PETA KONSEP
Para pendiri Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 menyepakati
Dasar Negara adalah Pancasila. Istilah pancasila itu sendiri menurut Darji
Darmodihardjo, SH (1995: 3) sudah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad ke XIV,
terdapat dalam buku Nagarakertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan
Tantular. Istilah pancasila dalam bahasa Sansekerta, asal kata panca (lima) dan sila
(sendi, asas), berarti batu sendi yang lima, juga berarti pelaksanaan kesusilaan yang lima
(Pancasila krama).
Istilah pancasila dalam kehidupan kenegaraan dikenalkan pertama kali oleh Ir. Soekarno
dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945. Menurut Ir. Soekarno, Pancasila adalah isi jiwa bangsa
Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan
Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yaitu
falsafah bangsa Indonesia.
Muhammad Yamin menjelaskan bahwa Pancasila berasal dari kata panca yang berarti
lima dan sila yang berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan
baik. Dengan demikian, Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau
aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik. Pancasila sejak tanggal 18 Agustus
1945 ditetapkan sebagai dasar negara sebagaimana tertuang dalam alinea keempat
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Secara umum fungsi dan peranan Pancasila menurut Tap MPR No. III/MPR/2000
tentang Sumber Hukum Nasional dan Tata Urutan Perundangan dinyatakan bahwa
Pancasila berfungsi sebagai dasar negara. Hal ini mengandung maksud bahwa Pancasila
digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan negara, yang
meliputi bidang idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Fungsi dan peranan Pancasila sebelumnya telah kita kenal sebagai:
Semua negara di dunia haruslah memiliki dasar atau fondasi negara. Fondasi tersebut
berupa ciri, cita-cita, acuan, dan tujuan yang akan dicapai suatu negara yang tentunya
berbeda dari negara lain. Para pendiri negara Republik Indonesia sudah dengan jelas
menyatakan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan sebuah dasar bagi penyelenggaraan
negara. Dasar tersebut dijadikan tujuan, cita-cita, dan acuan yang ingin dicapai atau
disebut dengan pandangan hidup bangsa dan ideologi negara.
Latar belakang Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat dilepaskan dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa. Sejarah
perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan berlangsung selama berabad-abad.
Sebelumnya di kelas VII, kalian telah memahami BPUPKI menyusun Pancasila dan
suasana serta semangat para pendiri negara dalam menetapkan Pancasila dalam Sidang
PPKI.
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pertanyaan dan pemikiran tentang
dasar negara apa yang akan dijadikan dasar Indonesia merdeka. Pertanyaan dan
pemikiran Soekarno tergambar dalam kutipan Pidato Ir. Soekarno seperti berikut ini.
”Saja mengerti apakah jang paduka Tuan ketua kehendaki! Paduka Tuan ketua minta
dasar, minta philosophi grondslag, atau djikalau kita boleh menggunakan perkataan
jang muluk-muluk, Paduka tuan Ketua jang mulia meminta suatu ”weltanschauung” di
atas mana kita mendirikan Negara Indonesia itu… Apakah ”weltanschauung” kita,
djikalau kita hendak mendirikan Indonesia yang merdeka”.
Pertanyaan dan pemikiran para pendiri negara mengenai apakah dasar negara Indonesia
merdeka. Berhasil dijawab oleh para pendiri negara dalam Sidang BPUPKI dan PPKI
dengan merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara termaktub dalam Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara yuridis-konstitusional sah, berlaku, dan mengikat
seluruh lembaga negara, lembaga masyarakat, dan setiap warga negara, tanpa kecuali.
Rumusan lengkap sila dalam Pancasila telah dimuat dalam Instruksi Presiden RI Nomor
12 Tahun 1968 tanggal 13 April 1968 tentang Tata Urutan dan Rumusan dalam
Penulisan/Pembacaan/Pengucapan Sila-Sila Pancasila, sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Peneguhan Pancasila sebagai dasar negara sebagaimana terdapat pada Pem- bukaan, juga
dimuat dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan
MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(Ekaprasetya Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar
Negara. Status ketetapan MPR tersebut saat ini sudah masuk dalam kategori Ketetapan
MPR yang tidak perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena bersifat
einmalig (sekali), telah dicabut, maupun telah selesai dilaksanakan.
Selain itu, juga ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum negara. Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum negara adalah sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pancasila ditempatkan sebagai dasar dan ideologi
negara serta sekaligus dasar filosofis bangsa dan negara sehingga setiap materi muatan
peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
Lebih lanjut, dijelaskan Pancasila sebagai dasar negara menurut Notonegoro seperti
dikutip oleh Darji Darmodihardjo, SH (1995 : 8) dinyatakan bahwa ”di antara unsur-
unsur pokok kaidah negara yang fundamental, asas kerohanian Pancasila adalah
mempunyai kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia.
Norma hukum yang pokok disebut pokok kaidah fundamental dari negara itu dalam
hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat dan tak berubah bagi negara
yang dibentuk, dengan perkataan lain dengan jalan hukum tidak dapat diubah”.
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dan kedudukan Pancasila
adalah sebagai kaidah negara yang fundamental atau dengan kata lain sebagai dasar
negara.
2. Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan cara pandang, pedoman dan arahan bagi seseorang untuk
memandang diri sendiri dan menentukan hidupnya. Suatu bangsa yang telah merdeka tentu
memiliki pandangna hidup yang dijadikan pedoman untuk mencapai kemakmuran
bersama. Pandangan hidup tersebut digunkan untuk memecahkan berbagai persoalan yang
menghadapi ketika mengatur kehidupan masyarakat dan ketatanegaraannya, baik urusan
dalam negeri maupun urusan luar negeri. Dalam pandangan hidup suatu bangsa,
terkandung konsep dari kehidupan yang dicita-citakan. Dengan demikian, pandangan
hidup suatu bangsa dapat dipandang sebagai sari nilai-nilai yang dimiliki bangsa tersebut.
Bangsa Indonesia lahir dari perjuangan panjang, mulai dari zaman kerajaan, penjajahan
koloni, hingga perjuangan kemerdekaan. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia,
Pancasila lahir dan mengakar dalam kepribadian bangsa. Dengan demikian, Pancasila
sebagai pandangan hidup mengandung makna bahwa segala aktivitas sehari-hari bangsa
Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehidupan berbangsa dan bernegara yang
diharapkan adalah kehidupan masyarakat Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat
adil dan makmur seperti dinyatakan dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa arti penting
Pancasila sebagai Dasar Negara dan pandangan hidup bagi bangsa Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Membentuk identitas atau jati diri bangsa
2. Mengatasi berbafai pertentangan dan ketegangan sosial
3. Memberikan arah, tujuan sekaligus menjadi pendorong dalam upaya pencapaian
tujuan bangsa
4. Pedoman untuk memecahkan berbagai masalah berbangsa dan bernegara, mulai
dari masalah politik, ekonomi, sosial-budaya hingga pertahanan keamanan
5. Sarana pemersatu bangsa dan negara.
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia mempunyai ciri
khas atau karakteristik tersendiri yang berbeda dari ideologi lain yang ada di dunia. Ciri
atau karakteristik yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut.
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
Mengandung pengakuan atas keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam
semesta beserta isinya. Oleh karenanya, sebagai manusia yang beriman, yaitu
meyakini adanya Tuhan yang diwujudkan dalam ketaatan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
3) Persatuan Indonesia
Merupakan perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang mengatasi paham
perseorangan, golongan, suku bangsa, dan mendahulukan persatuan dan kesatuan
bangsa sehingga tidak terpecah-belah oleh sebab apa pun.
Semuanya sila dari Pancasila tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah, karena
Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan. Sila-sila dalam
Pancasila merupakan rangkaian kesatuan yang bulat sehingga tidak dapat dipisah-
pisahkan satu sama lain atau tidak dapat dibagi-bagi atau diperas.
Kita sebagai warga negara harus menunjukkan sikap menghargai nilai-nilai Pancasila
dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu sikap menghargai nilai-nilai Pancasila
adalah dengan mempertahankan Pancasila. Mempertahankan Pancasila mengandung
pengertian bahwa kita harus melaksanakan dan mengamalkan nilai-nilai luhur
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Mempertahankan Pancasila berarti kita tidak
mengubah, menghapus, dan mengganti dasar negara Pancasila dengan dasar negara
lain.
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabat- nya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain.
3. Persatuan Indonesia
TUGAS
Buat rangkuman mengenaia materi Kedudukan dan Fungsi Pancasila dibuku Catatan kalian
(sifatnya “wajib”). Boleh mencari referensi dari buku lain, web, atau youtube.