P PENDAHULUAN
Menurut Notonagoro (Wahana, 1993, p. 35), Pancasila merupakan suatu
istilah untuk memberi nama kepada suatu dasar filsafat negara, dan tidak
bermaksud untuk menyatakan bahwa dasar filsafat negara Indonesia itu
ada lima (panca). Sunarjo (Wreksosuhardjo, 2001, p. 4) menyebutkan
bahwa Pancasila memiliki dua sudut pandang dalam pengertiannya, yang
dibagi dalam bentuk material dan formal. Secara material merupakan isi
dari pada pengertian terhadap kelima sila yang terkandung dalam
Pancasila, terlepas dari bagaimana bunyi rumusan kelima silanya. Nilai
kelima sila tersebut telah ada lama sebelum terbentuknya negara
Indonesia. Pancasila secara material ini telah ada dalam kehidupan
bangsa Indonesia sepanjang masa, yaitu terletak dalam angan-angan. Hal
serupa juga di sampaikan oleh Natonagoro bahwa negara Indonesia
sebelum merdeka telah ber-Pancasila dalam arti Dwi Prakara, yaitu di
dalam kehidupan adat kebudayaan dan agama yang dipeluknya.
LITERATURE REVIEW
Secara formal Pancasila memiliki arti bahwa nilai-nilai pokok yang telah
dirumuskan dalam bentuk kata yang memiliki kedudukan hukum sebagai
dasar negara. Pengertian Pancasila secara formal terlihat sejak satu hari
pasca proklamasi kemerdekaan dengan pengesahan UndangUndang
Dasar yang dituangkannya bunyi Pancasila ke dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sehingga
dari situ Pancasila memiliki kekuatan mengikat sebagai dasar ideologi
negara. Dirumuskannya Pancasila ke dalam konstitusi maka bangsa
Indonesia telah ber-Pancasila dalam Tri prakara, yaitu dalam beradat-
kebudayaan, Beragama dan Bernegara.
Lima nilai atau sila yang terkandung dalam Pancasila, dengan tegas dapat
dikatakan bahwa Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia sangat
berbeda dengan sistem kapitalisme-liberal dan sosialisme-komunis. Oleh
karena Pancasila mengakui dan melindungi baik hak-hak individu
maupun hak masyarakat baik dibidang ekonomi maupun politik. Dengan
demikian ideologi Pancasila mengakui secara selaras baik kolektivisme
maupun individualism. Secara sederhana berdasarkan berbagai sumber,
hukum konstitusi dapat diartikan sebagai norma atau hukum yang tertulis
berisi ketentuan dasar yang mengatur penyelenggaraan sistem
pemerintahan suatu negara. Sebagai aturan dasar, maka dalam hukum
konstitusi tidak mengatur hal-hal yang sifatnya terinci, tetapi mengatur
prinsip-prinsip bagi lembaga-lembaga pemerintahan dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya untuk mewujudkan tujuan negara tersebut.
Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Jimly Asshiddiqie, bahwa dalam
konstitusi sebuah negara hukum harus memuat prinsip-prinsip dalam
penyelenggaraan bernegara, baik yang tertulis dalam sebuah naskah
undangundang dasar (UUD) ataupun dalam arti tidak tertulis, seperti
dalam praktek negara Kerajaan Inggris.
Berdasarkan uraian ruang lingkup hukum konstitusi yang dikemukan oleh
Jimly Asshiddiqie, maka Indonesia sebagai negara hukum sudah sangat
jelas mencantrumkan prinsip-prinsip penyelenggaran negara oleh
lembaga-lembaga negara yang tertuang secara tetulis dalam UUD Negera
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945). Termasuk
pencantuman nilai-nilai ideologi negara Indonesia. Sudah menjadi
konsensus nasional bahwa Pancasila merupakan ideologi Indonesia.
Menurut hukum konstitusi atau UUD 1945 kedudukan Pancasila sebagai
ideologi negara Indonesia sebenarnya secara substantif sudah sangat jelas
tercantum dalam Pembukaan UUD NRI 1945 atau selanjutnya disebut
UUD 1945. Baik sebelum amandemen (perubahan) atau sesudah
perubahan, karena yang hanya mengalami perubahan adalah batang tubuh
UUD 1945.7 Ini dapat dibaca dalam paragraf empat pada alinea-alinea
akhir.
Meskipun dalam alinea itu tidak ada sama sekali disebutkan kata
‘Pancasila’. Akan tetapi semua rakyat Indonesia sudah mafhum bahwa
ada kalimat “..., maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa..., serta
dengan memujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”. Mulai dari kata Ketuhanan Yang Maha Esa, sampai dengan
kalimat Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itulah sebenarnya
yang dimaksud atau disebut Pancasila
METODE
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta memahami mengenai
pancasila sebagai ideologi dan dasar negara dalam perspektif hukum
konstitusi Indonesia.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi pustaka
Sumber-sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data
premier dan sumber data sekunder. Sumber data premier adalah data yang
diperoleh dari penelitian yang sudah ada. Dan sumber data sekuder.