Untuk mengetahui makna Pancasila sebagai dasar Negara Dasar kita harus mengetahui
makna dari dasar Negara itu sendiri. Dasar negara dapat berupa suatu falsafah yang dapat
merangkum atau menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesia
yang merdeka. Dasar negara merupakan fondasi atau landasan yang kuat dan kokoh serta
tahan terhadap segala gangguan, hambatan maupun rintangan dari dalam maupun dari
luar, sehingga bangunan gedung di atasnya dapat berdiri dengan kokoh dan kuat.
Bangunan itu ialah Negara Republik Indonesia yang ingin mewujudkan suatu masyarakat
yang adil dan makmur.
Adapun sejarah perumusan Pancasila sebagai dasar Negara dapat diamati dari sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Istilah
Pancasila kembali mencuat ke permukaan menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Pada sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
yang pertama tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno dalam pidatonya mengatakan “ ...
namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman
kita ahli bahasa, namanya Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar
itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.” Setelah berakhirnya sidang
BPUPKI tersebut dibentuklah Panitia Sembilan yang pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil
merumuskan “Piagam Jakarta”.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) menetapkan rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia sebagaimana terdapat Pembukaan UUD 1945, alinea IV dengan urutan sebagai
berikut:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai
dasar (fundamen) untuk mengatur pemerintah negara atau sebagai dasar untuk mengatur
penyelengaraan negara. Dengan demikian Pancasila merupakan kaidah negara yang
fundamental, yang berarti hukum dasar baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dan
semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara Republik Indonesia
harus bersumber dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental.
Dapat Kamu bayangkan apabila Negara kita tidak memiliki dasar Negara, tentunya
penyelenggaraan Negara tidak memiliki pegangan atau pedoman yang kuat sehingga
setiap warga Negara akan memiliki pegangan atau pedoman tersediri yang pada ujung-
ujungnya akhir melahirkan perpecahan.
Pancasila sebagai dasar negara berarti Pancasila menjadi dasar atau pedoman dalam
penyelenggaraan negara. Seandainya negara adalah sebuah bangunan, maka Pancasila
sebagai fondasi yang nantinya akan dijadikan tempat berpijak bangunan-bangunan
berikutnya. Dengan demikian, Pancasila dijadikan dasar dan tonggak dalam pembuatan
segala peraturan perundang-undangan negara serta berbagai peraturan lainnya yang
mengatur di berbagai bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan,
maupun pertahanan dan keamanan.
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV dengan jelas dinyatakan bahwa Pancasila
adalah dasar negara. Dengan demikian Pancasila merupakan nilai dasar yang normatif
terhadap seluruh penyelenggaraan Negara Republik Indonesia. Dengan perkataan lain
Pancasila merupakan dasar falsafah negara atau ideologi negara, karena memuat norma-
norma yang paling mendasar untuk mengukur dan menentukan keabsahan bentuk-bentuk
penyelenggaraan negara serta kebijaksanaan-kebijaksanaan penting yang diambil dalam
proses pemerintahan
Penegasan fungsi Pancasila sebagai dasar Negara dan sumber hukum juga dapat
ditemukan dalam UU Keormasan Tahun 1985, yaitu UU No. 5 Tahun 1985 tentang
keharusan semua kekuatan politik mencantumkan Pancasila sebagai satu-satunya asas
dalam anggaran dasarnya. Selain itu. UU No.8 Tahun 1985 juga mengharuskan semua
organisasi sosial kemasyarakatan mencantumkan Pancasila sebagai satu-satunya
asas.Berdasarkan kedua Undang-undang tersebut, Pancasila tidak hanya dianggap sebagai
dasar negara, tetapi juga sebagai Anggaran Dasar (AD bagi seluruh organisasi politik,
kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.
Berdasar uraian di atas, manfaat utama dijadikannya pancasila sebagai dasar Negara
adalah untuk memberi pedoman bagi bangsa dan negara untuk mencapai tujuannnya
melalui berbagai realisasi pembangunan serta menjadi alat pemersatu, artinya Pancasila
dapat mempersatukan orang dari berbagai agama, suku bangsa, ras dan golongan.
Selain sebagi dasar negara, Pancasila juga sebagai ideologi Negara Kesatuan Republik
Indoesia. Pancasila sebagai ideologi Pancasila mengandung penegrtian bahwa Pancasila
merupakan ajaran, gagasan, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya dan
dijadikan pandangan hidup bangsa Indonesia dan menjadi pentunjuk dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Dengan demikian ideologi Pancasila merupakan ajaran, doktrin, teori dan/atau ilmu
tentang cita-cita (ide) bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya dan disusun secara
sistematis serta diberi petunjuk dengan pelaksanaan yang jelas.
Pancasila sebagai tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 memenuhi persyaratan sebagai
suatu ideologi, karena Pancasila memuat ajaran, doktrin dan atau gagasan (ide) bangsa
Indonesia yang di yakini kebenarannya dan disusun secara sistematis dan diberi petunjuk
pelaksanaannya.
Sebagai ideologi negara, Pancasila berperan sebagai ideologi terbuka. Ideologi terbuka
mengandung pengertian ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman
yang ditandai adanya dinamika secara internal. Keterbukaan ideologi Pancasila terutama
dalam penerapannya yang berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia
modern.
Dalam implementasinya Pancasila mengandung tiga tingkat nilai, yaitu nilai dasar yang
tidak berubah yakni lima sila Pancasila, nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan
nilai dasar yang dapat berubah sesuai dengan keadaan, dan nilai praksis berupa
pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya. Sekalipun demikian, perwujudan ataupun
pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai praksis harus tetap mengandung jiwa
dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila selalu dijunjung
tinggi oleh setiap warga masyarakat, karena pandangan hidup Pancasila berakar pada
budaya dan pandangan hidup masyarakat Indonesia. Pandangan hidup yang ada dalam
masyarakat Indonesia menjelma menjadi pandangan hidup bangsa yang dirintis sejak
jaman Sriwijaya hingga Sumpah Pemuda 1928. Kemudian diangkat dan dirumuskan oleh
para pendiri negara ini serta disepakati dan ditentukan sebagai dasar negara Republik
Indonesia. Dalam pengertian yang demikian, maka Pancasila selain sebagai pandangan
hidup negara, sekaligus juga sebagai ideologi negara.
Pandangan hidup yang dimiliki bangsa Indonesia bersumber pada akar budaya dan nilai-
nilai religius sebagai keyakinan bangsa Indonesia, maka dengan pandangan hidup yang
diyakini inilah bangsa Indonesia dapat dan mampu memandang dan memecahkan
masalah yang dihadapi secara tepat. Pandangan hidup bagi suatu bangsa mempunyai arti
menuntun, sebab dengan pandangan hidup yang dipegang teguh maka bangsa tersebut
memiliki landasan fundamental yang menjadi pegangan dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi.
Dengan pandangan hidup yang jelas, bangsa Indonesia akan memiliki pegangan dan
pedoman bagaimana mengenal serta memecahkan berbagai masalah politik, sosial
budaya, ekonomi, hukum dan persoalan lainnya dalam gerak masyarakat yang semakin
maju. (Kaelan. 2000: 197).
Sebagai pandangan hidup bangsa, di dalam Pancasila terkandung konsep dasar kehidupan
yang dicita-citakan serta dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan
yang dianggap baik. Oleh karena itulah Pancasila harus menjadi pemersatu bangsa yang
tidak boleh mematikan keanekaragaman yang ada sebagai Bhinneka Tunggal Ika. Dengan
demikian Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan
kekuatan rohaniah bagi tingkah laku hidup sehari-hari dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa maka segala daya upaya bangsa Indonesia dalam membangun dirinya akan
terarah sesuai garis pedoman dari pandangan hidup bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara dapat disebut pula sebagai
ideologi bangsa dan negara. Sebagai ideologi, Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat
istiadat, kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia. Ideologi memiliki arti pengetahuan tentang ide-ide. Di samping
memiliki arti pengetahuan tentang ide-ide, ideologi juga mencakup arti pengertian-
pengertian dasar, gagasan-gagasan dan cita-cita. Di dalam perkembangannya ideologi
memiliki arti yang berbeda-beda, seperti misalnya Karl Marx mengartikan ideologi sebagai
pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas
sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi. (Kaelan. 2000: 201). Gunawan
Setiardja (1993:19) mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang
manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
Berdasar uraian di atas, manfaat dijadikannya pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
antara lain untuk 1) mengatasi berbagai konflik atau ketegangan sosial, artinya ideologi
dapat meminimalkan berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat dengan simbol-
simbol atau semboyan tertentu.; 2) menjadi sumber motivasi, artinya ideologi dapat
memberi motivasi kepada seseorang, kelompok orang atau masyarakat untuk
mewujudkan cita-citanya, gagasan dan ide-idenya dalam kehidupan nyata., dan 3)
Menjadi sumber semangat dalam mendorong individu dan kelompok untuk berusaha
mewujudkan nilai-nilai yang terkadung di dalam ideologi itu sendiri serta untuk
menjawab dan menghadapi perkembangan global dan menjadi sumber insiparsi bagi
perjungan selanjutnya
Selaian sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Pancasila juga sebagai Keprinadian Bangsa. Ini
berati, sebagai halnya bendera merah putih sebagai ciri khas bangsa atau negara
Indonesia yang membedakan dengan bangsa atau negara lain, Pancasila juga merupakan
ciri khas bang Indonesia yang tercermin dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang
senantiasa selaras, serasi dan seimbang sesuai deng nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
C. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Dalam
Kehidupan Sehari-Hari
Nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca
dan buku Sutasoma karangan Mpu Tantular adalah pelaksanaan kesusilaan yang lima
(Pancasila Karma), yaitu: 1) Tidak boleh melakukan kekerasan; 2) Tidak boleh mencuri; 3)
Tidak boleh berjiwa dengki: 4) Tidak boleh berbohong dan 5) Tidak boleh mabuk dan
minuman keras.
Dalam kehidupan kenegaraan Pancasila berisi cita-cita atau idealisme bangsa Indonesia
untuk menggapai masa depan. Ia (Pancasila) lahir dari nilai-nilai budaya dan religi bangsa
Indonesia yang sudah hidup berabad-abad lamanya. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila
harus menjiwai setiap tindakan dan perilaku warga negara dan pemerintah. Nilai-nilai
tersebut diantaranya:
Lebih lengkap lagi, nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa dalam kehidupan sehari-hari sesungguhnya dapat ditemukan dalam Butir-butir
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Butir-butir P4 merupakan contoh
minimal implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
isi butir butir butir P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dapat dijadikan
bahan pembelajaran untuk dijadikan contoh dalam pengamalan atau implementasi nilai-
nilai Pancasila. Sebagai contoh minimal tentu setiap siswa, guru, maupun seluruh warga
Negara Indonesia dimungkinkan untuk mengembangkan contoh lain yang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dasar Pancasila itu sendiri.
Adapun isi butir butir P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) adalah
sebagai berikut
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
3. Persatuan Indonesia
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Jika aktualisasi Pancasila yang subyektif ini telah tercapai, berarti nilai-nilai Pancasila telah
melekat dalam hati sanubari bangsa Indonesia, dan yang demikian itu disebut dengan
kepribadian Pancasila. Dengan demikian, maka bangsa Indonesia telah memiliki suatu ciri
khas, sehingga bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa lainnya. Pelaksanaan Pancasila
yang subjektif lebih penting artinya jika dibandingkan dengan pelaksanaan Pancasila yang
objektif. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan Pancasila secara subjektif ini merupakan
persyaratan keberhasilan pelaksanaan Pancasila secara objektif.
Bab 2
Menumbuhkan Kesadaran Terhadap UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
A.Kedudukan dan Makna Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1. Kedudukan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan tertinggi di atas undang-undang
lainnya.Hal ini UUD 1945 merupakan hukum dasar berbentuk tertulis dan menjadi dasar
sumber hukum bagi seluruh peraturan-peraturan yang ada di Indonesia.
c. Alinea Kedua
Alinea kedua mengandung makna perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat
yang menentukan.
d. Alinea Ketiga
Alinea keempat mengandung tujuan negara, bentuk negara, dan dasar negara.
2. Sifat dan Fungsi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
a. Sifat UUD 1945
Tertulis
Singkat dan supel
Memuat norma-norma
Merupakan peraturan hukum positif yang tertinggi
b. Fungsi UUD 1945
Alat kontrol
Pengatur
Penentu
C. Peraturan Perundang-Undangan dalam Sistem Hukum Nasional
Setiap bangsa yang merdeka akan membentuk suatu pola kehidupan berkelompokyang
dinamakan negara. Pola kehidupankelompok dalam bernegara perlu diatur dalamsuatu
naskah.Naskah aturan hukum yangtertinggi dalam kehidupan Negara RepublikIndonesia
dinamakan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945 danperaturan
perundangan lainnya.
Kepatuhanwarga negara terhadap UUD 1945 akan mengarahkan pada kehidupan yang
tertib dan teratur.Sebaliknya, jika UUD 1945 tidak dipatuhi maka kehidupan bernegara
akan mengarah pada ketidakharmonisan.
E. Melaksanakan dan Mempertahankan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pelaksanaan UUD 1945 dilakukan dengan tidak mengubah Pembukaannya.Selain itu yang
tidak kalah penting adalah melaksanakan pasal-pasal UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Setiap lembaga
negara, lembaga masyarakat, dan setiap warga negara wajib melaksanakan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Bab 3
Memaknai Peraturan Perundang-undangan
Hukum senantiasa ada dalam kehidupan masyarakat.Hukum itu mengikat seluruhanggota
masyarakat.Dalam hidup bernegara, hukum menjadi alat untuk menciptakan ketertiban
dankeadilan. Suatu masyarakat/negara pastilah hidupnya akan kacau apabila hukumtidak
dilaksanakan oleh masyarakat tersebut.
Bersama DPR.
c. Apabila disetujui bersama oleh DPR dan presiden, selanjutnya rancangan
undangundang disahkan oleh presiden menjadi undang-undang
Bidang tugasnya.
a. Pembentukan panitia
b. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan
Presiden
Proses penyusunan Peraturan Daerah Provinsi sesuai UU Nomor 12 Tahun 2011 sebagai
berikut.
Terbentuknya kesadaran hukum setiap warga negara. Kesadaran hukum warga negara
Pengetahuan Hukum
Pemahaman Kaidah-Kaidah Hukum
Sikap terhadap Norma-Norma Hukum
Perilaku Hukum
Bab 4
Semangat Kebangkitan Nasional Tahun 1908
A.Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908
Kondisi bangsa Indonesia saat itu sedang dijajah oleh Belanda.Penjajahan Belanda di
Indonesia sendiri dimulai sejak didirikannya VereenigdeOost-Indische Compagnie (VOC)
pada tanggal 20 Maret 1602.SejakVOC berdiri, penderitaan rakyat Indonesia terjadi dalam
berbagai segikehidupan.
Adapun tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol
ialah sebagai berikut:
Perasaan senasib
Kebangkitan nasional
Sumpah pemuda
Proklamasi Kemerdekaan
2. Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia
Sebagai rakyat Indonesia, maka sebagai pelajar harus bangga menjadi bagian Bangsa
Indonesia. Sebab persatuan sebagaibangsa tidak akan kuat apabila kitatidak memiliki
kebanggan terhadap Indonesia.
Wilayah darat dan laut Indonesia sangat luas. Hal ini menjadi modal bagi
Kesejahteraan bangsa Indonesia.
Tanahnya amat subur dan kaya akan sumber alam dengan matahari yang bersinar
Sepanjang tahun.
Keindahan alam Indonesia tidak disangsikan lagi. Keanekaragaman flra dan
Faunanya membuat bangsa Indonesia juga sering dikunjungi oleh bangsa-bangsa
Lain.
Bab 5
Sumpah Pemuda dalam Bingkai BhinnekaTunggal Ika
A. Arti dan Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik
Indonesia
Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari pemuda-pemudi Indonesia yang
mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa.Sumpah Pemuda dibacakan
pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II di Jakarta.
Trikoro Darmo
Jong Sumateranen Bond
Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Celebes
2. Arti dan Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan KemerdekaanRepublik
Indonesia
Momen Sumpah Pemuda memiliki arti yang begitu penting dalam perjuangann
kebangsaan.Sumpah pemuuda menggerakkan para pemuda untuk meraih kemerdekaan
bangsa Indonesia sebagai sebuah negara. Sumpah Pemuda telah menjadi jiwa dan
semangat yang terus terpatri dalam hati sanubari para pemuda
Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu,Tanah Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu,Bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan,Bahasa Indonesia.
B. Memaknai Semangat Kejuangan Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan
Republik Indonesia
Dari momen Sumpah Pemuda ini ada beberapa nilai semangat perjuangan yang mesti
ditiru oleh para pelajar. Antara lain,
Sebagai bentuk penghormatan kepada parah pahlawan, para pemuda mesti mengisi
kemerdekaan ini dengan melakukan hal-hal yang positif.Kegiatan positif pemuda
terutama pelajar di samping giat belajar di antaranyamengikuti kegiatan memupuk rasa
cinta tanah air dan patriot bangsa seperti aktifdi organisasi sekolah, seperti PMR, OSIS,
Pramuka, Paskibra.
Bab 6
Memperkuat Komitmen Kebangsaan
A. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Pendiri Negara
Para pendiri negara memiliki semangat dan komitemen yang kuat dalam membuat
perubahan.Perubahan disini maksudnya adalah merubah Indonesia dari negara
terjajahmenjadi negara yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia.