Oleh :
Deni Heryanto
Ryan Slamet Riyadi
Vim Prima
Kelas : 1MB
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaiakan laporan yang berjudul
Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dan Batang
Tubuh UUD NRI Tahun 1945. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Meskipun banyak hambatan yang
penulis
alami
dalam
proses
pengerjaannya,
tapi
penyusun
berhasil
lupa
penyusun
sampaikan
terimakasih
kepada
dosen
itu
penyusun
mengharapkan
kritik
dan
saran
yang
bersifat
Bandung,27 September
2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dab
bernegara, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak jaman nenek moyang
sampai dewasa ini. Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan antara
masyarakat Indonesia dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Kesepakatan bersama tersebut sifatnya luhur, tidak boleh diganti ataupun
diubah. Masyarakat pancasila pulalah yang hendak kita wujudkan, artinya
suatu masyarakat Indonesia modern berdasarkan nilai luhur tersebut.
Untuk mewujudkan masyarakat pancasila, diperlukan suatu hukum yang
berisi norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Hukum yang
dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis dinegara kita.
Dengan ditulisnya makalah ini kami berharap dapat sedikit membantu
memberikan gambaran bahwa tujuan mempelajari pancasila adalah untuk
mempelajari pancasila yang benar. Mempelajari pancasila yang benar, yakni
yang dapat di pertanggung jawabkan baik secara yuridis, konstitusional,
maupun secara objektif ilmiah. Secara yuridis konstitusional artinya
kerana pancasila adalah dasar negara yang di pergunakan sebagai dasar
mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan negara. Oleh karena itu
setiap orang boleh memberikan pengertian atau tapsiran menurut pendapat
sendiri. Secara objektif ilmiah artinya karena pancasila adalah suatu paham
filsafat, suatu philoshofical way of thingkin atau philoshophical sistem
sehingga uraian harus logis dan diterima oleh akal sehat.
2.
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun
1945
Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa
Indonesia
tersebut
merupakan
norma
dasar
dalam
penyelenggaraan
bernegara dan yang menjadi sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum
(recht-idee), baik tertulis maupun tidak tertulis di Indonesia. Cita-cita ini
secara langsung merupakan cerminan kesamaan-kesamaan kepentingan di
antara sesama warga negara.
Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, Pancasila yang
berfungsi
sebagai
dasar
negara
tercantum
dalam
Alinea
Keempat
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yang dengan jelas menyatakan, ..maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UndangUndang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi selutuh rakyat Indonesia.
Sesuai dengan tempat keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada
hakikatnya adalah sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib
hukum di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No.
XX/MPRS/1966 (Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978). Hal ini mengandung
konsekuensi yuridis, yaitu bahwa seluruh peraturan perundang-undangan
pada
asas
sosial,
ekonomi,
politik,
akan
tetapi
dalam
hubungan
yang
bersifat
formal
antara
Pancasila
dengan
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dapat ditegaskan bahwa rumusan Pancasila
sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah sebagaimana tercantum
dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 alinea keempat. Menurut Kaelan,
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 merupakan Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental sehingga terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai 2
macam kedudukan, yaitu: 1) sebagai dasarnya, karena pembukaan itulah
yang memberikan factor-faktor mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia;
2) memasukkan dirinya di dalam tertib hukum tersebut sebagai tertib hukum
tertinggi.
Pembukaan yang berintikan Pancasila merupakan sumber bagi batang
tubuh UUD NRI Tahun 1945. Hal ini disebabkan karena kedudukan hukum
Pembukaan berbeda dengan pasal-pasal atau batang tubuh UUD NRI Tahun
1945, yaitu bahwa selain sebagai Mukadimah, Pembukaan UUD NRI Tahun
1945 mempunyai kedudukan atau eksistensi sendiri. Akibat hukum dari
Pembukaan ini adalah memperkuat kedudukan Pancasila sebagai norma
dasar hukum tertinggi yang tidak dapat diubah dengan jalan hukum dan
melekat pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.
Adapun hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
secara material menunjuk pada materi pokok atau isi Pembukaan yang tidak
lain adalah Pancasila. Oleh karena kandungan material Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 yang demikian itulah maka Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
dapat
disebut
sebagai
Pokok
Kaidah
Negara
yang
Fundamental,
1945 tidak dapat diubah, karena menurut Bakry (201: 222), fakta sejarah
yang terjadi hanya satu kali tidak dapat diubah. Pembukaan UUD RI tahun
1945 dapat juga tidak digunakan sebagai Pokok Kaidah tertulis yang dapat
diubah oleh kekuasaan yang ada, sebagaimana perubahan ketatanegaraa
yang pernah terjadi saat berlakunya Mukadimah UUDS 1950.
Sementara itu, Pokok Kaidah yang tidak tertulis memiliki kelemahan, yaitu
karena tidak tertulis maka formulasinya tidak tertentu dan tidak jelas
semingga mudah tidak diketahui atau tidak diiingat. Walaupun demikian,
Pokok Kaidah tertulis juga memiliki kekuatan, yaitu tidak dapat diubah atau
dihilangkan oleh kekuasaan karena bersifat imperative moral dan terdapat
dalm jiwa bangsa Indonesianya (Bakry, 2010: 223).
Pokok Kaidah yang tidak tertulis mencakup hukum Tuhan, hukum kodrat,
dan hukum etis. Pokok Kaidah yang tidak tertulis adalah fundamen moral
negara, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
Pokok-pokok
pikiran
tersebut
mengandung
nilai-nilai
yang
pikiran yang
dengan
penjelasan
UUD
NRI
tahun
1945,
pembukaan
Pokok
pikiran
pertama
berintikan
Persatuan,
yaitu
negara
negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan
yang adali dan beradab.
Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara
persatuan diterima dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945, yaitu negara
yang melindungi bangsa Indonesia seluruhnya. Negara, menurut pokok
pikiran pertama ini, mengatasi paham golongan dan segala paham
perorangan.
Demikian
pentingnya
pokok
pikiran
ini
maka
persatuan
yang harus dilaksanakan dalam UUD sehingga tujuan atau cita-cita dapat
dicapai dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu persatuan. Hal
ini menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial merupakan tujuan
negara
yang
didasarkan
pada
kesadaran
bahwa
manusia
Indonesia
2.
3.
UUD
NRI
Tahun
1945,
berikut
disampaikan
beberapa
contoh
Pasal 3
ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD
ayat (2) : MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presiden
ayat (3) : MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan / atau
Wakil
2.
Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
b.
Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.
c.
d.
Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya.
e.
f.
b.
c.
d.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
penjelasan
diatas
hubungan
Pancasila
dengan
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang
bersifat formal dan material. Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh
Kaelan menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara formal di dalam
Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara
tidak hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam
perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu
perpaduan asas-asas kultural, religus dan asas-asas kenegaraan yang
unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.
Hubungan Pebukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila
dalam batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal
mengandung pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan
penyebab keberadaan batang tubuh UUD NRI tahun 1945, sedangkan
hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya
popok-pokok pikiran Pembukkan UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari
Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan
suatu cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi hukum positif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Drs. Kaelan. M.S., 2003. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.
2. Alhaj, S.Z.S. Pargeran, Drs. Dan Drs. Usmani Surya Patria, 1995.
Pendidikan Pancasila. Jakarta.
3. Soeprapto, H.Z.A. BAB III Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Jakarta: BPPusat.
4. Tim Penulis PPKn. 2004 Mhir PPKn SMU Kelas 3 Semester II. Bandung: PT.
REMAJA ROSDAKARYA.