Uji pihak kiri digunakan apabila: hipotesis nol (H0) berbunyi “kurang dari atau sama dengan ( )” dan hipotesis alternatifnya berbunyi “lebih besar (>)”, kata lebih besar atau sama dengan sama maknanya dengan “kata paling banyak atau paling besar”. Contoh 4.6: Menurut pengalaman beberapa tahun terakhir ini, pada ujian bahasa inggris standar yang diberikan kepada siswa-siswa SMU di Bojonegoro diperoleh rerata 74,5. Tahun ini dilaksanakan model baru untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran bahasa inggris tersebut. Setelah model baru tersebut diterapkan secara random dari populasinya, diambil 200 siswa untuk dites dengan ujian bahasa inggris standar dan ternyata dari 200 siswa tersebut diperoleh rerata 75,9 dengan deviasi baku 8,0. Jika diambil α=5%, apakah dapat disimpulkan bahwa model baru tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran bahasa inggris. Solusi: Perhatikan bahwa 74,5 dan 8 berturut-turut adalah rataan dan deviasi baku populasi. Berarti = 74,5 dan =8. Model baru tersebut dikatakan dapat meningkatkan kemampuan siswa apabila rerata yang baru melebihi rerata yang selama ini diperoleh, sehingga persoalan tersebut dikerjakan dengan cara berikut. 1. H0 = 74,5 (model baru tidak meningkatkan kemampuan siswa) H1 = 74,5 (model baru meningkatkan kemampuan siswa) 2. α=5% 3. statistik uji yang digunakan: Uji Satu Pihak Kiri Uji pihak kiri digunakan apabila: hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih besar atau sama dengan (≥)” dan hipotesis alternatifnya berbunyi “lebih kecil (<)”, kata lebih besar atau sama dengan sama maknanya dengan “kata paling sedikit atau paling kecil”. Contoh 4.5 Untuk melihat apakah rerata nilai mata pelajaran bahasa inggris siswa kelas XII SMA “Mandiri” lebih besar atau sama dengan 75, secara random dari populasinya, diambil 12 siswa. Ternyata nilai-nilai keduabelas siswa tersebut adalah sebagai berikut. 51 71 76 81 67 98 58 69 87 74 79 81 Jika diambil α=1% dan dengan mengasumsikan bahwa distribusi nilai-nilai di populasi normal, bagaimana kesimpulan penelitian tersebut? Solusi : Uji Dua Fihak (Two Tail Test) Uji dua fihak digunakan bila hipotesis nol (H0) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (H1) berbunyi “tidak sama dengan” (H0 = ; H1≠). Contoh 4.4: Seorang pengajar mengatakan bahwa beliau telah menemukan model pembelajaran baru untuk meningkatkan prestasi belajar bahasa inggris dengan rerata 8. Seorang peneliti ingin mengetahui apakah klaim pengajar tersebut benar. Untuk itu, peneliti mengambil sampel berukuran 50 dan setelah diuji, ternyata diperoleh rerata prestasi belajar bahasa inggris siswa 7,8 dengan deviasi baku 0,5. Bagaimana kesimpulan uji tersebut, jika diambil α=1%? Solusi: Klaim pengajar dikatakan tidak benar jika dalam uji yang dilakukan oleh peneliti tersebut diperoleh rerata yang tidak sama dengan 8. Dalam hal ini, karena n besar, maka deviasi baku sampel dapat diasumsikan mewakili deviasi baku populasi, dan oleh karena itu digunakan uji Z. 1. H0 : = 8 (klaim pengajar benar) H1 : 8 (klaim pengajar tidak benar) 2. α=1% 3. statistik uji yang digunakan:
6. Keputusan uji: H0 ditolak
7. Kesimpulan: Klaim pengajar tidak benar. Terlihat bahawa rerata prestasi belajar bahasa inggris siswa kurang dari Pada contoh soal di atas, digunakan uji Z karena variansi sampel dapat diasumsikan mewakili (sama dengan) variansi populasi. Jika asumsi ini tidak dianggap tidak benar, maka harus digunakan uji t.