Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pancasila
terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara formal yang
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai dasar Negara (Suhadi, 1998).
Cita-cita hukum tersebut terangkum didalam empat pokok pikiran yang terkandung dalam
Undang Undang Dasar 1945 yang sama hakikatnya dengan
Pancasila, yaitu :
1. Negara Persatuan “ Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia “
2. Keadilan sosial “Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia “
3. Kedaulaatan Rakyat “ Neara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan
/perwakilan.”
4. Ketuhanan dan kemanusiaan “Negara berdasarkan atas ketuhanan yang menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradap.”
Pembukaan UUD 1945 adalah sumber motivasi dan aspirasi perjuangan dan tekad bangsa
Indonesia yang merupakan sumber cita-cita luhur dan cita cita mahal, sehingga pembukaan UUD
19445 merupakan tertib jukum yang tertinggi dan memberikan kemutlakan agi tertib hukum
Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 bersama dengan UUD 1945 diundnagkan dalam berita Republik
Indonesia tahun 11 No 7, ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada hakekatnya
semua aspek penyelenggaraan pemerintah Negara yang berdasarkan Pancasila terdapat dalam
alenia IV pembukaan UUD 1945.
Dengan demikian Pancasila secara yuridis formal ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara
Republik Indonesia bersamaan dengan ditetapkan Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945. Maka
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan timbal balik sebagai berikut :
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945, maka
Pancasila memporelehi kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan demikian tata
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas social, ekonomi, politik, yaitu
perpaduan asas-asas kultural, religigius dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam
Pancasila.
Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secarta formal dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a.) Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV.
b.) Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok kaedah
Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai dua macam
kedudukan yaitu :
1. Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberi factor-faktor
mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia.
2. Memasukkkan dirinya di dalam tertib hukum sebagai tertib hukum tertinggi.
c.) Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain sebgai
Mukaddimah dan UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan
sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan
pasal-Pasalnya. Karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya adlah Pancasila tidak tergantung
pada batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
d.) Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat,sifat,kedudukan
dan fungsi sebagai pokokkaedah negara yang fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai
dasar kelangsungan hidup negara Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus
1945.
e.) Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai
kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan terletak pada kelangsungan hidup
Negara Republik Indonesia.
Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pncasila selain hubungan yang bersifat formal,
sebagaimana di jelaskan di atas juga hubungan secara material sebagai berikut:
Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan pembukaan UUD 1945, maka
secara kronologis, materi yang di bahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat
Pncasila baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD
1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara Pancasila berikutnya tersusunlah piagam
jakarata yang di susun oleh panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama pembukaan UUD 1945.
Jadi berdasar urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib
hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia bersumber pada Pancasila, atau dengan
kata lain sebagai sumber tertib hukum Indonesia. Hal ini berarti secara material tertib hukum
Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pancasila sebagai sumber
tertib hukum indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.
Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan pembukaan UUD 1945 sebagai
pokok kaidah negara yang fubdamental, maka sebenarnya secara material yang merupakan
esensi atau inti sari dari pokok kaidah negara fundamental tersebut tidak lain adalah pancasila.
ORDE LAMA
Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada
situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan
keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam
suasana transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa
orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem
kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde
lama
periode 1945-1950
konstitusi yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang presidensil, namun dalam
praktek kenegaraan system presidensiil tak dapat diwujudkan. setelah penjajah dapat diusir,
persatuan mulai mendapat tantangan. upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar
negara dengan faham komunis oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun tahun 1948 dan
oleh DI/TII yang akan mendirikan negara dengan dasar islam.
periode 1950-1959
penerapan Pancasila selama periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai ideology
liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan. walaupun dasar negara tetap
Pancasila, tetapi rumusan sila keempat bukan berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan
suara terbanyak (voting). Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik dengan
terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis
periode 1956-1965
dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan berada pada kekuasaan rakyat
sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada pada kekuasaan pribadi
presiden Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam
konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi presiden seumur hidup,
politik konfrontasi, dan menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang ternyata
tidak cocok bagi NKRI. Terbukti adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat yang
tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan berusaha untuk menggantikan Pancasila
dengan ideologi lain.
Dalam mengimplentasikan Pancasila, Bung Karno melakukan pemahaman Pancasila dengan
paradigma yang disebut USDEK. Untuk memberi arah perjalanan bangsa, beliau
menekankan pentingnya memegang teguh UUD 45, sosialisme ala Indonesia, demokrasi
terpimpin, ekonomi terpimpin dan kepribadian nasional.Hasilnya terjadi kudeta PKI dan
kondisi ekonomi yang memprihatinkan.