Anda di halaman 1dari 21

Kuliah 2 Asp Kary

23 Sept 2021
PENDIDIKAN
PANCASILA
Dr. MUHADI, MM,MH,MBA.
. NILAI-NILAI PANCASILA PADA MASA SRIWIJAYA DAN MAJAPAHIT.
Masa sejarah Indonesia berawal kedatangan pengaruh India, saat
ditemukan prasasti Kutai pada tahun 400 AD dalam huruf Pallawa
dan Bahasa Sansekerta. Berdasarkan isi prasasti Kerajaan Kutai
dipimpin oleh Raja Mulawarman anak Aswawarman cucu Kudungga.
Pada tahun berikutya muncul kerajaan Tarumanegara, Holing,
Melayu, Sriwijaya, Mataram Hindu Kanjuruhan, Medang, Kediri,
Singasari dan Majapahit. Masa kejayaan Indonesia pada masa itu
ditandai dengan kebesaran Sriwijaya dan Majapahit. Kedua kerajaan
itu merupakan tonggak sejarah penting, karena memenuhi syarat
sebagai bangsa bernegara, yaitu berdaulat, memiliki wilayah
kekuasaan dan rakyat.
1. Nilai-nilai Pancasila di Masa Kerajaan Sriwijaya :
Kerajaan Sriwijya padaawalnya berpusat di Muara
Takus, yaitu pertemuan antara sungai Kampar kanan
dan Kampar kiri, dan tahun 683 pindah ke Palembang.
Peninggalan sejarah yang dijadikan sumber analisis
nilai-nilai Pancasila adalah arca Budha Bukit Siguntang,
prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuwo, Telaga Batu Stupa
Btu Siddhayatra dan posisi strategis Palembang sebagai
ibu kota Sriwijaya.
a. Nilai Ketuhanan,
Adanya eninggalan patung Budha langgam (mtif)
Amarawati sebagai hasil karya seni agama Budha
Hinayana.Dan berkembang agama Budha Mahayana.
Penemuan yang banyak ditemukan bahwa Sriwijaya
sangat peduli dengan Agama. Disamping itu Sriwijaya
juga menjadi pusat pengembangan Tantrisme, yang
juga menjadi pusat pengembangan Tantrisme, yang
dibuktikan 2 pendeta Tantris yaitu Vajrabodhi dan
Amoghavajra.Banyak ditemukan tulisan Siddayatra
disekitar Palembang sebanyak 30 buah, disitu kelihtan
maraknya kehidupan beragama, bahkan setelah itu
Sriwijaya mendirikan Stupa dan Candi untuk menghormati
sang Budhaserta Patmapati, dan Vajrapani.
2. Nilai Peri kemanusiaan;
Penganut Budha yang tidak mengenl kasta, atau perbedaan
antarmanusia. Hal ini berkembang di Sriwijaya sebagai
kerajaan yang hidup dari dunia niaga.
Budha Mahayana mngajarkan tentang kemanusiaan, cita-
citanya adalah untuk untuk mencapai kenikmata secara
bersaa. Selain tu Sriwijaya memamurkn rakyatnya baik
dalam bidang politik, ekonomi dan keagamaan, selalu
megadakan kerja sama, misalnya dengan Airlangga, India
dan Cina.
3. Nilai Persatuan Indonesia,
Prasasti Telaga Batu tentang tata tertib negara
yang berisi ancaman bagi pelanggaran Prasasti
Talang Tuwo, yang ngatur ketentraman dan
kesejahteraan dalam negeri. Selanjutnya dalam
prasasti Kota Kapur menunjukkan perluasan
wilyah setelah situasi negara aman dan sejahtera
ke arah Bangka dan Jawa Barat. Seterusnya
menguasahi Tanah Genting Kra di smenanjung
Malaka. Persatuan diperluas ke wilayah timur,
dengan politik perkawian antara Airlangga dengan
salah satu putri raja Sriwijaya, yang bernama
Sanggramawijayatunggawarman. Dan
penggunaan Bahasa Kwun-lun atau Melayu kuno
dalam kehidupan bermasyarakat di Sriwijaya.
4. Nilai Musyawarah;
4. Nilai Musyawarah;
Menurut sejarahwn de Casparis data prasasti yang ada
tidak menyebutkan nama raja, sehingga kemungkinan
Sriwijaya tidak diperinth oleh seorang raja, tetpi oleh
Dewan Negara. Dan di Dewan ini semua keputusan
yang terkait dengan kerajaan selalu diputuskan secara
musyawarah. Hal ini masih berlaku di Sumatera
Tengah dengan adanya Dewan Nagari. Sriwijaya tidak
menghancurkan wilayah kekuasaannya , asal tetap
tunduk patuh, dan dalam prakteknya wilayah yang
dikuasai selalu diajak musyawarah.
Contoh, pada waktu Sriwijay menyerang kerajaan
Darmawangsa Teguh di Jawa, mengajak musyawarah
wilayh kekuasaannya di Wurawari dalam strategi
perang. Hal ini menunjukkan bahwa Sriwijaya dalam
memerintah tidak bersifat otoriter.
5. Nilai Keadilan Sosial,
Sriwijaya berusaha memajukan perdagangan tidak
hanya bersifat insulair, Tetapi juga bersifat insulair
bahkan internasional. Upaya ini menyebabkan
Sriwijaya menjadi negara yang makmur hamper
selama 700 tahun (dari abad VII-XIV). Kemakmuran
ini menjadikan Sriwijaya mampu menyejahterakan
rakyatnya.
b. Nilai-nilai Pancasila Masa Kerajaan Majapahit;
Negara Majapahit yang dibangun oleh R. Wijaya
pada tahun 1293 banyak menerima unsur politik,
ekonomi, sosial dan kebudayaan dari Kerajaan
Singasari . Tumbuh kembang menjadi kerajaan
besar sampai sekitar tahun 1478, dan Moh. Yamin
menyebut sebagai National State II setelah
Sriwijaya sebagai National State I.
Puncak kejayaan Kerajaan Majapahit dialami pada
masa pemerintahan Hayam Wuruk dengan patihnya
Gajah Mada yang dikenalsumpahnya PALAPA dan
pimpinn angkatan laut Laksamana NALA
Nilai-nila yang muncul pada masa ini berdasarkan
sumber prassti, Canci, Makam, bekas wilayah keratin
dan peninggalan buku-buku kuno. Adapun nilai-
nilai Pancasila yang dimaksud, adalah sbb :
1. Nilai Ketuhanan;
Kehidupan keagamaan di Majapahit sangat
mengedepankan sifat toleransi yang sangat tinggi.
Hal ini antara lain dibuktikan oleh tulisan Mpu
Tantular dalam bukunya Sutasoma yang isinya
menggambarkan ikap toleransi tersebut dalam
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharnia
Mangwa”.
Kehidupan toleransi ini juga Nampak pada usaha kerajaan untuk
mengankat 2 pejabat lembaga keagamaan yang disebut
Dharmadyaksa ring Kasaiwan bagi agama Siwa dan
Dharmadyaksa ring Kasogatan untuk agama Budha, Selain itu
maraknya kehidupan keagamaan ditandai juga adanya kegiatan
upacara keagamaan yang diadakan di candi negara atau State
Temple Penataran. Upacara Srada dan kebebasan rakyat untuk
tetap mengembangkan keyakinan aslinya.
2. Nilai Kemanusiaan;
Kehidupan kemanusiaan dapat tenteram dengan adanya
perlindungan raja terhadap rakyatnya dan ketenraman
kehidupan keagaam sesuai dengan keyakinannya. Hal ini
disebabkan oleh ajaran agama Hindu maupun Budha yang
bersifat universal. Nilai kemanusiaan ditunjukkan oleh adanya
upaya dari kerajaan Majapahit yang selalu mencari hubungan
dengan kerajaan lain, tetangga seperti Cina, Siam, Champa dan
Kamboja berdasarkan semboyan Mitrka Satata, yitu hubungan
baik yang bersifat kesetaraan.
3. Nilai Persatuan;
Nilai Persatuan tampak pada usaha kerajaan Majapahit
untuk membangun sistem ketatanegaraan yang kuat.
Misalnya upaya patih Gajahmada untuk melaksakan sistem
sentralisasi dalam pemerintahan yang memposisikan raja
sebagai penguasa tunggal. Pemerintahan dibagi menjadi 3,
yaitu pemerintahan pusat, daerah dan desa. Walau punya
wewenang dan tugas yang berbeda ke3 pemerintahan tsb
merupakan satu kesatuan yang baik. Setelah upaya
mengembangkan pemerintahan yang sentralisasi
pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajahmada berusa
membangun persatuan Nusantara, dengan sumpah
palapanya yang diucapkan tahun 1331.
Persatuan Nusantara ini diawali dengan penguasaan
wilayah Melayu, Malaka, Jawa dan Indonesia Bagian Timur,
sampai Papua Timur.
Kemudian untuk menggalang persatuan Nusantara
dibentuklah angkatan perang yang kuat khususnya
angkatan laut. Kuatnya angkatan laut ini dengan
diangkatnya senopati Sarwajala Nala sebagai
Panglima sehingga seluruh Nusantara dapat
dipersatukan.
4. NILAI MUSYAWARAH :
Nilai ini tampak pada tugas dan wewenang pada
lapisan pemrintahan yang selalu mengupyakan
musywarah dalam pemecahn permasalahan
kehidupan kenegaraan baik, politik, ekonomi, sosial,
keagamaan dan budaya. Mislnya dalam
pemerintahan Desa Kerajaan Majapahit memberi
hak otonomi penuh kepada setiap desa untuk
mengatur kehidupan mereka. Selain hal tersebut
dalam memosisikan raja bukan semata-mata.
sebagai penguasa tunggal, tetapi lbh banyak
bermusyawarah dengan Rakyan Katrini (Dewan
Penasehat), Maha Patih, Dhamadyaksa
(keagamaan) dan Saptapapati dalam bidang
pengadilan.
5. KEADILAN SOSIAL :
Upaya keadilan dan kesejahteran sosial dibangun
melaui pertanian dan perdagangan. Bidang
pertanian mengembangkan tanaman palawija, beras,
minyak kelapa, lada, garamm, cengkeh, pala, kayu
cendana, dan kapas. Sedangkan perdagangan
menalin hubungan dengan Sriwijaya, Cina, Siam,
Champa, Kamboja. Berarti Majapahit dalam upaya
mensejahterakan rakyatnya dlm bidang ekonomi,
berperan sebagai negara produsen dan pedagang
perantara yg didukung oleh angkatan laut yang kuat.
NILAI PATRIOTISME BANGSA INDONESI MELAWAN
PENJAJAH
Patriotisme bangsa Indonesia merupakan
perwujudan dari rasa cinta tanah air dalam bentuk
kesadaran nasional untuk hidup bersama, yang
dilandasi oleh pendirian rohani, perasaan stia kawan
dalam upaya membentuk suatu bangsa.

Manifestasi dari patriotisme bangsa Indonesia


adalah :
a. Hak untuk menentukan nasib sendiri sebagai
suatu negara merdeka, berdaulat ke alam dan ke
luar,
b. Dijiwai oleh suatu ideologi nasional baik dalam
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan
agama,
d. Mewujudkan aspirasi nasional baik dalam bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama.
Cita-cita patriotism bangsa Indonesia ini dicapai
dengan cara perjuangan melawan penjajahan Barat.
Bangsa Barat menguasai Indonesia karena
kekayaan alam (rempah-rempah), sehngga berturut-
turut datang ke Indonesi, Portugis, Spanyol, Inggri,
dan Belanda.Dan Belanda mampu menjajah
Indonesia sampai 350 tahun.
Akibat penjajahan ini kedaulatan bangsa Indonesia
hilang. persatuan hancur, kemakmuran lenyap.
Berarti apa yang dipunyai sejak zaman Sriwijaya dan
Majapahit lenyap. Dan sejak itu dimulai semangat
patriotism bangsa Indonesia untuk melawan
penajajah.
1. Patriotisme bangsa Indonesia sebelum abad ke
XX:
Patriotisme bangsa Indonesia terlihat pada bentuk
perlawanan diberbagai wilayah Indonesia.Yaitu
Maluku,Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan.
Perlawanan dilakukan bangsa Indonesia dalam
rangka usaha bangsa Indonesia untuk
empertahankan wilayahnyadari ekspansi kekuasaan
Barat dan membela nilai-nilai kemanusian dan
keadilan dari tindakan sewena-wena penjajah
mengalami kegagalan.
Perlawanan ini dilakukan bangsa Indonesia,
mengingat adanya perekonmian rakyat Indonesia
semakin merosot , bakan semakin pada ukuran
paling rendah. Begitupun dalam sektor pendidikan
rakyat tidak mendapat perhatian, meskipun pada awal
abad ke XX mulai diterapkan sistem didikan model Barat
untuk rakyat (Islanders). Penerapan pendidikan oleh
penjajah dimaksudkan bukan untuk mencerdaskan rakyat,
tetapi guna memenuhi kebutuhan tenaga pegawai
pemerinth kolonial Belanda, seperti tenaga administrai
perusahaan dan perkebunan. Perjuangan rakyat sebagai
perwujudan patriotism bangsa Indonesia ini ditunjukkan
oleh tokoh-tokoh pejuang nasional abad XVII dan XVIII,
yaitu : Sultan Iskandar Muda dri Aceh 1635, Sultan Agung
dari Mataram 1645, Sultan Ageng Tirtayasa dan Ki Tapa
dari Banten 1650, Sultan Hasaudin Dari Makasar 1660,
Untung Surapati dan Trunijoyo dari Jawa Timur 1670, dan
Ibnu Iskandar dari Minagkabau 1680. Dan dieruskan
pejuang-pejuang yang lainnya.
Perlawnan tokoh pejuang nasional melawan
penjajahan Barat selama XVIIsd XIX hamper terjadi
diseluruh Indonesia, Perjuagan ini sangat
disayangkan karena perlawanan yang bersifat fisik ini
sudah dipatahkan oleh Belanda dengan politik devide
et impera, sehingga belom berhasil. Tidak berhasilnya
perlawanan tersebut karena perlawanan masih
berssifat local, atau kedaerahan, serta sporadic tanpa
ada kordinasi persatuan diantara daerah-daerah
tersebut. Dan kegagalan ini mmberi kesempatan
kepada Belanda untuk mengintensifkan kekuasaannya
di Indonesia sebagai koloninya. Meskipun demikian
bukan berarti semangat patriotism para pejuang
bangsa Indonesia terus luntur, malah semakin
meningkat dengan menggunakan strategi baru.
.
b. Patriotisme Bangsa Indonesia Abad XX ;
Pada awal abad ke XX semangat patriotism bangsa
Indonesia tumbuh kembang menjai suatu gerakan
bersifat nasional. Gerakan ini dimotori oleh seorang
intelektual sebagai hasil pendidikan Belanda. Dan
dengan gerakan nasional bisa lakukan gerakan nasional
untuk merebut kemerdekaan. Lahirlah gerakan nasional
bergerak bidang pendidikan seerti Boedi Oetomo pada
20 Mei 1908., selanjutnya gerakan ini bergerak dibidang
politik praktis. Dan Boedi Oetomo merupakan organissi
modrn pertama yang bertindak merintis perjuangan
kemerdekaan Indonesia dalam bentuk Organisasi.

-----oooOooo-----

Anda mungkin juga menyukai