PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada tanggal 17 Agustus 1950 Indonesia kembali ke Negara
kesatuan, konstitusi yang dipakai adalah UUDS 1950. Dengan
UUDS 1950 sistem pemerintahan berubah dari presidensil menjadi
parlementer. Dengan demikian sejak tahun 1950 Indonesia
memasuki era demokrasi parlementer atau liberal. Demokrasi
Liberal lahir dari rangkaian kekecewaan empat tahun setelah
proklamasi, berdasarkan keputusan Ronde Tofel Conferentie alias
Konferensi Meja Bundar di Den Haag, negeri Belanda. Republik
Indonesia
diharuskan
menambahkan
kata
Serikat
pada
namanya.
Pelaksanaan demokrasi liberal sesuai dengan konstitusi
yang berlaku saat itu, yakni Undang Undang Dasar Sementara
1950. Kondisi ini bahkan sudah dirintis sejak dikeluarkannya
maklumat pemerintah tanggal 16 Oktober 1945 dan maklumat
tanggal 3 November 1945, tetapi kemudian terbukti bahwa
demokrasi liberal atau parlementer yang meniru sistem Eropa
Barat kurang sesuai diterapkan di Indonesia. Pemerintahan
Republik Indonesia dijalankan oleh suatu dewan mentri dan
bertanggung jawab kepada parlemen (DPR). Sistem politik pada
1
B.
Rumusan Masalah
Pada makalah ini rumusan masalah yang akan dibahas yaitu
sebagai berikut :
1.
2.
3.
jatuh ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui terbentuknya Kabinet Wilopo.
2.
Untuk mengetahui partaipartai pendukung
Kabinet
Wilopo.
3.
Untuk mengetahui faktorfaktor jatuhnya Kabinet Wilopo.
BAB II
KABINET WILOPO DI ERA DEMOKRASI PARLEMENTER
A.
juru
bicara
PNI
sehari
sebelumnya
telah
melakukan
kesepakatan
perundinganperundingan
dalam
dua
partai
tersebut.
guna
Hari
mencapai
keempat
personalia.
Dalam
tubuh
masyumi
sendiri
kongres
Menteri
tersebut
telah
ditetapkan
bahwa
harus
tetap
dipegang
oleh
jabatan
Soekiman
membuat
Partai
koalisinya
yakni
PNI
mulai
enggan
Mangkusasmito
dijelaskan
bahwa
untuk
kabinet
20
Maret
1952).
Prawoto
berpendapat
bahwa
Prawoto
dan
Sidik
dari
tugasnya
sebagai
Sedangkan
perkembangan
Masyumi
sebelum
aliran
Soekiman
menyatakan
akan
melihat
dukungannya
kepada
orang-orangnya
apabila
diminta
oleh
formatur
dalam
menentukan
Personalia
terutama
ketika
mengatasi
permasalahan
dari
partai
Masyumi,
kini
(Merdeka.
27
Maret
1952).
Meskipun
demikian
Ketidak
ikutsertaan
P.I.R
dan
Demokrat
tidak
aksi-aksi
pemogokan
yang
terjadi
pada
masa
Moh. Hatta yang pada saat itu masih berada di luar kota. Hal ini
menimbulkan Protes dari Wakil Ketua I DPR Mr. A. M. Tambunan,
karena
dianggap
inkonstitutional
dan
belum
pernah
terjadi
hari.
Setelah
proses
pelantikan
kabinet
baru
langsung
Soekiman
telah
melakukan
usaha
yang
maksimal.
12
oleh
formatur
(Merdeka.
April
1952).
Dalam
bahwa
semalam
sebelumnya
telah
terjadi
C.
konstituante dan
otonomi
daerah.
c. Menyederhanakan organisasi pemerintah pusat.
2.
Kemakmuran
a. Memajukan tingkat penghidupan rakyat dan mempertinggi
produksi nasional, terutama bahan makanan rakyat, dan
b. Melanjutkan usaha perubahan agraria
3.
Keamanan
14
Menjalankan
keamanan
segala
dengan
sesuatu
untuk
kebijaksanaan
mengatasi
sebagai
masalah
negara
hukum,
tenaga
masyarakat
untuk
menjamin
4.
Perburuhan
Memperlengkap
perundang-undangan
perburuhan
untuk
usaha-usaha
perbaikan
untuk
pembaharuan
atas
berdasarkan
dasar
Unie-statuut
perjanjian
menjadi
internasional
hubungan
biasa
dan
15
D.
Wilopo
mendapat
dukungan
koalisi
dari
PNI,
Masyumi dan PSI. Akan tetapi, kedua partai itu (PNI dan Masyumi)
sejak
permulaannya
memang
merupakan
mitra
yang
tidak
Masyumi
dan
mencari
sekutu-sekutu
untuk
16
Sosialis
Indonesia
(PSI)
didukung
oleh
kaum
muslim
nominal
(abangan).
Demikian
pula
PNI
serikat
SOBSI
(Sentral
Organisasi
Buruh
Seluruh
kabinet
(pemerintahan),
dimana
masing-masing
E.
terjadi
peningkatan
18
hasil
tambang
minyak
yang
dalam
menjalankan
tugasnya,
muncul
beberapa
karena
jatuhnya
sementara
Penerimaan
negara
harga
kebutuhan
menjadi
barang-barang
impor
menurun.
terus
ekspor
meningkat.
Dengan
keadaan
memenuhi
syarat
(berpendidikan
rendah)
perlu
Bambang
Sugeng
menghadap
presiden
dan
keutuhan
bangsa yang
19
harus
segera
timbul
rasa
tidak
puas
terhadap
pemerintahan
yang
ditentang
oleh
Kolonel
Bambang
Sugeng
semakin
diperparah
menjelekkan
kebijakan
memulihkan
keamanan
menyebabkan
dengan
Kolonel
di
muncul
adanya
Gatot
Sulawesi
Subroto
Selatan.
demonstrasi
di
surat
yang
dalam
Keadaan
berbagai
ini
daerah
presiden
dan
menyarankan
agar
parlemen
mereka.
Dalam perkembangan selanjutnya muncul golongan yang anti
peristiwa 17 Oktober 1952 dari Angkatan Darat sendiri. Menteri
Pertahanan, Sekertaris Jendral Ali Budihardjo dan sejumlah
perwira yang merasa bertanggung jawab atas peristiwa 17
Oktober 1952 diantaranya KSAP T.B. Simatupang dan KSAD A.H.
Nasution
mengundurkan
Nasution
kemudian
diri
dari
digantikan
21
jabatannya.
oleh
Kedudukan
Bambang
Sugeng.
dan
mengembalikan
lahan
perkebunan
mereka
F.
22
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
23
keamanan
dan
kesejahteraan,
Memperbarui
B.
Saran
1. Sebaiknya program-program yang dilaksanakan oleh Kabinet
Wilopo dijalankan sesuai dengan kepentingan rakyat Indonesia
dan untuk tetap menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia.
Hal ini dapat dijadikan pelajaran untuk kita dimasa sekarang
agar kejadian demikian tidak terjadi lagi pada pemerintahan
yang sekarang.
2. Hendaknya di dalam kabinet antar anggota parlemen yang
berbeda partai tidak saling menjatuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
25
Politik
Indonesia
26
Modern. Yogyakarta