Anda di halaman 1dari 11

Nama: Mario Demetrio Tungga Gempa

Kelas: 211-1B
NIM: 21121058
Matkul: Pendidikan Pancasila (Tugas 3)

1. Apa yan dimaksud hubungan formal dan material dari pancasila


dengan pembukaan UUD RI Tahun 1945?

Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai


implikasi bahwa Pancasila terikat oleh suatu kekuatan secara hukum,
terikat oleh struktur kekuasaan secara formal yang meliputi suasana
kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai dasar Negara (Suhadi,
1998). Cita-cita hukum tersebut terangkum didalam empat pokok
pikiran yang terkandung dalam Undang Undang Dasar 1945 yang
sama hakikatnya dengan Pancasila, yaitu :

Negara Persatuan " Melindungi segenap bangsa Indonesia dan


seluruh tumpah darah Indonesia "
Keadilan sosial "Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia "
Kedaulaatan Rakyat " Neara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan
atas kerakyatan /perwakilan."
Ketuhanan dan kemanusiaan "Negara berdasarkan atas ketuhanan
yang menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap."
Pembukaan UUD 1945 adalah sumber motivasi dan aspirasi
perjuangan dan tekad bangsa Indonesia yang merupakan sumber cita-
cita luhur dan cita cita mahal, sehingga pembukaan UUD 19445
merupakan tertib jukum yang tertinggi dan memberikan kemutlakan
agi tertib hukum Indonesia.

Pembukaan UUD 1945 bersama dengan UUD 1945 diundnagkan


dalam berita Republik Indonesia tahun 11 No 7, ditetapkan oleh PPKI
tanggal 18 Agustus 1945. Pada hakekatnya semua aspek
penyelenggaraan pemerintah Negara yang berdasarkan Pancasila
terdapat dalam alenia IV pembukaan UUD 1945.
Dengan demikian Pancasila secara yuridis formal ditetapkan sebagai
dasar filsafat Negara Republik Indonesia bersamaan dengan
ditetapkan Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945. Maka Pancasila
dan Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan timbal balik
sebagai berikut :

Hubungan Secara Formal

Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam


Pembukaan UUD 1945, maka Pancasila memporelehi kedudukan
sebagai norma dasar hukum positif. Dengan demikian tata kehidupan
bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas social, ekonomi,
politik, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religigius dan asas-asas
kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila.

Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secara formal dapat


disimpulkan sebagai berikut :

a.) Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik


Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 alenia IV.

b.) Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah,


merupakan pokok kaedah Negara yang Fundamental dan terhadap
tertib hukum Indonesia mempunyai dua macam kedudukan yaitu :
Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang
memberi faktor-faktor mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia.
Memasukkkan dirinya di dalam tertib hukum sebagai tertib hukum
tertinggi.c.) Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945
berkedudukan dan berfungsi, selain sebgai Mukaddimah dan UUD
1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan
sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan
hukumnya berbeda dengan pasal-Pasalnya. Karena Pembukaan UUD
1945 yang intinya adlah Pancasila tidak tergantung pada batang tubuh
UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.

d.) Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai


hakikat,sifat,kedudukan dan fungsi sebagai pokokkaedah negara yang
fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan
hidup negara Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17
Agustus 1945.

e.) Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan


demikian mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat di
ubah dan terletak pada kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia.

Hubungan secara material

Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pncasila selain hubungan


yang bersifat formal, sebagaimana di jelaskan di atas juga hubungan
secara material sebagai berikut:
Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan
pembukaan UUD 1945, maka secara kronologis, materi yang di bahas
oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pncasila baru
kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama
pembukaan UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara
Pancasila berikutnya tersusunlah piagam jakarata yang di susun oleh
panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama pembukaan UUD 1945.

Jadi berdasar urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD


1945 adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum
Indonesia bersumber pada Pancasila, atau dengan kata lain sebagai
sumber tertib hukum Indonesia. Hal ini berarti secara material tertib
hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila. Pancasila sebagai sumber tertib hukum indonesia meliputi
sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.

Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan


pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang
fubdamental, maka sebenarnya secara material yang merupakan
esensi atau inti sari dari pokok kaidah negara fundamental tersebut
tidak lain adalah pancasila.
2. coba sebutkan paling tidak 5 contoh penjabaran Pancasila dalam
batang tubuh UUD RI TAHUN 1945?
PM
Penjabaran Pancasila dalam UUD 1945

Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD 1945


Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran
yang meliputi suasana kebatinan, cita-cita dan hukum dan cita-cita
moral bangsa Indonesia. Pokok-pokok pikiran tersebut mengandung
nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena
bersumber dar pandangan hidup dan dasar negara, yaitu Pancasila.
Pokok-pokok pikiran yang bersumber dari Pancasila itulah yang
dijabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal-pasal UUD 1945.
Hubungan Pebukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila dalam
batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan
kausal mengandung pengertian Pembukaan UUD 1945 merupakan
penyebab keberadaan batang tubuh UUD 1945, sedangkan hubungan
organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan
dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan UUD 1945 yang
bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila
tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi
hukum positif.
Sesuai dengan penjelasan UUD 1945, pembukaan mengandung 4
pokok pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh.
Keempat pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara
melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
2. Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara
hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”
3. Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu
“negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan”
4. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”,
yaitu negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adali dan beradab”.

Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara


persatuan diterima dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu negara yang
melindungi bangsa Indonesia seluruhnya. Negara, menurut pokok
pikiran pertama ini, mengatasi paham golongan dan segala paham
perorangan. Demikian pentingnya pokok pikiran ini maka persatuan
merupakan dasar negara yang utama. Oleh karena itu, penyelenggara
negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan
negara di atas kepentingan golongan atau perorangan.
Pokok pikiiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan
UUD 1945 yang menegaskan suatu tujuan atau sutu cita-cita yang
hendak dicapai. Melalui pokok pikiran ini, dapat ditentukan jalan dan
aturan-aturan yang harus dilaksanakan dalam UUD sehingga tujuan
atau cita-cita dapat dicapai dengan berdasar kepada pokok pikiran
pertama, yaitu persatuan. Hal ini menunjukkan bahwa pokok pikiran
keadilan sosial merupakan tujuan negara yang didasarkan pada
kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban
yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang
menunjukkan bahwa sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD
harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan permusyawaratan
perwakilan. Menurut Bakry (2010: 209), aliran sesuai dengan sifat
masyarakat Indonesia. kedaulatan rakyat dalam pokok pikiran ini
merupakan sistem negara yang menegaskan kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan
yang luhur. Pokok pikiran ini juga mengandung pengertian taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan pokok pikiran kemanusiaan yang
adil dan beradab sehingga mengandung maksud menjunjung tinggi
hak asasi manusia yang luhur dan budi pekerti kemanusiaan yang
luhur. Pokok pikiran keempat Pembukaan UUD 1945 merupakan asas
moral bangsa dan negara (Bakry, 2010; 210).
MPR RI telah melakukan amandemen UUD 1945 sebanyak empat
kali secara berturut-turut terjadi pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus
2000, 9 November 2001, dan 10 Agustus 2001. Menurut Rindjin
(2012: 245-246), keseluruhan batang tubuh UUD NRI tahun 1945
yang telah mengalami amndemen dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian, yaitu:
1. Pasal-pasal yang tertakait aturan pemerintahan negara dan
kelembagaan negara
2. Pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan
penduduknya yang meliputi warga negara, agama, pertahanan negara,
pendidikan, dan kesejahteraan sosial
3. Pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai
bendera negara, bahasa negara, lambing negara, lagu kebangsaan,
peerubahan UUD, aturan peralihan, dan aturan tambahan.

Berdasarkan hasil amandemen dan pengelompokan keseluruhan


Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945, berikut disampaikan beberapa
contoh penjabaran Pancasila kedalam batang tubuh melalaui pasal-
pasal UUD NRI Tahun 1945.
· Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan negara
Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara
hukum yang dimaksud adalah negara yang menegakkan supremasi
hukum untuk menegakkan keadilan dan kebenaran dan tidak ada
kekuasaan yang tidak dipertanggung-jawabkan.
Pasal 3
ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD
ayat (2) : MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presiden
ayat (3): MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan / atau
Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD
· Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga
negara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan
sosial.
1. Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan
orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
2. Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.
3. Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
4. Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
5. Pasal 33 ayat (1) : perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan.
6. Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
· Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambing
negara, dan lagu kebangsaan.
1. Pasal 35 Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih
2. Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia
3. Pasal 36A Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika
4. Pasal 36B Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan


Pembukaan UUD 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang
bersifat formal dan material. Hubungan secara formal, seperti
dijelaskan oleh Kaelan menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara
formal di dalam Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa tata
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas sosial,
ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya dengan
keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas
kultural, religus dan asas-asas kenegaraan yang unsure-unsurnya
terdapat dalam Pancasila.
Hubungan Pebukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila
dalam batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan
kausal mengandung pengertian Pembukaan UUD 1945 merupakan
penyebab keberadaan batang tubuh UUD 1945, sedangkan hubungan
organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan
dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan UUD 1945 yang
bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila
tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi
hukum positif.
1. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara
Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara tentu harus dipahami karena
pancasila merupakan salah satu elemen paling penting dalam negara
kita ini. Pancasila adalah suatu idoelogi yang dipegang erat bangsa
Indonesia. istilah Pancasila diperkenalkan oleh sosok Bung Karno
saat sidang BPUPKI I. Pancasila kemudian menjadi sebuah landasan
berdirinya negara Indonesia. Isi dari Pancasila yang merupakan
ideologi bangsa Indonesia.
· Isi Pancasila:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
·

Anda mungkin juga menyukai