Anda di halaman 1dari 28

PRINSIP PRINSIP FISIKA PADA

PENDETEKSIAN
Komponen Sensor dan Transduser (KBEK1133-2/1 SKS)

Prodi d4 Elektronika, T. Elektro


Politeknik Negeri Bandung
Dr. Ir. Paula S. Rudati
Sms II, 2015/2016
Muatan, Medan, dan Potensial Listrik
■ Berkaitan dengan muatan listrik, terdapat tiga jenis material yaitu: konduktor, isolator, dan
semikonduktor.
■ Hubungan Muatan, Medan, dan Potensial Listrik

Medan Listrik

Suatu medan vektor dapat dikarakterisasi


melalui vektor distribusi yang disebut flux (F).

(a) Muatan test positif disekitar objek bermuatan, dan


(b) medan listrik dari objek bola.
Muatan, Medan, dan Potensial Listrik

Jika diimajinasikan suatu permukaan tertutup S (permukaan gaussian), hubungan


antara muatan q dan flux dapat ditetapkan menurut.

dimana ε0= 8,8542X10-12 C2/Nm2 adalah konstanta permitivitas, atau dengan


mengintegrasikan flux melalui permukaan sebagai berikut:

dimana integral sebanding dengan FE.


Triboelectric
Efek triboelectric merupakan proses pemisahan muatan listrik karena
pergerakan objek
Triboelectric

Tugas: Beri contoh satu sensor/detektor (nama dan kode komponennya ) Triboelectric
dan aplikasinya
Kapasitansi
Kapasitor dapat dikaraterisasi oleh
jumlah muatan pada konduktor (q), dan
perbedaan tegangan positif di antara dua
konduktor (V). Rasio muatan terhadap
tegangan adalah konstan untuk setiap
kapasitor diberikan sebagai berikut:

Nilai kapasitansi selalu positif


(a) Muatan listrik dan tegangan menjelaskan
sebab digunakan tanda yang
kapasitansi antara dua objek.
sama untuk q dan V. Besaran
(b) kapasitor pelat pararel.
SI untuk kapasitansi adalah
1 farad (F) = 1 Coulomb/Volt.
Kapasitansi
■ Nilai kapasitor ini tergantung pada bentuk dan posisi relatif dari pelat serta media yang
diselipkan diantara pelat.

Persamaan di atas sangat penting untuk merancang sensor kapasitif. Persamaan


tersebut menyatakan hubungan antara luas pelat dan jarak antar pelat. Variasi
antara kedua parameter ini akan mengubah nilai kapasitor.
Magnetik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarum
kompas selalu berorientasi ke sudut kanan
dari kawat yang dialiri arus dan akan
berubah ke arah yang berlawanan bila arus
dibalik arahnya, atau kompas akan berubah
posisinya suatu saat di bawah kawat
konduktor dan saat lain di atas kawat
konduktor seperti ditunjukkan pada gb. b.
Muatan listrik statis tidak memberikan
pengaruh pada kemagnetikan kompas.
(a) Magnet test dalam medan magnet, Dengan demikian menjadi jelas bahwa
(b) Jarum kompas berotasi searah dengan muatan listrik yang bergerak mengakibatkan
arah dari arus listrik. timbulnya medan magnet.
Magnetik

Dapat ditunjukkan bahwa garis medan listrik di sekitar kawat adalah melingkar dan
arahnya tergantung pada arah dari arus listrik (eletron yang bergerak).
Diatas dan di bawah kawat, garis medan magnet diposisikan berlawanan arah. Inilah
sebabnya kenapa jarum kompas berpurtar bila ditempatkan di bawah kawat
konduktor.

Sifat fundamental magnetik adalah muatan


listrik yang bergerak (arus listrik) yang secara
esensial menghasilkan medan magnet.

Arus listrik mengakibatkan lingkaran medan magnet disekitar kawat konduktor


Magnetik Model sederhana dari proses magnetik diawali dengan
suatu elektron yang secara kontinu bergerak secara spin
dalam gerakan eddy mengelilingi atom (gb. a.) Gerakan
elekron memberikan arus listrik lingkaran disekeliling inti
atom. Arus tersebut mengakibatkan medan magnetik yang
kecil.dengan kata lain spin elektron membentuk suatu
magent permanen dalam dimensi atom. Bila banyak
magnet atomik di searahkan, maka akan terbentuk medan
magnet seperti yang ditunjukkan pada Gambar b. Proses
magnetisasi menjadi jelas yaitu tidak ada yang
ditambahkan atau dihilangkan dari material, hanya
dilakukan orieantasi atom. Magnet atomik mungkin
dipertahankan dalam posisi sejajar dalam beberapa
material yang memiliki komposisi kimia dan struktur
atom yang sesuai, yaitu material ferromagnetik.

a) Pergerakan elektron membentuk medan magnet.


b) (b) Vektor superposisi mengahsilkan kombinasi medan magnet dari suatu magnet.
Induksi
■ Dalam tahun 1831, michael Faraday dari Inggris dan Joseph Henry dari Amerika
Serikat mengemukakan efek yang paling fundamental di bidang elektromagnetik
yaitu kemampuan untuk mengubah medan magnet ke induksi arus listrik
■ Arus listrik secara umum dihasilkan selama medan magnet erubah pada kawat.
■ Hukum Faraday mengenai induksi menyatakan bahwa tegangan induksi, atau
gaya elektromotif (e.m.f) adalah sebanding dengan kecepatan perubahan fluks
magnetik yang melalui rangkaian.Jika kecepatan perubahan adalah weber per
second maka nilai e.m.f. (e) dalam volt dinyatakan oleh Persamaan

Tanda minus mengindikasikan arah dari induksi e.m.f.


Fluks Magnetik
Jika perubahan fluks magnetik terjadi pada solenoid, e.m.f. akan timbul pada setiap
lingkaran dan seluruh e.m.f. ini harus dijumlahkan. Jika pada suatu solenoid atau lilitan
lainnya, yang dililit dengan luas penampang yang sama, maka fluks yang melewati
setiap lilitan akan sama sehingga tegangan induksi dapat dinyatakan dengan Persamaan

Persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk yang menarik untuk merancang
sensor atau untuk aplikasi teknik seperti pada Persamaan
Fluks Magnetik

Persamaan

menyatakan bhawa tegangan dalam rangkaian yang ditinjau dapat dihasilkan dengan
mengubah amplituda medan magnet (B) atau luas penampang dari solenoid/lilitan (A).
Dengan demikian tegangan induksi tergantung pada:
•Gerakan dari sumber medan listrik (magnet, lilitan,koil, atau kawat)
•Variasi/perubahan arus dalam koil atau kawat yang menghasilkan medan magnet
•Perubahan arah dari sumber magnet terhadap rangkaian
•Perubahan geometris dari rangakaian yang ditinjau, sperti misalnya adanya
perenggangan atau perubahan jumlah lilitan pada koil.
Induktansi sendiri
■ Jika arus listrik melalui suatu koil dan berdekatan dengan koil lainnya,
berdasarkan hukum Faraday, akan timbul e.m.f. pada koil kedua. Namun, medan
magnet tidak hanya mempengaruhi koil kedua, tetapi juga koil pertama sehingga
medan magnet menghasilkn e.m.f. pada koil asalnya.
■ Fenomena ini dikenal sebagai induktansi sendiri (self-induction) dan
menghasilkan tegangan yagn disebut self-induced e.mf. Hukum Faraday untuk
bagian tengan dari suatu solenoid diberikan oleh

Nilai n di dalam kurung merupakan fluks yang menghubungkan dan


merupakan karakteristik yang penting dalam komponen.
Induktansi
■ Sebagai contoh, untuk koil dengan material bukan magnetik disekitarnya,
nilai fluks sebanding dengan jumlah arus yang melewati koil seperti
ditunjukkan pada persamaan :

Dimana L merupakan konstantan Dan induktasi dapat didefinisikan


proporsional dan dikenal sebagai induktansi sesuai Persamaan
dari koil.

Satuan SI untuk induktansi adalah volt second/ampere atau henry (H)


dimana
1 henry = 1volt seconfd/ampere
Induksi
Dapat disimpulkan:
•Tegangan induksi sebanding dengan kecepatan perubahan arus yang melalui
induktor
•Tegangan adalah nol untuk arus dc
•Tegangan bertambah secara linier terhadap kecepatan perubahan arus
•Polaritas tegangan berbeda untuk kenaikan dan penurunan arus yang mengalir
pada arah yang sama
•Tegangan induksi selalu dalam arah yang berlawanan terhadap perubahan arus.
Induktansi
Seperti halnya kapasitansi, induktansi dapat dihitung dari faktor geometrinya. Untuk
suatu koil induktansi diberikan oleh Persamaan :

Jika n adalah jumlah lilitan pe satuan panjang, jumlah fluks yang menghubungkan untuk
panjang l adalah

Dimana A adalah luas penampang koil. Untuk solenoid, B=µ 0ni, dan induktansi
adalah

Perlu dicatat bahwa l.A adalah volume dari solenoid. Dengan demikian, nilai
induktansi dapat berubah bila jumlah lilitan tetap sama namun geometris berubah.
Induktansi bersama

Jika dua koil berdekatan satu sama lain, salah satu koil akan menginduksi e.m.f.,
sehingga tegangan pada koil kedua (v2) dinyatakan dengan:

Dimana M21 adalah koefisien induktansi bersama (mutual inductance) antara kedua
koil. Perhitungan untuk induktansi bersama adalah tidak mudah, dan secara praktis
diperoleh secara eksperimen. Namun untuk beberapa kombinasi yang sederhana,
induktansi bersama dapat dihitung.

Untuk koil (dengan N lilitan) yang ditempatkan di sekitar solenoid yang panjang
(Gambar 3-6-a) dengan jumlah lilitan n per satuan panjang, induktasi bersama dapat
dihitung dengan Persamaan
Induktansi bersama
Dimana M21 adalah koefisien induktansi bersama (mutual inductance) antara kedua
koil. Perhitungan untuk induktansi bersama adalah tidak mudah, dan secara praktis
diperoleh secara eksperimen. Namun untuk beberapa kombinasi yang sederhana,
induktansi bersama dapat dihitung.

Untuk koil (dengan N lilitan) yang ditempatkan di sekitar solenoid yang panjang
(Gambar a) dengan jumlah lilitan n per satuan panjang, induktasi bersama dapat
dihitung dengan Persamaan

Untuk koil di sekeliling suatu toroid (Gambar b)


induktansi bersama ditentukan oleh jumlah
lilitan N1 dan N2 sebagai berikut

a) Induktansi bersama suatu solenoid, (b) induktansi


bersama pada toroid
Resistansi
Jika bahan tersebut berbentuk batang dengan
panjang l dan kedua ujung batang dihubungkan
dengan batere yang memiliki tegangan V (Gambar
3-7), suatu medan listrik E akan timbul dalam
bahan. Kuat medan listrik tersebut dinyatakan oleh
Persamaan

Tegangan melalui suatu bahan yang


menghasilkan arus listrik.

Jika panjang batang adalah 1 m dan tegangan batere adalah 1,5 V, kuat medan listrik 1,5V/m.
Arus Listrik

■ Medan beraksi pada elektron bebas dan mengarahkan pergerakan elektron


berlawanan dengan arah medan sehingga arus listrik mengalir melalui bahan
yang merupakan pergerakan muatan listrik q melalui penampang bahan.
Kecepatan mengalirnya muatan lisrik (satuan muatan pe satuan waktu)
dikenal sebagai arus listrik:

Satuan dari arus adalah ampere (A) dimana 1A=1 coulomb/sec. Nilai 1 Ampere
merupakan arus listrik yang kuat
Arus Listrik

■ Dalam teknologi sensor umumnya digunakan arus kecil sebagai


berikut:

■ 1milliampere (mA):10-3 A
■ 1 microampere (µA): 10-6 A
■ 1 nanoampere (nA): 10-9 A
■ 1 picoampere (pA): 10-12 A
■ 1 femtoampere (fA): 10-15 A
Resistansi
■ Kemampuan melewatkan arus ini dikenal sebagai resistivitas dan bahan
disebut memiliki resistansi listrik yang oleh hukum Ohm didefinisikan
sebagai:
Resistansi
Untuk resistansi murni (tidak ada induktansi dan kapasitansi), tegangan dan arus
berada dalam fasa yang sama yang menandakan bahwa perubahan yang simultan.
Bahan yang memiliki reistivitas listrik disebut sebagai resistor. Satuan SI dari rsistansi
adalah 1 ohm (Ω)=1 volt/ampere.

Pengali dan subpengali dari Ω adalah:


 1 milliohm (mΩ) = 10-3 Ω
 1 kiloohm (kΩ) = 103 Ω
 1 megaohm (MΩ) = 106 Ω
 1 gigaohm (GΩ) = 109 Ω
 1 terohm (TΩ) = 1012 Ω
Resistansi jenis
■ Resistansi merupakan karakteristik dari suatu komponen. Nilainya
tergantung pada bahan dan geometri dari resistor. Bahan sendiri dapat
dikarakteristikan dengan resistansi jenis, ρ, yang didefinisikan sebagai

Dimana j adalah kerapatan arus dengan j=i/a dengan a adalah penampang bahan.
Satuan SI dari resistansi jenis adalah Ω m.
Sering juga ditemukan besaran yang berlwawnan yang dikenal sebagai konduktivitas
σ=1/ρ.
Resistansi Jenis
■ Resistansi jenis dari bahan dapat dinyatakan sebagai

dengan τ adalah waktu rata-rata tabrakan, e muatan elektronika, m massa elektron, dan
n adalah jumlah konduksi elektro per satuan waktu.

Untuk mendapatkan nilai resistansi dari suatu konduktor, dapat digunakan

Dimana a adalah luas penampang konduktor, dan l adalah panjang konduktor


Perubahan resistansi terhadap temperatur
■ Konduktivitas dari bahan berubah terhadap temperatur, t, dan dalam range
yang sempit dinyatakan sebagai α, dimana koefisien temperatur dari
resistansi (TCR) dinyatakan sebagai:

Dimana ρ0 adalah resistansi dari bahan pada


temperatur referensi t0 (umumnya 0°C atau
25°C). Pada range yang lebih lebar,
resistansi merupakan fungsi yang tidak linier
terhadap temperatur.

Resistansi spesifik dari bahan tungsten sebagai fungsi temperatur


Perubahan resistansi terhadap temperatur
Termistor merupakan komponen yang memiliki karakteristik temperatur-resistansi yang
tidak linier yang dinyatakan dengan pendekatan fungsi eksponensial

Dimana T0 adalah temperatur yang


dikalibrasi dalam kelvin, R10 adalah resitansi
pada temperatur terkalibrasi, dan β adalah
temperatur karakteristik bahan. Semua
temperatur dan β dinyatakan dalam kelvin.

Karakteristik resistansi-temperatur dari


termistor dan Pt RTD (R0=1k); termistor
dikalibrasi pada t0=25°C dan RTD pada 0°C.

Anda mungkin juga menyukai