Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyusun sebuah
panduan teknis yang berjudul “Panduan Teknis Pelaksanaan
Revaluasi Valuta Asing Pada Penyusunan Laporan Keuangan
UAKBUN-Daerah”. Tujuan penyusunan panduan teknis ini adalah
memberikan panduan kepada KPPN dalam melaksanakan revaluasi
Kas di KPPN, Kas di Bendahara Pengeluaran, dan Utang kepada Pihak Ketiga terhadap
transaksi keuangan yang menggunakan mata uang asing (valas) termasuk melakukan
pengujian data laporan keuangan hasil revaluasi agar sesuai dengan kaidah yang diatur
dalam PSAP nomor 1.
Panduan Teknis Pelaksanaan Revaluasi Valuta Asing Pada Penyusunan Laporan
Keuangan UAKBUN-Daerah ini berisi ketentuan penyajian transaksi dalam mata uang
asing dalam laporan keuangan dan pelaksanaan revaluasi serta dilengkapi dengan
visualisasi sehingga memudahkan pelaksanaan revaluasi valuta asing pada penyusunan
Laporan Keuangan UAKBUN-Daerah.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Direktur
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Kepala Subdit. Akuntansi Pusat dan Pelaporan
Keuangan Bendahara Umum Negara beserta jajarannya, dan semua pihak yang telah
memberikan masukan, kritik dan saran untuk perbaikan Panduan Teknis Pelaksanaan
Revaluasi Valuta Asing Pada Penyusunan Laporan Keuangan UAKBUN-Daerah. Kami
menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dalam penyusunan Panduan Teknis
Pelaksanaan Revaluasi Valuta Asing Pada Penyusunan Laporan Keuangan UAKBUN-
Daerah ini, untuk itu masukan, kritik dan saran sangat kami harapkan.

Jakarta, 31 Juli 2019

Rina Robiati
PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN
REVALUASI VALUTA ASING PADA PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN UAKBUN-DAERAH

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, pada Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)
nomor 01 dinyatakan bahwa transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam
mata uang rupiah. Penyajian transaksi mata uang asing tersebut meliputi aset
moneter dan kewajiban. Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang rupiah dimana penjabaran mata uang asing tersebut
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca, sedangkan kewajiban
dicatat sebesar nilai nominal dimana kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan
dan dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan penjabaran menggunakan kurs
tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Oleh sebab itu, dalam hal satuan kerja (satker) kementerian
negara/lembaga mendapatkan uang persediaan dalam mata uang asing, maka akun
Kas di Bendahara Pengeluaran dan Uang Muka dari KPPN pada Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) harus disajikan berdasarkan kurs tengah Bank
Indonesia tanggal neraca.
Dalam rangka implementasi ketentuan tersebut, Direktorat Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan telah menerbitkan surat nomor S-3467/PB.6/2017 tanggal 6
April 2017 hal Kebijakan Penyajian Akun Kas di Bendahara Pengeluaran dalam mata
uang asing. Dalam ketentuan tersebut antara lain mengatur kewajiban KPPN untuk
melakukan revaluasi atas Kas di Bendahara Pengeluaran dan Utang kepada Pihak
Ketiga untuk satker kementerian negara/lembaga yang mendapatkan Uang
Persediaan (UP) valas. Seluruh KPPN lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta merupakan KPPN yang memiliki mitra satuan
kerja kementerian negara/lembaga dengan kriteria dimaksud. Oleh karenanya KPPN
Jakarta I sampai dengan KPPN Jakarta VII dan KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah
wajib melaksanakan revaluasi secara periodik yaitu semesteran dan tahunan dalam
rangka penyusunan Laporan Keuangan UAKBUN-D.
Sampai saat ini, pelaksanaan revaluasi belum dapat berjalan lancar. Hal ini
antara lain disebabkan belum ada buku pedoman/juknis revaluasi yang komprehensif.
Buku pedoman tersebut sangat diperlukan mengingat rotasi/mutasi sumber daya
manusia (SDM) pada KPPN yang sangat cepat. Adanya buku pedoman tersebut,
diharapkan dapat menjadi panduan bagi SDM pada KPPN khususnya seksi Verifikasi
dan Akuntansi (Vera) untuk melaksanakan revaluasi Kas di KPPN, Kas di Bendahara
Pengeluaran,dan Utang kepada Pihak Ketiga dengan benar.

B. TUJUAN SASARAN
Tujuan dari penyusunan pedoman ini adalah memberikan panduan kepada
KPPN dalam melaksanakan revaluasi Kas di KPPN, Kas di Bendahara Pengeluaran,

1
dan Utang kepada Pihak Ketiga terhadap transaksi keuangan yang menggunakan
mata uang asing (valas) termasuk melakukan pengujian data laporan keuangan hasil
revaluasi agar sesuai dengan kaidah yang diatur dalam PSAP nomor 1.

C. KETENTUAN DAN PELAKSANAAN REVALUASI


1. Ketentuan penyajian transaksi dalam mata uang asing dalam laporan keuangan
sebagai berikut:
a) Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang
rupiah;
b) Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang
digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam mata uang asing
tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah
berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi;
c) Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan
dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka
transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah
berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk
memperoleh valuta asing tersebut;
d) Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan
untuk bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang
asing lainnya, maka:
1) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan
dengan menggunakan kurs transaksi;
2) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam
rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
2. Pelaksanaan revaluasi
a) Revaluasi terdiri dari tiga kategori, yaitu:
 Revaluasi Kas di KPPN;
 Revaluasi Kas di Bendahara Pengeluaran; dan
 Revaluasi Utang kepada Pihak Ketiga.
b) Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pelaksanaan revaluasi:
1) Pastikan Saldo Awal sudah sesuai dengan Saldo Akhir audited tahun
sebelumnya;
2) Pastikan tidak ada setoran transakasi valas dalam bentuk rupiah. Jika
ada setoran dalam bentuk rupiah, maka setoran tersebut harus
dinormalisasi dalam bentuk valas terlebih dahulu;
3) Pastikan nilai Kas di Bendahara Pengeluaran dalam bentuk valas
sudah sesuai (lakukan Rekonsiliasi Valas secara manual) antara:
a. Seksi Vera vs Seksi Pencairan Dana (PD);
b. KPPN vs Satker.
4) Pastikan nilai Kas di KPPN tidak negatif dimana semua data telah
dilaksanakan dan telah terposting;
5) Pastikan akun 423943, 425973, dan 581611 yang bernilai sudah
direklasifikasi ke akun 212191 dengan jurnal koreksi valas.

2
c) Langkah-Langkah Revaluasi:
1) Pengecekan saldo awal seluruh akun;
a. Tarik neraca per 1 Januari baik ledger kas maupun ledger akrual
atau bisa juga tarik neraca percobaannya;
b. Bandingkan seluruh akun pada ledger akrual dengan ledger kas;
serta
c. Bandingkan seluruh akun dengan neraca audited tahun
sebelumnya.
2) Pengecekan setoran selain valas:
a. Tarik laporan A4 dari SPAN pada ledger kas dengan parameter
akun 815xxx sampai dengan akun 8155xx;
b. Pastikan semua setoran dalam bentuk valas.
3) Rekon valas:
a. Seksi Vera vs seksi PD dilakukan secara manual;
Tarik neraca lajur ledger akrual dengan parameter valas,
kemudian buat daftar, dan sandingkan dengan seksi PD;
b. Seksi Vera vs satker dilakukan dengan manual;
Setelah sama dengan seksi PD, lakukan rekon valas dengan
satker secara manual.
4) Memastikan Nilai Kas di KPPN tidak negative/data sudah terposting
Hal ini dilakukan dengan cara melakukan tarik laporan dari
SPAN, yaitu Neraca baik ledger kas maupun ledger akrual dan
Laporan Perubahan Posisi Keuangan (LPPK). Setelah itu lakukan
pengecekan nilai Kas di KPPN, baik pada ledger kas dan akrual harus
memiliki nilai yang sama.
5) Memastikan apakah masih terdapat akun selisih kurs atas transaksi
belanja dalam valuta asing 423943, 425753, dan 581611.
Dilakukan dengan cara menarik Laporan Neraca Lajur/Neraca
Percobaan ledger akrual, setelah itu lakukan pengecekan untuk
memastikan bahwa akun 423943, 425753, dan 581611 sudah tidak
ada. Apabila masih terdapat akun tersebut, maka lakukan penjurnalan
dengan kontra akun 212191.

3
D. PROSES REVALUASI:
1. Kas di KPPN
Melakukan revaluasi Kas di KPPN, baik pada ledger akrual dan ledger
kas. Caranya:
a. masuk ke SPAN => GL VERA USER => Permintaan

Klik/pilih Permintaan Baru

4
c. Pilih program – Revaluasi Saldo

Setelah itu langkah selanjutnya:


a) Isi buku besar dengan SPAN ALL LEDGERS (untuk saldo Kas di
KPPN yang direvaluasi dua ledger, baik akrual maupun cash);
b) Isi Revaluasi dengan Bank Revaluasion xxx (xxx = kode KPPN);
c) Pilih periode Revaluasi.

5
d. Untuk melihat prosesnya selesai atau belum, bisa dicek di menu “view”,
terus klik Kirim Permintaan Baru, dan klik “Temukan”. Jika permintaan
belum selesai, maka akan muncul warna kuning atau warna hijau, dan
bila permintaan telah selesai, warnanya akan menghilang.

6
2. Kas di Bendahara Pengeluaran
Revaluasi Kas di Bendahara Pengeluaran pada ledger akrual dilakukan
melalui system di SPAN (otomatis) sedangkan untuk ledger kas
menyesuaikan atau dengan kata lain dilakukan dengan jurnal manual.
a. Revaluasi Kas di Bendahara Pengeluaran Ledger Acrual. Caranya:
1) masuk ke SPAN => GL VERA USER => Permintaan

2) Klik/pilih Permintaan Baru dan pilih Permintaan Tunggal

7
3) Pilih Program – Revaluasi Saldo

Setelah itu langkah selanjutnya:


a) Isi buku besar dengan SPAN ACCRUAL LADGER;
b) Isi Revaluasi dengan Kas di Bendahara Pengeluaran valas
KPPN Jakarta xxx (xxx = kode KPPN);
c) Pilih periode Revaluasi.

8
4) Untuk melihat prosesnya selesai atau belum, bisa dicek di menu
“view”, terus klik Kirim Permintaan Baru, dan klik “Temukan”.
Jika permintaan belum selesai akan muncul warna kuning atau
warna hijau, dan bila permintaan telah selesai, warnanya akan
menghilang..
 Warna kuning artinya permintaan dipending;
 Warna hijau artinya permintaan sedang dalam proses.

5) Setelah melalui proses revaluasi, lakukan pengecekan dengan cara:


 Kalikan Jumlah valas dengan kurs tengah BI tanggal pelaporan
( ∑ valas x Kurs tengah BI tanggal pelaporan )
 membandingkan jumlah Kas Di Bendahara Pengeluaran dalam
rupiah dari hasil revaluasi dengan hasil perkalian poin (i), serta
pastikan jumlahnya harus sama.

9
b. Revaluasi Kas di Bendahara Pengeluaran Ledger Cash.
Proses ini dilakukan dengan jurnal manual melalui web-adi (excel untuk
menjurnal ke SPAN). Langkah – langkah yang dilakukan:
1) Menarik neraca lajur akrual dan neraca lajur cash
Untuk menarik neraca lajur akrual dan neraca lajur cash dilakukan
dengan cara berikut:
a) Masuk ke SPAN => GL VIEW => Permintaan

b) Pilih permintaan tunggal

10
c) Lalu pilih neraca lajur – detail segmen tambahan

d) Isi parameternya baik akrual maupun kas dengan segmen


pemisah halaman KPPN dan satker

11
e) Kemudian pilih OK, dan cari permintaan

12
Tunggu sampai prosesnya selesai atau warna hijaunya hilang, kemudian
lihat keluaran dalam bentuk TXT, dan selanjutnya hapus seluruh simbol ♀
pada file .txt tersebut lalu simpan.

2) Bandingkan antara neraca lajur akrual dan kas


Dengan cara file TXT tersebut, buka dengan excel kemudian bandingkan
akun akrual dan akun kas. (Cara mengubah TXT dari SPAN menjadi Excel
terdapat pada lampiran pedum ini)

AKRUAL KAS
UP 111611 111611, 815111, 815113, 815114
825111, 825113, 825114
TUP 111613 111613, 815511, 815513, 815514
825511, 825513, 825514

13
3) Selisih antara ledger akrual dan ledger kas, akan dijurnal melalui
web-adi, contoh tampilan web-adi sebagai berikut:

14
4) Setelah diupload, tayangkan jurnal tersebut pada SPAN, dan jangan
lupa lakukan posting/bukukan.

3. Utang kepada Pihak Ketiga


Dalam melakukan revaluasi Utang kepada Pihak Ketiga, langkah langkah
yang dilakukan antara lain:

a. Menjurnal pendapatan/beban 425973/581611 dan selisih kurs


SPM/SP2D ke akun 212191
Caranya dengan melakukan jurnal melalui web-adi, langkah
langkahnya:
1) Menyiapkan template web-adi dengan jenis layout “Jurnal Koreksi
Valas”

15
2) Mengisi informasi umum jurnal dengan ketentuan sebagai berikut:

Buku Besar : diisi dengan SPAN Accrual Ledger


Nama Batch dan Deskripsi : diisi dengan informasi tentang jurnal
Batch yang dibuat
Tanggal Akuntansi : diisi dengan tanggal dimana jurnal
ingin dibukukan
Mata Uang diisi dengan : mata uang dari masing-masing
jenis rekening retur
Tarif Konversi : diisi dengan “1”
Periode : diisi dengan periode dimana jurnal
ingin dibukukan
Deskripsi Jurnal : dapat disamakan dengan Nama
Batch dan Deskripsi Batch
Kombinasi CoA : diisi dengan kombinasi CoA yang
sebelumnya telah diperoleh dari
“Funds” beserta kombinasi CoA pada
akun kontranya yaitu “212191”
Debet dan Kredit : Diisi 0
Debet Dikonversi dan Kredit : diisi dengan nilai akumulasi akun
Dikonversi 425973/581611 yang ingin
disesuaikan
Deskripsi Baris : dapat disamakan dengan Nama
Batch dan Deskripsi Batch
DFF Baris : diisi dengan tanda “.” Diikuti kode
KPPN

3) Setelah dilakukan upload web-adi, selanjutnya melakukan


pembukuan/posting pada aplikasi SPAN.

16
b. Revaluasi akun Utang kepada Pihak Ketiga
Setelah melakukan penjurnalan pendapatan/beban 425973/581611 dan
selisih kurs SPM/SP2D ke akun 212191, kemudian melakukan proses
revaluasi Utang kepada Pihak Ketiga pada ledger akrual, sedangkan
untuk ladger kas menyesuaikan ledger akrual dengan jurnal manual.
1) Revaluasi utang kepada Pihak Ketiga pada ledger akrual.
Adapun revaluasi Utang kepada Pihak Ketiga pada ledger akrual
untuk akun Utang kepada Pihak Ketiga sebagai berikut:
a) Caranya masuk ke SPAN => GL VERA USER => Permintaan

b) Klik/pilih Permintaan Baru dan pilih Permintaan Tunggal

17
c) Pilih Program – Revaluasi Saldo

d) Setelah itu ,langkah selanjutnya:


 Isi buku besar dengan SPAN ACCRUAL LADGER
 Isi Revaluasi dengan Loan Revaluation xxx (xxx = kode KPPN)
 Pilih periode Revaluasi sesuai periode yang akan dilakukan
revaluasi.

18
e) Untuk melihat prosesnya selesai atau belum, bisa dicek di menu
“view”, terus klik Kirim Permintaan Baru, dan klik “Temukan”.
Jika permintaan belum selesai, akan muncul warna kuning
atau warna hijau dan bila permintaan telah selesai, warnanya akan
menghilang.
 Warna kuning artinya permintaan dipending
 Warna hijau artinya permintaan sedang dalam proses

2) Penyesuaian Selisih Kurs Atas Utang Kepada Pihak Ketiga Dana


Retur SP2D dalam Valuta Asing.
Selisih kurs belum terealisasi yang terbentuk berdasarkan
revaluasi dan ter-set up ke akun ekuitas 311711 tercatat pada akun
311711. Pada akhir periode pelaporan (bulanan/ semesteran/
tahunan), saldo akun 311711 (Selisih Kurs) diakui sebagai
pendapatan apabila bersaldo kredit (negatif) dan diakui sebagai
beban apabila bersaldo debet (positif). Pengakuan
pendapatan/beban dilakukan mengunakan kode datker KPPN
selaku BA BUN transaksi khusus. jurnalnya:
Bila akun 311711 posisi Debet
(Dr) 999929.018.5XXXXX Rp. XXXX
(Cr) 999061.018.311711 Rp. XXXX
Bila akun 311711 posisi Kredit
(Dr) 999061.018.311711 Rp. XXXX
(Cr) 99929.018.4XXXXXX Rp. XXXX

19
Berikut
Daftar Kode KPPN
sebagai Satker BUN dan Satker Transaksi Khusus.
NAMA BAGIAN ANGGARAN / Eselon 1 / Kode
No Kode
Satuan Kerja KPPN

1 999 BENDAHARA UMUM NEGARA

2 99900 KUASA BUN

3 99900-999010 KPPN JAKARTA VI (KUASA BUN) 175

4 99900-999061 KPPN JAKARTA I (KUASA BUN) 018

5 99900-999062 KPPN JAKARTA II (KUASA BUN) 019

6 99900-999063 KPPN JAKARTA III (KUASA BUN) 088

7 99900-999064 KPPN JAKARTA IV (KUASA BUN) 133

8 99900-999065 KPPN JAKARTA V (KUASA BUN) 139

9 99900-999249 KPPN JAKARTA VII (KUASA BUN) 182

PENGELOLAAN TRANSFER KE DAERAH


10 99905
DAN DANA DESA

KPPN JAKARTA I PENGELOLA


11 99905-403512 PENYALURAN DANA ALOKASI KHUSUS 018
FISIK DAN DANA DESA

12 99999 PENGELOLAAN TRANSAKSI KHUSUS

PENGELOLA TRANSAKSI KHUSUS PADA


13 99999-999929 018
KPPN JAKARTA I

PENGELOLA TRANSAKSI KHUSUS PADA


14 99999-999930 019
KPPN JAKARTA II

PENGELOLA TRANSAKSI KHUSUS PADA


15 99999-999931 088
KPPN JAKARTA III

PENGELOLA TRANSAKSI KHUSUS PADA


16 99999-999932 133
KPPN JAKARTA IV

PENGELOLA TRANSAKSI KHUSUS PADA


17 99999-999933 139
KPPN JAKARTA V

PENGELOLA TRANSAKSI KHUSUS PADA


18 99999-999934 175
KPPN JAKARTA VI

PENGELOLA TRANSAKSI KHUSUS PADA


19 99999-999935 182
KPPN JAKARTA VII

20
E. PENGUJIAN HASIL REVALUASI
1. Kirim permintaan Neraca Lajur detail segmen tambahan KPPN-Satker
(ledger kas dan akrual);
2. Pastikan nilai antara ledger kas dan akrual sama;
3. Pastikan tidak ada nilai minus;
4. Bandingkan Nilai Kas di Bendahara Pengeluaran per satker untuk UP dan
TUP;
a) UP akun = 111611 - 8151xx + 8251xx
b) TUP akun = 111613 - 8155xx + 825511
5. Pastikan nilai UP dan TUP jika dikalikan dengan kurs tanggal pelaporan
hasilnya sama dengan hasil revaluasi;
6. Pastikan sudah tidak ada akun 423943, 425973, dan 581611;
7. Bandingkan nilai Utang kepada Pihak Ketiga KPPN sebagai kuasa BUN
pada ledger akrual dan legder kas, harus bernilai sama;
Akrual Cash
212145 212191
212191 219913
Akun 219913 816111
219941 817111
219944 826111
827111

8. Setelah bernilai sama, bandingkan kembali nilai Utang kepada Pihak Ketiga
KPPN sebagai kuasa BUN dengan retur di OMSPAN (Modul Bank =>
Monitoring Retur SP2D).

F. PENDOKUMENTASIAN
Tahapan dalam proses revaluasi harus didukung dengan membuat
dokumen/ kertas kerja/ memo penyesuaian. Setelah proses revaluasi selesai
dilakukan, seksi Verak-KPPN wajib mengarsipkan dokumen/ kertas kerja/ memo
penyesuaian tersebut sehingga memudahkan proses penelusuran
permasalahan dan memudahkan proses saat pemeriksaan laporan keuangan.

21
Lampiran:
PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN
REVALUASI VALUTA ASING PADA
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
UAKBUN-DAERAH

TATA CARA MENGUBAH


NERACA LAJUR TXT HASIL DARI SPAN MENJADI EXCEL

Untuk mengubah neraca lajur dalam bentuk txt dari SPAN ke dalam bentuk
excel dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pastikan neraca lajur yang kita minta sudah selesai/ sudah tayang semua pada
layar komputer dengan cara mengecek halaman paling akhir;
2. Mengcopy semua halaman, dengan cara mem-blok dari halaman awal sampai
dengan halaman akhir dan kemudian mengcopynya (bisa juga dengan cara
menekan Ctrl + A untuk memblok dan kemudian menekan Ctrl + C untuk
mengcopy);

3. Membuka notepad dengan cara klik Start => pilih notepad. Setelah muncul
program notepad dengan halaman kosong, pastikan kursor pada posisi paling
1
awal (sudut kiri atas) dan kemudian mengcopy-paste (sambungan point 2)
dengan cara mengklik kanan mouse => pilih paste (bisa juga dengan cara
menekan Ctrl + V);

4. Langkah selanjutnya adalah menghilangkan semua simbol ♀ yang muncul/


tayang pada halaman notepad, dengan cara memilih menu Edit => Replace;

2
Isi kotak dialog sesuai gambar dibawah, kemudian klik Replace ALL

Agar tampilan data pada excelnya rapi, space kosong di atas judul/ tulisan Span
All Ledgers dihapus (tanda panah merah).

3
Berikut tampilan halaman setelah dihapus:

5. Simpan data pada notepad dengan nama dan lokasi file yang baru dan mudah
dicari;
6. Membuka program excel dengan caran mengklik Start => pilih microsoft excel;
7. Kemudian pilih menu File => Open => pilih file neraca lajur dalam bentuk TXT
(poin 5). Selanjutnya klik tombol Open;

4
Setelah muncul tampilan di atas, pilih tombol Next. Pada tampilan
berikutnya,sesuaikan garis tegak lurus yang ada sesuai dengan keperluan
(tujuannya untuk memisahkan per kolom dalam excel) dengan cara klik garis
tersebut. Kemudian pilih tombol Finish.

5
8. Setelah muncul data neraca lajur dalam bentuk excel, kemudian hapus baris/ row
ke 1 sampai dengan baris ke 12 sehingga tulisan SATKER berada pada posisi
paling atas kiri (A1);

9. Kemudian untuk kode satker yang masih kosong pada kolom A, isi dengan rumus
sebagai berikut:
a. Ketik rumus =IF(A3=0;I2;A3) pada kolom I3 (sebelah kanan angka paling
atas (H3)) kemudian klik tombol enter, sehingga muncul kode satker sesuai
dengan kode satker pada kolom A3

6
b. Pada kolom I3 klik pojok kanan bawah sampai muncul tanda (+) kemudian
tarik tanda (+) sampai posisi paling bawah atau halaman akhir;

c. Setelah kolom I terisi semua dengan kode satker, copy kolom I ke kolom A
dengan pilih paste values sehingga kolom A akan sama dengan kolom I
terisi dengan kode satker.

7
10. Setelah selesai merapikan data, hapus kolom yang tidak perlu, dan buat filter
sesuai kebutuhan yang dinginkan. Contoh mencari Kas di Bendahara
Pengeluaran pada Ledger Kas, dengan memfilter akun 111611, 111613,
81511X, 81551X, 82511X, 82551X;

11. Setelah data dirapikan, data tersebut dikelompokkan untuk memudahkan


penjumlahan atas akun tertentu. Pengelompokan data dilakukan dengan cara
copy semua yang sudah difilter ke sheet yang berbeda (contoh: sheet yang baru
adalah sheet 1)

8
12. Selanjutnya pada sheet 1 klik menu Insert => PivotTable;

13. Kemudian pilih tombol OK, sehingga muncul tampilan seperti gambar di bawah
ini dan pengelompokan data dapat dibuat sesuai kebutuhan (Choose fields to
add to report)

9
14. Setelah pengelompokan data selesai dibuat sesuai kebutuhan, file disimpan
dengan extensi file excel (contoh nama file : Neraca Lajur Kas Semester I.xlsx).

10
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai