Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian

ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah

randomized control-group pretest-posttest design. Dalam rancangan penelitian

randomized control-group pretest-posttest design, terdapat dua kelompok yang

masing-masing dipilih secara acak. Kelompok pertama yaitu kelas eksperimen

diberi perlakuan dan kelompok kedua yaitu kelas kontrol tidak diberi perlakuan.

Pretest diberikan kepada kedua kelompok untuk mengetahui keadaan awal,

dan posttest diberikan kepada kedua kelompok untuk melihat perbedaan kedua

kelas tersebut setelah kelas eksperimen diberi perlakuan. Perlakuan yang

diberikan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran matematika dengan

pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning, dengan menggunakan

LKS konstruktivisme, sementara kelas kontrol tanpa perlakuan atau pembelajaran

dengan cara konvensional. Bentuk rancangan penelitian ini secara jelas

digambarkan pada Tabel 5.

Tabel 1. Rancangan Penelitian


Group Pretest Treatment Posttest
Eksperiment Group T1 X T2
Control Group T1 - T2
(Sumber: Sumadi, 2003: 105)
Keterangan :
T : Tes kemampuan pemahaman konsep matematika
X : Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning

33
34

B. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian dalam

penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh

siswa kelas X SMA Negeri 12 Padang tahun pelajaran 2013/2014. Banyak siswa

kelas X yang menjadi populasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Padang


Tahun Pelajaran 2013/2014
No Kelas Jumlah Siswa
1 X/1 30
2 X/2 30
3 X/3 30
4 X/4 30
5 X/5 30
6 X/6 30
7 X/7 30
Jumlah 210
Sumber: Bidang Kurikulum SMA Negeri 12 Padang

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang representatif (mewakili) populasi

yang akan diteliti. Pada penelitian ini diambil dua kelas secara acak sebagai

sampel untuk kelas eksperimen dan kontrol. Kelas tersebut diambil dengan cara

pengambilan sampel dengan tekhnik Random Sampling.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan sampel adalah:

1) Mengumpulkan nilai Ujian Mid Semester 1 matematika siswa kelas X SMA

Negeri 12 Padang tahun pelajaran 2013/2014

2) Melakukan Uji Kesamaan Rata-Rata.

Sebelum dilakukan uji kesamaan rata-rata maka syarat yang harus dipenuhi

adalah populasi haruslah berdistribusi normal dan variansinya homogen.


35

Langkah-langkah yang dilakukan untuk memenuhi asumsi untuk menentukan

statistik yang akan dipakai adalah:

a. Melakukan Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data yang diperoleh (nilai

ujian tengah semester siswa) dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Jika

popuasi berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov dengan

menggunakan software SPSS Statistics version 20. Hipotesis yang diuji pada uji

normalitas ini adalah:

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal.

H0 diterima atau data berdistribusi normal jika Pvalue (nilai signifikan) lebih besar

dari α = 0,05 dan ditolak jika sebaliknya.

b. Melakukan Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi bertujuan untuk mengetahui apakah variansi dari

data ulangan harian 1 matematika siswa tersebut homogen atau tidak. Jika data

berdistribusi normal, maka uji yang dilakukan adalah uji Levene dengan

menggunakan bantuan software SPSS Statistics version 20. Hipotesis yang akan

diuji pada uji homogenitas variansi ini adalah:

H0 : σ 21=σ 22 =σ 23=…= σ 27

H1 : minimal ada dua variansi yang tidak sama.

H0 diterima atau variansi data homogen jika P value (nilai signifikan) lebih besar dari

α = 0,05 dan ditolak jika sebaliknya.


36

c. Melakukan Uji Kesamaan Rata-Rata

Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk melihat apakah rata-rata data dari

populasi identik atau tidak. Jika data berdistribusi normal dan variansi data

homogen, maka uji yang dilakukan adalah dengan teknik ANOVA satu arah

dengan menggunakan bantuan software SPSS Statistics version 20. Jika data tidak

berdistribsi normal maka gunakan statistika non parametik yaitu Kurskal-Wallis

test. Hipotesis yang akan diuji pada uji kesamaan rata-rata ini adalah:

H0 : μ1=μ 2=μ3 = ... = μ7

H1 : minimal ada dua rata-rata yang tidak sama

H0 diterima atau rata-rata data identik jika Pvalue (nilai signifikan) lebih besar dari α

= 0,05 dan ditolak jika sebaliknya.

3) Menentukan Sampel

Jika setiap kelas mempunyai kesamaan nilai rata-rata maka pengambilan

sampel dilakukan secara acak (simple random sampling) dengan pengundian.

Pengundian dilakukan dengan cara mengambil gulungan kertas yang berisi nama

kelas secara acak. Kelas dari pengambilan pertama menjadi kelompok

eksperimen, sedangkan kelas dari pengambilan kedua menjadi kelompok kontrol.

Jika kelas tidak mempunyai kesamaan rata-rata maka penarikan sampel dilakukan

dengan purposive sampling.

C. Variabel dan Data Penelitian

1. Variabel

Variabel didefinisikan sebagai suatu faktor yang apabila diukur memberikan

nilai yang bervariasi. Dalam penelitian ini ada variabel yang menjadi perhatian
37

utama yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel penelitian ini adalah

variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi dan menjadi sebab munculnya

variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat

adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual

Teaching and Learning dengan menggunakan LKS dan variabel terikatnya adalah

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.

2. Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data

primer pada penelitian ini adalah skor kemampuan pemahaman matematika yang

diperoleh dari hasil tes kemampuan pemahaman konsep kepada kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari pihak lain yaitu bidang kurikulum dan guru

mata pelajaran matematika SMA 12 Padang. Data sekunder dari penelitian ini

adalah jumlah siswa dan nilai Ujian Mid Semester 1 kelas X SMAN 12 Padang

pada mata pelajaran matematika.

c. Sumber Data

Sumber data dalam penelitan ini adalah data primer yang didapat dari siswa

kelas X tahun pelajaran 2013/2014 dan data sekunder yang didapat dari guru
38

mata pelajaran matematika kelas X SMAN 12 Padang serta bidang kurikulum

SMA 12 Padang.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Menetapkan tempat dan jadwal penelitian

b. Mengurus surat izin observasi

c. Melakukan observasi untuk melihat proses pembelajaran berlangsung

d. Mengumpulkan data berupa nilai Ujian Mid Semester 1 kelas X tahun ajaran

2013/2014 untuk pemilihan sampel

e. Menentukan subjek penelitian dengan melakukan pengujian data hasil belajar

siswa untuk menentukan sampel yang homogen dilakukan uji normalitas, uji

variansi homogen, dan uji kesamaan rata-rata.

f. Berkonsultasi tentang jadwal penelitian dengan guru bidang studi matematika

yang bersangkutan.

g. Menentukan materi pelajaran yang akan diteliti

h. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja

Siswa (LKS) berbasis konstruktivisme

i. Memvalidasi perangkat pembelajaran dengan dua orang dosen dan satu orang

guru matematika.

j. Menyusun rubrik penskoran tes kemampuan pemahaman konsep matematika.


39

k. Membuat kisi-kisi tes (untuk soal pretest dan posstest) yaitu tes kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa berdasarkan silabus, dan indikator

kemampuan pemahaman konsep.

l. Membuat butir-butir soal tes (untuk soal pretest dan posstest) kemampuan

pemahaman konsep matematika

m. Melakukan uji coba perlakuan penerapan pendekatan pembelajaran CTL di

kelas sampel.

n. Melaksanakan uji coba soal tes kemampuan pemahaman konsep matematika

kepada siswa kelas X SMA lain yang memiliki kemampuan rata-rata yang

hampir sama dengan kelas sampel.

o. Melakukan analisis terhadap hasil uji coba soal tes kemampuan pemahaman

konsep matematis untuk mendapatkan soal tes yang lebih baik.

p. Jika soal tes tergolong baik maka soal layak untuk digunakan sebagai soal tes,

jika belum baik maka perbaiki soal dan kemudian lakukan uji coba kembali

hingga soal dinyatakan layak sebagai soal tes.

q. Mempersiapkan soal tes akhir (posstest) yang akan diberikan diakhir pokok

bahasan.

2. Tahap Pelaksanaan

Sebelum pembelajaran dimulai guru mengenalkan pendekatan pembelajaran

CTL kepada siswa, menjelaskan bagaimana pelaksanaan dan apa manfaat yang

diperoleh dari pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL. Hal-hal

yang akan dilakukan di kelas eksperimen saat pelaksanaan penelitian adalah

sebagai berikut:
40

Tabel 3. Pelaksanaan Pembelajaran


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

a. Guru membangkitkan minat dan a. Guru membuka pe-


keingintahuan siswa terhadap topik yang jaran dengan me-
akan dibahas nyampaikan tujuan
b. Guru mengajukan pertanyaan tentang proses pembelajaran dan
faktual dalam kehidupan sehari-hari yang mempersiapkan
berhubungan dengan topik bahasan siswa.
c. Guru mengaitkan topik yang akan dibahas b. Guru menerangkan
dengan pengalaman siswa dan mendorong materi langsung di
siswa untuk mengingat pengalaman sehari- depan kelas
harinya yang menunjukkan keterkaitannya c. Guru memberikan
dengan topik yang sedang dibahas. contoh soal dan
d. Guru membagi siswa dalam beberapa membimbing siswa
kelompok, kelompok tersebut terdiri atas 3 memecahkan per-
sampi 4 siswa yang berdekatan posisinya dan soalan tersebut
masing-masing kelompok tersebut diberi d. Guru mengecek pe-
tugas menyelesaikan Lembar Kerja Siswa mahaman siswa dan
yang berisikan langkah-langkah yang akan memberikan umpan
ditempuh siswa dalam memahami konsep. balik dengan mena-
e. Guru memfasilitasi siswa dalam mengerjakan nyakan hal-hal yang
LKS berbasis konstruktivisme kurang dimengerti
f. Setelah selesai mengerjakan LKS guru siswa dan mene-
mendorong siswa untuk menjelaskan konsep rangkan kembali
dengan kalimat mereka sendiri. materi yang kurang
g. Guru memberikan defenisi dan penjelasan dimengerti tersebut.
dengan memakai penjelasan siswa terdahulu e. Guru memberikan
sebagai dasar diskusi kesempatan untuk
- Guru membangkitkn pertanyaan dari siswa pelatihan lanjut de-
tentang apa yang masih belum mereka ngan memberikan
pahami berdasarkan penjelasan yang soal latihan.
diberikan oleh teman mereka sebelumnya. f. Pelajaran diakhiri
- Guru juga memberikan pertanyaan- dengan memberikan
pertanyaan sebagai umpan balik untuk PR kepada siswa
mengetahui sejauh mana pengetahuan dan dikerjakan seca-
mereka mengenai materi yang sedang ra individu.
dibahas.
h. Guru menggiring siswa untuk dapat saling
bekerja sama dalam kelompok, setiap anggota
kelompok harus dapat mendapatkan tugas
dan saling membantu dalam menemukan
rumus dan memahami konsep serta
menyelesaikan soal-soal yang ada.
i. Guru meminta siswa menceritakan tentang
apa yang telah didapatnya dalam pelajaran ini
41

dan menyimpulkan secara bersama-sama.


j. Guru menilai proses siswa dalam menemukan
konsep, dan mengemukakan hasil kerjanya.

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan diakhir penelitian adalah

a. Memberikan soal tes (untuk posstest) kemampuan pemahaman konsep

matematika pada akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal

yang sama pada akhir penelitian.

b. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

c. Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan analisis data

yang digunakan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpulan data yang digunakan

dalam suatu penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar soal tes. Lembar soal tes untuk memperoleh data kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa.

Tes kemampuan pemahaman konsep matematika berfungsi untuk mengukur

peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran CTL. Tes tersebut

berbentuk soal essay yang menghendaki testee menjawab dengan jawaban uraian

sehingga dapat mengukur pemahaman konsep matematikanya.


42

Untuk mendapatkan tes matematika yang baik, maka dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi tes pemahaman konsep matematika.

Kisi-kisi tes dibuat berdasarkan indikator kompetensi sesuai materi yang

diajarkan dan indikator kemampuan pemahaman konsep matematika. Agar

pembuatan tes lebih terarah, pembuatan dilakukan dengan berpedoman pada

kurikulum dan silabus.

b. Menyusun soal tes kemampuan pemahaman konsep matematika.

Menyusun soal tes disesuaikan dengan materi yang diajarkan selama

penelitian dan berpedoman kepada KTSP dan disesuaikan dengan kisi-kisi. Dalam

menyusun tes, ada beberapa hal yang dilakukan,yaitu:

1. Mempelajari dan memahami materi yang disajikan.

2. Mengkonsultasikan pada guru yang bersangkutan mengenai karakteristik

siswa yang akan menjadi peserta tes.

3. Membahasakan gagasan soal yang telah dirancang sesuai dengan kisi-kisi

tes.

4. Membuat kunci jawaban soal.

c. Memvalidasi soal tes kemampuan pemahaman konsep matematika.

Memvalidasi soal tes kepada beberapa ahli, yaitu dosen matematika dan guru

matematika. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak

diukur. “Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila dapat mengukur
43

tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang

diberikan” (Arikunto, 2008:65).

Langkah-langkah dalam memvaliditas tes tersebut adalah 1) menyusun kisi-

kisi tes; 2) menyusun soal tes sesuai kisi-kisi tes; 3) memvalidasi soal tes kepada

dosen matematika dan guru matematika. Dalam hal ini divalidasi oleh dosen

matematika FMIPA UNP dan guru matematika SMA N 12 Padang.

d. Melakukan uji coba soal tes

Sebelum dilakukan tes pemahaman konsep matematika pada siswa diberikan

perlakuan terlebih dahulu dilakukan tes uji coba yang dilakukan pada kelas X

SMA lain yang mempunyai setara dengan sekolah tempat penelitian.

e. Menganalisis tes uji coba

Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasikan soal-soal yang dipakai,

direvisi atau dibuang. Untuk mengetahui kualitas tes akan diperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

1) Daya pembeda soal

Daya pembeda soal ditentukan dengan mencari indeks pembeda soal. Indeks

pembeda soal adalah angka yang menunjukkan perbedaan kelompok tinggi dan

kelompok rendah. Menurut Pratiknyo (1985: 11) untuk menghitung daya pembeda

soal dilakukan cara sebagai berikut:

a) Mengurutkan data dari nilai tertinggi sampai nilai terendah.

b) Mengambil data 27% dari kelompok tinggi dan 27% dari kelompok rendah.

c) Menghitung derajat kebebasan dengan rumus:

dk = (nt – 1) + (nr – 1) dengan nt = nr = 27% x N = n


44

d) Mencari daya pembeda soal dengan rumus:

M t −M r
I p=

√ ∑
(x¿¿ t )2 + ∑ (x ¿¿ r)2
n ( n−1 )
¿¿

Keterangan:
Ip : daya pembeda soal
Mt : rata-rata skor dari kelompok tinggi
Mr : rata-rata skor dari kelompok rendah
∑ (x ¿¿ t )2 ¿: jumlah kuadrat deviasi skor kelompok tinggi
∑ ¿¿: jumlah kuadrat deviasi skor kelompok rendah
n : 27% x jumlah murid

Suatu soal mempunyai daya pembeda yang signifikan, jika I p hitung ≥ Ip tabel pada

derajat kebebasan (df) yang sudah ditentukan dengan α = 0,05.

2) Indeks kesukaran soal

Indeks kesukaran soal adalah besaran yang digunakan untuk menyatakan

apakah suatu soal termasuk kedalam kategori mudah, sedang atau sukar. Agar tes

dapat digunakan secara luas, setiap soal harus diselidiki apakah termasuk soal

yang mudah, sedang, atau sukar. Menurut Pratiknyo (1985: 14) untuk menentukan

indeks kesukaran soal bentuk essay digunakan rumus:

Dt + Dr
I k= ×100 %
2 mn

Keterangan:
Ik : indeks kesukaran soal
Dt : jumlah skor dari kelompok tinggi
Dr : jumlah skor dari kelompok rendah
m : skor setiap soal jika benar
n : 27% x jumlah murid
dengan kriteria:

0<Ik < 0,27 = soal sukar


45

0,27 ≤ Ik ≤ 0,7 = soal sedang

Ik > 0,73 = soal mudah

3) Klasifikasi Soal

Setiap soal yang telah dianalisis perlu diklasifikasikan menjadi soal yang

tetap dipakai, direvisi atau dibuang. Kriteria hasil analaisis tersebut, untuk

menentukan soal yang dipakai maka ditetapkan sebagaimana yang dikemukakan

oleh Pratiknyo (1985:16) bahwa:

a) Soal akan tetap dipakai jika Ip signifikan dan 0 < Ik < 1

b) Soal diperbaiki jika:

i. Ip signifikan dan Ik = 1 atau 0

ii. Ip tidak signifikan dan 0 < Ik < 1

c) Soal diganti jika Ip tidak signifikan dan Ik = 0 atau Ik = 1

4) Reliabilitas tes

Reliabilitas suatu tes adalah suatu ukuran apakah tes dapat dipercaya. Uji

reliabilitas tes dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sebuah soal dapat

digunakan atau dipercaya untuk mengukur kemampuan siswa. Untuk menentukan

koefisien reliabilitas digunakan rumus alpha yang dikemukakan oleh Suharsimi

(2008: 109) yaitu:

r 11=
[ ]
n
n−1
¿

2
(∑ x)
dengan 2
∑x − 2
N
σt =
N
46

keterangan:
r 11 : reliabilitas soal
N : jumlah butir soal
∑ (σ ¿ ¿ b) ¿
2
: jumlah variansi skortiap soal
2
σ t : variansi total
∑x : jumlah skor masing-masing soal
∑x 2
: jumlah kuadrat skor masing-masing soal

Kriteria tingkat reliabilitas yang dirujuk adalah:

r 11 = 1,00 : reliabilitas sempurna

0,80 ≤ r 11< 1,00 : reliabilitas sangat tinggi

0,60 ≤ r 11< 0,80 : reliabilitas tinggi

0,40 ≤ r 11< 0,60 : reliabilitas cukup

0,20 ≤ r 11< 0,40 : reliabilitas rendah

0,00 <r 11< 0,20 : reliabilitas sangat rendah

r 11 = 0,00 : reliabilitas tidak ada

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk memperoleh data

adalah tes. Tes yang diberikan berupa soal dalam bentuk essay. Tes akhir

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa diberikan kepada kedua kelas

sampel. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendekatan

pembelajaran CTL terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.

Hasil tes dianalisis untuk menjawab hipotesis mengenai kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa dalam pembelajaran matematika

1. Analisis Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa


47

Hasil tes dianalisis dengan menghitung rata-rata dan menghitung gain

(peningkatan) kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada kedua

kelas. Komponen kemampuan pemahaman konsep siswa diperoleh dari melihat

kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan matematis. Rubrik penskoran

kemampuan pemahaman konsep siswa berdasarkan hasil tes mengacu pada rubrik

penskoran kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada tabel berikut :

Tabel 4. Rubrik Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika


Indikator Skala
1 2 3 4
Menyatakan Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan Tepat dan
ulang sebuah sedikit pemahaman pemahaman lengkap
konsep. pemahaman yang masih yang cukup baik dalam
terhadap konsep kurang terhadap terhadap konsep menyatakan
yang dinyatakan konsep yang yang dinyatakan ulang sebuah
dan kesalahan dinyatakan. dan kesalahan konsep.
lebih dari kurang dari
setengah. setengah.

Mengklasifikasi Klasifikasi yang Hanya sebagian Klasifikasi yang Klasifikasi


kan objek-objek tidak sesuai yang sesuai sesuai dengan yang sangat
menurut dengan konsep. dengan konsep. konsep, sedikit sesuai dengan
sifat-sifat kesalahan. konsep.
tertentu sesuai
dengan
konsepnya.

Memberi Tidak tepat Hanya sedikit Cukup lengkap Tepat dan


contoh dan non- dalam memberi bisa memberi memberi contoh lengkap
contoh dari contoh dan non- contoh dan non- dan non-contoh dalam
konsep contoh dari contoh dari dari konsep. memberi
konsep. konsep. contoh dan
non-contoh
dari konsep.

Kemampuan Tidak tepat Hanya sebagian Cukup lengkap Tepat dan


menyajikan dalam menyajikan menyajikan lengkap dalam
konsep dalam menyajikan konsep dalam konsep dalam menyajikan
berbagai bentuk konsep dalam bentuk bentuk konsep dalam
representasi bentuk representasi representasi bentuk
48

matematika representasi matematika matematika representasi


matematika matematika

Mengembangka Tidak tepat Hanya sebagian Syarat perlu Mengembang


n syarat perlu dalam syarat perlu atau atau syarat kan syarat
atau syarat mengembangkan syarat cukup cukup dari suatu perlu atau
cukup dari suatu syarat perlu atau dari suatu konsep yang syarat cukup
konsep syarat cukup dari konsep yang dikembangkan dari suatu
suatu konsep. dikembangkan. cukup lengkap. konsep
dengan tepat
dan lengkap.

Menggunakan, Tidak Menggunakan Menggunakan Menggunakan


memanfaatkan menggunakan prosedur atau prosedur atau , memanfaat-
dan memilih prosedur atau operasi yang operasi yang kan dan
prosedur atau operasi yang sesuai namun sesuai dengan memilih pro-
operasi tertentu sesuai. masih banyak sedikit sedur atau
kesalahan. kesalahan. operasi yang
seduai dengan
benar dan
lengkap.

Mengaplikasika Tidak tepat Banyak Sedikit Benar dalam


n konsep atau dalam kesalahan dalam kesalahan dalam mengaplikasik
algoritma pada mengaplikasikan mengaplikasikan mengaplikasika an konsep
pemecahan konsep atau konsep atau n konsep atau atau algoritma
masalah. algoritma pada algoritma pada algoritma pada pada
pemecahan pemecahan pemecahan pemecahan
masalah. masalah. masalah. masalah.

Rata-rata nilai tes untuk kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

menggunakan rumus rata-rata yang dinyatakan Walpole (1992:24) yaitu sebagai

berikut.
n

∑ xi
i=1
x=
n

Dimana:

x : nilai rata-rata
49

∑ xi : jumlah nilai siswa


i=1

n : jumlah siswa.

Sementara untuk menghitung gain (peningkatan), menggunakan rumus

normal gain (Meltzer dalam Ahmad dan Siti, 2009: 76) yaitu sebagai berikut.

nilai posstest−nilai pretest


Normal Gain=
nilai ideal−nilai pretest

2. Analisis Hasil Tes Untuk Uji Hipotesis

Analisis data hasil tes bertujuan untuk melihat hasil penelitian dan hasil

perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen. Data yang diolah adalah data

normal gain. Uji yang dilakukan adalah uji kesamaan dua rata-rata. Sebelum

melaksanakan uji kesamaan dua rata-rata, syarat yang perlu dipenuhi adalah data

yang diperoleh dari kedua sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi yang

homogen. Oleh karena itu perlu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Hal

yang harus dilakukan adalah dengan uji hipotesis melalui langkah-langkah

berikut:

a. Melakukan Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data normal gain dari

kedua sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan sama

dengan uji normalitas sebelum penarikan sampel.

b. Melakukan Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data normal gain dari

kedua sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji yang dilakukan

sama dengan uji homogenitas sebelum penarikan sampel.


50

c. Melakukan Kesamaan Rata-rata

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari siswa pada kelas

kontrol. Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan, maka dilakukan uji dua pihak

pada data normal gain dengan hipotesis statistik yaitu:

H0 : μ1 = μ2

H1 : μ1 ≠ μ2

dengan μ1 merupakan rata-rata data normal gain kelas eksperimen dan μ2

merupakan rata-rata data normal gain kelas kontrol.

Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan bantuan software SPSS Statistics

version 20. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas dan uji homogenitas terhadap data dari kelas sampel. Jika data tes

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa berdistribusi normal dan

mempunyai variansi yang homogen, maka uji yang dilakukan adalah uji t dengan

statistik uji yang dikemukan Walpole (1992:305) sebagai berikut.

X 1− X 2
t= ( n1 −1 ) s 12 +(n2−1)s 22

2
1 1 dengan: s=
s + n1 +n2−2
n1 n2

Dimana:

X1 Rata-rata data normal gain kelas eksperimen


:

X2 Rata-rata data normal gain kelas kontrol


:

n1 : Jumlah siswa kelas eksperimen

n2 : Jumlah siswa kelas kontrol

s1 : Standar deviasi data normal gain kelas eksperimen


51

s2 : Standar deviasi data normal gain kelas kontrol

s : Standar deviasi data normal gain gabungan

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika t <t 1−α dan tolak H0 jika t mempunyai

harga-harga lain, dimana t 1−α didapat dari daftar distribusi t dengan derajat

kebebasan (dk) = (n1 + n2 – 2) dengan peluang (1-∝) pada taraf signifikan 0,05

Jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka untuk pengujian

hipotesis dilakukan uji t’ (Sudjana, 2002: 241) sebagai berikut.

X 1 −X 2
t '=

√ s 12 s22

n1 n2

Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika

w1 t 1 +w 2 t 2
t'<
w1 +w 2

dan tolak H0 jika

w1 t1 + w2 t 2
t'≥
w1 + w 2

dengan:

s 12
w 1=
n1

s 22
w 2=
n2

t 1=t
(1− 12 α ),( n −1 )
1

t 2=t
(1− 12 α ),( n −1 )
2
52

Jika data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji statistik non parametrik,

yaitu uji Mann Whitney U-Test dalam Husaini dan Purnomo (2006:325) sebagai

berikut.

n1 ( n1 +1 )
U 1=n1 n 2+ −R1
2

dan

n2 ( n2 +1 )
U 2=n1 n 2+ −R2
2

dimana:

n1 = Jumlah sampel 1

n2 = Jumlah sampel 2

U 1 = Jumlah peringkat 1

U 2 = Jumlah peringkat 2

R1 = Jumlah ranking pada sampel n1

R2 = Jumlah ranking pada sampel n2

Kedua rumus di atas digunakan dalam perhitungan untuk mengetahui harga U

mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk

pengujian (Uhitung) dan dibandingkan dangan Utabel. Kriteria pengujiannya adalah

tolak H0 jika U hitung ≤U tabel dan terima H0 jika U hitung >U tabel .
53

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara

Mahfudy, Sofyan., Budiyono, Sutrima. 2011. Eksperimentasi Pembelajaran


Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dan Pembelajaran Langsung Yang
Berbasis Assessment For Learning (Afl) Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Matematika Siswa Ditinjau Dari Tingkat Kreativitas Siswa.
Surakarta: UMS
Masita, Meici. 2012. Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) pada Pembelajaran Matematis Siswa Kelas X SMKN 1 Ampek
Angkek Tahun Pelajaran 2011/2012. Padang: FMIPA UNP
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran “Mengembangkan Keprofesionalan
Guru”. Bandung: PT Raja Grafindo Persada

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu


Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta Bandung

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia “Kostansi Keadaan


Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta : DIKTI

Sulfan, Lidya Devega. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Dalam


Pembelajaran Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Batang Anai tahun
Pelajaran 2010/2011. Padang: FMIPA UNP

Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada

Van De Walle, John. 2010. Matematika Pengembangan dan Pengajaran Sekolah


Dasar dan Menengah. Jakarta: Erlangga
54

Walpole, Ronald E. (1997). Pengantar Statistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


Utama

Wardhani, Naniek Sulistya. 2012. The Effectiveness Of Inquiry Learning


Approach In The Social Laboratory Towards The Enhancement Of Learning
Creativity Of 5th Grade Social Study Subject (Ips) Students Of Elementary
School. Jawa Tengah: FKIP Satya Wacana Christian University

Anda mungkin juga menyukai