Disusun Oleh :
Kelompok 3 Kelas B
Anggota :
1. Bunga Septiyadi Aulia Putri NIM :
2. Dara Nazha Elnanda NIM :
3. Dasilva Permata Arru NIM : 24020220140072
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar negara republik indonesia sebelum di sahkan pada tanggal
18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa indonesia sejak zaman
dahulu kala sebelum bangsa indonesia mendirikan negara,yang berupa nilai-nilai adat
istiadat, kebudayaan serta nilai-nilair religius. Nilai-nilai tersebut telah ada dan melekat
serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi
Pancasila yang berupa nilai - nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa indonesia sendiri,
sehingga bangsa indonesia sebagai kausa materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut
kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk
dijadikan sebagai dasar filsafat negara Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila
secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang panitia
“9”, sidang BPUPKI kedua, pembentukan PPKI, sidang PPKI pertama, sidang PPKI
kedua, serta akhirnya disahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara republik
indonesia. Pancasila bukan sekedar ideologi negara, melainkan juga merupakan filsafat
hidup bangsa yang digali dari nilai-nilai luhur dan budaya nenek moyang yang sudah
dimiliki bangsa Indonesia sebelum negara Indonesia terbentuk. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsadan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan Pancasila, bangsa ini memiliki harga diri dan martabat sebagai bangsa karena
kelima sila yang terdapat di dalamnya berlaku universal, untuk kehidupan spritual
ataupun kehidupan materiil. Lima sandi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima sila ini tercantum pada paragraf ke
– 4 Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945. Untuk memahami pancasila secara
lengkap dan utuh terutama kaitannyadengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan
pemahaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu negara yang
berdasarkan suatu asas hidup bersama demi kesejahteraan hidup bersama yaitu negara
yang berdasarkan pancasila. Selain itu, secara epistimologi sekaligus sebagai
pertanggung jawaban ilmiah, bahwa pancasila selain sebagai dasar negara Indonesia juga
sebagai pandangan hidup bangsa, jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian
seluruh bangsa Indonedia pada waktu mandirikan negara.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana nilai – nilai pancasila pada masa proklamasi dan sidang PPKI?
2. Bagaimana nilai – nilai pancasila pada masa setelah proklamasi kemerdekaan.
C. Tujuan
1. Dapat memahami dan menunjukkan nilai – nilai pancasila pada masa proklamasi
dan sidang PPKI.
2. Dapat memahami dan menunjukkan nilai - nilai pancasila pada masa setelah
proklamasi kemerdekaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kemudian pada tanggal 7 Agustus 1945 Jenderal Terautji sekali lagi mengeluarkan
pernyataan bahwa pemerintah Jepang akan memberikan kemerdekaan pada bangsa
Indonesia. Oleh sebab itu pada tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta
dan Radjiman Widijodiningrat diundang oleh Marsal Terautji, Panglima tertinggi
Angkatan Perang Jepang seluruh Asia Tenggara di Saigon/Vetnam, guna menerima
petunjuk-petunjuk tentang penyelenggaraan kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun pada
tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Herosima, kemudian
pada tanggal 9 Agustus 1945 di Nagasaki, yang menyebabkan pada tanggal 14 Agustus
1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Tentara Sekutu. Dan akibat dari menyerahnya
Jepang kepada Sekutu tersebut menyebabkan seluruh janji - janji untuk memerdekakan
bangsa Indonesia menjadi tidak ada lagi. Walaupun demikian sebagian besar rencana
Jepang terhadap bangsa Indonesia dapat terlaksana dengan baik, kecuali rencana terakhir
berupa janji untuk kemerdekaan bangsa Indonesia tidak terlaksana. Akan sangat menarik
bilamana kita mengkorelasikan antara kegagalan Jepang untuk memberikan
Kemerdekaan pada bangsa Indonesia dengan jiwa dari rancangan Pembukaan Hukum
Dasar yang telah disetujui oleh BPUPKI, yang antara lain menyatakan: “...
bahwasesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa ... “ (alineaI), kemudian,
Atas berkah Allah Yang Maha Kuasa: “... rakyat Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaannya “. (alinea III). Akhirnya dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan
yang ada sebagai akibat menyerahnya Jepang kepada Sekutu, maka Indonesia mengambil
putusan sendiri untuk memproklamasikan Indonesia. Maka bertepatan pada hari Jum,at,
tanggal 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta sekitar jam 10 WIB,
Bung Karno dengan didampingi oleh Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, dengan teks Proklamasi Kemerdekaan selengkapnya sebagai berikut:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakaan kemerdekaan Indonesia. Hal - hal
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam
tempo yang sesingkat - singkatnya.
Soekarno/ Hatta.
Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah merupakan sumber hukum berdirinya negara
Republik Indonesia. Walaupun sebenarnya pada waktu dicetuskannya Proklamasi
tersebut Indonesia sudah memenuhi syarat sebagai suatu negara, dengan alasan:
Beberapa perubahan yang terjadi pada Piagam Jakarta setelah dijadikan sebagai
Pembukaan dari Undang-Undang Dasar 1945,adalah sebagaimana berikut ini:
Dalam Rancangan Hukum Dasar Dalam Batang Tubuh UUD 1945 diubah
menjadi
1. Istilah “hukum dasar” Undang – undang dasar. (atas usul Soepomo)
2. Dalam rancangan 2 orang wakil Seorang wakil presiden.
presiden.
3. Presiden harus orang Indonesia asli Presiden harus orang Indonesia asli.
yang beragama islam.
4. “...selama perang pimpinan perang, Kalimat pernyataan tersebut dihapuskan.
dipegang oleh Jepang dengan
persetujuan pemerintah Indonesia
1. Propinsi Sumatera
2. Propinsi Jawa Barat
3. Propinsi Jawa Tengah
4. Propinsi Jawa Timur
5. Propinsi Kalimantan
6. Propinsi Sulawesi
7. Propinsi Maluku
8. Propinsi Sunda Kecil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila adalah lima dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan bangsa
Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling berhubungan.
Peristiwa – peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian masa sekarang dan
semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas
manusia pada masa lampau berkaitan dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan
masa depan yang berbeda dengan masa yang sebelumnya. Sejarah perjuangan bangsa
Indonesia berlalu dengan melewati suatu proses waktu yang sangat panjang. Dalam proses
waktu yang panjang itu dapat dicatat kejadian – kejadian penting yang merupakan tonggak
sejarah perjuangan.
Dan Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu
memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah negara. Negara Indonesia dibangun juga
berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila. Pancasila, dalam fungsinya
sebagai negara sebagai asar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara
Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur – unsurnya yakni, pemerintah,
wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya, seperti inilah yang merupakan dasar
pijakan penyelenggaraan negara dan seluruh kehidupan negara republik Indonesia.
Nilai yang terkadung dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa antara lain: Percaya dan
takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradap. Nilai yang terkadung dalam Sila Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab yaitu: Mewujudkan persamaan derajad, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia. Nilai yang terkadung dalam Sila Persatuan Indonesia yaitu
Bangsa harus tetap menjunjung tinggi azas Bhinneka Tunggal Ika. Menolak paham yang
menyimpang dari Pancasila. Nilai yang terkadung dalam Sila kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan yaitu Mengakui dan menjunjung
tinggi kedaulatan rakyat. Kemudian nilai yang terkandung dalam Sila keadilan sosial bagi
seluruh rakya indonesia yaitu Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam
masyarakat di segala bidang kehidupan, baik materi maupun spritual. Seluruh rakyat
Indonesia berhak mendapatkan perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial,
ekonomi, dan kebudayaan,