Anda di halaman 1dari 12

Nama : Wahyudi Mantik,S.Pd.

NIP : 198707062023211024

Resume Agenda I Tentang topik wawasan kebangsaan dan nilai nilai bela negara

Berdasarkan Petunjuk Belajar poin F.

DENGAN INDIKATOR KEBERHASILAN Kemampuan ASN PPPK menjelaskan sejarah pergerakan


kebangsaan Indonesia, wawasan kebangsaan, 4 (empat) konsensus dasar dan Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Indonesia.

Adapun resume nya sebagagai berikut.

A. Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia

Tanggal 20 Mei untuk pertamakalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional berdasarkan
Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 tahun 1959. Penetapan tanggal 20 Mei
sebagai Hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta
tanggal 20 Mei 1908. Hanya dalam waktu 5 (lima) bulan saja, Boedi Oetomo sudah beranggotakan +

1.200 orang.

Selanjutnya tanggal 28 OKtober untuk pertamakalinya ditetapkan menjadi Hari Sumpah Pemuda
berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 tahun 1959. Penetapan
tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda dilatarbelakangi Kongres Pemuda II yang dilaksanakan
pada tanggal 28 Oktober 1928 di Indonesische Clubgenbouw Jl. Kramat 106 Jakarta. Muhammad Yamin,
seorang pemuda berusia 23 tahun yang saat itu menjadi Ketua Jong Sumatranen Bond, menyampaikan
sebuah resolusi setelah mendengarkan pidato dari beberapa peserta kongres berupa 3 (tiga) klausul
yang menjadi dasar dari Sumpah Pemuda, yaitu :

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah.

Indonesia, Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa Melayu. Yang nanti nya Bahasa
melayu pada kongres kedua diganti menjadi Bahasa Indonesia.

Tanggal 17 Agustus ditetapkan sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan berdasarkan Keputusan


Presiden Republik Indonesia No. 24 tahun 1953. Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI diawali dengan
menyerah Jepang kepada Tentara Sekutu. Dalam perjalanan proklamir kemerdekaan bangsa Indonesia
Bung Karno tidak bersedia untuk mengambil kewenangan PPKI dan sebagai pemimpin rakyat
menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Namun atas desakan kelompok muda akhirnya Soekarno bersedia
memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia.

B. Pengertian Wawasan Kebangsaan

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka


mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
C. Empat Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara

1. Pancasila, Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan
sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa Pancasila
merupakan philosofische grondslag, suatu fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-dalamnya,
merupaan landasan atau dasar bagi negara merdeka yang akan didirikan

2. Undang- undang dasar 1945, Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei
sampai 16 Juli 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Gagasan itu berlanjut dengan dibentuknya Panitia 9 yang anggotanya diambil dari 38 anggota
BPUPKI. Panitia 9 dibentuk pada tanggal 22 Juni 1945. Panitia 9 mempunyai tugas untuk
merancang sebuah rumusan pembukaan yang disebut Piagam Jakarta. Pada tanggal 18 Agustus
1945 sehari setelah Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan Piagam Jakarta disahkan
menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 oleh PPKI. Dan kalimat Mukadimah adalah
rumusan kalimat yang diambil dari Piagam Jakarta, “dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

3. Bhinneka Tunggal Ika, Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan
Bhinna- Ika-Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun
secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan
negara Republik Indonesia. Lambang NKRI Garuda Pancasila dengan Semboyan Bhinneka
Tunggal Ika ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 1951, pada tanggal 17 Oktober
diundangkan pada tanggal 28 Oktober 1951 tentang Lambang Negara.

4. Negara Kesatuan Republik Indonesia, Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia


dalam sejarahnya dirumuskan dalam sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan
selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI
seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :

a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;


b. Memajukan kesejahteraan umum;

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan

d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian


abadi dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan
fungsi negara Indonesia.)

D. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan


Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia
merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi
simbol kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

E. Evaluasi

1. Menurut anda, apakah urgensi ASN harus berwawasan kebangsaan sehingga


menjadi bagian kompetensi ASN ? Seorang ASN yang memiliki wawasan kebangsaan
merupakan suatu keharusan. Hal ini diharapkan agar dapat melaksanakan tugas dan
pelayanan kepada Masyarakat dengan penuh tanggung jawab. Karena didalam
wawasan kebangsaan terdapat cara pandang kita terhadap bangsa kita, bangsa
Indonesia dimana mengutamakan persatuan dan kesatuan yang dilandasi Pancasila,
UUD45,Bhinneka Tunggal ika. Dengan jumlah ASN yang cukup banyak dan pemahaman
yg baik akan wawasan kebangsaan INDONESIA tidak akan kehilangan jati dirinya yaitu
PANCASILA.

2. Uraikan secara singkat sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia !

Pergerakan kebangsaan kita terjadi dalam kurun waktu 1908-1945. Ditandai


dengan terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908. Dalam
keberlanjutan nya akan pertentangan kaum muda dan kaum tua didalam proklamir
kemerdekaan sebagai bentuk protes akan penindasan kaum kolonial selama bertahun-
tahun terhadap rakyat Indonesia yang akhirnya melahirkan 3 klausul sumpah
pemuda,serta factor Internal maupun eksternal sehingga diproklamirkanlah kemerdekaan
bangsa Indonesia oleh Soekarno.

3. Menurut anda, apakah relevansi 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan


bernegara dalam mewujudkan profesionalitas ASN ?
Pancasila dasar negara,UUD45 Konstitusi,NKRI bentuk negara,Bhineka Tunggal Ika
semboyan negara sebagai 4 konsensus dasar kehidupan jelas sangat berkaitan dengan
profesionalitas ASN. Karena dengan memahami ke empat consensus tersebut seorang
ASN dapat melaksanakan tugas dan menyadari akan besarnya tanggung jawab ASN
terhadap bangsa yang telah memberikan segala fasilitas demi mewujudkan cita cita
bangsa melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
memajukan kesejahteraan umum.

BAB III NILAI NILAI BELA NEGARA


Sejarah Bela Negara, tanggal 19 Desember 1948 Agresi Militer Belanda II telah dimulai. Ir. Pada agresi
itu pula Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta ditangkap Belanda,namun demikian masih sempat
mengadakan rapat dan memberikan mandat kepada Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk
pemerintahan sementara, dan mandat tersebut tidak pernah sampai kepada yang bersangkutan.
Menjelang pertengahan 1949, posisi Belanda makin terjepit. Dunia internasional mengecam agresi
militer Belanda. Sedang di Indonesia, pasukannya tidak pernah berhasil berkuasa penuh. Ini memaksa
Belanda menghadapi RI di meja perundingan, dinamakan perundingan Roem- Royen. Setelah
Persetujuan Roem-Royen ditandatangani, pada 13 Juli 1949, diadakan sidang antara PDRI
dengan Presiden Ir. Soekarno, Wakil Presiden Drs.

Ancaman, kewaspadaan dini, Yang dimaksud dengan ancaman pada era reformasi
diartikan sebagai sebuah kondisi, tindakan, potensi, baik alamiah atau hasil suatu
rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik, berasal dari dalam atau luar negeri, secara
langsung atau tidak langsung diperkirakan atau diduga atau yang sudah nyata dapat
membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam rangka
pencapaian tujuan nasional.
Kewaspadaan Dini,
Dalam konteks kesehatan masyarakat dikenal Sistem Kewaspadaan Dini KLB. Sistem
Kewaspadaan Dini KLB (SKD-KLB) merupakan kewaspadaan terhadap penyakit
berpotensi KLB beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkan
tekonologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk sikap tanggap kesiapsiagaan,
upaya-upaya pencegahan dan tindakan penanggulangan kejadian luar biasa yang cepat
dan tepat.
Pengertian Bela Negara,
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Bela negara merupakan sebuah
implementasi dari teori kontrak sosial atau teori perjanjian sosial tentang terbentuknya
negara.
Nilai dasar Bela Negara,
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :

a. cinta tanah air;


b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara. Kesadaran Bela Negara ditumbuhkan dari
kecintaan pada Tanah Air Indonesia, tanah tumpah darah yang menjadi ruang hidup bagi
warga Negara Indonesia.
Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup pekerjaan, Pembinaan Kesadaran Bela
Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan kepada warga negara guna
menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela Negara.
Indikator nilai dasar Bela Negara
Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik, dan
aktualisasi kesadaran Bela Negara bagi ASN adalah salah satu dari sekian indikator bela
negara disamping harus paham nilai-nilai dalam Pancasila dan tentunya mengamalkan
nilai-nilai Pancasila dan berbagai macam Indikator lainnya.
Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945),
diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 1. Cinta tanah air bagi ASN,
diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku Setia dan mempertahankan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah,dan sikap
sikap lainnya.
Kesadaran berbangsa dan bernegara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan
perilaku,menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. Serta membuat
keputusan berdasarkan prinsip keahlian. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku, memegang teguh ideologi Pancasila
dan menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif. Rela berkorban untuk bangsa
dan negara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku, memberikan layanan
kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.

Evaluasi
1. Menurut anda, apakah nilai-nilai dasar Bela Negara masih relevan saat ini ?
Nilai nilai dasar bela negara saat ini masih bahkan sangat relevan saat ini
dan kedepan nya. Karena bela negara merupakan hal mutlak bagi setiap
warga negara terlebih seorang ASN demi terwujudnya negara yang kuat dan
kokoh dalam segala aspek.

2. Jelaskan menurut pendapat anda, ancaman yang paling mungkin terjadi saat
ini dan mengancam eksistensi NKRI ? Potensi ancaman yang sangat mungkin terjadi
adalah perpecahan akibat terjadinya adu domba dan hilangnya kesadaran akan
kebhinekaan dan nilai nilai Pancasila yang memudar sebagai akibat pengaruh zaman
terhadap generasi milenial.
A. Agenda 2 Nilai – Nilai Dasar Pns
1. Berorientasi Pelayanan
Pelayanan publik yang prima dan memenuhi harapan masyarakat merupakan muara
dari Reformasi Birokrasi, sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun
2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, yang menyatakan bahwa visi
Reformasi Birokrasi adalah pemerintahan berkelas dunia yang ditandai dengan pelayanan
publik yang berkualitas.
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
1. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
2. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
3. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi bahwa perilaku yang semestinya
ditampilkan untuk memberikan layanan prima adalah:
1. Menyapa dan memberi salam
2. Ramah dan senyum manis
3. Cepat dan tepat waktu
4. Mendengar dengan sabar dan aktif
5. Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan
6. Terangkan apa yang Saudara lakukan
7. Jangan lupa mengucapkan terima kasih
8. Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan
9. Mengingat nama pelanggan.
a. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan
1) Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Dapat diwujudkan dengan :
a) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
b) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
c) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
d) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
2) Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
a) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
b) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
c) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

3) Melakukan Perbaikan Tiada Henti


a) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
b) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

b. Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan


Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi serta memenangkan persaingan di era
digitalyang dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitas
danbusiness as usual ) agarterciptabreakthroughatau terobosan, yaitu perubahan tradisi, pola,
dan cara dalam pemberian pelayanan publik. Terobosan itulah yang disebut dengan inovasi
pelayanan publik

2. AKUNTABEL
Pengertian Akuntabilitas
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah Kemampuan melaksanaan tugas
dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
Etika Publik
Etika Publik merupakan merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai
(kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang lain.
 Goals (Tujuan)
 Roles (Peran)
 Procedures (Prosedur)
 Relationships (Hubungan)
 Leadership (Kepemimpinan)

3. KOMPETEN
a. Konsepsi Kompetensi
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan
(skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang
sesuai tuntutan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
1) Kompetensi Teknis
2) Kompetensi Manajerial
3) Kompetensi Sosial Kultural

b. Hak Pengembangan Kompetensi


Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai,
sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh
empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

c. Pendekatan Pengembangan Kompetensi


Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan pegawai untuk
meningkatkan kompetensinya, yaitu klasikal dan non klasikal. Optimalisasi hak akses
pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan pendekatan pelatihan non klasikal,
diantaranya e-learning,  job enrichment dan job enlargement termasuk coaching dan
mentoring.

4. HARMONIS
a. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi
sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah
menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan
kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam
integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari
pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang
dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan
kesadaran persatuan berbangsa tersebut.
c. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik
Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,
d. Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu
organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi
berbagai bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam
mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di
lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

5. LOYAL
a. Urgensi Loyalitas ASN
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government ),
pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).
b. Makna Loyal dan Loyalitas
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling
tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
c. Loyal dalam CORE VALUE ASN
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara dengan  panduan perilaku

6. ADAPTIF
Adaptif merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di
dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan
keberlangsungan hidupnya.

7. KOLABORATIF
Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan
publik Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian
aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung
jawab dan sumber daya.
B. AGENDA 3 MANAGEMEN ASN
1. SMART ASN
a) LITERASI DIGITAL
Pengertian Literasi Digital
Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan (affordances)
yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi, berbagi, diskusi, dan evaluasi
opini publik melalui cara tekstual (Barton dan Lee, 2013). Affordance berarti alat yang
memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal baru, berpikir dengan cara baru,
mengekspresikan jenis makna baru, membangun jenis hubungan baru dan menjadi tipe
orang baru. Affordance dalam literasi digital adalah akses, perangkat, dan platform digital.
Sementara pasangannya yaitu kendala (constraint), mencegah kita dari melakukan hal-hal
lain, berpikir dengan cara lain, memiliki jenis lain dari hubungan. Constraint dalam literasi
digital bisa meliputi kurangnya infrastruktur, akses, dan minimnya penguatan literasi digital
(Jones dan Hafner, 2012).
b) Peta Jalan Literasi Digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat digital yang
dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital. Masyarakat digital meliputi
aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan infrastruktur digital.Pemerintah digital
meliputi regulasi, kebijakan, dan pengendalian sistem digital. Sementara itu, ekonomi digital
meliputi aspek SDM digital, teknologi penunjang, dan riset inovasi digital.
c) Lingkup Literasi Digital
Dalam mencapai target program literasi digital, perlu diperhitungkan estimasi jumlah
masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan akses internet berdasarkan data dari APJII
dan BPS. Identifikasi Target User dan Total Serviceable Market penting untuk menentukan
target spesifik program literasi digital. Saat ini, tingkat penetrasi internet di Indonesia
sebesar 73,7%.
d) Tantangan Kesenjangan Digital
Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada kemampuan memiliki
(ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital (komputer) dan akses (Internet).
e) Penguatan Literasi Digital
Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital. Pada Kurikulum
2006, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sempat menjadi bagian
penting di bangku sekolah menengah dan atas.
f) Penguatan Literasi Digital
Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital. Pada Kurikulum
2006, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sempat menjadi bagian
penting di bangku sekolah menengah dan atas.
g) Implementasi Literasi Digital
Sejalan dengan perkembangan ICT (Information, Communication and Technology), muncul
berbagai model pembelajaran secara daring. Selanjutnya, muncul pula istilah sekolah
berbasis web (web-school). Bermula dari kedua istilah tersebut, munculah berbagai istilah
baru dalam pembelajaran yang menggunakan internet, seperti online learning, distance
learning, web-based learning, dan elearning (Kuntarto dan Asyhar, 2016). Gerakan Literasi
Nasional dalam Materi Pendukung Literasi Digital dari Kemendikbud 2017 (Kemendikbud,
2017) juga telah menggariskan beberapa indikator terkait penguatan literasi digital di basis
sekolah, masyarakat dan keluarga.

2. MANAGEMEN ASN
Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Pengembangan kompe-tensi antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan
penataran. Pengembangan kompetensi harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan
digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier.
Dalam mengembangkan kompetensi setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana
pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam rencana kerja anggaran tahunan
instansi masing-masing. Dalam mengembangkan kompetensi PNS diberikan kesempatan untuk
melakukan praktik kerja di instansi lain di pusat dan daerah dalam waktu paling lama 1 (satu)
tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan BKN.
a) Peran, Tugas dan Kode Etik ASN antara lain :
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan Peraturan Perundang-Undangan.
2) Memberikan Pelayanan Publik yang Profesional dan Berkualitas.
3) Mempererat Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4) Kode Etik ASN : Kode Etik dan Kode Prilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat
dan Kehormatan ASN Perencana, Pelaksana dan Pengawas Penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme.
b) Fungsi Kode Etik ASN
1) sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam menjalank
tugas dan kewenangan agar tindakannya dinilai baik.
2) Sebagai standar penilaian sifat, perilaku dan tindakan birokrasi publik/aparatur sipil
negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya,
3) Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam menjalankan
tugas pelayanan pada masyarakat dan menempatkan kepentingan publik diatas
kepentingan pribadi.

Anda mungkin juga menyukai