Anda di halaman 1dari 15
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 322/KMK.09/2021 ‘TENTANG KERANGKA KERJA PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN Menimbang Mengingat DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, telah ditetapkan pedoman pengendalian intern di lingsungan Kementerian Keuangan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern’ dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan; b. bahwa agar penerapan sistem pengendalian intern dapat lebih dipahami dan ditingkatkan oleh pimpinan dan seluruh pegawai, serta dilaksanakan dengan efektif, efisien, dan selaras dengan perkembangan kebutuhan organisasi, perlu diatur secara khusus ketentuan mengenai kerangka kerja penerapan sistem pengendalian intern di lingkungan Kementerian Keuangan dalam Keputusan Menteri Keuangan tersendiri; ¢. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Kerangka Kerja Penerapan Sistem Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan; 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); Menetapkan PERTAMA KEDUA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -2- 2. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 tentang Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 98); 3. Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019; 4, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1862) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri ~~ Keuangan = Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1745); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG KERANGKA KERJA PENERAPAN _ SISTEM. PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN. Menetapkan kerangka kerja penerapan_ sistem pengendalian intern di lingkungan Kementerian Keuangan yang digunakan sebagai acuan dalam merancang, menerapkan, memantau, mengevaluasi, dan melakukan perbaikan berkelanjutan —_atas penerapan sistem pengendalian intern pada seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Keuangan. Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Kementerian Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA untuk selanjutnya disebut Sistem Pengendalian Intern merupakan proses integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tereapainya tujuan organisasi melalui: a. kegiatan yang efektif dan efisien; b. keandalan pelaporan keuangan; c. pengamanan aset negara; dan d, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3 KETIGA : Sistem Pengendalian Intern terdiri atas 5 (lima) unsur sebagai berikut: a. Lingkungan Pengendalian, yang diwujudkan melalui: 1. penegakan integritas dan nilai etika; 2. komitmen terhadap kompetensi; 3. kepemimpinan yang kondusif; 4 pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; 5. pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab yang tepat; 6. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat terkait pembinaan sumber daya manusia; 7. perwujudan peran aparat pengawasan inte pemerintah yang efektif, dan 8. hubungan kerja yang baik dengan unit kerja terkait. b. Penilaian Risiko, yang terdiri atas: 1. Identifikasi risiko, yang pelaksanaanya paling sedikit memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan unit kerja dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif, b) menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko dari faktor eksternal dan faktor internal; dan ©) menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko. 2. Analisis risiko untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasiterhadap pencapaian tujuan unit kerja. c. Kegiatan Pengendalian, yang terdiri atas: 1. reviu atas kinerja unit kerja yang bersangkutan; 2. pembinaan sumber daya manusia; 3. pengendalian atas pengelolaan _sistem informasi; 4. pengendalian fisik atas aset; 5. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran ‘xinerja; MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA eae pemisahan fungsi; 7. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting; 8. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian; 9. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya; 10. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan 11. dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting. d. Informasi dan Komunikasi, yang pelaksanaannya paling sedikit memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi; dan 2. mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus. e. Pemantauan —Pengendalian Intern, —_—-yang dilaksanakan melalui: 1, pemantauan berkelanjutan yang diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas; 2. evaluasi terpisah yang diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Intern; dan 3. tindak Janjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang harus segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan —mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan. Prinsip penerapan Sistem Pengendalian Intern meliputi: a. menciptakan Sistem Pengendalian Intern yang mendukung pencapaian tujuan organisasi; b. mempertahankan Sistem Pengendalian Intern sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses organisasi dan dalam pengambilan keputusan khususnya terkait dengan perencanaan strategis; MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 5 ¢, menjalankan Sistem Pengendalian Intern secara sistematis, terstruktur, dan tepat waktu; d. melaksanakan Sistem Pengendalian Intern dengan mempertimbangkan keseimbangan aspek biaya dan manfaat; dan ¢, melaksanakan Sistem Pengendalian Intern dengan menjaga kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan. KELIMA : Prinsip penerapan Sistem Pengendalian Intern sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT berlaku juga bagi penerapan pengendalian intern atas pelaporan keuangan. KEENAM : Kebijakan umum penerapan Sistem Pengendalian Intern meliputi: a. unit organisasi Eselon I dan unit organisasi non- Eselon yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan harus: 1, menyesuaikan dengan kebutuhan — dan karakteristik unit masing-masing dalam menerapkan Sistem Pengendalian Intern; 2. melakukan evaluasi_ dan —_ pengembangan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan penerapan Sistem Pengendalian Intern: 3. memberikan perhatian tama —pada pembangunan unsur Lingkungan Pengendalian yang kondusif dan pelaksanaan unsur Kegiatan Pengendalian untuk mendukung pencapaian tujuan/sasaran operasional, pelaporan, dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan; dan 4. menerapkan Sistem Pengendalian Intern pada setiap level organisasi dan area organisasi (seperti. program, proyek, dan/atau kegiatan tertentu). b. pimpinan unit organisasi Eselon I dan pimpinan unit organisasi non-Eselon yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan harus: 1, menetapkan sistem, kebijakan, _ prosedur, rencana kerja, dan menyelenggarakan pelatihan yang memadai dalam penerapan Sistem Pengendalian Intern; KETUJUH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA oa 2. menyediakan infrastruktur yang memadai, antara lain pegawai, dana, sarana prasarana, sistem informasi dan komunikasi, dan dokumentasi; dan 3. memberikan —teladan — budaya_—Sistem Pengendalian Intern yang kuat kepada seluruh pegawai di lingkungan unit kerja masing-masing. Kerangka kerja penerapan Sistem Pengendalian Intern sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA dilakukan melalui pendekatan Model Tiga Lini yang meliputi: a. Pimpinan Kementerian Keuangan yang terdiri atas Menteri Keuangan, Wakil Menteri Keuangan, pimpinan unit organisasi Eselon I, pimpinan unit organisasi non-Eselon yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan, dan Staf Ahli, b. Manajemen 1. Lint Pertama (First Line) yang dilaksanakan oleh unit di lingkungan Kementerian Keuangan yang tidak menjalankan fungsi kepatuhan internal pada: a) kantor pusat unit organisasi Esclon 1; b) unit organisasi non-Eselon yang bertanggung Jjawab kepada Menteri Keuangan; ©) unit organisasi non-Esclon selain huruf b) termasuk yang menerapkan pengelolaan keuangan badan layanan umum; d) instansi vertikal; dan/atau ¢) unit pelaksana teknis, yang selanjutnya —disebut_—- Manajemen Operasional. 2. Lini Kedua (Second Line) yang dilaksanakan oleh unit di lingkungan Kementerian Keuangan yang menjalankan fungsi kepatuhan internal pada: a) kantor pusat unit organisasi Eselon I, b) unit organisasi non-Eselon yang bertanggung Jawab kepada Menteri Keuangan; c) unit organisasi non-Eselon selain huruf b) termasuk yang menerapkan pengelolaan keuangan badan layanan umum; @) instansi vertikal; dan/atau KEDELAPAN KESEMBILAN KESEPULUH Sa MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ©) unit pelaksana teknis, yang selanjutnya disebut Unit Kepatuhan Internal (UK) c. Audit Intern Lini Ketiga (Third Line) dijalankan oleh: 1. Inspektorat Jenderal; dan 2. Satuan Pengawasan Intern atau unit yang menjalankan fungsi pengawasan/pemeriksaan intern pada unit organisasi non-eselon yang menerapkan pengelolaan keuangan badan layanan umum, yang selanjutnya disebut Satuan Pengawasan Intern Badan Layanan Umum (SPI BLU). d. Audit Ekstern, yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan/atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan selaku auditor ekstern, dengan gambaran sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf A yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. Pimpinan Kementerian Keuangan — sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETUJUH huruf a harus mengarahkan penerapan Sistem Pengendalian Intern secara efektif dan efisien melalui: a. penguatan integritas; b. kepemimpinan yang kondusif; c, komunikasi yang transparan; dan d. pengawasan atas fungsi audit intern. Lini Pertama sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETUJUH huruf b angka 1, memiliki tugas dan tanggung jawab untuk merancang, menerapkan, memperbaiki, dan © mengembangkan —_ Sistem Pengendalian Intern yang efektif dan efisien, dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf B yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. Lini Pertama sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETUJUH huruf b angka 1, termasuk pimpinan unit organisasi selain pimpinan unit organisasi Eselon I dan pimpinan unit organisasi non-Eselon yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. KESEBELAS KEDUABELAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Lini Kedua sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETUJUH huruf b angka 2 memiliki tugas dan tanggung jawab membantu Lini Pertama dalam pemantauan penerapan Sistem Pengendalian Intern dan tugas lainnya, dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf B yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. Lini Kedua sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETUJUH hurufb angka 2 terdiri atas 3 (tiga) tingkatan sesuai level organisasi sebagai berikut: a. UKI tingkat I yang selanjutnya disebut UKI- bertugas membantu Lini Pertama pada: 1. kantor pusat unit organisasi Eselon J; atau 2. unit organisasi non-Eselon yang bertanggung jawab secara langsung kepada Menteri Keuangan, dan melaporkan hasil pemantauan _ Sistem Pengendalian Intern kepada pimpinan unit kerjanya dan/atau Inspektur Jenderal, serta dapat melaksanakan pemantauan Sistem Pengendalian Intern pada kantor vertikal di bawahnya. b. UKI tingkat Il yang sclanjutnya disebut UKI-I bertugas membantu Lini Pertama pada: 1. unit organisasi: a) instansi vertikal unit Eselon | setingkat Eselon TI; atau b) yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui pimpinan unit Eselon I atau secara administratif bertanggung jawab kepada pimpinan unit Eselon I; atau 2. unit organisasi non-Eselon: a) yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui pimpinan unit Eselon I; b) yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan dan secara administratif berada di bawah pimpinan unit Eselon I; atau ©) yang bertanggung jawab kepada pimpinan lembaga nonstruktural melalui Menteri Keuangan yang dilimpahkan _ kepada pimpinan unit Eselon 1; atau KETIGABELAS KEEMPATBELAS KELIMABELAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -9- 3. unit pelaksana teknis: a) yang bertanggung jawab kepada pimpinan unit Eselon I; atau b) yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, dan melaporkan hasil pemantauan Sistem Pengendalian Intern kepada pimpinan unit kerjanya, pimpinan UKI-I, Inspektur Jenderal, dan/atau Kepala Satuan Pengawasan Intern, serta dapat melaksanakan _pemantauan _Sistem Pengendalian Intern pada kantor vertikal di bawahnya. c. UKI tingkat Il yang sclanjutnya disebut UKI-III bertugas membantu Lini Pertama pada: 1. instansi vertikal unit organisasi Eselon I setingkat Eselon Ill; 2. unit pelaksana teknis yang bertanggung jawab kepada pimpinan unit Eselon II; atau 3. unit pelaksana teknis yang bertanggung jawab kepada pimpinan unit Eselon I dan Secara administratif dibina oleh pimpinan kantor vertikal unit Eselon I setingkat Eselon I, dan melaporkan hasil pemantauan Sistem Pengendalian Intern kepada pimpinan unit kerjanya, pimpinan UKI-II, pimpinan UKI-I, dan/atau Inspektur Jenderal. Lini Kedua sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUABELAS dipimpin oleh pejabat 1 (satu) tingkat di bawah pimpinan unit kerja berkenaan. Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman untuk melaksanakan pemantauan penerapan Sistem Pengendalian Intern sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEBELAS ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan. Tugas lainnya Lini Kedua sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEBELAS _dilaksanakan berdasarkan: a. arahan Pimpinan Kementerian Keuangan; dan/atau b, hasil pembahasan dan kesepakatan antara Lini Pertama, Lini Kedua, dan Lini Ketiga. KEENAMBELAS KETUJUHBELAS KEDELAPANBELAS KESEMBILANBELAS KEDUAPULUH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA arige Lini Ketiga, sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETUJUH huruf c memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan asurans yang independen dan objektif serta konsultansi penerapan Sistem Pengendalian Intern pada unit Eselon I/ unit organisasi non-Eselon yang menerapkan pengelolaan keuangan badan layanan umum di lingkungan Kementerian Keuangan, dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf B yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. Hubungan Kerja antara Lini Pertama, Lini Kedua, dan Lini Ketiga dalam penerapan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan dengan mekanisme sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf C yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menter! ini. Audit Ekstern sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETUJUH huruf d melakukan pemeriksaan dan/atau pengawasan terkait penerapan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Kementerian Keuangan. Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 940/KMK.09/2017 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Inter dan Pedoman Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2022. Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada: 1. Wakil Menteri Keuangan; 2. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, para Direktur Jenderal, dan para Kepala Badan di lingkungan Kementerian Keuangan; 3. Kepala Lembaga National Single Window, 4. Para Staf Ahli di lingkungan Kementerian Keuangan; MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Sie 5. Kepala Biro Umum, para Sekretaris Direktorat Jenderal, Sekretaris Inspektorat Jenderal, dan para Sekretaris Badan di lingkungan Kementerian Keuangan; dan 6. Kepala Biro Hukum, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Agustus 2021 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI Salinan sesuai dengan aslinya _-—Kepala Biro Umum Sub. Pit. Kepala Bagian 4 dministrasi Kementerian LaMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUDLIK INDONESIA NOMOR 32/KMK.09/2021 TENTANG KERANGKA KERJA PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN Dy LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN Sat MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA A. Kerangka Kerja Penerapan Sistem Pengendalian Intern dengan Model Tiga Lini 1. Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Kementerian Keuangan diterapkan melalui Model Tiga Lini yang mengoptimalkan peran Pimpinan Kementerian Keuangan, Manajemen sebagai Lini Pertama dan Lini Kedua, Audit Intern sebagai Lini Ketiga, serta Audit Ekstern. Kerangka Kerja Penerapan Sistem Pengendalian Intern dengan Model Tiga Lini dapat digambarkan sebagai berikut: Ti err Kevngo, Wali Mente Keuangan, Para Pnpian Unit Organise! Eon Pnpnan Unt ‘guise Non-Esion, an Stat AN Inept, Kepeminpinan Transpaans dan Panganstan tT a! E & ‘ Aub ER => —____ Eee TRAN ore) maa FIFE asenen Ops ua ere i188 tn ays saw Q 5 cacang, 2 een, itil i vet dan || pamanaan erp rs pen = tergeoanlan ever Prporr Sinan Pengnian arn E en i ‘Actas, Ppa Menyudatan Sumber Daj, dn Pengavacan MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -2- B. Tugas dan Tanggung Jawab Lini Pertama, Lini Kedua, dan Lini Ketiga 1, Lini Pertama Tugas dan tanggung jawab Lini Pertama untuk merancang, menerapkan, memperbaiki, dan mengembangkan Sistem Pengendalian Intern, mencakup: a. merancang Sistem Pengendalian Intern yang memadai; b. memimpin, mengarahkan, dan mengorganisasikan kegiatan dan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif, c. menjaga komunikasi yang berkelanjutan dengan Pimpinan Kementerian Keuangan dan melaporkan rencana, realisasi, dan hasil yang diharapkan dihubungkan dengan pencapaian tujuan organisasi dan risikonya; d. melakukan identifikasi dan analisis atas risiko (termasuk risiko fraud) dan pengendalian terkait dengan proses bisnis, serta menuangkannya dalam matriks risiko dan pengendalian (Risk and Control Matrix/RCM); . menerapkan Sistem Pengendalian Intern sepanjang waktu berdasarkan rancangan yang ditetapkan; melakukan perbaikan Sistem Pengendalian Intern secara berkelanjutan; g. mengembangkan Sistem Pengendalian Intern serta aplikasi pendukung proses bisnis; hh, memastikan kepatuhan terhadap hukum, peraturan, dan nilai-nilai etika; i, melakukan pemantauan Sistem Pengendalian Intern melalui pemantauan berkelanjutan serta tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya; dan j. dapat melakukan diskresi yang sesuai dengan tujuan, ruang lingkup, dan syarat diskresi sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang- undangan mengenai Administrasi Pemerintahan, 2. Lini Kedua Tugas dan tanggung jawab Lini Kedua dalam pemantauan penerapan Sistem Pengendalian Intern, mencakup: a, mengevaluasi matriks risiko dan pengendalian (Risk and Control Matrix/RCM); b. mengembangkan perangkat pemantauan Sistem Pengendalian Intern; cc, melaksanakan pemantauan dan evaluasi atas penerapan Sistem Pengendalian Intern, termasule penerapan kode etik melalui evaluasi terpisah; d. mengusulkan perbaikan rancangan Sistem Pengendalian Intern berdasarkan hasil pemantauan; dan . melaporkan hasil pemantauan Sistem Pengendalian Intern kepada pimpinan unit kerja, pimpinan UKI-Il, pimpinan UKII, Inspektur Jenderal, dan/atau Kepala Satuan Pengawasan Intern, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA “3+ 3. Lini Ketiga Tugas dan tanggung jawab Lini Ketiga untuk melakukan asurans yang independen dan objektif serta konsultansi penerapan Sistem Pengendalian Intern, mencakup: a. Inspektorat Jenderal 1) mengembangkan metodologi, perangkat, dan mekanisme kerja terkait pemantauan Sistem Pengendalian Intern; dan 2) melakukan kegiatan asurans yang independen dan objektif serta kegiatan konsultansi atas kecukupan rancangan dan efektivitas Sistem Pengendalian Intern untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi dan mendorong perbaikan berkelanjutan. b. SPI BLU, melakukan kegiatan asurans yang independen dan objektif serta kegiatan konsultansi atas kecukupan rancangan dan efektivitas Sistem Pengendalian Intern untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi dan mendorong perbaikan berkelanjutan. Hubungan Kerja antara Lini Pertama, Lini Kedua, dan Lini Ketiga Hubungan kerja Lini Pertama, Lini Kedua, dan Lini Ketiga diantaranya dilaksanakan melalui aktivitas sebagai berikut: 1. Lini Pertama dapat meminta masukan kepada Lini Kedua dan/atau Lini Ketiga dalam pengembangan dan penerapan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Kementerian Keuangan. 2. Lini Pertama menyajikan dan/atau memberikan akses terhadap data, informasi, sistem informasi, catatan, dokumentasi, aset, serta pejabat /pegawai pada unit kerja yang bersangkutan kepada Lini Kedua dan Lini Ketiga sesuai dengan kewenangannya. 3. Lini Kedua dapat memberikan masukan kepada Lini Pertama dalam penerapan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Kementerian Keuangan. 4. Lini Kedua mendukung Lini Pertama dalam pemutakhiran profil risiko organisasi, termasuk risiko fraud, serta penyusunan dan pemutakhiran profil pegawai. 5. Lini Kedua dapat meminta masukan kepada Lini Ketiga dalam penyusunan rencana pemantauan tahunan dan pengembangan perangkat pemantauan. 6. Lini Kedua menyampaikan rencana pemantauan tahunan dan hasil peningkatan kualitas pengendalian intern kepada Lini Ketiga. 7. Lini Kedua membabas tindak lanjut temuan yang berindikasi kecurangan (fraud) dengan Lini Ketiga. 8. Lini Ketiga memanfaatkan hasil pemantauan Lini Kedua untuk menyusun reneana pengawasan dan berkoordinasi dengan Lini Kedua dalam penyelarasan rencana pemantauan Lini Kedua dan rencana pengawasan Lint Ketiga. MENTER] KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA “4 9. Lini Ketiga memberikan konsultansi atas pengembangan perangkat pemantauan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Kementerian Keuangan. 10. Koordinasi antara Inspektorat Jenderal dengan SPI BLU dilaksanakan sesuai dengan ketentuan mengenai tata kelola pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum 97/30213.199703 1 001

Anda mungkin juga menyukai