Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

“PERTEMUAN KE-6”

DOSEN PENGAMPU :

Supriadi. S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Meisya Irwanti (2101134793)

PENDIDIKAN PANCASILA (C)

PRODI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

2021/2022
1. Jelaskan hubungan pancasila dan proklamasi kemerdekaan !

Jawaban :

Fungsi serta peranan dari pancasila bagi bangsa Indonesia sebagai jiwa
dari bangsa Indonesia, Selain itu Pancasila juga menjadi asas kerohanian serta
dasar dari filsafat negara. Pancasila juga menjadi unsur penentu dari berlakunya
tata tertib hukum yang ada di negara Indonesia.

Sedangkan untuk proklamasi sendiri adalah titik dari perjuangan bangsa


Indonesia yang mempunyai tekad untuk memperoleh kemerdekaan, yang mana
tekad tersebut disemangati dengan adanya jiwa Pancasila. Pancasila sendiri
menjadi sumber dari segala sumber hukum, kemudian kesadaran akan cita-cita
akan kemerdekaan sehingga hubungan Pancasila dengan proklamasi sangat
berkaitan dengan erat.

Adapun keterkaitan antara Proklamasi dan juga Pancasila antara lain:

1) Pancasila adalah Dasar dalam Pembuatan Proklamasi, sedangkan untuk


proklamasi sendiri adalah titik dari perjuangan bangsa Indonesia yang
mempunyai tekad untuk memperoleh kemerdekaan, yang mana tekad
tersebut disemangati dengan adanya jiwa Pancasila. Pancasila sendiri
menjadi sumber dari segala sumber hukum, kemudian kesadaran akan cita-
cita akan kemerdekaan sehingga hubungan Pancasila dengan proklamasi
sangat berkaitan dengan erat.
2) Menjadi Dasar Perjuangan dari Bangsa Indonesia
Perlu diketahui jika proklamasi adalah titik dari kulminasi atau titik
jenuh dari perjuangan bangsa Indonesia untuk melawan Para penjajah.
Perjuangan dari bangsa Indonesia ini pun selanjutnya dijiwai, disemangati
serta didasari dengan adanya nilai-nilai yang berada di dalam Pancasila.
Sehingga dapat dikatakan jika nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila
tersebut adalah yang mendasari perjuangan dari bangsa Indonesia untuk
bisa mendapatkan kemerdekaan yang puncaknya ditandai dengan
pembacaan proklamasi. Dan inilah hubungan Pancasila dengan
proklamasi.
3) Melawan Tindakan para penjajah yang melecehkan Bangsa Indonesia
Kemudian nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila pada saat
masa penjajahan sebelum adanya proklamasi selalu dilecehkan,
direndahkan dan juga di injak-injak. Setelah itu dengan adanya proklamasi
nilai dari pancasilapun semakin tinggi, diselamatkan dan juga ditegakkan.
Oleh karena itumelakukan proklamasi yang pada awalnya para penjajah
menganggap jika Pancasila sesuatu hal yang rendah dan juga dilecehkan,
maka dengan adanya perjuangan dari bangsa Indonesia ini Pancasila
mempunyai kedudukan yang sangat penting yaitu sebagai dasar negara.

2. Jelaskan hubungan pancasila dan pembukaan UUD NRI 1945 !

Jawaban:

Antara Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945, khususnya bagian
pembukaan, sebagai dasar hukum, keduanya memiliki hubungan yang saling
berkaitan atau tidak dapat dipisahkan. Dapat digambarkan jika Pancasila adalah
rohnya, sedangkan UUD 1945 adalah raganya.

Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur


pokok ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai
norma hukum dasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.

Melansir dari buku Pendidikan Pancasila: Pendekatan Berbasis Nilai-Nilai


(2020) karya Ardhamo Prakoso, Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD
1945 berarti Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan posisinya tidak dapat
tergantikan. Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam
Pembukaan UUD 1945. Artinya setiap hal dalam konteks penyelenggaraan negara
harus sesuai dengan nilai Pancasila, termasuk peraturan, perundang-undangan,
pemeritahan, sistem demokrasi, dan lainnya. Maka dapat disimpulkan jika
hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan hubungan
yang sifatnya formal. Artinya Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan
negara, serta sebagai norma positif. Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan
tidak dapat diubah. Sedangkan Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai
tertib hukum tertinggi. Selain itu, Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 juga
memiliki hubugan material. Artinya UUD 1945 merupakan kaidah hukum negara
Indonesia, yang mana seluruh unsur dan pokok kaidahnya bersumber dari
Pancasila. Maka dapat dikatakan jika Pancasila juga merupakan tertib hukum
Indonesia.

3. Jelaskan dan sebutkan penjabaran pancasila dalam pasal-pasal UUD NRI


1945 !

Jawaban:

Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi


suasana kebatinan, cita-cita dan hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia.
Pokok-pokok pikiran tersebut mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh
bangsa Indonesia karena bersumber dar pandangan hidup dan dasar negara, yaitu
Pancasila. Pokok-pokok pikiran yang bersumber dari Pancasila itulah yang
dijabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal-pasal UUD 1945.
Hubungan Pebukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila dalam batang
tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung
pengertian Pembukaan UUD 1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh
UUD 1945, sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh
UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan
dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan UUD 1945 yang bersumber dari
Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-
cita hukum, tetapi telah, menjadi hukum positif.
Sesuai dengan penjelasan UUD 1945, pembukaan mengandung 4 pokok
pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh. Keempat pokok
pikiran tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”.
b) Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara hendak
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”
c) Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara yang
berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan”
d) Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu
negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adali dan beradab”.

Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara


persatuan diterima dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu negara yang melindungi
bangsa Indonesia seluruhnya. Negara, menurut pokok pikiran pertama ini,
mengatasi paham golongan dan segala paham perorangan. Demikian pentingnya
pokok pikiran ini maka persatuan merupakan dasar negara yang utama. Oleh
karena itu, penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan
kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau perorangan.
Pokok pikiiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD 1945
yang menegaskan suatu tujuan atau sutu cita-cita yang hendak dicapai. Melalui
pokok pikiran ini, dapat ditentukan jalan dan aturan-aturan yang harus
dilaksanakan dalam UUD sehingga tujuan atau cita-cita dapat dicapai dengan
berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu persatuan. Hal ini menunjukkan
bahwa pokok pikiran keadilan sosial merupakan tujuan negara yang didasarkan
pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang
sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan
bahwa sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas
kedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan. Menurut Bakry (2010: 209),
aliran sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia. kedaulatan rakyat dalam pokok
pikiran ini merupakan sistem negara yang menegaskan kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR).
Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran ini juga
mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan pokok pikiran
kemanusiaan yang adil dan beradab sehingga mengandung maksud menjunjung
tinggi hak asasi manusia yang luhur dan budi pekerti kemanusiaan yang luhur.
Pokok pikiran keempat Pembukaan UUD 1945 merupakan asas moral bangsa dan
negara (Bakry, 2010; 210).
MPR RI telah melakukan amandemen UUD 1945 sebanyak empat kali
secara berturut-turut terjadi pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus 2000, 9 November
2001, dan 10 Agustus 2001. Menurut Rindjin (2012: 245-246), keseluruhan
batang tubuh UUD NRI tahun 1945 yang telah mengalami amandemen dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
 Pasal-pasal yang tertakait aturan pemerintahan negara dan kelembagaan
Negara.
 Pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan penduduknya yang
meliputi warga negara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan
kesejahteraan social.
 Pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai bendera
negara, bahasa negara, lambing negara, lagu kebangsaan, peerubahan
UUD, aturan peralihan, dan aturan tambahan.

Berdasarkan hasil amandemen dan pengelompokan keseluruhan Batang


Tubuh UUD NRI Tahun 1945, berikut disampaikan beberapa contoh penjabaran
Pancasila kedalam batang tubuh melalaui pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945.
Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan Negara yaitu :
 Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum
yang dimaksud adalah negara yang menegakkan supremasi hukum untuk
menegakkan keadilan dan kebenaran dan tidak ada kekuasaan yang tidak
dipertanggung-jawabkan.
 Pasal 3 ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD
Pasal 3 ayat (2) : MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presiden
Pasal 3 ayat (3) : MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan / atau
Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.

Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara, agama,
pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
 Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing
yang bertempat tinggal di Indonesia.
 Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.
 Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
 Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya.
 Pasal 33 ayat (1) : perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan.
 Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambing negara, dan
lagu kebangsaan yaitu :
 Pasal 35 Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih.
 Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia
 Pasal 36A Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika.
 Pasal 36B Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya.

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD


1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal dan material.
Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan menunjuk pada
tercantumnya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan yang mengandung
pengertian bahwa tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas
sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas
yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religus dan asas-asas
kenegaraan yang unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.
Hubungan Pebukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila dalam batang tubuh
UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung pengertian
Pembukaan UUD 1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD
1945, sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD
tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan
dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan UUD 1945 yang bersumber dari
Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-
cita hukum, tetapi telah, menjadi hukum positif.

4. Sebutkan dan jelaskan salah satu kebijakan sebagai bentuk implementasi


Pancasila !

Jawaban :

Dasar kehidupan bersama di Indonesia adalah Pancasila. Kita selalu


melandaskan Pancasila dalam melandaskan segala apapun. Tetapi, apakah kalian
pernah berpikir untuk mengganti Pancasila dengan yang lain? Apakah Pancasila
penting bagi kehidupan kita? Apa yang terjadi bila Pancasila tidak pernah
dirumuskan oleh Ir. Soekarno? Apa yang terjadi jika kita tidak menjadikan
Pancasila sebagai landasan kita untuk hidup berbangsa dan bernegara?
Pancasila pertama kali disebut dalam sidang pertama BPUPKI yang
berlangsung pada tanggal 29 Mei hingga 1 Juni. Tepatnya pada tanggal 1 Juni, Ir.
Soekarno memperkenalkan 5 sila yang terdiri dari Kebangsaan Indonesia,
Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan
Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka, lahirlah Pancasila.

Meskipun saat Orde Baru sempat disalahgunakan, tetapi pada jaman


sekarang Pancasila digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai landasan dalam
berkehidupan berbangsa dan bernegara. Masyarakat Indonesia sadar bahwa
Pancasila itu sangat penting. Mereka mengimplementasikan Pancasila ke dalam
kehidupan sehari-hari.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sekarang,


setiap masyarakat Indonesia dijamin kebebasan dalam menjalani kepercayaannya
masing-masing. Masyarakat kini dapat menjalani kepercayannya dengan tenang
tanpa gangguan intoleransi. Di sila ini, masyarakat juga diminta agar tidak
menistakan agama lain dan harus menjunjung tinggi kerukunan umat beragama
antara satu dengan yang lain.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Di sila ini, semua warga
negara Indonesia memiliki hak yang setara dalam pemenuhan kesejahteraan.
Selain itu, juga kesetaraan dalam kehidupan yang layak, hak politik, hokum, dan
semua hal yang telah diatur di undang-undang tanpa melihat suku dan ras warga
negara Indonesia tersebut.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia. Di sila ketiga ini, semua warga negara Indonesia
tidak boleh melakukan aksi-aksi yang dapat merenggangkan persatuan dan
kesatuan negara kita, seperti melakukan tindakan terorisme, intoleransi, gerakan
separatism, dan hal-hal yang serupa. Sebagai warga negara Indonesia yang baik,
kita harus tetap menjaga keutuhan negara kita. Kita harus menghindari tindakan-
tindakan yang dapat memecah belah negara kita.
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan. Dapat dilihat, bahwa banyak sekali kasus
ataupun masalah yang terjadi di negara kita yang menunjukkan penurunan sila
keempat ini. Contohnya banyaknya kasus sengketa Pilkada yang harus berakhir di
MK. Hal ini semakin parah karena masyarakat disuguhkan oleh matinya sikap
dalam menghormati pendapat orang lain. Demokrasi dan rasa legowo di hati para
pihak yang kalah seolah-olah sudah mati sejak lama. Sebagai warga negara yang
baik, kita harus menghormati segala keputusan yang telah dirundingkan
bersama. Meskipun kalah, kita harus lapang dada dalam menerima apapun
hasilnya.

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Di sila kelima
ini, dapat dilihat bahwa tujuannya adalah agar seluruh warga negara Indonesia
mendapat kesejahteraan dan keadilan yang merata. Seluruh rakyat Indonesia
berhak mendapatkan penghidupan yang layak, penghormatan terhadap Hak Asasi
Manusia, perlindungan keamanan dan hokum yang seutuhnya, dan semua hal
yang berkaitan dengan kesejahteraan warga negara.

Meskipun banyak orang maupun pihak yang ingin memecah belah negara
kita dengan menganggu nilai-nilai Pancasila, kita tidak boleh goyah. Kita harus
berpegang teguh pada Pancasila yang menyatukan Indonesia yang sangat luas ini.
Nilai-nilai Pancasila merupakan hasil kerja keras para leluhur kita yang ingin
Indonesia dapat hidup dengan damai dan tenteram. Kita sebagai anak muda, harus
bisa selalu menjaga keutuhan nilai-nilai Pancasila agar tidak pudar karena budaya-
budaya luar yang masuk ke Indonesia. Apalagi sekarang ancaman bisa datang dari
mana saja. Bisa saja dari internet, paham tidak benar, dan lain-lain.

Implementasi Pancasila sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Bila


kita tidak menerapkan Pancasila sebagai landasan dalam berkehidupan bersama,
maka dapat menimbulkan berbagai masalah yang dapat merugikan diri sendiri
maupun oleh orang lain. Oleh karena itu, kita tidak boleh lupa untuk selalu
melandaskan Pancasila dan tetap menjaga keutuhan nilai dari Pancasila itu
sendiri.

5. Sebagai warga Negara kita memiliki kewajiban untuk melakukan bela


Negara, jika Negara dalam situasi darurat perang, sebagai warga Negara
bagaimana sikap saudara untuk menghadapi hal tersebut ?

Jawaban :

Sebagai warga negara kita harus semangat dan berani berkorban demi tanah air,
baik harta bahkan nyawa sekalipun berani dikorbankan demi keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Ini merupakan salah satu bentuk bela Negara,
Sebagaimana yang dimanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 bahwa “setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara” (pasal
27 ayat 3 UUD 1945).

Anda mungkin juga menyukai