Bab ini akan menjelaskan bagaimana perbedaan antara Melayu Riau dengan
Melayu di negara- negara kawasan Asia Tenggara. Pemaparan nya akan meliputi
sejarah, perkembangan dan pengaruh Melayu di kawasan Asia Tenggara dan apa
pembeda dari Melayu di Riau dengan Melayu lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu juga menjelaskan aspek dari Melayu Riau yang memperkuat Riau sebagai
wilayah tanah tumpah darah Melayu, yang menjadi karakteristik khusus dari
Tenggara lainnya.
Melayu dikenal sebagai sebuah Peradaban, etnis, bahasa, budaya serta identitas
di kawasan Asia Tenggara. Asal usul melayu di Asia Tenggara Terdapat dua Teori
yang menjelasnya yaitu Teori Melayu bangsa pendatang dan Melayu Nusantara.
Teori Melayu pendatang ini di kenal juga dengan Melayu- Proto dan Melayu
Deutro, yang hadir sekitar 2500 dan 1500 SM yang lalu di Asia Tenggara 28.
Sedangkan Teori Nusantara mengatakan bahwa Melayu nenek moyang asli di Asia
Tenggara yang benar dengan diperkuat oleh argumen Profesor Madya Dr Zafarina
Mohamed Anwar Omar Din, “THE MALAY ORIGIN: REWRITE ITS HISTORY”, Jurnal, Jurnal
28
30
“Majoriti Melayu Asal Dari Pentas Sunda” yang menyatakan bahwa melayu
merupakan etnis asli wilayah Asia Tenggara karena sudah ada sejak puluhan ribu
mendapatkan pengaruh dari etnis- etnis lainnya, baik pendatang dari daratan China
ataupun dari negara Arab dan juga Eropa. Selain itu terdapat pendapat lain
dari daratan China ke Asia Tenggara, yang hal tersebut dilihat berdasarkan
persamaan ciri ciri motif dan barang barang peninggalan yang di jumpai. Bangsa
melayu di Asia Tenggara dapat dilihat menjadi dua golongan yaitu Melayu Proto
bangsa melayu yang menetap di daerah Asia Tenggara dan juga Melayu Deutro
yang merupakan ras melayu yang merupakan pengembara 30. Dan terlepas adanya
Tenggara, Asia Tenggara tetaplah merupakan tanah dan rumah bagi ras melayu itu
sendiri.
Melayu saat ini dapat dilihat dari negara negara di Asia Tenggara seperti
Asia Tenggara ini meliputi dalam aspek bahasa, faktor kebudayaan, dan juga
29
News.usm.my, “Majoriti Melayu Asal Dari Pentas Sunda”, Official Website Universitas Sains
Malaysia, diakses dalam http://eprints.usm.my/35157/1/USM_News_Portal_-
_MAJORITI_MELAYU_ASAL_DARI_PENTAS_SUNDA.pdf (12.02.2018, 21:20 WIB)
30
Mohamed Anwar Omar Din, “ Asal- Usul Orang Melayu : Menulis Semula Sejarahnya”, Jurnal
Melayu (7) 2011: 1 – 82, Journalarticle.ukm.my
31
menyumbangkan integrasi sosial di Asia Tenggara melalui busana, makanan, seni
tari, seni musik, pola pikiran serta filsafat. Meskipun melayu telah berada ribuan
tahun lamanya hal tersebut tidak semata- mata menutup pengaruh dari pendatang
untuk perkembangan nya31. Salah satu faktor terbesar di Melayu yang di pengaruhi
oleh pendatang dan menjadi salah satu ciri utama dari melayu adalah datang nya
islam melalui pedagang Arab di Asia Tenggara yang sangat mempengaruhi corak
Adapun ciri khas melayu saat ini dapat dilihat dari bahasa (Austronesia),
budaya, adat istiadat yang juga identik dengan agama Islam. Di Asia Tenggara
pemerintahan melayu mulai berjaya ketika saat masuknya Islam dan mulai
berdirinya kerajaan – kerajaan Islam di Asia Tenggara, , hal tersebut bukan berarti
Melayu tidak ada sebelum terbentuknya kerajaan- kerajaan Islam di Asia Tenggara.
Asia Tenggara sehingga mencapai masa jayanya. Masuk dan cepatnya penyebaran
Islam di Asia Tenggara dikarenakan letak wilayah yang berada terdepan di jalur
pelayaran laut ke arah timur. Oleh karena itu letak posisi tersebut yang menjadikan
banyaknya kerajaan Melayu Islam Asia Tenggara seperti seperti Samudra Pasai
31
Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D, “Melayu : Dari Lingua Franca Ke Cultura Franca”,
Universita Sumatera Utara, diakses dalam
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Takari/publication/256730080_MELAYU_DA
RI_LINGUA_FRANCA_KE_CULTURA_FRANCA/links/00b7d523afa75aae10000000/MELAY
U-DARI-LINGUA-FRANCA-KE-CULTURA-FRANCA.pdf?origin=publication_detail
(12.02.2018, 21:20 WIB)
32
muncul karena pengaruh Pedagang Arab yang dimana berubah menjadi kerajaan
Islam setelah rajanya memeluk agama Islam, sehingga peradaban melayu juga
Gambar 2.1
Sumber:dinus.ac.id
wilayah Asia Tenggara mulai terpecah sejak masuk nya masa kolonialisme. Pada
masa kolonialisme ini wilayah di Asia Tenggara dibagi- bagi berdasarkan wilayah
32
Khairul Huda, “ISLAM MELAYU DALAM PUSARAN SEJARAH: Sebuah Transformasi
Kebudayaan Melayu Nusantara”, Vol. 8, No. 1, Januari – Juni 2016
33
pada saat tersebut. Pembagian wilayah kolonialisme salah satu nya dilakukan
melalui Perjanjian London tahun 1924 antara kerajaan Inggris dan juga Kerajaan
sebelah utara akan dikuasai oleh Inggris yang di peta berwarna merah dan
merupakan wilayah Indonesia di peta yang berwarna biru, sedangkan wilayah lain
dikolonialisme oleh kerajaan lain seperti Portugis dan Spanyol. dari Perjanjian
London inilah yang memisahkan wilayah kerajaan Melayu yang meliputi tiga
atau negara yang kembali mencari jati diri wilahnya kembali seperti Indonesia,
Malaysia, Brunei Darussalam dan yang lainnya yang menjadikan kembali budaya
menjadikan Melayu sebagai identitas banyak negara di Asia Tenggara 34. Walaupun
pasca masa kolonialisme banyak dari negara serumpun melayu di Asia Tenggara
pada masa kolonialisme sebagai rujukan, namun hal tersebut tidak menghilangkan
identitas melayu yang sudah berada di Asia Tenggara ribuan tahun lamanya. Seperti
ucapan Hang Tuah “Tak Melayu hilang di bumi, bumi bertuah negeri beradat”, oleh
karena itu Melayu di Asia Tenggara saat ini dapat dilihat tidak hanya sebagai etnis
33
Muhammad Halkis, “ Tinjauan Sosial-Politik terhadap Islam dan Tamadun Melayu di Asia
Tenggara tantangan dan harapan”, Jurnal, Vol.6, No.1 Januari-Juni 2014, ejournal.uin-suska.ac.id
34
Rohani Hj. Ab Ghani & Zulhilmi Paidi, “Malaysia-Indonesia: Pengalaman Hubungan Dua Negara
Serumpun” diakses melalui http://repo.uum.edu.my/3175/1/S11.pdf (12.02.2018, 21:20 WIB)
34
dan bahasa namun juga sebuah identitas yang telah tumbuh dari awal peradaban
dan memiliki akar sejarah selama ribuan tahun lamanya. Oleh karena itu
sekedar identitas melainkan juga Transboundary Identity karena sifat nya melewati
batas negara.
Melayu sebagi identitas negaranya yang identik juga dengan nilai- nilai
Malaysia ini berasal dari daerah Sumatera. Oleh karena itu Melayu Malaysia
Pada masa akhir penjajahan etnis Melayu Malaysia dan etnis Melayu
Melayu menjadi sebuah kesatuan dan merdeka dibawah bendera yang sama
35
Steve G. Chr. Gaspersz, “Masuk Melayu Menegosiasikan Islam dan Kemelayuan di Malaysia “,
Jurnal, ISSN 2579-9924
35
yang dimana hal tersebut telah di janjikan oleh penjajah. Pada saat proses
Malaysia36.
walaupun Malaysia merupakan negara multi etnis dan juga multi religion,
namun Melayu dan Islam tetap menjadi identitas dari Malaysia sampai saat
ini. 37
36
Maman S. Mahayana, “ Gerakan Budaya Menjelang Kemerdekaan Indonesia- Malaysia”,
Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, VOL. 11, NO.
2, DESEMBER 2007: 48-57, diakses melalui https://media.neliti.com/media/publications/4381-ID-
gerakan-budaya-menjelang-kemerdekaan-indonesia-malaysia.pdf
37
Steve G. Chr. Gaspersz, “Masuk Melayu Menegosiasikan Islam dan Kemelayuan di Malaysia “,
Jurnal, ISSN 2579-9924, diakses melalui
https://www.researchgate.net/publication/328281009_Masuk_Melayu
36
2.1.2 Melayu Di Brunei Darussalam Sebagai Etnis dan Melayu
nilai- nilai islam yang merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan.
dimana tak akan ada Brunei tanpa adanya Melayu. Melayu di Brunei ini
sangat erat kaitannya dengan Islam dan tidak dapat dipisahkan hal tersebut
Islam Beraja”, yang dimana makna ideologi disampaikan pada tahun 1990
38
Dr.Siti Norkhalbi Haji Wahsalflah, “ Peranan golongan Intelektual Brunei dalam Konsep Melayu
Islam Beraja”, diakses melalui
https://www.researchgate.net/publication/291831382_PERANAN_GOLONGAN_INTELEKTUA
L_BRUNEI_DALAM_KONSEP_MELAYU_ISLAM_BERAJA (22.02.2018, 21:20 WIB)
37
bersultan atau beraja yang sudah wujud dan menjadi warisan
zaman sejak dari beberapa abad lagi.39
Melayu Brunei ini secara ketat menerapkan ideologi Melayu Islam
Beraja, yang dimana pasca kolonialisme dan banyaknya pengaruh dari luar
Brunei menggunakan identitas Melayu dan Islam sebagai dasar yang tidak
Mindanao dan Palawan yang mengakui bahwa asal usul identitas leluhurnya
tagalog. Filipina dari segi bahasa memiliki kemiripan dari bahasa Melayu
39
Ibid
40
Abd. Ghofur, “ Islam dan Politik di Brunei Darussalam (suatu tinjauan Sosia- Historis)”, Jurnal,
Vol.7, No.1 Januari-Juni 2015
41
Rommel A. Curaming, “ Filipinos as Malay: Histocrizing an Identity”, diakses melalui
https://www.researchgate.net/publication/287183183_Filipinos_as_Malay_Historicizing_an_identi
ty (23.02.2018, 21:29 WIB)
38
Melayu di Filipina pada sejarah dijelaskan dipengaruhi oleh Melayu
bukanlah identitas nasional negara namun salah satu etnis di Filipina dan
Tagalog/ Filipina.42
42
Ibid
39
pendatang. Semasa kolonialisme tersebut Melayu masih tetap merupakan
Singapura sendiri masih terus ada sampai pada saat ini walaupun bukan lagi
etnis mayoritas. Melayu tetap menjadi Etnis asli dari Singapura yang
bahasa dan budaya, melayu merupakan salah satu dari suku bangsa yang tidak dapat
dan wilayah Kalimantan. Melayu di Indonesia di lihat sebagi identitas dan budaya
43
Noraslinda Muhamad Zuber, “ Singapore Malay Identity: Study of Dominant Perceptions of islam
in post- independences Singapore”, Thesis, Departement Of Malay Studies, National University Of
Singapore, 2010, diakses melalui https://core.ac.uk/download/pdf/48643137.pdf
44
Drs. Alian,M.hum, “ Pertumbuhan Kerajaan Melayu sampai masa Aityawarman”, diakses melalui
http://eprints.unsri.ac.id/3682/1/3._PERTUMBUHAN_KERAJAAN_MELAYU_SAMPAI_MAS
A_ADITYAWARMAN.pdf (23.02.2018, 21:20 WIB)
40
Melayu di Indonesia dalam sejarahnya memberikan banyak pengaruh dalam
Melayu yang tersebar di Wilayah Indonesia di Pulau Sumatera dan Juga Kalimantan
seperti beberapa diantaranya kerajaan Melayu islam tertua Samudera Pasai (Aceh),
(Kalimantan Barat) dan bahkan sebelum Melayu identik dengan islam Melayu
kerajaan Melayu ini meninggalkan budaya, situs- situs budaya Melayu dan juga
Gambar 2.4
Istana Maimun Kesultanan Deli
Sumber: traveldetik.com
45
Ibid
41
Gambar 2.3
Sumber: Pesonasiak.co.id
Sebelum kerajaan- kerajaan Melayu Islam di Indonesia bermunculan dan
berkembang pesat menurut berita- berita dari daratan China sudah ada kerajaan
Melayu pada tahu 644- 645 Masehi yang menguasai wilayah Indonesia bagian
Sumatera dan juga bagian Selat Malaka. Masa kekuasaan dari Kerajaan Melayu ini
pulau Sumatera misalnya kerajaan Melayu kuno seperti Candi Muara Takus.
Malaysia yang sebelumnya disebut sebagai orang Melaka menjadi orang Melayu.
46
Drs. Alian,M.hum, “ Pertumbuhan Kerajaan Melayu sampai masa Aityawarman”, diakses melalui
http://eprints.unsri.ac.id/3682/1/3._PERTUMBUHAN_KERAJAAN_MELAYU_SAMPAI_MAS
A_ADITYAWARMAN.pdf (23.02.2018, 21:20 WIB)
42
Dalam tulisan Anthiny Reid pun mengatakan Sumatera merupakan jantung Melayu,
dan tempat asal dari Melayu itu sendiri, dan dalam perkembangannya tersebar
Selain Melayu sebagai identitas yang berasal dari Indonesia, Melayu juga
merupakan salah satu penggerak lahirnya rasa nasionalisme di Indonesia pada masa
perlahan- perlahan turut menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan dan adanya rasa
bertanah air dengan bahasa satu, dan sampai pada pencetusan Sumpah Pemuda pada
sastra yang tidak dapat dipisahkan dari melayu yang menjadi pemersatu bangsa
dengan berbagai macam etnis, suku dan budaya. Dengan sejarah serta kontribusi
47
Anthony Reid, “Understanding Melayu (Malay) as a Source of Diverse Modern Identities”, Jurnal,
Journal of Southeast Asian Studies Vol. 32, No. 3 (Oct., 2001), pp. 295-313, Cambridge University
Press
48
H.Amdi Muhammad Junus dan Andi Fatimah Junus, “ Searah perkembangan Satra Indonesia”,
ISBN : 978-602-6883-06-3, Badan Penerbit UNM
43
dalam pemersatuan bangsa tersebutlah yang memperkuat identitas Melayu
2.3 Melayu Provinsi Riau: Identitas Budaya dan Tanah kelahiran Melayu
Provinsi Riau sejak dulu sudah dikenal sebagai daerah tanah tumpah darah
Melayu yang memiliki kekhasan dalam budaya dan adat melayu nya. Budaya
Melayu menjadi sebuah identitas yang sangat kuat bagi Provinsi Riau dan
sebagai salah satu dasar dari visi dan misi Provinsi Riau. Kuatnya identitas melayu
di Riau ini tidak terlepas dari nenek moyang melayu yang sudah ada di daerah Riau,
Melayu pertama yang terdapat di Provinsi Riau awalnya dikenal sebagai Melayu
Talang Mamak dan Melayu Orang Laut yang dimana keduanya dibedakan
berdasarkan daerahnya yang berada di daratan dan di daerah pesisir. Suku Melayu
Talang Mamak terdapat di daerah Provinsi Riau seperti Pasir Penyu, Rengat, dan
Indragiri Hulu. Sedangkan Melayu Orang Laut berada di daerah Reteh, Manda,
Indragiri Hilir, Tambelan dan di Kepulauan Riau yang dimana saat ini merupakan
Provinsi yang berbeda dari Provinsi Riau. Selain itu juga banyak melayu yang lain
yang memang sudah ada mendiami daerah- daerah lainnya di Provinsi Riau 49.
Melayu Riau memiliki sejarah yang panjang yang dahulu pernah menjadi pusat
dari peradaban Melayu. Dalam sejarah semua kerajaan berasal dari Pulau Sumatera
baik itu kerajaan besar seperti Kesultanan Malaka yangberdiri sejak 1400 yang
kekuasaannya meliputi daerah Kampar, Indragiri dan juga Siak, dan juga kerajaan-
49
Barbara Watson Andaya, “Recreating a Vision: Daratan and Kepulauan in Historical Context”,
Jurnal, 1949-2018 (Deel 105, No. 1 - Vol. 174, No. 2/3)
44
kerajaan melayu lainnya di wilayah Provinsi Riau. Hal tersebut memperkuat bahwa
Provinsi Riau merupakan daerah dari kampung halaman dari Melayu, dimana
seluruh wilayah Provinsi Riau merupakan tanah Melayu ditambah dengan banyak
nya peninggalan- peninggalan bersejarah yang banyak berasal dari Provinsi Riau. 50
Gambar 2.5
Peta Tanah Melayu
juga pemukiman penting dalam tanah melayu. dari latar belakang sejarah yang
50 50
Bunari, “Mengenang Kegemilangan Kesultanan Melayu Sebagai Catatan Sejarah dan
Membangkitkan Generasi Bangsa”, diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/22973-ID-mengenang-kegemilangan-kesultanan-
melayu-sebagai-catatan-sejarah-dan-membangkitk.pdf (24.12.2018, 20:18 WIB)
45
sangat erat dan kaya akan budaya Melayu menjadikan Melayu sebagai suku
Tabel 2.1
Etnis Yang Terdapat Di Provinsi Riau
menjelaskan bahwa terdapat empat aspek penting dalam melihat Melayu Riau yaitu
bahasa, sastra, sejarah, nilai budaya dan juga pola interaksi. Sedangkan pemikiran
kedua memiliki dua pandangan dalam menjelaskan aspek penting dalam Melayu
Riau yaitu secara esensialis dan kontekstualis. Pandangan esensialis ini melihat
melayu Riau terdiri dari ciri- ciri yang dapat kita lihat melalui unsur- unsur
kehidupan dan budaya Melayu, pandangan ini melihat Melayu Riau sebagai jati diri
atau sebagai identitas Melayu yang dimana melayu sebagai identitas ini dapat
dilihat melalui pola pergaulan, adat istiadat, sistem pemerintahan, kebiasaaan dan
46
juga unsur- unsur kebudayaan. Sedangkan pandangan kontekstualis melihat
Melayu Riau sebagai sebuah budaya yang merupakan bagian dari budaya Republik
Indonesia. 51 Dapat dilihat bahwa identitas Melayu Riau sangat kaya akan sejarah,
akan budayanya dan berbeda dengan Melayu dari daerah lainnya, yang menjadikan
Pada dasarnya Melayu lahir dari wilayah Sumatera khususnya bagian Timur
yang mencakupi Riau, Jambi dan juga Palembang. Di dalam tulisan Anthony Reid
menyatakan bahwa pusat dan lahirnya Melayu itu berasal dari wilayah Sumatera
bagian Timur termasuk juga wilayah Provinsi Riau 52. Dengan sejarah, kebudayaan
dan peninggalan yang terdapat di Provinsi Riau semakin memperkuat bahwa Riau
merupakan Tanah milik orang Melayu dan kampung dari Melayu 53.
Riau merupakan tanah kelahiran Melayu dan juga daerah yang pernah menjadi
pusat kerajaan Melayu kuno dan juga wilayah pusat Kerajaan Melayu Sriwijaya
pada abad ke 14 yang dimana dilihat melalui dari adanya peninggalan Candi
mencakupi daerah Selat Malaka. Hal tersebut yang menjadikan Riau merupakan
wilayah penting dalam kerjaan Melayu. Setelah runtuhnya Kerajaan Melayu kuno
51
Syaraini Tambak, “Implementasi Budaya Melayu dalam kurikulum pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah di Riau”, Jurnal, MIQOT Vol. XLI No. 2 Juli-Desember 2017
52
Anthony Reid, “Understanding Melayu (Malay) as a Source of Diverse Modern Identities”, Jurnal,
Journal of Southeast Asian Studies Vol. 32, No. 3 (Oct., 2001), pp. 295-313, Cambridge University
Press
53
Wawancara penulis dengan kepala bagian koordinator pengembangan Museum Dinas Pendidikan
dan Pariwisata Riau, Henrizal, Pekanbaru, 16 Januari 2019
47
munculah Kerajaan Sriwijaya sebagai penerus, dan setelah runtuhnya Sriwijawa
Kerajaan Malaka. Pada masa kekuasaan Kerajaan Malaka inipun Riau merupakan
wilayh pusat kerajaannya dan setelah berakhirnya kekuasaan Kerajaan Malaka Riau
masih merupakan salah satu dari empat negeri Melayu utama yang setelahnya
membentuk kerajaan Riau, lingga, Pahang dan juga Johor. Riau sedari dulu
merupakan pusat kerajaan, budaya Melayu, dan ekonomi di wilayah Nusantara saat
itu54.
Penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa Riau merupakan daerah lahir dari
dengan Melayu dari wilayah yang ada di Indonesia lain dan negara Asia Tenggara
lainnya adalah keeratan sejarah dan juga bagaimana Provinsi Riau sampai saat ini
Melayu di Riau sendiri tidak hanya merupakan etnis saja namun sebuah identitas
yang mendasari berjalannya Riau serta masyarakat nya. Selain itu Melayu di Riau
tidak hanya menggunakan nilai- nilai islam seperti Malaysia dan Brunei
dalam perkembangannya selain nilai islam, hal tersebut karena Riau berada di
wilayah strategis banyak nya pendatang, islam tetap menjadi salah satu ciri dan nilai
dari Melayu namun bukanlah menjadi nilai tunggal dalam identitas Melayu Riau.
54
Bunari, “Mengenang Kegemilangan Kesultanan Melayu Sebagai Catatan Sejarah dan
Membangkitkan Generasi Bangsa”, diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/22973-ID-mengenang-kegemilangan-kesultanan-
melayu-sebagai-catatan-sejarah-dan-membangkitk.pdf (24.12.2018, 20:18 WIB)
48
Sehingga Melayu di Provinsi Riau merupakan identitas dan juga way of life bagi
Daerah
terpusat yang sangat jarang memberikan pemerintah daerah untuk berinisiatif dalam
urusan di bangasa dan negara Indonesia dibawah satu komando oleh pemimpin
pusat yaitu Presiden sitem pemerintaha yang sentralistik. Pada masa orde lama ini
tidak ada kesempatan yang di dapatkan oleh pemerintah daerah. Pada masa orde
birokrasi negara dengan Militer sebagi salah satu. Yang menjadikan pemerintahan
Indonesia tetap bersifat sentralistik terhadap peran Presiden dan badan birokrasi
daerahnya 55
Pada masa pemerintahan orde lama dan orde baru daerah Indonesia yang kaya
akan sumber daya nasional dan juga sumber daya alam tidak dapat mengelola dan
5555
Hartuti Purnaweni, “ Demokrasi Indonesia: dari masa ke masa”, diakseS melalui
https://media.neliti.com/media/publications/73273-ID-demokrasi-indonesia-dari-masa-ke-
masa.pdf (24.12.2018, 20:18 WIB)
49
merasakan hasil dari daerah nya karena semua dikelola dan diatur oleh pemerintah
pusat.56
Pada masa pemerintahan orde lama Riau bukanlah sebuah Provinsi melainkan
bagian dari Sumatera Tengah yang meliputi Sumatera Barat, Jambi dan Riau.
Penggabungan tiga wilayah menjadi satu Provinsi ini mulai membuat sulitnya
masyarakat dan juga dapat menghilangkan nilai- nilai sejarah Melayu Provinsi Riau
tersebut datang karena ketakutan akan hilangnya identitas melayu Riau, karena
hilangnya jati diri Melayu Riau berusaha melakukan penyampaian aspirasi terhadap
Pada tahun 1956 merupakan puncak dari perjuangan Riau untuk memisahkan
diri dari Sumatera Tengah yang pada awalnya tidak diperkenankan. Dimana tahun
1956 Riau melalui Panitia Persiapan Provinsi Riau mempersiapkan untuk kongres
Rakyat Riau (KRR), kongres dilakukan 31 januari sampai dengan 2 februari 1956,
Riau selama enam tahun membuahkan hasil dengan terbentuknya Provinsi Riau
56
Ibid
57
Bunari, “Ma'rifat Marjani Sebagai Salah Seorang Pendiri Provinsi Riau”, diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/22969-ID-marifat-marjani-sebagai-salah-seorang-
pendiri-provinsi-riau.pdf (24.12.2018, 20:18 WIB)
58
ibid
50
Undang-undang Nomor 61 tahun 1958. Setelah terbentuknya Provinsi Riau ber
1959 dikeluarkan nya Surat Keputusan No. Des.52/1/44-25 dimana ditetapkan nya
mengumpulkan pendapat dari pemuka masyarat Riau serta orang penting dalam
wilayah Riau mengenai ibukota Riau, sampai pada terpilih nya Pekanbaru sebagai
Setelah berhasil berdiri menjadi Provinsi Riau hal tersebut tidak langsung
diri Melayu Riau. Hal tersebut karena pemerintahan Indonesia masih terpusat,
pengelolaan sumber daya yang dimiliki Provinsi Riau yang kaya akan sumber daya
nasional dalam bentuk budaya Melayu dan juga sumber daya alam yang berlimpah.
maju seperti saat ini, dimana dari sektor ekonomi sumber daya alam Riau dikuasai
oleh pusat, terutama minyak dan gas alam yang merupakan 80% dari penghasilan
daerah namun dikelola pemerintah pusat. Hal tersebut merupakan salah satu
maksimal. Begitu pula dengan identitas Melayu Riau yang sudah mendarah daging
59
Bpkad.riau.go.id, “Sejarah Riau: Pengisian Provinsi Riau 1959- 1966”, diakses melalui
http://bpkad.riau.go.id/profil/sejarah.pdf (26.12.2018, 21:17 WIB)
51
sejak ribuan tahun lama nya tidak dapa dilibatkan daalam pembangunan daerah
Provinsi Riau60.
sosial yang menuntut hak- hak Provinsi Riau untuk dapat menjadi daerah otonom
dan demokratis serta hak untuk mengelola seluruh sumber daya kekayaan yang
dimiliki Provinsi Riau. Begitu pula hak untuk melakukan pembangunan daerah
secara mandiri. Dalam gerakan yang dilakukan masyarakat Riau ini adalah bentuk
kekecewaan terhadap pemerintah Pusat yang dianggap tidak memberikan hak- hak
masyarakat Riau ini terus bergulir sampai pada puncaknya dilakukannya deklarasi
Riau Merdeka karena tuntutannya tak di dengar. Pergerakan sosial Riau Merdeka
yang dilakukan masyarakat Riau dan kelompok organisasi sosial budaya Riau ini
minyak dan gas melalui APBD terhadap Provinsi Riau 5% lebih tinggi dibanding
yang diminta oleh masyarakat Riau. Gerakan Riau merdeka ini berhenti melakukan
demonstrasi Pasca Konggres Rakyat Riau II sepanjang tahun 2000 – 200161, dan
mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 36 Tahun 2001 yang berisi
pola pembangunan daerah Provinsi Riau dan penetapan Visi dan Misi Riau, yang
60
Hasanudin, “Anatomi gerakan sosial di Riau:Refleksi Atas Dinamika Perlawanan Masyarakat
Riau terhadap Negara 1998 – 2001”, Universitas Riau , Jurnal, Sosiologi Reflektif, Volume 8, N0.
2, April 2014
61
ibid
52
dimana visi Riau antara lain “ Terwujudnya Provinsi Riau sebagai Pusat
agamis, sejahtera lahir dan bathin, di Asia Tenggara Tahun 2020” 62.
nilai dan identitas Melayu sudah muncul sejak masa awal kemerdekaan, yang
diperkuat dengan gerakan serta upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah
pengaruhnya tidak hanya di wilayah Indonesia juga namun sudah Lintas negara
yaitu hingga negara- negara Asia Tenggara lainnya. Bahkan negara Asia Tenggara
yang wajar berdasarkan sejarah serta kekayaan budaya yang dimiliki. Riau sendiri
dahulunya merupakan wilayah tanah melayu dan pusat ekonomi, politik dan juga
pusat kebudayaan Melayu, serta Melayu memiliki peran besar dalam menyumbang
62
DR. M. Mas’ud Said, “ Arah Baru Otonomi Daerah Di Indonesia”, UMM Press, ISBN(10) : 978-
3602- 64- 3, Malang, 2005.
63
Maman S. Mahayana, “ Gerakan Budaya Menjelang Kemerdekaan Indonesia- Malaysia”,
Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, VOL. 11, NO.
2, DESEMBER 2007: 48-57
53
Riau yang memiliki identitas Melayu yang kuat ini memberikan modal yang
besar untuk dapat membangun Provinsi Riau. Dan dengan adanya penyelanggaraan
Riau telah memberikan Provinsi Riau visi yang jelas dengan menggunakan melayu
sebagai salah satu dasar pengembangan daerahnya yaitu menjadikan Riau pusat
kebudayaan Melayu. Pembangunan daerah dengan visi yang jelas dan pelaksanaan
yang baik akan mengantarkan pada keberhasilan dari pembangun daerah. Dalam
hal ini identitas Melayu dapat memberikan dampak yang besar bagi Provinsi Riau
apabila Identitas ini berhasil menjadi alat yang mengantar pada keberhasilan dari
pembangunan daerah, karena sifat dari Melayu sebagai identitas lintas negara
awal kemerdekaan hingga masa orde baru namun pemerintah daerah tidak memiliki
64
M. Rahmat Yananda, Ummi Salamah, “ Branding Tempat: Mebangun Kota, Kabupaten, dan
Provinsi Berbasis Identitas”,ISBN:978-602-70544-0-0, Makna Informasi, 2014
65
Riau.go.id, “ Visi dan Misi Provinsi riau”, diakses melalui
https://www.riau.go.id/home/content/858/visi-dan-misi (28.12.2018, 20:28 WIB)
54