Capaian Pembelajaran :
Mampu menganalisis dan mengevaluasi Pancasila sebagai Dasar Negara (Hubungan
Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945; Penjabaran Pancasila dalam
Batang Tubuh UUD NRI tahun 1945; Implementasi Pancasila dalam pembuatan
kebijakan negara dalam bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Hankam)
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia,
sebagaimana dikatakan oleh Soekarno (1960: 42) bahwa dalam mengadakan negara
Indonesia merdeka itu “harus dapat meletakkan negara itu atas suatu meja statis yang dapat
mempersatukan segenap elemen di dalam bangsa itu, tetapi juga harus mempunyai tuntunan
dinamis ke arah mana kita gerakkan rakyat, bangsa dan negara ini.” Selanjutnya Soekarno
menegaskan dengan berkata, “Saya beri uraian itu tadi agar saudara saudara mengerti
bahwa bagi Republik Indonesia, kita memerlukan satu dasar yang bisa menjadi dasar statis
dan yang bisa menjadi leitstar dinamis. Leitstar adalah istilah dari bahasa Jerman yang
berarti ‘bintang pimpinan’. Lebih lanjut, Soekarno mengatakan, “Kalau kita mencari satu
dasar yang statis yang dapat mengumpulkan semua, dan jikalau kita mencari suatu leitstar
dinamis yang dapat menjadi arah perjalanan, kita harus menggali sedalam dalamnya di
dalam jiwa masyarakat kita sendiri… Kalau kita mau memasukkan elemen-elemen yang tidak
ada di dalam jiwa Indonesia, tidak mungkin dijadikan dasar untuk duduk di atasnya.”
Berdasarkan ajaran Stuffen theory dari Hans Kelsen, menurut Abdullah (1984: 71),
hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar yang berbentuk piramidal di atas menunjukkan Pancasila sebagai suatu cita-cita
hukum yang berada di puncak segi tiga. Pancasila menjiwai seluruh bidang kehidupan bangsa
Indonesia. Dengan kata lain, gambar piramidal tersebut mengandung pengertian bahwa
Pancasila adalah cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa Indonesia tersebut
merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan yang menjadi sumber dari
segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum (recht-idee), baik tertulis maupun tidak
tertulis di Indonesia. Cita hukum inilah yang mengarahkan hukum pada cita-cita bersama
bangsa Indonesia. Cita-cita ini secara langsung merupakan cerminan kesamaan-kesamaan
kepentingan di antara sesama warga bangsa.
Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, Pancasila yang berfungsi sebagai
dasar negara tercantum dalam Alinea Keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yang
dengan jelas menyatakan, “...maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
3.2 Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945
Pembukaan UUD NRI tahun 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi
suasana kebatinan, cita-cita hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia. Pokok- pokok
pikiran tersebut mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena
bersumber dari pandangan hidup dan dasar negara, yaitu Pancasila. Pokok-pokok pikiran
yang bersumber dari Pancasila itulah yang dijabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal-
pasal UUD NRI tahun 1945.
Hubungan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila dengan batang
tubuh UUD NRI tahun 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung
pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh
UUD NRI tahun 1945, sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh
UUD NRI tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan
dijabarkannya pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari
Pokok pikiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD NRI tahun
1945 yang menegaskan tujuan atau suatu cita-cita yang hendak dicapai. Melalui pokok
pikiran ini, dapat ditentukan jalan dan aturan-aturan yang harus dilaksanakan dalam Undang-
Undang Dasar sehingga tujuan atau cita-cita dapat dicapai dengan berdasar kepada pokok
pikiran pertama, yaitu persatuan. Hal ini menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial
merupakan tujuan negara yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia
mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara, agama,
pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
a. Pasal 26
Ayat (2): Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
Orang asing yang menetap di wilayah Indonesia mempunyai status hukum sebagai
penduduk Indonesia. Sebagai penduduk, maka pada diri orang asing itu melekat hak
dan kewajiban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
(berdasarkan prinsip yuridiksi teritorial) sekaligus tidak boleh bertentangan dengan
ketentuan hukum internasional yang berlaku umum (general international law).
b. Pasal 27
Ayat (3): Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
3. Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambang negara, dan lagu
kebangsaan
a. Pasal 35: Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
b. Pasal 36 : Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
c. Pasal 36A : Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
d. Pasal 36B : Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya.
Abdullah, Rozali, 1984, Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa,
CV. Rajawali, Jakarta.
Bahar, Saafroedin, Ananda B. Kusuma, dan Nannie Hudawati (peny.), 1995, Risalah
Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945-22 Agustus 1945,
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta.
Kusuma, A.B., 2004, Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945, Badan Penerbit Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, Jakarta.
Latif, Yudi, 2011, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas Pancasila,
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Rindjin, Ketut, 2012, Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta