Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP


BANGSA

A. Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara. Dasar negara dapat berupa suatu falsafah
yang dapat merangkum atau menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara
Indonesia yang merdeka. Dasar negara merupakan fondasi atau landasan yang kuat dan
kokoh serta tahan terhadap segala gangguan, hambatan maupun rintangan dari dalam
maupun dari luar, sehingga bangunan gedung di atasnya dapat berdiri dengan kokoh dan
kuat. Bangunan itu ialah Negara Republik Indonesia yang ingin mewujudkan suatu
masyarakat yang adil dan makmur.
Tujuan dirumuskannya Pancasila oleh para pendiri negara adalah sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Radjiman Widyodiningrat
bahwa hakikat Pancasila adalah sebagai dasar negara. Demikian pula Muhammad Yamin,
Mr. Soepomo dan Ir. Soekarno juga menyebutkan perlu adanya dasar negara Indonesia
yang merdeka yaitu Pancasila. Dengan demikian, para pelaku sejarah memang berniat
merumuskan Pancasila sebagai landasan negara, sebagai falsafah negara dan ideologi
negara dan tidak ada niatan lainnya.
Ditinjau dari asal-usulnya, kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sanskerta yang
mengandung dua suku kata, yaitu panca dan syila. Panca berarti lima dan syila dengan
huruf i yang dibaca pendek mempunyai arti sendi, dasar, alas atau asas. Sedangkan syila
dengan pengucapan i panjang (syiila) berarti peraturan tingkah laku yang baik, utama atau
yang penting. Dengan demikian Pancasila dapat diartikan berbatu sendi lima, atau lima
tingkah laku utama, atau pelaksanaan lima kesusilaan Pancasyila Krama).
Apabila ditinjau dari segi kesejarahan (historis), istilah Pancasila pertama kali ditemukan
dalam agama Budha. Dalam Kitab Tri Pitaka Pancasila diartikan sebagai lima aturan
kesusilaan yang dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh penganut agama Buddha. Dalam
Kitab Vinaya Pitaka, yang merupakan salah satu bagian dari Kitab Tri Pitaka, disebut ada
lima pantangan atau lima larangan yang wajib dihindari oleh setiap pemeluk Budha, yaitu:
menghindari pembunuhan, menghindari pencurian, menghindari perzinaan, menghindari
kebohongan, menghindari makanan dan minuman yang memabukkan yang menyebabkan
ketagihan.
Masuknya agama Buddha ke Indonesia turut membawa ajaran nilai-nilai Pancasila
tersebut. Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit di bawah Raja Hayam Wuruk istilah
Pancasila dimasukkan dalam kitab Negara-kertagama karya Empu Prapanca. Dalam buku
tersebut dituliskan “Yatnanggegwani Pancasyiila Kertasangskarbhisekaka Krama” yang
artinya Raja menjalankan ke lima pantangan (Pancasila) dengan setia.
Istilah Pancasila juga dapat kita jumpai dalam sebuah kitab Sutasoma karya Empu
Tantular. Dalam buku itu terdapat istilah Pancasila yang diartikan sebagai pelaksanaan
kesusilaan yang lima (Pancasila Krama), yaitu:
• Tidak boleh melakukan kekerasan
• Tidak boleh mencuri
• Tidak boleh berwatak dengki
• Tidak boleh berbohong
• Tidak boleh mabuk minuman keras.

Untuk mengetahui makna Pancasila sebagai dasar Negara Dasar kita harus mengetahui
makna dari dasar Negara itu sendiri. Dasar negara dapat berupa suatu falsafah yang dapat
merangkum atau menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesia
yang merdeka. Dasar negara merupakan fondasi atau landasan yang kuat dan kokoh serta
tahan terhadap segala gangguan, hambatan maupun rintangan dari dalam maupun dari
luar, sehingga bangunan gedung di atasnya dapat berdiri dengan kokoh dan kuat.
Bangunan itu ialah Negara Republik Indonesia yang ingin mewujudkan suatu masyarakat
yang adil dan makmur.

Adapun sejarah perumusan Pancasila sebagai dasar Negara dapat diamati dari sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Istilah
Pancasila kembali mencuat ke permukaan menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Pada sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
yang pertama tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno dalam pidatonya mengatakan “ ...
namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman
kita ahli bahasa, namanya Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar
itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.” Setelah berakhirnya sidang
BPUPKI tersebut dibentuklah Panitia Sembilan yang pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil
merumuskan “Piagam Jakarta”.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) menetapkan rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia sebagaimana terdapat Pembukaan UUD 1945, alinea IV dengan urutan sebagai
berikut:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai
dasar (fundamen) untuk mengatur pemerintah negara atau sebagai dasar untuk mengatur
penyelengaraan negara. Dengan demikian Pancasila merupakan kaidah negara yang
fundamental, yang berarti hukum dasar baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dan
semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara Republik Indonesia
harus bersumber dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental.

Dapat Kamu bayangkan apabila Negara kita tidak memiliki dasar Negara, tentunya
penyelenggaraan Negara tidak memiliki pegangan atau pedoman yang kuat sehingga
setiap warga Negara akan memiliki pegangan atau pedoman tersediri yang pada ujung-
ujungnya akhir melahirkan perpecahan.

Pancasila sebagai dasar negara berarti Pancasila menjadi dasar atau pedoman dalam
penyelenggaraan negara. Seandainya negara adalah sebuah bangunan, maka Pancasila
sebagai fondasi yang nantinya akan dijadikan tempat berpijak bangunan-bangunan
berikutnya. Dengan demikian, Pancasila dijadikan dasar dan tonggak dalam pembuatan
segala peraturan perundang-undangan negara serta berbagai peraturan lainnya yang
mengatur di berbagai bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan,
maupun pertahanan dan keamanan.

Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV dengan jelas dinyatakan bahwa Pancasila
adalah dasar negara. Dengan demikian Pancasila merupakan nilai dasar yang normatif
terhadap seluruh penyelenggaraan Negara Republik Indonesia. Dengan perkataan lain
Pancasila merupakan dasar falsafah negara atau ideologi negara, karena memuat norma-
norma yang paling mendasar untuk mengukur dan menentukan keabsahan bentuk-bentuk
penyelenggaraan negara serta kebijaksanaan-kebijaksanaan penting yang diambil dalam
proses pemerintahan

Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara menempatkan Pancasila sebagai sumber


hukum yang paling utama bagi segala perundang-undangan yang akan dibuat dan digali.
Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum negara. Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara
adalah sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Pancasila ditempatkan sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus
dasar filosofis bangsa dan negara sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-
undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

Penegasan fungsi Pancasila sebagai dasar Negara dan sumber hukum juga dapat
ditemukan dalam UU Keormasan Tahun 1985, yaitu UU No. 5 Tahun 1985 tentang
keharusan semua kekuatan politik mencantumkan Pancasila sebagai satu-satunya asas
dalam anggaran dasarnya. Selain itu. UU No.8 Tahun 1985 juga mengharuskan semua
organisasi sosial kemasyarakatan mencantumkan Pancasila sebagai satu-satunya
asas.Berdasarkan kedua Undang-undang tersebut, Pancasila tidak hanya dianggap sebagai
dasar negara, tetapi juga sebagai Anggaran Dasar (AD bagi seluruh organisasi politik,
kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.

Berdasar uraian di atas, manfaat utama dijadikannya pancasila sebagai dasar Negara
adalah untuk memberi pedoman bagi bangsa dan negara untuk mencapai tujuannnya
melalui berbagai realisasi pembangunan serta menjadi alat pemersatu, artinya Pancasila
dapat mempersatukan orang dari berbagai agama, suku bangsa, ras dan golongan.

Selain sebagi dasar negara, Pancasila juga sebagai ideologi Negara Kesatuan Republik
Indoesia. Pancasila sebagai ideologi Pancasila mengandung penegrtian bahwa Pancasila
merupakan ajaran, gagasan, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya dan
dijadikan pandangan hidup bangsa Indonesia dan menjadi pentunjuk dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.

Dengan demikian ideologi Pancasila merupakan ajaran, doktrin, teori dan/atau ilmu
tentang cita-cita (ide) bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya dan disusun secara
sistematis serta diberi petunjuk dengan pelaksanaan yang jelas.

Pancasila sebagai tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 memenuhi persyaratan sebagai
suatu ideologi, karena Pancasila memuat ajaran, doktrin dan atau gagasan (ide) bangsa
Indonesia yang di yakini kebenarannya dan disusun secara sistematis dan diberi petunjuk
pelaksanaannya.

Sebagai ideologi negara, Pancasila berperan sebagai ideologi terbuka. Ideologi terbuka
mengandung pengertian ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman
yang ditandai adanya dinamika secara internal. Keterbukaan ideologi Pancasila terutama
dalam penerapannya yang berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia
modern.

Dalam implementasinya Pancasila mengandung tiga tingkat nilai, yaitu nilai dasar yang
tidak berubah yakni lima sila Pancasila, nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan
nilai dasar yang dapat berubah sesuai dengan keadaan, dan nilai praksis berupa
pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya. Sekalipun demikian, perwujudan ataupun
pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai praksis harus tetap mengandung jiwa
dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya.

B. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Pengertian Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa. Adapun yang dimaksud Pancasila
sebagai pegangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup dan jalan hidup (way of life).
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila berfungsi sebagai pedoman atau petunjuk
dalam kehidupan sehari-ahari. Ini berati, Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan
petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di segala bidang

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila selalu dijunjung
tinggi oleh setiap warga masyarakat, karena pandangan hidup Pancasila berakar pada
budaya dan pandangan hidup masyarakat Indonesia. Pandangan hidup yang ada dalam
masyarakat Indonesia menjelma menjadi pandangan hidup bangsa yang dirintis sejak
jaman Sriwijaya hingga Sumpah Pemuda 1928. Kemudian diangkat dan dirumuskan oleh
para pendiri negara ini serta disepakati dan ditentukan sebagai dasar negara Republik
Indonesia. Dalam pengertian yang demikian, maka Pancasila selain sebagai pandangan
hidup negara, sekaligus juga sebagai ideologi negara.

Pandangan hidup yang dimiliki bangsa Indonesia bersumber pada akar budaya dan nilai-
nilai religius sebagai keyakinan bangsa Indonesia, maka dengan pandangan hidup yang
diyakini inilah bangsa Indonesia dapat dan mampu memandang dan memecahkan
masalah yang dihadapi secara tepat. Pandangan hidup bagi suatu bangsa mempunyai arti
menuntun, sebab dengan pandangan hidup yang dipegang teguh maka bangsa tersebut
memiliki landasan fundamental yang menjadi pegangan dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi.

Dengan pandangan hidup yang jelas, bangsa Indonesia akan memiliki pegangan dan
pedoman bagaimana mengenal serta memecahkan berbagai masalah politik, sosial
budaya, ekonomi, hukum dan persoalan lainnya dalam gerak masyarakat yang semakin
maju. (Kaelan. 2000: 197).

Sebagai pandangan hidup bangsa, di dalam Pancasila terkandung konsep dasar kehidupan
yang dicita-citakan serta dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan
yang dianggap baik. Oleh karena itulah Pancasila harus menjadi pemersatu bangsa yang
tidak boleh mematikan keanekaragaman yang ada sebagai Bhinneka Tunggal Ika. Dengan
demikian Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan
kekuatan rohaniah bagi tingkah laku hidup sehari-hari dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa maka segala daya upaya bangsa Indonesia dalam membangun dirinya akan
terarah sesuai garis pedoman dari pandangan hidup bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara dapat disebut pula sebagai
ideologi bangsa dan negara. Sebagai ideologi, Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat
istiadat, kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia. Ideologi memiliki arti pengetahuan tentang ide-ide. Di samping
memiliki arti pengetahuan tentang ide-ide, ideologi juga mencakup arti pengertian-
pengertian dasar, gagasan-gagasan dan cita-cita. Di dalam perkembangannya ideologi
memiliki arti yang berbeda-beda, seperti misalnya Karl Marx mengartikan ideologi sebagai
pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas
sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi. (Kaelan. 2000: 201). Gunawan
Setiardja (1993:19) mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang
manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.

Berdasar uraian di atas, manfaat dijadikannya pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
antara lain untuk 1) mengatasi berbagai konflik atau ketegangan sosial, artinya ideologi
dapat meminimalkan berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat dengan simbol-
simbol atau semboyan tertentu.; 2) menjadi sumber motivasi, artinya ideologi dapat
memberi motivasi kepada seseorang, kelompok orang atau masyarakat untuk
mewujudkan cita-citanya, gagasan dan ide-idenya dalam kehidupan nyata., dan 3)
Menjadi sumber semangat dalam mendorong individu dan kelompok untuk berusaha
mewujudkan nilai-nilai yang terkadung di dalam ideologi itu sendiri serta untuk
menjawab dan menghadapi perkembangan global dan menjadi sumber insiparsi bagi
perjungan selanjutnya

Selaian sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Pancasila juga sebagai Keprinadian Bangsa. Ini
berati, sebagai halnya bendera merah putih sebagai ciri khas bangsa atau negara
Indonesia yang membedakan dengan bangsa atau negara lain, Pancasila juga merupakan
ciri khas bang Indonesia yang tercermin dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang
senantiasa selaras, serasi dan seimbang sesuai deng nilai-nilai Pancasila itu sendiri.

C. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Dalam
Kehidupan Sehari-Hari
Nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca
dan buku Sutasoma karangan Mpu Tantular adalah pelaksanaan kesusilaan yang lima
(Pancasila Karma), yaitu: 1) Tidak boleh melakukan kekerasan; 2) Tidak boleh mencuri; 3)
Tidak boleh berjiwa dengki: 4) Tidak boleh berbohong dan 5) Tidak boleh mabuk dan
minuman keras.

Dalam kehidupan kenegaraan Pancasila berisi cita-cita atau idealisme bangsa Indonesia
untuk menggapai masa depan. Ia (Pancasila) lahir dari nilai-nilai budaya dan religi bangsa
Indonesia yang sudah hidup berabad-abad lamanya. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila
harus menjiwai setiap tindakan dan perilaku warga negara dan pemerintah. Nilai-nilai
tersebut diantaranya:

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Ketuhana Yang Maha Esa, diantaranya:
1. percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
4. Tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain

Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab


Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, diantaranya:
1. Mengakui persamaan harkat (nilai manusia), derajat (kedudukan manusia), dan
martabat manusia (harga diri) sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa
2. Saling mencintai sesama manusia
3. Tidak semena-mena terhadap orang lain
4. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
5. Berani membela kebenaran dan keadilan
6. Menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusiaaan
7. Hormat mengormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Sila Persatuan Indonesia


Nilai-nilai yang terkadung dalam sila Persatuan Indonesia, diantaranya:
1. menempatkan persatuan, kesauan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
3. Cinta tanah air dan bangsa
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
5. Dalam masyarakat yang ber-Bhinneka Tunggal Ika harus dapat mengembangkan
pergaulan yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan
Nilai-nilai yang terkandung dalam Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, antara lain:
1. Tidak memaksakan suatu kehendak atau pendapat kepada orang lain.
2. Mengutamakan musyawarah atau kesepakatan bersama dalam mengambil keputusan
3. Musyawarah ataupun proses pengambilan keputusan dengan cara lainnya harus
diliputi oleh semangat kekeluargaan
4. Musyawarah ataupun proses pengambilan keputusan dengan cara lainnya harus
dilakukan dengan akal sehat
5. Warga negara harus memiliki itikad baik dan tanggung jawab untuk melaksanakan
suatu hasil musyawarah atau keputusan bersama
6. Keputusan yang diambil dalam musyawarah atau dengan cara lainnya harus dapat
dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa

Sila Kedilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Nilai-nilai yang terkadung dalam sila Kedilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, antara
lain:
1. Kekeluragaan dan kegotongroyongan
2. Bersikap adil
3. Menghormati hak orang lain, dan selalu berusaha menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajiban
4. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
5. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain
6. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan orang lain
7. Mengembangkan hidup sederhana, tidak bergaya hidup mewah, tidak bersikap boros
dan suka bekerja keras
8. Menghargai hasil karya orang lain

Lebih lengkap lagi, nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa dalam kehidupan sehari-hari sesungguhnya dapat ditemukan dalam Butir-butir
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Butir-butir P4 merupakan contoh
minimal implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
isi butir butir butir P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dapat dijadikan
bahan pembelajaran untuk dijadikan contoh dalam pengamalan atau implementasi nilai-
nilai Pancasila. Sebagai contoh minimal tentu setiap siswa, guru, maupun seluruh warga
Negara Indonesia dimungkinkan untuk mengembangkan contoh lain yang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dasar Pancasila itu sendiri.

Adapun isi butir butir P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) adalah
sebagai berikut
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10)Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Bagaimanakah mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara? Implementasi Pancasila berarti menjabarkan nilai-nilai Pancasila dalam
bentuk norma-norma, serta merealisasikannya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam implementasi ini, penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-
norma, dijumpai dalam bentuk norma hukum, kenegaraan, dan norma-norma moral.
Sedangkan realisasinya dikaitkan dengan tingkah laku semua warga negara dalam
masyarakat, serta seluruh aspek penyelenggaraan negara. Ada dua macam implementasi
Pancasila, yakni:

a. Implementasi Pancasila secara objektif


Adalah pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan negara, baik legislatif,
eksekutif, yudikatif maupun semua bidang kenegaraan lainnya. Konkritnya pelaksanaan
Pancasila dalam:
1) Hukum dan perundang-undangan.
2) Pemerintahan.
3) Politik dalam negeri dan luar negeri.
4) Pertahanan dan keamanan.
5) Kesejahteraan.
6) Kebudayaan.
7) Pendidikan dan sebagainya.

b. Implementasi Pancasila secara subjektif


Implementasi Pancasila secara subjektif adalah pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam
setiap pribadi, perseorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk,
setiap orang Indonesia. Pelaksanaan secara subjekif ini lebih berkaitan dengan norma-
norma moral.

Jika aktualisasi Pancasila yang subyektif ini telah tercapai, berarti nilai-nilai Pancasila telah
melekat dalam hati sanubari bangsa Indonesia, dan yang demikian itu disebut dengan
kepribadian Pancasila. Dengan demikian, maka bangsa Indonesia telah memiliki suatu ciri
khas, sehingga bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa lainnya. Pelaksanaan Pancasila
yang subjektif lebih penting artinya jika dibandingkan dengan pelaksanaan Pancasila yang
objektif. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan Pancasila secara subjektif ini merupakan
persyaratan keberhasilan pelaksanaan Pancasila secara objektif.

D. Membiasakan Perilaku sesuai Nilai-nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan


Contoh pengamalan Pancasila dalam lingkungan keluarga, antara lain:
1. Anak harus berbakti kepada orang tua
2. Orang tua harus menyayangi dan mendidik anak-naknya
3. Selalu beribadah tepat waktu
4. Saling menghormati antar sesama anggota keluarga
5. Saling menyayangi dan melindungi anggota keluarga
6. Saling membantu antar anggota keluarga
7. Bersikap adil di antar anggota keluarga
8. Mengerjakan tugas rumah bersama-sama
9. Ikut bermusyawarah bersama anggota keluarga
10. Selalu menjaga nama baik keluarga

Contoh pengamalan Pancasila dalam lingkungan sekolah, antara lain:


1. Menghormati teman yang berbeda agama
2. Selalu rukun walaupun dengan teman yang berbeda agama
3. Menjalankan perintah agama masing-masing
4. Melakukan kewajiban sebagai seorang siswa
5. Menolong teman yang kesusahan
6. Belajar dengan giat agar dapat membanggakan nama baik sekolah .
7. Segala suatu hal yang diperdebatkan langsung diselesaikan dengan cara
musyawarah
8. Tidak memaksakan kehendak dalam berdiskusi
9. Bergotong royong dalam membersihkan lingkungan sekolah
10. Bersikap adil dalam membagi sesuatu kepada temen

Contoh pengamalan Pancasila dalam Lingkungan Masyarakat, antara lain:


1. Menghormati anggota masyarakat lain yang berbeda agama dengan kita
2. Tidak mengganggu anggota masyarakat yang sedang melakukan ibadah
3. Tidak mengejek / mencela antar anggota atau kelompok masyarkat
4. Tidak membeda-bedakan anggota masyarakat dalam pergaulan
5. Tolong menolong antara anggota masyarakat
6. Ikut serta dalam kegiatan kemasyarakat
7. Mengembangan musyawarah untuk mengambil keputusan bersama
8. Ikut serta menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan
9. Bersikap adil jika mendapat tugas membagi sesuatu untuk masyarakat
10. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan pemerintah

Bab 2
Menumbuhkan Kesadaran Terhadap UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
A.Kedudukan dan Makna Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1. Kedudukan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan tertinggi di atas undang-undang
lainnya.Hal ini UUD 1945 merupakan hukum dasar berbentuk tertulis dan menjadi dasar
sumber hukum bagi seluruh peraturan-peraturan yang ada di Indonesia.

2. Hubungan Pembukaan dan Proklamasi Kemerdekaan


Hubungan pembukaan dan proklamasi kemerdekaan amatlah rekat.Sebab pada dasarnya
pembukaan UUD Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan
uraian terperinci dari Proklamasi Kemerdekaan.

3. Pembukaan Memuat Pokok Kaidah Negara yang Fundamental


Pembukaan UUD merupakan pokok kaidah negara yang fundamental.Pokok kaidah
fundamental yang terdapat dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 antara lain, yaitu:

Pokok-pokok pikiran yang diciptakan dan diwujudkan dalam pasal-pasal UUD,


Pengakuan kemerdekaan hak segala bangsa,
Cita-cita nasional,
Pernyataan kemerdekaan,
Tujuan negara,
Kedaulatan rakyat,
Dasar negara Pancasila.
4. Makna Alinea Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
a. Alinea Pertama

Alinea pertama mengandung makna dalil objektif dan dalil subjektif.

c. Alinea Kedua

Alinea kedua mengandung makna perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat
yang menentukan.

d. Alinea Ketiga

Alinea ketiga memuat bahwa kemerdekaan didorong oleh motivasi spiritual,


yaitukemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia merupakan berkat rahmat
AllahYang Mahakuasa.
e. Alinea Keempat

Alinea keempat mengandung tujuan negara, bentuk negara, dan dasar negara.

B. Kedudukan dan Fungsi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


1. Kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kedudukan UUD 1945 merupakan hukum dasar yang tertulis.Sebagai hukum dasar, UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berkedudukan sebagai sumber hukum dan
merupakan hukum dasar yang menempati kedudukan tertinggi.

2. Sifat dan Fungsi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
a. Sifat UUD 1945

Tertulis
Singkat dan supel
Memuat norma-norma
Merupakan peraturan hukum positif yang tertinggi
b. Fungsi UUD 1945

Alat kontrol
Pengatur
Penentu
C. Peraturan Perundang-Undangan dalam Sistem Hukum Nasional
Setiap bangsa yang merdeka akan membentuk suatu pola kehidupan berkelompokyang
dinamakan negara. Pola kehidupankelompok dalam bernegara perlu diatur dalamsuatu
naskah.Naskah aturan hukum yangtertinggi dalam kehidupan Negara RepublikIndonesia
dinamakan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945 danperaturan
perundangan lainnya.

Kepatuhanwarga negara terhadap UUD 1945 akan mengarahkan pada kehidupan yang
tertib dan teratur.Sebaliknya, jika UUD 1945 tidak dipatuhi maka kehidupan bernegara
akan mengarah pada ketidakharmonisan.
E. Melaksanakan dan Mempertahankan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pelaksanaan UUD 1945 dilakukan dengan tidak mengubah Pembukaannya.Selain itu yang
tidak kalah penting adalah melaksanakan pasal-pasal UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Setiap lembaga
negara, lembaga masyarakat, dan setiap warga negara wajib melaksanakan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Bab 3
Memaknai Peraturan Perundang-undangan
Hukum senantiasa ada dalam kehidupan masyarakat.Hukum itu mengikat seluruhanggota
masyarakat.Dalam hidup bernegara, hukum menjadi alat untuk menciptakan ketertiban
dankeadilan. Suatu masyarakat/negara pastilah hidupnya akan kacau apabila hukumtidak
dilaksanakan oleh masyarakat tersebut.

A.Makna Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan diIndonesia


1.Pengertian Peraturan Perundang-undangan Nasional
Negara Indonesia adalah negara hukum sebagaimana dinyatakan dalam UUD
NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 pasal 1 ayat (3) ”Negara Indonesia adalah Negara
hukum”. Hukum sendiri ada yang tertulis dan tidak tertulis.Salah satu contoh hukum
tertulis adalah peraturan perundang-undangan nasional.Peraturan perundang-undangan
nasional sendiri adalah peraturan tertulis yang telah dibuat oleh lembaga yang
berwenang.

2.Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia


Tata urutan peraturan perundang-undangan mengandung makna bahwa
peraturanperundang-undangan yang berlaku memiliki hierarki atau tingkatan. Peraturan
yangsatu memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan peraturan yang lain.

Jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia sesuai pasal 7 UU Nomor


12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan Presiden (Perpres)
Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi)
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota (Perda Kabupaten/Kota)
B. Proses Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Secara historis,UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disusun oleh Badan Penyelidik
UsahaPersiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan ditetapkan oleh Panitia
PersiapanKemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat


Ketika MPRS dan MPR masih berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara salahsatu
produk hukum MPR adalah Ketetapan MPR.Ketetapan MPR adalah putusanmajelis yang
memiliki kekuatan hukum mengikat ke dalam dan ke luar majelis.Mengikat ke dalam
berarti mengikat kepada seluruh anggota majelis. Mengikat keluar berarti setiap warga
negara, lembaga masyarakat dan lembaga negara terikatoleh Ketetapan MPR.

3. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU)


Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRdengan
persetujuan bersama presiden.PERPU adalah peraturan yang ditetapkan oleh presiden
dalam hal ihwal kegentinganyang memaksa.Undang-Undang dan PERPU memiliki
kedudukan yang sederajat.Proses pembuatan undang-undang apabila rancangan
diusulkan oleh DPR sebagai berikut.

a. DPR mengajukan rancangan undang-undang secara tertulis kepada presiden.

b. Presiden menugasi menteri terkait untuk membahas rancangan undang-undang

Bersama DPR.
c. Apabila disetujui bersama oleh DPR dan presiden, selanjutnya rancangan
undangundang disahkan oleh presiden menjadi undang-undang

4. Peraturan Pemerintah (PP)


Peraturan pemerintah adalah peraturan perundangan-undangan yang ditetapkanoleh
presiden untuk melaksanakan Undang-Undang sebagaimana mestinya.Tahapan
penyusunan Peraturan Pemerintah sebagai berikut.

a. Tahap perencanaan rancangan Peraturan Pemerintah (PP) disiapkan oleh


kementerian dan/atau lembaga pemerintah bukan kementerian sesuai dengan

Bidang tugasnya.

b. Tahap penyusunan rancangan PP, dengan membentuk panitia antarkementerian

Dan/atau lembaga pemerintah bukan kementerian.

c. Tahap penetapan dan pengundangan PP ditetapkan oleh kemudian diundangkan


oleh Sekretaris Negara.

5. Peraturan Presiden (Perpres)


Peraturan Presiden adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan olehPresiden
untuk menjalankan perintah peraturan perundang-undangan yang lebihtinggi atau dalam
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.

Proses penyusunan Peraturan Presiden ditegaskan dalam pasal 55 UU Nomor

12 Tahun 2011, yaitu sebagai berikut.

a. Pembentukan panitia
b. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan
Presiden

c. Pengesahan dan penetapan oleh presiden.

6. Peraturan Daerah Provinsi


Peraturan Daerah (Perda) Provinsi adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk
oleh DPRD provinsi dengan persetujuan bersama gubernur.

Proses penyusunan Peraturan Daerah Provinsi sesuai UU Nomor 12 Tahun 2011 sebagai
berikut.

a. Rancangan Perda Provinsi dapat diusulkanoleh DPRD Provinsi atau Gubernur.

b. Apabila rancangan diusulkan oleh DPRD Provinsi, proses penyusunan adalah


sebagai berikut.

DPRD Provinsi mengajukan rancangan perda kepada gubernur secara tertulis.


DPRD Provinsi bersama gubernur membahas Rancangan perda Provinsi.
Apabila memperoleh persetujuan bersama, Rancangan Perda disahkan olehgubernur
menjadi Perda Provinsi.
c. Apabila rancangan diusulkan oleh Gubernur, proses penyusunan adalah
sebagaiberikut.

Gubernur mengajukan Rancangan Perda kepada DPRD Provinsi secara tertulis


DPRD Provinsi bersama gubernur membahas Rancangan Perda Provinsi
Apabila memperoleh persetujuan bersama, Rancangan Perda disahkan olehgubernur
menjadi Perda Provinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota adalah peraturan perundangundangan yang
dibentuk oleh DPRD Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersamabupati/walikota.
Adapun penyusunan Perda Kabupaten/Kota sama dengan mekanisme penyusunan Perda
Provinsi. Hanya saja gubernur diganti oleh bupati/walikota, dan DPRD Provinsi diganti
oleh DPRD Kabupaten/Kota.

C. Menampilkan Sikap Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan


Sebagai warga Negara yang baik, tentu wajib untuk patuh terhadap peraturan yang
ada.Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan nasional berkaitan dengan

Terbentuknya kesadaran hukum setiap warga negara. Kesadaran hukum warga negara

Dapat diukur dari beberapa indikator berikut:

Pengetahuan Hukum
Pemahaman Kaidah-Kaidah Hukum
Sikap terhadap Norma-Norma Hukum
Perilaku Hukum

Bab 4
Semangat Kebangkitan Nasional Tahun 1908
A.Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908
Kondisi bangsa Indonesia saat itu sedang dijajah oleh Belanda.Penjajahan Belanda di
Indonesia sendiri dimulai sejak didirikannya VereenigdeOost-Indische Compagnie (VOC)
pada tanggal 20 Maret 1602.SejakVOC berdiri, penderitaan rakyat Indonesia terjadi dalam
berbagai segikehidupan.

B.Perintis Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan KemerdekaanRepublik Indonesia


Bangsa Indonesia mulai bangkit pada tahun 1908.Kebangkitan iniditandai dengan
berdirinya Boedi Oetomo (Budi Utomo).Boedi Oetomo (Budi Utomo) didirikan oleh dr.
Soetomo pada tanggal20 Mei 1908. Pendirian Budi Utomo tidak terlepas dari penggagas
ataupendorong lahirnya Boedi Oetomo yaitu dr. Wahidin Soedirihusodo. Berdirinya Budi
Utomo akhirnya mendorong bermunculannya organisasi pemuda yang bergerak untuk
kebangkitan nasional.
C. Mewujudkan Persatuan dan Kebanggaan sebagai Bangsa WujudNilai Kebangkitan
Nasional
1. Mewujudkan Persatuan Indonesia
Persatuan dapat diartikan sebagai perkumpulan dariberbagai komponen yang
membentuk menjadi satu.Adapun dalam konteks persatuan Indonesia, maka didefinisikan
sebagai bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan
yangutuh dan serasi.

Adapun tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol
ialah sebagai berikut:

Perasaan senasib
Kebangkitan nasional
Sumpah pemuda
Proklamasi Kemerdekaan
2. Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia
Sebagai rakyat Indonesia, maka sebagai pelajar harus bangga menjadi bagian Bangsa
Indonesia. Sebab persatuan sebagaibangsa tidak akan kuat apabila kitatidak memiliki
kebanggan terhadap Indonesia.

Setidaknya ada beberapa keunggulan Indonesia yang dapat dibanggakan:

Wilayah darat dan laut Indonesia sangat luas. Hal ini menjadi modal bagi
Kesejahteraan bangsa Indonesia.
Tanahnya amat subur dan kaya akan sumber alam dengan matahari yang bersinar
Sepanjang tahun.
Keindahan alam Indonesia tidak disangsikan lagi. Keanekaragaman flra dan
Faunanya membuat bangsa Indonesia juga sering dikunjungi oleh bangsa-bangsa
Lain.
Bab 5
Sumpah Pemuda dalam Bingkai BhinnekaTunggal Ika
A. Arti dan Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik
Indonesia
Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari pemuda-pemudi Indonesia yang
mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa.Sumpah Pemuda dibacakan
pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II di Jakarta.

Sumpah Pemuda merupakan babak baru bagi perjuangan bangsa Indonesiakarena


perjuangan yang bersifat lokal kedaerahan berubah menjadi perjuangan yangbersifat
nasional.Para pemuda sadar bahwa perjuangan yang bersifat lokal adalahsia-sia.Mereka
juga sadar bahwa hanya dengan persatuan dan kesatuan cita-citakemerdekaan dapat
diraih.

1. Peran Perjuangan Pemuda dalam Organisasi Kepemudaan


Beberapa organisasi pemuda yang berjuang untuk perubahan antara lain:

Trikoro Darmo
Jong Sumateranen Bond
Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Celebes
2. Arti dan Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan KemerdekaanRepublik
Indonesia
Momen Sumpah Pemuda memiliki arti yang begitu penting dalam perjuangann
kebangsaan.Sumpah pemuuda menggerakkan para pemuda untuk meraih kemerdekaan
bangsa Indonesia sebagai sebuah negara. Sumpah Pemuda telah menjadi jiwa dan
semangat yang terus terpatri dalam hati sanubari para pemuda

Semangat Sumpah Pemuda dapat dijabarkan dalam nilai-nilai berikut ini:

Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu,Tanah Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu,Bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan,Bahasa Indonesia.
B. Memaknai Semangat Kejuangan Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan
Republik Indonesia
Dari momen Sumpah Pemuda ini ada beberapa nilai semangat perjuangan yang mesti
ditiru oleh para pelajar. Antara lain,

Cinta Bangsa dan Tanah Air


Persatuan
Sikap Rela Berkorban
Mengutamakan Kepentingan Bangsa
Dapat Menerima dan Menghargai Perbedaan
Semangat Persaudaraan
Meningkatkan Semangat Gotong Royong atau Kerja Sama
C. Nilai Semangat Sumpah Pemuda Masa Sekarang
Perjuangan pemuda di masa lalu, tentulah berbeda dengan perjuangan generasimuda
zaman sekarang.Pemuda zaman sekarang hidup dengan aman dan bebas, tidakada
tekanan dan peperangan.

Sebagai bentuk penghormatan kepada parah pahlawan, para pemuda mesti mengisi
kemerdekaan ini dengan melakukan hal-hal yang positif.Kegiatan positif pemuda
terutama pelajar di samping giat belajar di antaranyamengikuti kegiatan memupuk rasa
cinta tanah air dan patriot bangsa seperti aktifdi organisasi sekolah, seperti PMR, OSIS,
Pramuka, Paskibra.

Bab 6
Memperkuat Komitmen Kebangsaan
A. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Pendiri Negara
Para pendiri negara memiliki semangat dan komitemen yang kuat dalam membuat
perubahan.Perubahan disini maksudnya adalah merubah Indonesia dari negara
terjajahmenjadi negara yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia.

Ir Soekarno misalnya, beliau pernah dipenjara, dibuang, dan hidup dalam


penderitaan.Meskipun demikian semangat dan tekad beliau tidak pernah surut demi
kebangkitan dan kemerdekaan Indonesia.
Semangat dan komitmen kebangsaan bukan hanya ditunjukkan oleh Ir Soekarno.Banyak
tokoh pendiri negara lainnya yang memiliki semangat dankomitmen kebangsaan yang
kuat.

B.Bentuk-Bentuk Semangat dan Komitmen Kebangsaan yangDitunjukkan Pendiri Negara


Bentuk semangat yang bisa ditiru oleh para pelajar selaku generasi penerus adalah:

Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa


Jiwa dan semangat merdeka
Nasionalisme
Patriotisme
Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka
Pantang mundur dan tidak kenal menyerah
Persatuan dan kesatuan
Anti penjajah dan penjajahan
Percaya kepada diri sendiri dan atau percaya kepadakekuatan dan kemampuan sendiri
Percaya kepada hari depan yang gemilang dari bangsanya
Idealisme kejuangan yang tinggi
Berani, rela dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa, dan negara
Kepahlawanan
Sepi ing pamrih rame ing gawe
Kesetiakawanan, senasib sepenanggungan, dan kebersamaan
Disiplin yang tinggi
Ulet dan tabah menghadapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, dangangguan
B. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Satu Kesatuan
Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan”Negara
Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”Kesatuan itu dapat dipandang
dari 4 segi, yaitu.

Indonesia sebagai Satu Kesatuan Politik


Indonesia sebagai Satu Kesatuan Wilayah
Indonesia sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan Keamanan
Indonesia sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
Indonesia sebagai Satu Kesatuan Sosial dan budaya
D.Mewujudkan Perilaku Semangat dan Komitmen Kebangsaandalam Kehidupan
Permasalahan bangsa ke depan makin komplek baik dari ideologi, sosial, ekonomimaupun
pertahanan keamanan.Karenanya Setiap jiwa yang lahir di bumi pertiwiharus mempunyai
peranan untuk ikut berkontribusi memajukan bangsa sesuaidengan jabatan dan
kompetensinya.Sebagai pelajar, untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan
RepublikIndonesia, diperlukan sikap-sikap berikut.

Cinta Tanah Air


Membina Persatuan dan Kesatuan
Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI
Rela Berkorban

Anda mungkin juga menyukai