PEMBAHASAN
“ . . . . namanya bukan panca Dharma, tetapi nama ini dengan petunjuk seorang
teman kita ahli bahasa namanya adalah Pantja Sila, Sila artinya asas atau
dasar, dan diatas kelima dasar itu mendirikan Negara Indonesia, kekal dan
abadi.”
C. Lahirnya Pancasila
Adalah penamaan pidato Ir. Soekarno selaku anggota “Dokuritsu Zunbi
Tyoosakai” atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
yang diucapkan pada sidangnya yang pertama 28 s/d 1 juni 1945 di Jakarta.
Sidang itu dipimpin oleh ketuanya Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat yang
atas permintaan beliau agar badan itu merumuskan dasar-dasar dan tujuan
filosofis dari negara yang akan merdeka itu.
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan.
3. Mufakat, atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.
Istilah presiden soekarno ialah ”dasar statis“ dan “Leitstar dinamis“ di kutip
sebagai berikut :
“ . . . bahwa bagi Republik Indonesia, kita memerlukan satu dasar yang bisa
menjadi dalam statis dan yang bisa menjadi Leitstar dinamis. Leitstar, bintang
pimpinan”[1]
Pancasila dalam kedudukannya ini sering di sebut sebagai Dasar Filsafat atau
Dasar Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari negara,ideologi negara
atau (staatsidee).
Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk
mengatur pemerintahan negara atau dengan lain perkataan pancasila
merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama
segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala
bidang ini, dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber
kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik
Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat wilayah serta
pemerintahan negara.
Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melalui Sidang Istimewa tahun 1998,
mengembalikan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
yang tertuang dalam tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segala agenda
dalam proses reformasi, yang meliputi berbagai bidang selain mendasarkan
pada kenyataan aspirasi rakyat (sila IV) juga harus mendasarkan pada nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila. Reformasi tidak mungkin menyimpang dari
nilai Ketuhanan.Kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan, bahkan
harus bersumber kepadanya.[2]
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber
hukum Indonesia.Pancasila merupakan asas kerokhanian dalam pembukaan
UUD 1945 dijelma dalam 4 pokok pikiran meliputi :