Anda di halaman 1dari 6

Nama : Septyana Nida Faizah

Kelas : XII MIPA E


No. U : 29

TOKOH PEJUANG YANG MEMPERTAHANKAN INTEGRASI BANGSA

1. Ir. SUKARNO

Ir. Sukarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Riwayat
pendidikan Ir. Sukarno dimulai dari ELS (Europeesche Lagere School) di Mojekerto, kemudian HBS
(Hoogere Burgerschool), dan kuliah pada Technische Hoge School (THS) hingga memperoleh gelar
insinyur pada 1925. Sejak muda, Ir. Sukarno sudah menunjukkan rasa ketertarikannya pada politik. Saat
kuliah di Bandung, Ir. Sukarno mulai berhubungan dengan para pemimpin Indische Partij, seperti Cipto
Mangunkusumo dan Douwes Dekker. Pada 1925, ia mendirikan Algemeene Studie Club di Bandung.
Selanjutnya, ia mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927, yang memiliki tujuan
mencapai kemerdekaan Indonesia atas kekuatan sendiri. Kharisma dan kekuatan pidatonya mampu
menjadi magnet setiap orang, sehingga Belanda menjadi cemas akan kekuatan Sukarno. Oleh karena itu,
Belanda melayangkan tuduhan kepada Ir. Sukarno sehingga Ir. Sukarno dan para tokoh PNI ditangkap dan
ditahan. Namun, Ir. Sukarno berhasil dibebaskan pada 31 Desember 1931. Ir. Sukarno kemudian
ditangkap lagi dan diasingkan ke Ende, Pulau Flores, dan dipindahkan ke Bengkulu hingga dibebaskan
pada 1942. Pada masa kependudukan Jepang, ia bersama Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantoro,
dan K. H. Mas Mansyur diminta Jepang untuk membentuk Pusat Tenaga Kerja (Putera). Namun akhirnya,
dibubarkan oleh Jepang karena praktiknya tidak sesuai dengan tujuan.
Keterlibatan Ir. Sukarno dalam proses menuju kemerdekaan serta pembentukan negara RI sangatlah
besar. Saat BPUPKI dibentuk sejak 1 Maret 1945, sumbangan terbesarnya ialah gagasan tentang dasar
negara yang kemudian disebut sebagai Pancasila. Setelah BPUPKI dibubarkan, terbentuklah PPKI dimana
Ir. Sukarno ditunjuk sebagai ketua. Di dalam sidang-sidang PPKI, gagasan Pancasila terus disempurnakan
hingga menjadi dasar negara Republik Indonesia hingga sekarang. Sumbangan terbesar Ir. Sukarno
selanjutnya ialah ia bersama Drs. Mohammad Hatta berhasil menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia
17 Agustus 1945. Ir. Sukarno kemudian dipilih pada 18 Agustus 1945 sebagai Presiden RI pertama secara
aklamasi. Ia memimpin RI hingga tahun 1967. Ir. Sukarno meninggal dunia pada 21 Juni 1970 di Jakarta,
dan jenazahnya dimakamkan di samping makam ibundanya, di Kota Blitar, Jawa Timur. 16 tahun setelah
wafatnya Ir. Sukarno, mendiang dianugerahi gelar Pahlawan Proklamasi pada 23 Oktober 1986.
Ir. Sukarno dikenal sebagai  Bapak Proklamator. Beliau berjasa memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia lewat jalur perundingan. Jasa dan peranan beliau antara lain sebagai berikut :
 Tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno bersama Mohammad Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat ke
Dalat, Vietnam. Mereka bertemu Jenderal Terrauchi untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia.
 Tanggal 17 Agustus 1945, membacakan Proklamasi Kemerdekaaan RI dan bersama Mohammad
Hatta menandatangani naskah proklamasi.
 Tanggal 18 Agustus 1945 dilantik menjadi presiden RI.
 Tanggal 23 Agustus 1945, membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR).
 Tanggal 28 Oktober 1945, mengadakan perundingan dengan Inggris di Surabaya.

2. MOH. HATTA

Drs. Mohammad Hatta (Mohammad Athar) lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902.
Saat masih di Padang, ia sudah mulai aktif dalam organisasi kepemudaan dan tergabung dalam Jong
Sumatranen Bond. Pada 1927, ia aktif dalam liga menantang imperialisme dan kolonialisme. Karena
kegiatan politiknya bersama Perhimpunan Indonesia yang dianggap menghasut rakyat untuk
memberontak, maka pada September 1927, ia ditangkap dan diadili. Namun, pada tanggal 22 Maret 1928,
ia bersama tokoh PI lainnya dibebaskan dari segala tuduhan. Pada periode 1930-1931, Mohammad Hatta
lebih terfokus dengan kegiatan studi. Baru pada 1932, ia berhasil menyelesaikan studinya. Selanjutnya, ia
bergabung dengan Sutan Sjahrir ke dalam organisasi politik Pendidikan Nasional Indonesia. Namun, ia
ditangkap dan dibuang ke Boven Digul, Irian Jaya. Kemudian pada Desember 1935, Hatta bersama Sutan
Sjahrir dipindah ke Banda Naira. Selanjutnya, pada 3 Februari 1942, Hatta dan Sjahrir dipindahkan lagi ke
penjara Sukabumi. Mereka dibebaskan setelah Belanda menyerah dan Indonesia diduduki oleh Jepang.
Pada masa pendudukan Jepang, Drs. Mohammad Hatta bersama Ir. Sukarno dan tokoh-tokoh lainnya
memimpin Kantor Pusat Tenaga Kerja (Putera). Menjelang masa kemerdekaan, ia ditunjuk sebagai wakil
Sukarno dalam panitia PPKI. Bahkan Hatta menjadi proklamator kemerdekaan RI bersama Ir. Sukarno.
Pada 18 Agustus 1945, ia ditunjuk sebagai Wakil Presiden RI mendampingi Presiden Ir. Sukarno.
Selain pernah menjabat sebagai Wakil Presiden pertama RI, ia juga pernah menduduki jabatan Perdana
Menteri pertama RI merangkap Menteri Pertahanan. Ketika Pemerintahan RI berbentuk RIS (Republik
Indonesia Serikat), Drs. Mohammad Hatta diangkat sebagai Perdana Menteri. Ketika RIS kembali menjadi
NKRI pada 1950, ia dipercaya kembali sebagai Wakil Presiden. Pada 1 Desember 1956, Hatta tiba-tiba
mengundurkan diri dari jabatan sebagai Wakil Presiden. Meskipun sudah tidak aktif di pemerintahan, Drs.
Mohammad Hatta tetap berjuang untuk rakyat. Di bidang ekonomi misalnya, ia mengeluarkan banyak ide
tentang perkoperasian Indonesia sehingga ia dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Drs. Mohammad
Hatta meninggal pada 14 Maret 1980. Beliau dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir,
Jakarta. Pemerintah RI akhirnya menanugerahkannya gelar sebagai Pahlawan Proklamasi.
Peran Drs. Mohammad Hatta dalam usaha mempertahankan kemerdekaan antara lain sebagai berikut:
 Bersama Ir. Soekarno menandatangani naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
 Menjadi pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag,
Belanda tanggal 23 Agustus–2 November 1949.
 Pada tanggal 27 Desember 1945, menandatangani naskah pengakuan kedaulatan Republik
Indonesia.
 Drs. Mohammad Hatta dipercaya mendampingi Ir. Soekarno menjadi wakil presiden pertama
Republik Indonesia.

3. AH. NASUTION

 Berjuang mempertahankan kemerdekaan bersama Divisi Siliwangi dan dengan memberantas


pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948.
 Nasution dan Divisi Siliwangi berperan besar menumpas pemberontakan PKI di Madiun yng
meletus di tahun 1948.
 Jenderal Abdul Haris Nasution menjadi target penculikan oleh Gerombolan G30S/PKI karena
merupakan Menteri Pertahanan dan Keamanan, dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata, yang
dikenal sangat menentang PKI.   Posisi ini menjadikannya orang kedua di TNI setelah Jenderal
Ahmad Yani, yang menjabat sebagai Panglima TNI.
 Penculikan ini dilakukan pada malam 30 September dan menewaskan para jenderal Angkatan
Darat, termasuk Ahmad Yani. Gerakan 30 September mencoba menguasai Jakarta dan
mengumumkan dibentuknya "Dewan Revolusi". Namun Jenderal AH Nasution berhasil lolos.
Setelah lolos, bersama Jenderal Suharto, Nasution memimpin penumpasan Gerombolan
G30S/PKI

4. AHMAD YANI

Pada masa awal setelah kemerdekaan, Ahmad Yani bergabung dengan tentara republik yang
berjuang melawan Belanda. Ahmad Yani kemudian membentuk batalion untuk membebaskan
dan mempertahankan Magelang. Awal 1949, Ahmad Yani menginisiasi serangan gerilya untuk
mengalihkan fokus Belanda agar serangan ke Yogyakarta oleh Letkol Soeharto pada 1 Maret berjalan
mulus. Pada 1952, Ahmad Yani ditugaskan untuk menghadapi kelompok pemberontak Darul Islam di Jawa
Tengah yang ingin membangun negara teokrasi. Ahmad Yani membentuk pasukan khusus The Banteng
Raiders untuk memukul mundur kelompok separatis tersebut. Kemudian pada Agustus 1958, ia
memerintahkan serangan terhadap pemberontak di Sumatera Barat. Keberhasilannya ini membuatnya
dipromosikan menjadi wakil kepala Angkatan Darat kedua pada 1 September 1962. 

5. SRI SULTAN HAMENGKU BOWONO IX

Beliau lahir pada 12 April 1912 dengan nama kecil Dorojatun. Sejak kecil Dorojatun hidup di
lingkungan keraton. Pada waktu Indonesia merdeka, Sri Sultan Hamengku Buwana IX spontan mengakui
kedaulatan RI. Sewaktu Agresi Militer Belanda II, Sri Sultan Hamengku Buwana menjadi benteng terakhir
nasib RI. Beliau berkali-kali dibujuk oleh Belanda, namun selalu ditolak. Sultan tidak tergiur oleh hadiah
dari Belanda dan tetap tegas mempertahankan kelangsungan negara RI hingga tercapailah pengakuan
kedaulatan. Sri Sultan Hamengku Buwana IX juga mewakili Indonesia untuk menerima pengakuan
kedaulatan dari Belanda di Jakarta.
Peranan HB IX dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia antara lain sebagai berikut :
 Pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa Kesultanan
Jogjakarta adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Pada saat ibu kota RI di Jakarta diserang Belanda, HB IX mempersiapkan dan menyediakan Kota
Jogjakarta sebagai pusat pemerintahan RI.
 HB IX menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Perundingan Roem–Royen.
 Saat terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949, HB IX membantu TNI menyediakan Keraton
Jogjakarta sebagai tempat persembunyian para pejuang dan TNI.
 Tanggal 13 Juli 1949, HB IX diangkat menjadi Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan pada
sidang pertama kabinet Indonesia.
 Tanggal 27 Desember 1949, HB IX mewakili Indonesia dalam penandatanganan kedaulatan RI
dan menerima penyerahan kedaulatan dari Belanda.

6. JENDERAL SOEDIRMAN
Jenderal Sudirman lahir di Rembang, Purbalingga pada 24 Januari 1916. Beliau aktif di pasukan
PETA (Pembela Tanah Air). Pada masa awal kemerdekaan, Sudirman pernah menjadi Panglima BKR
Divisi Banyumas. Namanya semakin menonjol pada waktu memimpin pasukan untuk mengusir Sekutu dari
Ambarawa. Sewaktu Agresi Militer Belanda II, Jenderal Sudirman memimpin langsung pasukannya
bergerilya melawan Belanda. Hal itu disebabkan pada waktu itu, Jenderal Sudirman menjabat sebagai
Panglima Besar.
Peranan Jenderal Soedirman dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia
antara lain sebagai berikut :
 Tanggal 12 Desember 1945,  memimpin TKR di Ambarawa dalam menggempur dan mengusir
Inggris. Saat itu beliau masih berpangkat kolonel.
 Jenderal Soedirman memimpin pasukan TNI melakukan perang gerilya melawan Belanda dalam
Agresi Militer Belanda II.
 Satu hal yang perlu kamu ingat, Jenderal Soedirman tetap berjuang memimpin pasukan walaupun
dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan atas jasa dan pengorbanannya, Jenderal Soedirman
mendapat sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia
7. DR. MUWARDI

Dr. Muwardi lahir di Pati, Jawa Tengah pada 30 Januari 1907. Ia merupakan seorang dokter spesialis
THT lulusan STOVIA, yang juga gigih memperjuangkan nasib bangsa. Selama kuliah, Muwardi aktif dalam
berbagai organisasi. Pada 1925, ia dipercaya sebagai ketua Jong Java cabang Jakarta. Muwardi turut
serta dalam Kongres Pemuda II Tahun 1928. Pada masa pendudukan Jepang, Muwardi bergabung dalam
Barisan Pelopor dan ia diangkat menjadi komandan. Sebagai komandan, Muwardi pernah berjasa dalam
pengamanan lapangan Ikada sehari sebelum dilaksanakannya Proklamasi. Di mata Presiden Sukarno, dr.
Muwardi mampu dalam urusan pertahanan meskipun berprofesi sebagai dokter. Presiden Sukarno pernah
menawarinya jabatan sebagai Menteri Pertahanan, namun ditolak karena kesetiaan yang mendalam pada
profesi dokter. Kedatangan Sekutu dan Belanda mendapat tantangan dari sebagian besar rakyat
Indonesia, tak terkecuali dr. Muwardi serta Barisan Pelopor. Dr. Muwardi dan Barisan Pelopornya ikut
berperang melawan salah satu anggota Sekutu. Namun, karena situasi genting, para pemimpin negara
sementara berhijrah ke Yogyakarta demikian pula Barisan Pelopor.
Selain ditugaskan menjadi pemimpin, tugas sebagai seorang dokter tetap dijalankan dengan sepenuh
hati dengan cara menjaga kesehatan dan mengobati anggota laskar yang terluka. Pasca
ditandatanganinya Persetujuan Renville, situasi politik Indonesia semakin tidak menentu karena selain
menghadapi pasukan Belanda dan Sekutu, Indonesia juga menghadapi pemberontakan PKI. Menghadapi
situasi politik itulah, dr. Muwardi mendirikan Gerakan Rakyat Revolusioner. Namun, PKI memanfaatkan
situasi ini sebagai niatan jahat, yakni dengan melakukan penculikan terhadap dr. Muwardi. Penculikan
tersebut terjadi pada 13 September 1948, dan setelah peristiwa tersebut, dr. Muwardi tidak diketahui kabar
maupun makamnya.
8. LETNAN KOLONEL I GUSTI NGURAH RAI

Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai lahir di Desa Carangsari, Kabupaten Badung pada 30 Januari
1917. Beliau merupakan seorang pahlawan kemerdekaan dari Kabupaten Badung, Bali. Pada masa
pendudukan Jepang, beliau aktif dalam gerakan bawah tanah melawan Jepang. Setelah merdeka beliau
menjadi komandan tentara republik di Denpasar. Selanjutnya, beliau memimpin pasukan Ciung Wanara
melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama Puputan Margarana. Dalam pertempuran
tersebut, ia gugur bersama 1372 pejuang Dewan Perjuangan Republik Indonesia Sunda Kecil tanggal 20
November 1946. Mereka dimakamkan di Candi Marga, Tabanan. Nama I Gusti Ngurah Rai diabadikan
menjadi Bandar Udara Ngurah Rai di Denpasar, Bali.

9. BUNG TOMO

Bung Tomo lahir di Surabaya pada 1920 dengan nama asli Sutomo. Pada masa panjajahan Jepang, Bung
Tomo aktif sebagai wartawan Domei. Bahkan, Bung Tomo mendirikan Kantor Berita Indonesia yang kelak
dilebur menjadi kantor berita Antara Cabang Surabaya (1945). Bung Tomo dalam pertempuran Surabaya
pada 10 November 1945 sangat berperan penting terutama menggelorakan semangat juang rakyat
Surabaya. Pengalamannya dalam masa penjajahan Jepang, memudahkan Bung Tomo dalam
memompakan semangat perjuangan melalui radio. Pekik “Allahu Akbar” dalam menentang penjajah
Sekutu sangat terkenal dan membakar semangat juang arek-arek Surabaya.

https://hallopipel99.blogspot.com/2019/03/tokoh-tokoh-perjuangan-integrasi-bangsa.html
https://www.slideshare.net/WaOdeAisyahAisyah/sejarah-kelas-xii-sma-kurikulum-2013tokoh-nasional-dan-
daerah-yang-berjuang-mempertahankan-bangsa-indonesia

Anda mungkin juga menyukai