Anda di halaman 1dari 9

Rangkuman Bab 1 Materi PPKN Kelas 8 Kurikulum 2013 Revisi 2017.

Arti Kedudukan dan Fungsi Pancasila 

 Para pendiri Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 menyepakati
Dasar Negara adalah Pancasila.
 Istilah Pancasila itu sendiri menurut Darji Darmodihardjo, SH (1995: 3) sudah dikenal sejak zaman
Majapahit pada abad ke XIV, terdapat dalam buku Nagarakertagama karangan Prapanca dan
buku Sutasoma karangan Tantular.

 Istilah Pancasila dalam ocial Sansekerta, asal kata panca (lima) dan sila (sendi,
asas),berarti batu sendi yang lima, juga berarti pelaksanaan kesusilaan yang lima
(Pancasila krama).

 Lebih lanjut dalam buku tersebut, Pancasila memiliki dua pengertian, yaitu berbatu sendi
yang lima dan pelaksanaan kesusilaan yang lima, yaitu:

dilarang melakukan kekerasan,

dilarang mencuri,

dilarang berjiwa dengki,

dilarang berbohong, dan

dilarang mabuk/minuman keras.

 Istilah Pancasila dalam kehidupan kenegaraan dikenalkan pertama kali oleh Ir. Soekarno
dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945.

 Menurut Ir. Soekarno, Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun
sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat.

 Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yaitu
falsafah bangsa Indonesia.

 Muhammad Yamin menjelaskan bahwa Pancasila berasal dari kata panca yang berarti
lima dan sila yang berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan
baik.

 Dengan demikian, Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan
tentang tingkah laku yang penting dan baik.

 Pancasila sejak tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan sebagai dasar negara sebagaimana
tertuang dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

 Secara umum fungsi dan peranan Pancasila menurut Tap MPR No. III/MPR/2000tentang
Sumber Hukum Nasional dan Tata Urutan Perundangan dinyatakan bahwa Pancasila
berfungsi sebagai dasar negara.
 Hal ini mengandung maksud bahwa Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan ketatanegaraan negara,yang meliputi bidang idiologi, politik, ekonomi,
ocial budaya, dan pertahanan keamanan.

Fungsi dan peranan Pancasila sebelumnya telah kita kenal sebagai: 

1) Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

 Pancasila sebagai jiwa bangsa berfungsi agar Indonesia tetap hidup dalam Jiwa
Pancasila.

 Setiap bangsa dan negara tentu memiliki jiwa.Dalam hal ini, Pancasila menjadi jiwa
Bangsa Indonesia.

 Pancasila sendiri telah ada sejak Bangsa Indonesia lahir, yaitu sejak Proklamasi
Kemerdekaan.

2) Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

 Pancasila sebagai pribadi bangsa Indonesia memiliki fungsi,yaitu sebagai hal yang
memberikan corak khas bangsa Indonesia dan menjadi pembeda yang membedakan
bangsa kita dengan bangsa yang lain.

3) Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum

 Pancasila sebagai sumber hukum berfungsi sebagai sumber hukum yang mengatur
segala hukum yang berlaku di Indonesia.

 Semua hukum harus tunduk dan bersumber dari Pancasila.

 Setiap hukum tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

 Dan setiap sila Pancasila merupakan nilai dasar,

 sedangkan hukum adalah nilai instrumental (penjabaran dari nilai dasar).

4) Pancasila sebagai Perjanjian Luhur

 Pancasila sebagai perjanjian luhur telah berfungsi dan disepakati melalui sidang Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945.

 Walaupun disahkannya Pancasila hanya oleh sebuah Panitia Persiapan Kemerdekaan


Indonesia,tetapi PPKI sebenarnya adalah suatu badan yang mewakili suara rakyat.
 Jadi, Pancasila merupakan hasil perjanjian bersama rakyat.

5) Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia

 Pancasila sebagai cita-cita bangsa memiliki fungsi,yaitu untuk menciptakan masyarakat


yang adil dan makmur.

6) Pancasila sebagai Satu-Satunya Asas dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

 Pancasila sebagai satu-satunya asas adalah sebagai konsekuensi ditetapkannya


Pancasila oleh bangsa Indonesia sebagai dasar negara dan juga merupakan perwujudan
melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen.

7) Pancasila sebagai Moral Pembangunan

 Pancasila dijadikan kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari
pembangunan.

RANGKUMAN KELAS 8 SEMESTER I

BAB I
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN  PANDANGAN HIDUP BANGSA

A. Hakekat Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup  Negara

 Sejarah Lahirnya  Pancasila sebagai Dasar dan Pandangan Hidup Negara

 Perkataan pancasila mula-mula terdapat dalam ajaran budha bersumber pada kitab suci Tri Pitaka yang
kesemuanya itu merupakan ajaran moral untuk mencapai surga. ajaran pancasila menurut Budha adalah
merupakan lima aturan (larangan) adapun isi lengkap larangan itu adalah :
jangan membunuh, 
jangan mencuri
jangan berbuat zina
jangan berkata bohong atau dilarang berdusta;
janganlah minum-minuman yang memabukkan.

 Pancasila juga tergambarkan dalam Kitab Sutasoma Karangan Empu Tantular dengan sebuah siloka 
“bhineka tunggal Ika tan hana darma mangrwa” artinya walau berbeda namun tetap satu jua.

 ada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945 BPUPKI bersidang membicarakan khusus mengenai rancangan
dasar negara atau ideologi negara untuk Indonesia merdeka nanti.
Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah
panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan
kepada sidang pleno BPUPKI.
Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal 22 juni 1945 berhasil merumuskan calon
Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”. Dimana di
dalamnya rumusan dasar negara indonesia.
Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 Juli 1945, salah satu hasil yang dicapai adalah mengesahkan
Piagam Jakarta sebagai preambul Hukum Dasar. Pada tanggal 9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan
acara utama (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambul nya dan (2) memilih Presiden
dan Wakil Presiden.

 Pancasila sebagai dasar Negara


 Pancasila sebagai dasar Negara adalah merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara.
 Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara adalah sebagai norma tertinggi dalam negera serta sebagai
sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan Negara Indonesia
 Arti penting pancasila sebagai dasar Negara adalah pancasila sebagai sumber tertib hukum di Indonesia.

 Pancasila Sebagai Pandangan hidup


 Pandangan Hidup (way of life), adalah kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh oleh bangsa Indonesia dan
diyakini kebenarannya serta melahirkan tekad untuk meujudkannya.
 Arti Penting  Pancasila sebagai pandangan hidup adalah suatu negara akan memiliki pegangan  dan
pedoman dalam memecahkan maslah politik, ekonomi, social dan budaya yang muncul.
 Kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup adalah  pancasila menjadi konsepsi dasar  tentang
kehidupan  yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.

 Nilai Pancasila dalam kitab Negara Kertagama  buatan pujangga Mpu Prapanca, yang berisi :
 Tidak boleh melakukan kekerasan (Ahimsa)
 Tidak boleh mencuri (Asetya)
 Tidak boleh berjiwa dengki (Indriyu nigraha)
 Tidak boleh bohong (amrsawada)
 Tidak boleh mabuk minuman keras/obat terlarang (dawa)

 Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai idiologi terbuka :


 Nilai dasar, merupakan sebuah nilai yang mendasar yang relatif tetap dan tidak berubah dan ini terdapat
dalam isi kelima sila dalam Pancasila.
 Nilai instrumen, ialah nilai dasar yang diuraikan secara lebih dinamis seperti dalam UUD 1945, maupun
perundang-undangan lainnya yang perlu diuraikan maknanya supaya lebih dipahami oleh masyarakat.
 Nilai praktis, merupakan perwujudan nilai instrumental dalam bentuk nyata di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Dalam perwujudannya nilai praktis bersifat abstrak,
misalnya saling menghormati, bekerjasama, dan kerukunan antar sesame

 Sikap positif pengamalan pancasila dapat diwujudkan  di berbagai lingkungan seperti keluarga, sekolah
masyarakat dan Negara.
BAB II
MAKNA KEDUDUKAN DAN FUNGSI UUD 1945  DALAM SISTEM UNDANG-UNDANG NASIONAL

 Makna UUD 1945


 UUD 1945 sebagai Hukum dasar (Konstitusi)
 Kata Konstitusi  beasal bahasa Latin: constitutio   bahasa inggri : Constution, bahasa Belanda : Constitute
 Konstitusi  adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang
membentuk mengatur /memerintah dalam pemerintahan suatu Negara
 Konstitusi Tertulis yaitu UUD
 Konstitusi tidak tertulis yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis, disebut konvensi.

 Pengertian UUD 1945 UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis yang mengikat pemerintah, lembaga-lembaga
negara, lembaga masyarakat, dan juga mengikat setiap warga negara Indonesia dimanapun mereka berada.

 Kedudukan UUD  1945 merupakan sumber hukum tertinggi dari keseluruhan produk hukum di Indonesia.

 Produk Hukum di Indonesia


UUD 1945 4)     PP
2)     Tap MPR 5)     Kepres
3)     UUD 6)     Perda
           
 Fungsi UUD 1945 :  
 Pedoman atau acuan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Pedoman atau acuan dalam penyusunan Peraturan perundang-undangan
 alat kontrol, dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah norma hukum yang lebih rendah sesuai
atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi

 3 kedudukan UUD 1945 yang mempunyai keistimewaan  (Miriam Budiarjo)


 UUD  dibentuk menurut suatu cara istimewa
 UUD di buat secara istimewa maka dianggap sesuatu yang luhu
 UUD adalah piagam yang menyatakan cita-cita bangsa Indonesia dan merupakandasar kenegaraan suatu
bangsa
 UUD memuat garis besar tentangdasar dan tujuan Negara
 Tujuan Negara yang terkandung dalam UUD 1945
 melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
 untuk memajukan kesejahteraan umum,
 mencerdaskan kehidupan bangsa dan
 ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social

 Sejarah UUD yang pernah berlaku di Indonesia


 UUD 1945, periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
 Konstitusi RIS, periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
 UUD Sementara 1950, periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
 UUD 1945, periode 5 Juli 1959 – sekarang
Periode 5 Juli 1959 – 1965 (orde lama)
Periode 1965 – 1999 (orde baru)
Periode 1999 – sekarang

 Sistematika sebelum amandemen terdiri atas :


 Pembukaan, terdiri 4 alinea
 Batang Tubuh, terdiri atas 16 bab 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan
 Penjelasan UUD 1945, yang disusun oleh MR Soepomo.
 UUD 1945 setelah perubahan/Amandemen  terdiri atas :
Pembukaan
Pasal-Pasal, terdiri atas 21 Bab, 73 pasal, 3 pasal aturan peralihan, 2 pasal aturan tambahan

 Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945 :


 Sistem Pemerintahan Indonesia :
Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat)
Sistem konstitusional
Kekuasaan negara yang tertinggi  ditangan MPR
Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi di bawah majelis
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
Menteri negara ialah pembantu, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR
Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
Lembaga negara menurut UUD 1945 adalah MPR, DPR, Presiden, MA, BPK, DPA.

 Sifat UUD 1945 , yaitu :


Singkat, yaitu memuat atuarn-aturan pokok saja, sebagai unstruksi dalam penyelenggaraan negara.
Supel, artinya aturan yang pokok saja sesuai dengan negara Indonesia yang berkembanga, terus
dinamis dan mengalami perubahan, sehingga tidak ketinggalan zaman.

 Perubahan /Amandemen UUD 1945 yaitu :


 Perubahan Pertama, ditetapkan tanggal 19 Oktober 1999, mencakup 9 pasal yaitu pasal 5, 7, 9, 13, 14,
15, 17, 20, dan 21.
 Perubahan Kedua, ditetapkan tanggal 18 Agustus 2000 , mencakup 4 bab dan 25 pasal yaitu pasal 18,
18A 19, 20 ayat 5, 20A, 22A, 22B,Bab IX A, 25E,  Bab X, 26 ayat 2 dan 3, 27 ayat 3, Bab XA 28A, 28B,
28D, 28E, 28F, 28G, 28H, 28I, 28J, 30,bab XV , 36A,36B, dan 36C.
 Perubahan Ketiga, ditetapkan tanggal 9 November 2001, mencakup 3 bab dan 22 pasal yaitu pasal 1
ayat 2 dan 3; 3 ayat1, 3, dan 4; 6 ayat 1 dan 2; 6A ayat  1, 2,3, 5; 7A ; 7B; 7C; 8 ayat 1, 2; 11 ayat 2, 3;
17 ayat 4; Bab VIIA, 22C, 22D, BAB VIIB; 22E; 23 ayat 1,2,3; 23A, 23C; Bab VIIIA, 23E, 23F; 23G, 24A,
24B;24C.
 Perubahan Keempat, ditetapkan tanggal 10 Agustus 2002, mencakup 13 pasal yaitu pasal 2 ayat 1; 6A
ayat 4; 8 ayat 3; 11 ayat 1; 16; 23B; 23D; 24 ayat 3; 31 ; 32 ; 33 ayat 4 , 5; 34; 37 ; aturan peralihan
pasal I,II,III; aturan tambahan pasal I,II.
BAB III
PERATURAN  PERUNDANG-UNDANGAN DALAM SISTEM SISTEM HUKUM NASIONAL

 Peraturan  Perundang-Undangan Adalah peraturan perundang-undangan yang  berlaku  dalam wilayah


negera  dan ditujukan kepada seluruh warga Negara
 Hukum (menurut Imanuel Khan) adalah hukum tercipta karena adanya perjanjian dengan masyarakat
 Asas-asas Perundang-undangan nasional
 Asas Kejelasan Tujuan 
 Asas Kelembagaan atau Pejabat Pembentuk yang Tepat 
 Asas Kesesuaian antara Jenis, Hierarki, dan Materi Muatan 
 Asas Dapat Dilaksanakan
 Asas Kedayagunaan dan Kehasilgunaan
 Asas Kejelasan Rumusan
 Asas Keterbukaan 

 Sumber hukum formal di Indonesia /Tata urut perundang-undangan di Indonesia (UU No 10 Th. 2004)
Tata Urutan Peraturan Perundangan Indonesia ditegaskan dalam UU No 10 tahun 2004  :
a.      UUD 1945
 Ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI
 MPR berwewenang mengubah dan menetapkan UUD (pasal 3 ayat 1 UUD 1945)
 Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah karena memuat kaedah fundamental seperti tujuan,
dasar, cita-cita negara.
 Bentuk negara kesatuan republik (pasal 1 ayat 1) tidak dapat diubah (pasal 37 ayat 5)
 Sistematika terdiri atas :
 Pembukaan
 Pasal-Pasal ( 21 Bab, 73 Pasal, 140 ayat, 3 Pasal Aturan Peralihan, 2 Pasal aturan
Tambahan)

b.     Undang-Undang /Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu)


 DPR memegang kekuasaan membentuk UU (pasal 20 ayat 1)
 Setiap RUU harus mendapat persetujuan bersama DPR dan Presiden (pasal 20 ayat 2)
 Dalam hal ihkwal kegentingan memaksa Presiden mengeluarkan perpu (pasal 22 ayat 1)
 Perpu harus disetujui DPR dalam sidang berikutnya, jika disetujui menjadi UU sedangkan jika
tidak disetujui harus dicabut (pasal 22 ayat 2 dan 3)
c.      Peraturan Pemerintah (PP)
 Presiden menetapkan PP untuk melaksanakan UU (pasal 5 ayat 2)

d.     Peraturan Presiden (Perpres)


 Perpres ditetapkan oleh Presiden untuk melakanakan UUD 1945, UU, atau Perpu untuk
keperluan tertentu.

e.     Peraturan Daerah


 Perda ditetapkan oleh Pemerintahan Daerah yaitu Kepala Daerah dan DPRD (pasal 18 ayat 6)

 Proses pembuatan Undang-Undang :


 DPR, DPD, atau Presiden berhak mengajukan RUU
 Pembahasan RUU oleh DPR bersama Presiden yang terdiri atas 2 tingkat :
 Tingkat I                   : dilaksnakan dalan Rapat Komisi, Rapat Badan Legislasi, Rapat
Panitia Anggaran, atau Rapat Panitia Khusus
 Tingkat II                  : Pengambilan keputusan dalan rapat paripurna DPR
 RUU disetujui bersama Presiden dan DPR
 Pengesahan RUU oleh Presiden
 Pengundangan UU dalam Lembaran Negara oleh Sekretariat Negara

 Perkembangan perubahan tata urutan peraturan perundangan di Indonesia :


TAP No XX/MPRS/1966 TAP No III/MPR/2000 UU No 10 Tahun 2004
1.        UUD 1945 1.        UUD 1945 1.        UUD 1945
2.        Tap MPR 2.        Tap MPR 2.        UU/Perpu
3.        UU/Perpu 3.        UU 3.        PP
4.        PP 4.        Perpu 4.        Perpres
5.        Keppres 5.        PP 5.        Perda
6.        Peraturan Lainnya 6.        Keppres
7.        Perda

 Pengertian Peraturan Perundang-undangan menurut UU No 10 Th. 2004   adalah peraturan tertulis yang
dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.

 Arti Pentingnya peraturan perundang-undangan :


 Memberikan kepastian hukum bagi warga Negara
 Melindungi dan mengayomi hak-hak warga Negara
 Memberikan rasa keadilan bagi warga Negara
 Menciptakan ketertiban dan ketentraman

 Landasan Hukum Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Nasional


 UU No 10 Th. 2004

 Norma hukum bersifat mengikat dan memaksa, sedangkan norma lain (agama, susila, kesopanan) tidak
dapat dipaksakan. Hukum bertujuan menciptakan keamanan dan keadilan. Hukum berisi perintah,
larangan, dan sanksi.

 Hukum dapat dibagi atas ;


 Peraturan tertulis, yaitu peraturan yang ditulis resmi oleh lembaga berwewenang. Cohtoh UUD, Tap
MPR, UU, Keppres, dll.
 Peraturan tidak tertulis, yaitu peraturan yang tidak tertulis, tetapi hidup dan terpelihara dalam
masyarakat dan diakui sebagai peraturan. Contoh Konvensi yaitu aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis. Seperti pidato Presiden
tanggal 16 Agustus.

 Prinsip-Prinsip Hukum Umum :


 Peraturan yang lebih tinggi menjadi dasar hukum bagi peraturan  yang lebih rendah
 Peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi
 Apabila peraturan yang lebih rendah bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, maka
peraturan yang lebih rendah tidak berlaku (batal demi hukum)
 Peraturan yang bersifat khusus mengabaikan peraturan yang bersifat umum

 Manfaat mematuhi hukum di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar mengajar yang aman dan
tertib.

 Perwujudan mentaati peraturan perundang-undangan


 Membiasakan tertib lalulintas
 Membayar PBB
 Melaksankan wajib belajar
 Tidak berbuat kerusuhan

Anda mungkin juga menyukai