Anda di halaman 1dari 17

Pancasila dalam Ketatanegaraan Negara

Segala aspek dalam pelaksanaan dan


penyelenggaraan negara diatur dalam suatu
sistem perundang-undangan. Pembagian
kekuasaan lembaga negara, hak dan kewajiban
warga negara, keadilan dan lainnya diatur
dengan suatu Undang-Undang Dasar, hal inilah
yang dimaksud dengan pengertian Pancasila
dalam konsteks ketatanegaraan.
Pembukaan UUD 1045

Pembukaan UUD 1945 dalam tatakenegaraan


Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat
penting sebab merupakan suatu staatfundamental-
norm, dan berada pada hierakhi tertib hukum yang
tertinggi di negara Indonesia. Pancasila merupakan
suatu azas kerokhanian yang dalam ilmu kenegaraan
disebut sebagai dasar filsafat negara (philosofischer
gronslag).
Kedudukan Pembukaan UUD 1045
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan
pernyataan pokok pendirian suatu negara,
didalamnya mengemukakan latar belakang, tujuan
pernyataan kemerdekaan, falsafah, dasar negara,
dan cita-cita luhur negara.
Pembukaan UUD 1945 kedudukan yang lebih tinggi di
atas pasal-pasal UUD 1945. Antara Pembukaan UUD
1945 dengan pasal-pasalnya mempunyai kedudukan
hukum yang berlainan, namun keduanya terjalin
dalam hubungan kesatuan yang bersifat hubungan
kausal organis.
Kausal Organis Pembukaan UUD 1945
Alinea pertama, kedua, dan ketiga tidak memiliki
hubungan kausal organis dengan pasal-pasalnya.
Bagian tersebut memuat serangkaian pernyataan
yang menjelaskan peristiwa atau keadaan yang
mendahului sebelum terbentuknya Negara
Indonesia. Sedangkan alinea keempat memuat
pernyataan tentang keadaan setelah Negara
Indonesia terbentuk dan memiliki hubungan yang
bersifat kausal organis dengan asal-pasal UUD 1945
Hubungan kausal organis meliputi:
a. Undang-Undang Dasar ditentukan akan ada.
b. Yang diatur dalam UUD adalah tentang
Pembentukan pemerintahan negara yang
memenuhi perbagai syarat.
c. Negara Indonesia adalah berbentuk Republik yang
berkedaulatan rakyat
d. Ditetapkannya Pancasila sebagai dasar filsafat
atau pandangan hidup Negara Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 bersifat tetap
Pembukaan UUD 1945 sebagai Pernyataan
Kemerdekaan yang terinci yang mengandung cita-
cita luhur dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945 dan memuat Pancasila sebagai dasar filsafat
negara, merupakan satu rangkaian dengan
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan oleh
karena itu tidak dapat diubah oleh siapapun juga
termasuk MPR hasil pemilu. Mengubah isi
Pembukaan UUD 1945 berarti sama halnya dengan
membubarkan negara.
Pembukaan UUD 1945 sebagai Tertib
Hukum Tertinggi
Pembukaan UUD 1945 mempunyai dua aspek yang
sangat fundamental, yaitu: pertama, memberikan
faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum
Indonesia, dan kedua, menempatkan diri sebagai
tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum
tertinggi. Dengan demikian maka Pancasila
sebagaimana tercantum pada Pembukaan UUD 1945
adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum
Indonesia
Teks Pembukaan UUD 1945
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan yang luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang berbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Alenia Pertama Pembukaan UUD 1945
Dalam alinea pertama tersebut terkandung suatu
pengakuan tentang nilai hak kodrat, yaitu seperti
yang tersimpul dalam kalimat Bahwa kemerdekaan
adalah hak segala bangsa ... Hak kodrat adalah hak
yang melekat pada manusia karena merupakan
karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, manusia sebagai
makluk individu dan makluk sosial. Dalam
pengertian ini maka kemerdekaan adalah hak setiap
bangsa, bukan hanya hak individu. Bangsa adalah
penjelmaan manusia sebagai makluk sosial.
Alenia Kedua Pembukaan UUD 1945
Alinea kedua merupakan suatu konsekwensi logis
dari penyataan akan kemerdekaan seperti yang
termuat pada alinea pertama. Juga sekaligus
mewujudkan suatu hasrat yang kuat dan bulat untuk
menentukan nasib sendiri terbebas dari kekuasaan
bangsa lain. Untuk dapat mencapai cita-cita negara
menuju masyarakat adil dan makmur, maka bangsa
Indonesia harus merdeka, bersatu dan mempunyai
suatu kedaulatan.
Alenia Ketiga Pembukaan UUD 1945
Alinea ketiga merupakan suatu titik kulminasi, yang
kemudian ditindaklanjuti pada alinea keempat
tentang pendirian Negara Indonesia. Dengan
dinyatakannya kembali Proklamasi pada alinea
ketiga Pembukaan UUD 1945, ini menunjukkan
bahwa antara Pembukaan dengan Proklamasi
Kemerdekaaan 17 Agustus 1945 adalah merupakan
suatu kesatuan
Alenia Keempat Pembukaan UUD 1945
Prinsip-prinsip serta pokok kaidah pembentukan
pemerintah Negara Indonesia pada Pembukaan UUD
1945 dapat disimpulkan dari kalimat “Kemudian dari
pada itu untuk membentuk suatu pemerintah
Negara Indonesia ...” hal ini dimaksudkan dalam
pengertian sebagai penyelenggaraan keseluruhan
aspek kegiatan negara dan segala kelengkapannya
(goverment) yang berbeda dengan pemerintahan
negara yang hanya menyangkut salah satu aspek
sajda dari kegiatan penyelenggaraan negara yaitu
aspek pelaksana (eksekutif).
Pengertian Pembukaan UUD 1945 alinea 4
Tujuan negara, termuat dalam kalimat “... untuk membentuk
suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa...”
Diadakannya UUD negara, termuat dalam kalimat “...maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia...”
Bentuk negara, termuat dalam kalimat “...yang berbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat...”
Dasar filsafat negara, termuat dalam kalimat “...dengan
berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, ...”
Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
1. Pokok Pikiran Pertama: Negara melindungsi segenap
bangsa Indonesia dan seluruhtumpah darah Indonesia
dengan berdasar azas persatuan, dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh takyat Indonesia.
2. Pokok Pikiran Kedua: Negara hendak mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Pokok Pikiran Ketiga: Negara yang berkedaulatan rakyat,
berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/
perwakilan.
4. Pokok Pikiran Keempat: Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Korelasi Pembukaan
UUD 1945 dengan Pancasila
Pembukaan UUD 1945 secara yuridis
formal Pancasila ditetapkan sebagai
dasar filsafat negara Republik Indonesia,
maka tentu saja hubungan antar apuud
dengan Pancasila adalah bersifat timbal
balik. Meliputi 2 aspek, yakni secara
formal dan material.
Korelasi Secara Formal
Berdasarkan tempat keberadaan Pancasila secara formal, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
a. Rumusan teks Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia adalah
seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
b. Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah adalah Pokok Kaidah
Negara yang fundamental (staatfundalmentalnorm).
c. Oleh karena Pembukaan UUD 1945 pada intinya adalah Pancasila, maka
tidak bergantung pada Batang Tubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
d. Pancasila dapat disimpulkan mempunyai hakikat, sifat, kedudukan, dan
fungsi sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, yang menjelmakan
diri sebagai dasar kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia yang
diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
e. Pancasila sebagai inti dari Pembukaan UUD 1945, dengan demikian
mempunyai kedudukan yang sangat kokoh, bersifat tetap dan tidak dapat
diubah karena terlekat kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Korelasi secara material
Proses perumusan Pancasila dan Pembukaan
UUD 1945 secara kronologis, maka materi yang
pertama-tama dibahas oleh BPUPKI adalah
filsafat Pancasila, kemudian Pembukaan UUD
1945. Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok
kaidah negara yang fundamental, sebenarnya
secara material esensi atau inti sari dari pokok
kaidah negara fundamental tersebut tidak lain
adalah Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai