas pada burung Garuda melambangkan
kemuliaan. Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Setiap simbol
pada perisai melambangkan setiap ajaran Pancasila, yaitu:

1) Bintang melambangkan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa


2) Rantai melambangkan prinsip Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Pohon Beringin melambangkan prinsip Persatuan Indonesia
4) Kepala Banteng melambangkan prinsip Demokrasi yang Dipimpin oleh
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
5) Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial bagi Rakyat Seluruh dari
Indonesia

Warna Merah dan Putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Warna merah
berarti keberanian dan warna putih berarti kemurnian. Garis hitam tebal di perisai
melambangkan wilayah Indonesia dilalui oleh garis Khatulistiwa.

Arti dari jumlah bulu pada Burung Garuda

Jumlah bulu melambangkan tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945):

Jumlah bulu pada setiap sayap berjumlah 17;


Jumlah bulu pada ekor ada 8;
Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor ada 19; dan
Jumlah bulu pada leher ada 45.

Burung garuda mencengkram sebuah gulungan bertuliskan moto negara Indonesia,


Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti "Kesatuan dalam Keberagaman, meskipun berbeda,
namun tetap satu".

5. Keanekaragaman Budaya Indonesia

Keragaman budaya Indonesia merupakan salah satu warisan yang sudah sepatutnya untuk
dijaga. Bumi pertiwi merupakan Negara kepulauan yang dianugerahi dengan kekayaan
sumber alam dan budaya dari Sabang hingga Merauke. Indonesia memiliki ratusan suku
bangsa dan bahasa. Tak hanya itu, kebiasaan masyarakat di berbagai daerah pun berbeda-
beda. Hal-hal tersebut yang menjadikan Indonesia kaya akan keberagaman suku dan
kebudayaan.

Mengutip Koentjaraningrat dalam buku Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan,


kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddhayah bentuk jamak dari buddhi yang berarti
budi atau akal, sehingga menurutnya kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang
bersangkutan dengan budi dan akal, ada juga yang berpendapat sebagai suatu
perkembangan dari majemuk budi- daya yang artinya daya dari budi atau kekuatan dari akal
(1993:9). Lalu apa saja keragaman budaya Indonesia beserta contohnya? Simak
pembahasannya di bawah ini!
Keragaman Budaya Indonesia dan Contohnya
Luasnya Indonesia sebanding dengan kekayaan alam dan budaya yang dimiliki. Suku, bahasa,
agama, dan ras merupakan keragaman budaya yang ada di Indonesia.
a. Keragaman Ras
Berbeda dengan ras yang erat kaitannya dengan lingkungan serta kondisi social. Ras
merupakan kategori manusia dari sisi biologis dan diturunkan secara lintas generasi.
Masyarakat di Indonesia tergolong atas empat ras, yakni kaukasoid, Asiatic
mongoloid, melanesoid, dan Malayan-mongoloid. Sebagai contoh, orang Papua,
Maluku, serta NTT merupakan ras melanesoid. Sementara orang Sumatera, Jawa,
Bali, NTB, Sulawesi, serta Kalimantan merupakan ras Malayan-mongoloid.
b. Keragaman Suku
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan luas 1.905 juta km persegi. Luasnya
Indonesia diikuti dengan banyaknya suku. Tercatat lebih dari seribu suku yang ada di
Indonesia. Suku yang paling banyak di Indonesia adalah suku Jawa. Adapun
beberapa contoh suku di Indonesia adalah Jawa, Betawi, Sunda, Bugis, Dayak,
Melayu, Bali, Minangkabau, Sasak, Papua, dan masih banyak lagi.
c. Keragaman Bahasa
Banyaknya suku di Indonesia menyebabkan keragaman bahasa. Masing-masing suku
di Indonesia memiliki bahasa yang berbeda. Meskipun demikian, Indonesia memiliki
bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia. Contoh bahasa di Indonesia adalah bahasa
Jawa, bahasa Sunda, bahasa Batak, bahasa Melayu, bahasa Madura, bahasa
Minangkabau, dan lain sebagainya.

6. Kekayaan Alam Indonesia


Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Air merupakan salah satu sumber kehidupan yang ada di Bumi. Indonesia salah satu negara
yang kaya akan sumber daya air. Itu terbukti karena Indonesia memiliki banyak laut, sungai,
danau, dan sumber air lainnya.
Sungai sebagai salah satu sumber air bisa dimanfaatkan. Misalnya dengan cara dibangun
bendungan.
Bendungan sendiri memiliki fungsi yang banyak. Contohnya untuk mengumpulkan air, irigasi,
dan juga pengendali banjir.

Selain itu air juga bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan cara membangun
kincir atau turbin di dekat aliran air terjun.

Kita mengenal ini dengan sebutan Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA.

Listrik sendiri bermanfaat untuk menghidupkan alat elektronik, menyalakan sumber


penerangan, mengisi daya baterai, dan lain-lain.

Fungsi Lingkungan

Fungsi lingkungan yang pertama adalah sebagai tempat mencari makan. Contohnya nelayan
membutuhkan laut untuk mencari ikan.
Kedua, lingkungan berfungsi sebagai tempat berkarya dan bekerja. Contohnya pelajar
belajar di sekolah, orang dewasa bekerja sesuai dengan profesinya.

Ketiga, lingkungan sebagai tempat tinggal. Manusia memerlukan tempat tinggal untuk
berteduh, istirahat, dan berkumpul bersama keluarga.

Karena begitu pentingnya lingkugan pada kehidupan kita, tentunya kita harus merawat
lingkungan dengan sebaik mungkin.

Cara merawat lingkungan:

- Membuang sampah pada tempatnya


- Menjaga kebersihan
- Menghemat air
- Melestarikan tumbuhan

Kalau sudah terawat, maka lingkungan kita akan sehat dan nyaman untuk ditinggali.

Ciri lingkungan sehat adalah asri, bersih, memiliki udara yang segar, dan punya sumber air
bersih.

5 Kekayaan Alam Indonesia

Berikut ini adalah kekayaan alam Indonesia yang bisa dimanfaatkan:

a. Hutan
Indonesia memiliki hutan yang luasnya menempati urutan ketiga di dunia. Kalau
digabungkan seluruh hutan di Indonesia luasnya mencapai 99 juta hektar.

b. Lautan
Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Hal ini karena sebagian besar wilayah
Indonesia dikelilingi oleh lautan. Selain luas, lautan di Indonesia juga memilki
sumber daya alam bawah laut yang beragam.

c. Minyak Bumi
Minyak bumi adalah cairan kental yang biasa digunakan sebagai bahan bakar.
Indonesia juga kaya akan minyak bumi. Sayangnya karena dibutuhkan terus
menerus, minyak bumi di Indonesia terus menipis dan membutuhkan tambahan
minyak bumi dari luar negeri.

d. Gas Alam
Cadangan gas bumi di Indonesia masih cukup banyak. Totalnya adalah 1,5% dari
jumlah cadangan gas bumi di dunia. Karena itu Indonesia menjadi salah satu negara
yang mengeksor gas alam terbesar di dunia.

e. Batu Bara
Batu bara juga digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Ia
merupakan bahan bakar fosil yang terbentuk dari tumbuhan yang mati tertimbun
tanah selama jutaan tahun.

Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui

Sumber daya alam (SDA) ini tidak bisa habis, jika kita mengolanya dengan baik.

Contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah tanah, air, hewan, dan
tumbuhan.

SDA yang dapat diperbaharui bisa diolah menjadi suatu produk yang berguna untuk
masyarakat. Misalnya dari buah pohon kapan bisa diolah menjadi pakaian.

7. Bhineka Tunggal Ika


Bhinneka Tunggal Ika adalah artinya berbeda-beda tetap satu jua. Ini menjadi
semboyan bangsa Indonesia dan menjadi lambang negara Garuda Pancasila.
Bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan
persatuan dan kesatuan bangsa serta Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kata "Bhinneka"
artinya beragam, "tunggal" artinya satu dan "ika" artinya itu.

Tujuan dalam semboyan ini adalah mempersatukan bangsa Indonesia, mempertahankan


kesatuan bangsa, meminimalisir konflik atas kepentingan pribadi atau kelompok serta
mencapai cita-cita negara Indonesia.

Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang diambil dari kitab atau kakawin
Sutasoma karangan Empu Tantular di masa Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 masehi.
Kitab kakawin mengajarkan toleransi antar agama. Terutama agama Hindu-Siwa dan
Buddha.

Bhinneka Tunggal Ika juga menjadi inspirasi untuk bangsa Indonesia. Mohammad Yamin
menjadi orang pertama yang mengusulkan kutipan Bhinneka Tunggal Ika kepada Ir Soekarno
untuk dijadikan semboyan Indonesia.

Makna Bhinneka Tunggal Ika menjadi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri
dari beraneka ragam suku, budaya, ras, agama dan bahasa. Indonesia memiliki banyak
keragaman, Bhinneka Tunggal Ika dapat menjadi prinsip persatuan dan kesatuan bangsa.

Sesuai dengan artinya makna Bhinneka Tunggal Ika mampu menjaga Indonesia dalam
persatuan dan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain di dunia dalam menjaga persatuan.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menggambarkan tentang keadaan Nusantara yang memiliki
keberagaman, mulai dari ras, suku, agama dan budaya. Semboyan ini tentu mengingatkan
kita bahwa semua negara Indonesia itu adalah satu kesatuan.

8. Sistem Kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan dapat juga disebut sebagai pola hidup dalam sebuah sistem
masyarakat dan sudah menjadi kebiasaan dari masyarakat tertentu.
Ada berbagai sistem kemasyarakatan yang berlaku di setiap wilayah dan suku yang berbeda.

Misalnya sistem pernikahan, sistem berperilaku, atau sistem keluarga yang berbeda di tiap
suku.

Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial adalah kelompok-kelompok yang dibentuk


masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Sistem kemasyarakatan
dan organisasi sosial meliputi sistem kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, dan lain-lain.
Sebuah ikatan petani yang dibentuk di sebuah desa agraris termasuk contoh dari sistem
kemasyarakatan atau organisasi sosial. Sistem kemasyarakatan yang dimaksud adalah
sekelompok manusia atau masyarakat yang memiliki kesamaan satu sama lain dalam sistem
kekerabatan.

9. Sistem Tata Negara Indonesia


Sistem Tata Negara / Sistem Pemerintahan memiliki tujuan untuk menjaga kestabilan suatu
negara. Di dunia ini terdapat beberapa macam sistem pemerintahan yang masing-masing
mempunyai kelebihan, kekurangan, karakteristik, serta perbedaan masing-masing. Sehingga
diterapkan sesuai dengan kondisi masing-masing negara, sistem ini dapat dibedakan menjadi
:
 Parlementer
 Presidensial
 Semipresidensial
 Komunis
 Liberal
 Demokrasi liberal

Sistem pemerintahan merupakan cara pemerintah dalam mengatur segala yang


berhubungan dengan pemerintahan. Secara luas sistem pemerintahan bisa diartikan sebagai
sistem yang menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum minoritas dan
mayoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, ekonomi, pertahanan,
keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana
seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan
tersebut.

Sehingga Sistem Pemerintahan bisa diartikan sebagai sebuah tatanan utuh yang terdiri dari
bermacam macam komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan serta
memengaruhi dalam mencapaian fungsi dan tujuan pemerintahan. Sistem ini bermanfaat
untuk menjaga kestabilan pemerintahan, pertahanan, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.

Sistem Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen

Sebelum diamandemen, UUD 1945 mengatur kedudukan lembaga tertinggi dan lembaga
tinggi negara, serta hubungan antar lembaga-lembaga tersebut. Undang-Undang Dasar
merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat diberikan seluruhnya kepada MPR
(Lembaga Tertinggi). MPR mendistribusikan kekuasaannya (distribution of power) kepada 5
Lembaga Tinggi yang sejajar kedudukannya, yaitu Presiden, Mahkamah Agung (MA), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR).

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum


diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang 7 kunci pokok sistem
pemerintahan negara indonesia, sebagai berikut:

 Sistem Konstitusional.
 Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
 Kekuasaan tertinggi negara ada di tangan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat).
 Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
 Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
 Presiden merupakan penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah MPR
(Majelis Permusyawaratan Rakyat)
 Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung
jawab kepada DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

Dari tujuh kunci pokok sistem pemerintahan diatas, sistem pemerintahan Indonesia menurut
UUD 1945 menganut sistem pemerintahan Presidensial. Sistem pemerintahan Presidensial
ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru.

Ciri dari sistem pemerintahan Presidensial kala itu ialah adanya kekuasaan yang sangat besar
pada lembaga kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut
UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan persetujuan maupun pertimbangan DPR
sebagai wakil rakyat. Karena tidak adanya pengawasan dan persetujuan DPR, maka
kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung mudah disalahgunakan. Mekipun adanya
kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden
dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu
menciptakan pemerintahan yang solid dan kompak serta Sistem pemerintahan lebih stabil,
tidak mudah jatuh atau berganti. Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di
Indonesia pada masa itu ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak
merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkan.

Memasuki masa Reformasi, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem


pemerintahan yang lebih baik (demokratis). Untuk itu, harus disusun pemerintahan yang
berdasarkan pada konstitusi (Pemerintah konstitusional). Pemerintah konstitusional
memiliki ciri bahwa konstitusi negara itu berisi :
 Jaminan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
 Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif.

Sistem pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 ialah dilakukannya amandemen pada UUD 1945. Latar
belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru,
kekuasaan tertinggi di tangan MPR (namun kenyataannya bukan di tangan rakyat),
kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (yang
dapat menimbulkan mulitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat
penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu ialah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan
negara, HAM, kedaulatan rakyat, pembagian kekuasaan, eksistensi negara hukum dan
negara demokrasi, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan
kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah
Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structur)
kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
serta mempertegas sistem pemerintahan presidensil.

Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945, dapat dijelaskan sebagai
berikut: Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya berdasarkan UUD. UUD memberikan pembagian
kekuasaan (separation of power) kepada 6 lembaga negara dengan kedudukan yang sama
dan sejajar, yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Presiden, Mahkamah Agung
(MA), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Mahkamah Konstitusi (MK), Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), serta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Pada masa sekarang ini, bisa disebut sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa
transisi. Sebelum diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil
amandemen ke 4 tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada
UUD 1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem
pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan yang baru ini diharapkan berjalan mulai
tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu pada tahun 2004.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut:


 Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
 Bentuk negara kesatuan yang memiliki prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah
negara terbagi menjadi beberapa provinsi.
 Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
 Presiden merupakan kepala negara yang sekaligus sebagai kepala pemerintahan.
Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
 Parlemen terdiri dari dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Para anggota DPR dan DPD merupakan anggota
MPR. DPR mempunyai kekuasaan legislatif serta kekuasaan mengawasi jalannya
pemerintahan.
 Kabinet / menteri diangkat oleh presiden serta bertanggung jawab langsung kepada
presiden.

Sistem pemerintahan ini juga mengambil elemen-elemen dari sistem pemerintahan


parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan yang ada pada
sistem presidensial. Beberapa variasi sistem pemerintahan presidensial di Indonesia ialah
sebagai berikut :
 Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR.
 Parlemen mendapat kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-
undang dan hak anggaran (budget)
 Presiden sewaktu-waktu bisa diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR
tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun tidak secara langsung.
 Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu persetujuan dan pertimbangan
DPR.

Sistem Pemerintahan Indonesia Saat Ini (Setelah Diamandemen)

Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang berbunyi, "bahwa kemerdekaan


kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia
yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat".

Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, yang berbunyi, "Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik".

Dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, sedangkan
bentuk pemerintahannya ialah Republik. Selain bentuk pemerintahan republik dan bentuk
negara kesatuan, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara
dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi,
"Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang
Undang Dasar". Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut Sistem
Pemerintahan Presidensial.

Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan


presidensial. Namun dalam praktiknya banyak elemen elemen dari sistem pemerintahan
parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara
singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan di Indonesia ialah sistem
pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan
presidensial (mayoritas) dengan sistem pemerintahan parlementer (minoritas). Apalagi bila
dirunut dari sejarahnya, Indonesia mengalami beberapa kali perubahan Periodisasi Sistem
Pemerintahan, diantaranya :
 Tahun 1945-1949, Indonesia pernah menganut Sistem Pemerintahan Presidensial
 Tahun 1949-1950, Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer yang
semu
 Tahun 1950-1959, Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer
dengan demokrasi liberal
 Tahun 1959-1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial secara
demokrasi terpimpin.
 Tahun 1966-1998 (Orde Baru), Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensial

10. Lagu Wajib Nasional


Indonesia Raya
Indonesia Raya merupakan lagu pertama yang menjadi lagu wajib bangsa Indonesia. Di
manakketika anda upacara atau melakukan berbagai aktivitas dan juga membuka kegiatan,
lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh WR Supratman ini wajib dinyanyikan. Lagu Ini
pertama kali dikenalkan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang saat itu sedang berlangsung
Kongres Pemuda 2 di Batavia. Lagu ini menyiratkan berbagai identitas Indonesia dan juga
syarat akan makna.

Perlu diingat bahwa banyak orang yang mengetahui Indonesia raya ini hanya 1 Stanza atau
berlangsung sekitar 1 menit saja. Namun Indonesia Raya yang sebenarnya berlangsung lebih
lama dengan jumlah Stanza 3. Sekarang ini pemerintah dan juga kementrian sedang
menggalakkan para penerus atau siswa-siswi Indonesia untuk terbiasa menyanyikan dan
juga memaknai lagu Indonesia Raya 3 Stanza.

Garuda Pancasila
Lagu selanjutnya yang sering kali dinyanyikan, Terutama ketika acara kenegaraan adalah lagu
Garuda Pancasila. Di mana lagu ini terkenal sebagai Mars Pancasila yang merupakan lagu
yang ditulis oleh Sudharnoto. Lagu ini mengisahkan tentang kesetiaan rakyat Indonesia
kepada Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Selain
itu lagu ini juga menceritakan akan bangganya Indonesia memiliki ideologi seperti Garuda
Pancasila yang lengkap dan juga mewakili seluruh bangsa Indonesia.

Tanah Airku
Lagu Tanah Airku merupakan salah satu lagu nasional yang difavoritkan oleh banyak orang,
termasuk generasi muda. Selain adanya yang enak lagu Tanah Airku juga memberikan makna
yang mendalam dan ketika mendengarkannya. Banyak orang yang merasa tersentuh atau
merasa terharu akan lagu ini selain itu banyak generasi muda menggubah lagu ini dengan
inovasi terbaru. Sehingga ketika didengarkan menjadi lebih semangat atau lebih berirama.
Lagu Tanah Airku ini juga banyak dijadikan salah satu lagu nasional utama yang seringkali
dinyanyikan atau dilombakan untuk siswa-siswi sekolah yang dapat bernyanyi dengan baik.
Lagu Tanah Airku ini diciptakan oleh Ibu Sud. Namun penyanyi pertama yang menyanyikan
lagu Tanah Airku dengan versi lain adalah penyanyi kenamaan Rita Effendi.

Padamu Negeri
Lagu selanjutnya yang mungkin sering Anda dengar adalah lagu Padamu Negeri. Salah satu
lagu nasional ciptaan musisi R Kusbini ini merupakan salah satu lagu yang terkenal akan
genre musik keroncong di era tahun 1930 hingga 1955. Lagu Padamu Negeri ini memang
sempat menuai kontroversi. Ketika Kusbini digugat oleh J semadi pada tahun 1978 ini,
dituduh membajak lagu yang disinyalir merupakan ciptaan jasmadi. Persoalan ini sempat
rumit dan dibawa ke meja hijau, namun akhirnya dimenangkan oleh R Kusbini. Lagu Padamu
Negeri memang tidak terlalu panjang dan seringkali dinyanyikan oleh banyak anak-anak
sekolah Ketika upacara bendera.

Bangun Pemudi Pemuda


Terakhir adalah lagu nasional yang tidak kalah semangat dengan judul Bangun Pemudi
Pemuda. Anda pasti tahu lagu ini, karena sering kali dinyanyikan terutama ketika 17 Agustus
datang. Lagu nasional ciptaan Alfred Simanjuntak ini memang mengisyaratkan sebuah
semangat yang disemarakkan oleh para pemuda untuk merayakan kemerdekaan. Lagu ini
juga sering kali dikumandangkan terutama ketika Sumpah Pemuda tiba.

Selain lagu di atas masih ada lagu wajib nasional indonesia dan penciptanya, di antaranya
adalah :

1. Bendera Merah Putih (Ibu Soed)


2. Bhinneka Tunggal Ika (Binsar Sitompul/A Thalib)
3. Bungaku (Cornel Simanjuntak)
4. Berkibarlah Bendera Negriku
5. Di Timur Matahari (Wage Rudolf Soepratman)
6. Desaku (Ibu Soed)
7. Gugur Bunga (Ismail Marzuki)
8. Halo, Halo Bandung (Ismail Marzuki)
9. Hamba Menyanyi
10. Himne Siswa (Husein Mutahar)
11. Himne Kemerdekaan (Ibu Soed/Wiratmo Sukito)
12. Hari Merdeka (lagu nasional) (Husein Mutahar)
13. Himne Pramuka
14. Indonesia Bersatulah (Alfred Simanjuntak)
15. Ibu Kita Kartini (Wage Rudolf Soepratman)
16. Indonesia Subur (M Syafei)
17. Jembatan Merah (Gesang)
18. Mengheningkan Cipta (Truno Prawit)
19. Indonesia Tumpah Darahku (Ibu Soed)
20. Indonesia Tetap Merdeka (Cornel Simanjuntak)
21. Karang bunga dari selatan
22. Ku Pinta Lagi (Cornel Simanjuntak)
23. Kebyar Kebyar (Gombloh)
24. Maju Indonesia (Cornel Simanjuntak)
25. Mengheningkan Cipta (Ismail Marzuki)
26. Mars Pancasila (Sudharnoto)
27. Mars Harapan Bangsa (Kamsidi/Daldjono)
28. Mars Bambu Runcing (Kamsidi/Daldjono)
29. Merah Putih (Gombloh)
30. padi menguning (Kusbini)

Manfaat Lagu Nasional

1. Menanamkan dan menumbuhkan rasa cinta tanah air.


2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
3. Mereduksi sifat-sifat kedaerahan bangsa.
4. Menumbuhkan sifat rela berkorban baik jiwa maupun raga dan harta demi bangsa dan
negaranya.
5. Menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur membela dan mempertahankan bangsa
Indonesia.
6. Menumbuhkan semangat perjuangan Indonesia untuk tetap menyala dalam sanubari
generasi muda penerus bangsa, dan lain-lain.
11. Sejarah Perjuangan Indonesia
Perjuangan rakyat untuk melawan penjajahan dimulai sejak tiba di Malaka pada 1509. Di
bawah pimpinan Alfonso de Alburquerque mereka ingin memperluas kekuasaan di Tanah Air
demi mengeruk sumber kekayaan alam yang dimiliki, termasuk rempah-rempah. Tapi
perlawanan sengit digaungkan Fatahillah pada masa itu

Setelah bertahun-tahun berjuang melawan Portugis, banyak negara mencoba mengambil


alih kekuasaan di Indonesia. Dipimpin Cornelis de Houtman, Belanda akhirnya bisa masuk
pertama kali ke Indonesia melalui Banten, Mereka memiliki tujuan yang sama, yakni ingin
menguasai rempah-rempah.

Singkat cerita, perjuangan pun terus dilanjutkan dalam melawan penjajahan. Mereka terus
tanpa henti melakukan perlawanan untuk bisa merdeka, hingga perjuangan mereka pun
akhirnya menuai hasil.

Banyak peristiwa penting yang terjadi dalam perjuangan hingga bisa memproklamasikan
kemerdekaan. Berikut ini adalah beberapa momen kejadian dalam sejarah kemerdekaan
Indonesia.

1. Masa pendudukan Belanda hingga Jepang

Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, tercatat Belanda mendirikan Vereenigde


Oostindische Compagnie atau disingkat (VOC), yaitu kongsi dagang Hindia Timur Belanda
yang memiliki hak istimewa di Indonesia dalam urusan perdagangan. Mereka berhasil
memonopoli perdagangan Indonesia, melakukan penindasan, sampai pemerasan kepada
rakyat.

Walau di tengah jalan VOC dibubarkan, kolonialisme Belanda tak berhenti begitu saja.
Mereka mendirikan pemerintah Hinda Belanda yang membuat bangsa ini semakin sengsara,
karena sistem tanam paksa dan membangun fasilitas jalan di beberapa wilayah Pulau Jawa.

Semakin hari tokoh-tokoh bangsa tak berhenti menyuarakan kemerdekaan. Mereka terus
menggalang kekuatan untuk melawan dan berjuang hingga banyak yang gugur di medan
perang. Hingga, akhirnya Belanda berhenti menguasai Indonesia usai 350 tahun melakukan
penjajahan.

Namun, pada 1942 Belanda menyerahkan Indonesia kepada Jepang tanpa syarat dalam
perjanjian Kalijati. Indonesia kembali diduduki oleh bangsa asing di tanahnya sendiri. Selama
kurun waktu tiga tahun lebih, rakyat terus berjuang hingga secercah harapan untuk bisa
merdeka muncul.

2. Jepang menyerah dari sekutu usai kalah di perang pasifik

Bangsa Indonesia mulai di atas angin usai Jepang mengakui kekalahan dari sekutu.
Mereka tak lagi digdaya setelah 14 ribu lebih rakyat menjadi korban akibat luluh lantahnya
Hiroshima oleh bom atom pada 6 Agustus 1945 dan Nagsaki tiga hari setelahnya.

Buntut dari peristiwa itu Jepang siap melepaskan Indonesia. Setelah mendengar kabar
tersebut ditambah pasukan Jepang yang sudah diambang kehancuran, para tokoh senior
kala itu langsung bergerak cepat guna menegaskan jika bangsa Indonesia ingin merdeka.

Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia mencatat, tokoh senior langsung menginisiasi


berdirinya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang
diketuai Dr. Radjiman Widyodiningrat. Namun, tak lama berselang badan tersebut berganti
nama jadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dipimpin oleh dwitunggal,
Sukarno dan Mohammad Hatta.

Radjiman ditemani Sukarno dan Hatta pun diterbangkan ke Vietnam pada 10 Agustus untuk
bertemu Panglima Tentara Jepang di Asia Tenggara Marsekal Hisaichi Terauchi. Di sana
disepakati Negeri Matahari Terbit memberikan kemerdekaan ke Indonesia.

3. Penculikan Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok


Sejarah Perjuangan Merebut Kemerdekaan Indonesia, NKRI Harga Mati!Proklamator
Republik Indonesia, Wakil Presiden Mohammad Hatta (kiri) dan Sukarno (kanan) dalam
sebuah pertemuan di masa Revolusi Nasional antara tahun 1945 hingga 1949. (Dok.
Perpustakaan Nasional)
Pada waktu bersamaan saat ketiga tokoh penting berada di Vietnam, golongan muda seperti
Sutan Syahrir dan pejuang lainnya bergerilya untuk menyuarakan Indonesia segera
memproklamasikan kemerdekaannya. Mereka tak mau mengikuti hasil pertemuan pimpinan
PPKI di Vietnam, karena tak mau menganggap kemerdekaan itu hadiah dari Jepang.

Syutan Syahrir dan rekan-rekannya seperti Wikana, Sukarni, Chairul Saleh, D.N Aidit, sampai
Soebadio menemui dwitunggal yang baru pulang dari Vietnam untuk mendesak mereka
segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, Sukarno dan Hatta tak mau mengikutinya,
karena mempercepat hal itu berisiko bisa menimbulkan pertumpahan darah, terlebih
mereka belum yakin Jepang sudah menyerah.

Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, golongan pemuda tercatat nekad menculik Sukarno
dan Hatta yang jadi ketua PPKI dan membawanya ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945
dini hari WIB. Di sana keduanya kembali didesak untuk memproklamasikan kemerdekaan
lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan pada 24 Agustus 1945. Perdebatan pun
akhirnya kembali muncul, karena diwitunggal masih bersikukuh dengan waktu yang sudah
ada.

Diskusi tersebut sempat deadlock, sampai akhirnya setelah Achmad Subardjo menyusul
Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia itu, mereka
bersepakat untuk mempercepat pembacaan proklamasi, dengan syarat, Subardjo bisa
membawa Sukarno dan Hatta kembali ke Jakarta dan menyiapkan teknisnya.

4. Persiapan dan perumusan teks proklamasi

Rombongan pun langsung pergi ke kediaman Laksamana Maeda di Jakarta. Mereka


membahas mengenai hal-hal yang sudah disepakati bersama dengan golongan muda.
Ketiganya pun dipertemukan oleh Maeda dengan Kepala Pemerintah Militer (Gunseikan) di
markasnya untuk membahas upaya tindaklanjut yang akan dilakukan.
Hanya saja, Jepang tak memberikan izin terkait hal itu. Jenderal Nishimura yang mewakili
Gunseikan menemui ketiga tokoh tersebut melarang Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan. Mereka diminta tetap menjalankan semuanya seperti rencana awal dan tak
mau ada perubahan status-quo sambil menunggu kedatangan sekutu.

Melihat gelagat tidak baik, ketiganya pun akhrinya memutuskan menggelar sidang PPKI
untuk segera mempercepat waktu membacakan proklamasi Indonesia. Mereka bersama
anggota PPKI dan beberapa golongan muda pun kembali ke rumah Maeda untuk
mempersiapkan hal tersebut, termasuk merumuskan teks proklamasi.

Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, perumusan teks proklamasi dilakukan oleh Sukarno,
Hatta, dan Soebardjo secara bersama-sama, serta disaksikan beberapa golongan muda
seperti Sukarni, Sudiro dan BM Diah. Hingga akhirnya konsep yang dibuat pun selesai, dan
Sayuti Melik langsung mengetik naskah yang siap dibacakan pada 17 Agustus 1945 itu.

5. Pembacaan teks proklamasi untuk pertama kali dalam sejarah kemerdekaan Indonesia

Penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pada 17 Agustus


1945 hingga pukul 04.00 WIB. Mereka pun langsung bergegas menyiapkan hal-hal teknis
jelang detik-detik pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Tepat pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, di halaman rumahnya sendiri di Jl.
Pegangsaan Timur No. 56, Sukarno membacakan naskah proklamasi diikuti pidato
singkatnya. Setelah itu, bendera Merah Putih yang sudah dijahit oleh Fatmawati pun
dikibarkan oleh prajurit PETA, Latief Hendradiningrat, setelah sebelumnya Trimurti menolak
mengibarkan.

Walau upacara tersebut berjalan sederahan, para peserta yang hadir tetap mengikuti
prosesnya dengan khidmat. Prosesi yang berjalan tanpa protokol tersebut tetap berjalan
dengan sangat baik dan tak mengurangi nilai kebahagiaan rakyat Indonesia yang pertama
kalinya merasakan merdeka.

Para pewarta pun dengan sigap menyebarluaskan berita bahagia tersebut ke pelbagai
penjuru negeri melalui radio dan penyebaran dengan media masa. Walau mengalami
kendala karena Jepang melarang untuk menyebarluaskannya, peristiwa dalam sejarah
kemerdekaan Indonesia itu tetap bisa disampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia.

12. Peran Bangsa Indonesia dalam Tatanan Regional Maupun Global


1. Definisi hubungan internasional
Hubungan antar manusia dari berbagai negara dipenjuru dunia atau disebut juga hubungan
antar bangsa.

2. Manfaat Hubungan Internasional bagi Indonesia


 Ideologi : menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
 Politik : menunjang pelaksanaan kebijakan politik dan hubangan luar negeri
 Ekonomi : menunjag upaya pembinaan dan pengembangan nilai-nilai sosial budaya
bangsa terhadap segala hal bentuk ancaman, tantangan, hambatan, gangguan, dan
kejahatan internasional
 Perdamaian dan keamanan internasional : menunjang upaya pemeliharaan,
pemulihan perdamaian, kemanan dan stabilitas internasional
 Kemanusiaan : menunjang upaya pencegahan dan penanggulangan setiap bentuk
bencana serta rehabilitasi akibat-akibatnya
 Lainnya : meningkatkan peranan dan citra Indonesia di forum internasional dan
hubungan antar negara

3. Arti Penting Hubungan Internasioanal


Arti penting hubungan internasional didasari oleh faktor-faktor berikut :

a. Faktor internal
Adanaya kekhawatiran teracam kelangsungan hidupnya baik melalui kudeta maupun
intervensi dari negara lain

b. Faktor eksternal
Yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak dapat
berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerjasama antar negara
Untuk membangun komunikasi antar bangsa dan negara guna memenuhi kebutuhan negara
masing-masing
Mewujudkan tatanan dunia baru yang dapat meberikan kesejahteraan dan perdamaian bagi
masyarakat dunia

4. Tujuan Hubungan Internasional Secara Umum


 Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara
 Menciptakan salaing pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan
perdamaian dunia
 Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya

5. Sarana Hubungan Internasional bagi Suatu Negara


Beberapa sarana penting dalam membangun hubungan internasional :
 Asas-asas hubungan internasional : asas teritorial, asas kebangsaan, asas
kepentingan umum
 Faktor-faktor penentu dalam hubungan internasional : kekuatan nasional, jumlah
penduduk, sumber daya, letak geografis

6. Dalam Pelaksanaan Kerjasama dan Hubungan Internasional, Presiden sebagai Kepala


Negara dibantu oleh :
 Departemen luar negeri
 Duta dan konsul yang diangkatnya
 Duta dan negara lain yang diterimanya

7. Sarana-sarana yang Digunakan Negara dalam Hubungan Internasional


a. Diplomasi
Diplomasi bersifat bilateral dan multilateral

b. Propaganda
Usaha sistematis yang digunakan untuk mempengaruhi pikiran, emosi, dan tindakan suatu
kelompok untuk tujuan-tujuan masyarakat umum.

c. Perbedaan diplomasi dan propaganda


 Propaganda lebi ditujukan pada rakyat negara lain dari pada pemerintahannya,
sedangkan diplomasi lebih ditujukan pada pemerintahan negara lain
 Propaganda semata-mata demi keuntungan diri sendiri/kepentingan nasional dari
negara yang membuat propaganda, sedangkan diplomasi demi keuntungan bersama

8. Definisi Perjanjian Internasional


Perjanjian yang diadakan oleh 2 negara atau lebih yang bertujuan untuk akibat-akibat
hukum tertentu. Tegasnya, perjanjian internasional mengatur perjanjian antar negara saja
selaku subjek hukum internasional.

9. Penggolongan Perjanjian Internasional


a. Menurut subjeknya
 Perjanjian antar negara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subjek
hukum internasional
 Perjanjian internasional antar negara dan subjek hukum internasional lainnya,
seperti antara Organisasi Tahta Suci (Vatikan) dengan Organisasi Uni Eropa
 Perjanjian antar sesama subjek hukum internasional selain negara, seperti antara
suatu organisasi internasional dan organisasi internasional lainnya seperti : ASEAN
dan Uni Eropa
b. Menurut isinya
 Segi politis, seperti pakta pertahanan dan pakta perdamian, contoh : NATO, ANZUS,
SEATO
 Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan, contoh CGI, IMF,
IBRD, dll
 Segi batas wilayah, seperti laut teritorial, batas alam daratan, dll
 Segi kesehatan, seperti masalah karantina, penanggulangan wabah penyakit AIDS
c. Menurut fungsinya
 Perjanjian yang membentuk hukum, yaitu perjanjian yang melakukan ketentuan-
ketentuan hukum bagi masyarakat internasional (multilateral), contoh : Konvensi
Wina 1958 tentang hubungan diplomatik, Konvensi Montego 192 tentang hukum
laut internasional, dll
 Perjanjian yang bersifat khusus, yaitu perjanjian yang menimbulkan hak dan
kewajiban negara-negara yang mengadakan perjanjian saja (bilateral), contoh :
perjanjian antara RI dan RRC 1955 mengenai dwi kewarganegaraan

10. Istilah-istilah dalam Perjanjian Internasional


 Traktat (treaty) : perjanjian antar 2 negara atau lebih, perjanjian ini khusus
mencakup politik atau ekonomi
 Konvensi (convention) : perjanjian yang bersifat multilateral dan tidak berurusan
dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (high policy), persetujuan harus dilegalisasi oleh
wakil-wakil yang berkuasa penuh (plaenipotentiones)
 Protokol (protocol) : perjanjian tidak resmi dan umumnya tidak dibuat oleh kepala
negara, mengatur masalah0masalh tambahan
 Persetujuan (agreement) : perjanjian yang bersifat teknis atau administratif
 Perikatan (arrangement) : transaksi-transaksi yang bersifat sementara
 Proses verbal : kumpulan catatan atau ringkasan konfrensi diplomatik suatu
pemufakatan
 Piagam (statue) : himpunan peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan
internasional baik mengenai pekerjaan maupun kesatuan-kesatuan tertentu seperti
pengawasan mencakup minyak
 Deklarasi (declaration) : perjanjian internasional berbentuk traktat dan dokumen
tidak resmi
 Modus Vivendi : dokumen untuk mencatat persetujuan internasional bersifat
sementara
 Pertukaran Nota : metode tidak resmi, biasanya dilakukan wakil-wakil militer dan
negara serta dapat bersifat multilateral
 Charter : istilah dalam perjalanan internasional untuk pendirian badan yang
melakukan fungsi administratif seperti Atlantic Charter
 Pakta (pact) : istilah persetujuan yang lebih khusus (Pakta Warsawa)

11. Tahap-tahap Pembuatan Perjanjian Internasional


Menurut Konvensi Wina 1969 :
 Perundingan (negotiation)
 Penandatanganan (signature)
 Pengesahan (retification)

12. Hal-hal yang Penting dalam Proses Pembuatan Perjanjian Internasional


 Harus dinyatakn secara formal/resmi
 Bermaksud untuk membatasi, meniadakan atau mengubah akibat ukum dari
ketentuan-ketentuan yang terdapat padalam perjanjian

13. Berakhirnya Perjanjian Internasional


Menurut Prof.Dr.Mochtar Kusumaatmaja, S.H. dalam buku Pengantar Hukum Internasional :

 Telah tercapai tujuan dari perjanjian


 Masa berlaku perjanjian telah habis
 Salah satu pihak perjanjian menghilang
 Adanya persetujuan bersama untuk megakhiri perjanjian
 Adanya perjanjian baru sehingga meniadakan perjanjian lama

14. Peranan Indonesia dalam Organisasi Regional (Kawasan)


 ASEAN (Assosiation of South East Asian Nation)
 AFTA (Asean Free Trade Area)
 APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)
 Cooperative Economic and Social Development in Asia and The Pacific

15. Peranan Indonesia dalam Organisasi Global


 UN (Unitied Nation) / PBB
 Lembaga non PBB seperti : IGGI (Inter Governmental Group on Indonesia), CGI
(Consultative Group or Indonesia), ADB (Asian Development Bank), IDB (Islamic
Development Bank)
 Organisasi Gerakan Non Blok (GNB)
 Organisasi Konferensi Islam (OKI)

13. Sumpah Pemuda


Sumpah Pemuda tercetus dalam Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Namun dua
tahun sebelumnya, seperti diungkap Sudiyo lewat buku Perhimpunan Indonesia sampai
dengan Lahirnya Sumpah Pemuda (1989), telah dilakukan Kongres Pemuda I mulai tanggal
30 April hingga 2 Mei 1926 di Batavia (Jakarta).

Kongres Pemuda I atau Kerapatan Besar Pemuda dihadiri oleh perwakilan dari perhimpunan
pemuda/pemudi termasuk Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun,
Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, Jong Bataks Bond, Pemuda Kaum Theosofi,
dan masih banyak lagi.

Tujuan Kongres Pemuda I, seperti dikutip dari buku Peranan Gedung Kramat Raya 106 dalam
Melahirkan Sumpah Pemuda (1996) karya Mardanas Safwan, antara lain mencari jalan
membina perkumpulan pemuda yang tunggal, yaitu dengan membentuk sebuah badan
sentral dengan maksud:
Pertama, untuk memajukan persatuan dan kebangsaan Indonesia, serta yang kedua adalah
demi menguatkan hubungan antara sesama perkumpulan pemuda kebangsaan di tanah air.

Namun, Kongres Pemuda I diakhiri tanpa hasil yang memuaskan bagi semua pihak lantaran
masih adanya perbedaan pandangan. Setelah itu, digelar lagi beberapa pertemuan demi
menemukan kesatuan pemikiran. Maka, disepakati bahwa Kongres Pemuda II akan segera
dilaksanakan.

Lahirnya Sumpah Pemuda


Kongres Pemuda II dilangsungkan selama dua hari pada 27 dan 28 Oktober 1928 di Batavia.
Hari pertama, kongres menempati Gedung Katholikee Jongelingen Bond atau Gedung
Pemuda Katolik, sedangkan kongres di hari kedua diadakan di Gedung Oost Java (sekarang di
Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat).

Tujuan Kongres Pemuda II antara lain:


(1) Melahirkan cita cita semua perkumpulan pemuda pemuda Indonesia,
(2) Membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia; serta
(3) Memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia.

Kongres ini diikuti oleh lebih banyak peserta dari kongres pertama, termasuk Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong
Islamieten Bond, Pemuda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Katholikee Jongelingen
Bond, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun dan lainnya.
Hadir pula beberapa orang perwakilan dari pemuda peranakan kaum Tionghoa di Indonesia
dalam Kongres Pemuda II ini, seperti Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien
Kwie, namun asal organisasi/perhimpunan mereka belum diketahui. Baca juga: Sumpah
Pemuda dan Kiprah Orang Tionghoa

Gedung yang nantinya menjadi tempat dibacakannya Sumpah Pemuda merupakan rumah
pondokan atau asrama pelajar/mahasiswa milik seorang keturunan Tionghoa bernama Sie
Kok Liong. Gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat, ini kini diabadikan
sebagai Museum Sumpah Pemuda.

Adapun susunan panitia Kongres Pemuda II, seperti yang dituliskan Ahmad Syafii Maarif
melalui buku Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan (2009) adalah sebagai
berikut:
Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemuda Indonesia)
Pembantu III: R.C.I. Sendoek (Jong Celebes) Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud (Pemuda Kaum Betawi)

Hadir pula Wage Rudolf Supratman yang memainkan lagu Indonesia Raya di Kongres
Pemuda II dengan alunan biolanya. Lagu Indonesia Raya juga dinyanyikan untuk
pertamakalinya dalam kongres ini oleh Dolly Salim yang tidak lain adalah putri dari Haji Agus
Salim. Baca juga: Dolly Salim, "Indonesia Raya", dan Sumpah Pemuda Aksi WR Soepratman di
Kongres Pemuda II

Isi & Makna Sumpah Pemuda


Setelah melalui prosesi panjang selama 2 hari, maka pada 28 Oktober 1928, para
peserta Kongres Pemuda II bersepakat merumuskan tiga janji yang kemudian disebut
sebagai Sumpah Pemuda. Adapun isi Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut:

Pertama:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
Kedua :
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga :
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Makna yang terkandung adalah bahwa peristiwa bersejarah itu mengajarkan nilai-
nilai persatuan bangsa. Sumpah Pemuda membuktikan, perbedaan yang dimiliki bangsa
Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
“berbeda-beda tetapi tetap satu”. Sumpah Pemuda juga memuat banyak nilai positif yang
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sri Sudarmiyatun dalam buku berjudul
Makna Sumpah Pemuda (2012) menyebutkan nilai-nilai Sumpah Pemuda antara lain: Nilai
patriotisme, gotong-royong, musyawarah untuk mufakat, cinta tanah air, kekeluargaan,
persatuan dan kesatuan, kerukunan, kerja sama, cinta damai, serta tanggung jawab.

14. Lembaga Tinggi Negara


Lembaga negara merupakan institusi-institusi negara yang secara langsung diatur atau
memiliki kewenangan yang diberikan oleh UUD 1945. Lembaga tinggi negara adalah
sekumpulan lembaga negara utama yang membentuk pemerintahan Indonesia. Dimana
lembaga negara merupakan organisasi pemerintahan yang dibuat oleh negara, dari negara,
dan untuk negara.

Lembaga negara terbagi dalam beberapa macam dan mempunyai tugas nya masing-masing.
Secara garis besar tugas umum lembaga negara adalah:
(1) Menjaga kestabilan atau stabilitas keamanan, politik, hukum, ham, dan budaya.
(2) Menciptakan suatu lingkungan yang kondusif , aman, dan harmonis.
(3) Menjadi badan penghubung antara negara dan rakyatnya.
(4) Menjadi sumber insipirator dan aspirator rakyat.
(5) Memberantas tindak pidana korupsi, kolusi, maupun nepotisme.
(6) Membantu menjalankan roda pemerintahan negara.

Setelah amandemen UUD 1945, disebut lembaga negara dan terdiri atas :

a. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI)


Majelis Permusyawaratan Rakyat (disingkat MPR) adalah lembaga legislatif
bikameral yang merupakan salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia. Sebelum reformasi, MPR merupakan lembaga tertinggi
negara yang menjalankan kedaulatan rakyat Indonesia. MPR dianggap sebagai
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia karena terdiri atas seluruh anggota DPR,
Utusan Daerah, dan Utusan Golongan. Setelah reformasi tiba, MPR bukan lagi
lembaga tertinggi negara karena MPR sendiri telah melepas kewenangan yang ada
pada dirinya dengan melakukan amandemen terhadap UUD 1945. MPR saat ini
terdiri atas seluruh anggota DPR dan seluruh anggota DPD. MPR bersidang
sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara.

b. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI)


Dewan Perwakilan Daerah (disingkat DPD) adalah lembaga tinggi negara
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan
dari setiap provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum. Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) lahir pada tanggal 1 Oktober 2004, ketika 128 anggota DPD yang terpilih untuk
pertama kalinya dilantik dan diambil sumpahnya. Anggota DPD juga merupakan
anggota MPR.

c. Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI)


Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau sering disebut Dewan
Perwakilan Rakyat (disingkat DPR-RI atau DPR) adalah salah satu lembaga tinggi
negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga
perwakilan rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum
yang dipilih melalui pemilihan umum.
d. Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia,
Presiden Indonesia (nama jabatan resmi: Presiden Republik Indonesia)
adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan Indonesia. Sebagai kepala
negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala
pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri dalam
kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas
pemerintah sehari-hari. Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5 tahun,
dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa
jabatan.

e. Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI)


Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman
bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-
cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.

f. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK-RI)


Mahkamah Konstitusi (disingkat MK) adalah lembaga tinggi negara dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman
bersama-sama dengan Mahkamah Agung.

g. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI)


Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga tinggi negara
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK
merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.

15. Lembaga Keeamanan Masyarakat


a. Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, yang selanjutnya disebut
Lemhannas RI adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang menyelenggarakan
koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan Kementerian dalam
penyelenggaraan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan.
b. Lemhannas RI dipimpin oleh Gubernur Lemhannas RI.
c. Dalam melaksanakan tugasnya, Gubernur Lemhannas RI dibantu oleh seorang Wakil
Gubernur.
TUGAS
Lemhannas Rl mempunyai tugas membantu Presiden dalam:

a. menyelenggarakan pendidikan penyiapan kader dan pemantapan pimpinan tingkat


nasional yang berpikir komprehensif, integral, holistik, integratif dan profesional,
memiliki watak, moral dan etika kebangsaan, negarawan, berwawasan nusantara
serta mempunyai cakrawala pandang yang universal;
b. menyelenggarakan pengkajian yang bersifat konsepsional dan strategis mengenai
berbagai permasalahan nasional, regional, dan internasional yang diperlukan oleh
Presiden, guna menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia; dan
c. menyelenggarakan pemantapan nilai-nilai kebangsaan guna meningkatkan dan
memantapkan wawasan kebangsaan dalam rangka membangun karakter bangsa.
FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Lemhannas RI menyelenggarakan
fungsi:

a. penyelenggaraan pendidikan, penyiapan kader dan pemantapan pimpinan tingkat


nasional;
b. pengkajian permasalahan strategik nasional, regional, dan internasional di bidang
geografi, demografi, sumber kekayaan alam, ideologi, politik, hukum, pertahanan,
dan keamanan, ekonomi, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
permasalahan internasional;
c. pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan sesanti Bhinneka Tunggal Ika, dan sistem nasional serta pembudayaan nilai-nilai
kebangsaan;
d. evaluasi dan pengembangan penyelenggaraan pendidikan kader dan pimpinan
tingkat nasional, pengkajian yang bersifat konsepsional dan strategis mengenai
berbagai permasalahan nasional, regional, dan internasional, serta pemantapan
nilai-nilai kebangsaan;
e. pelaksanaan penelitian dan pengukuran ketahanan nasional seluruh wilayah
Indonesia;
f. pelaksanaan pelatihan dan pengkajian bidang kepemimpinan nasional bagi calon
pimpinan bangsa;
g. pelaksanaan kerja sama pendidikan pascasarjana di bidang ketahanan nasional
dengan lembaga pendidikan nasional dan/atau internasional dan kerja sama
pengkajian strategik serta pemantapan nilai-nilai kebangsaan dengan institusi di
dalam dan di luar negeri;
h. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Lemhannas RI;
i. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Lemhannas RI; dan
j. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Lemhannas RI.

Anda mungkin juga menyukai