Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat penelitian dilaksanakan di SDN yang berada di Desa Kacangan

Andong, Boyolali..

2. Waktu

Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2008 – Februari 2009.

B. Populasi, dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek dari penelitian yang dapat berujud semua

kasus kejadian, orang, hal ataupun yang lain yang memiliki satu atau beberapa

karateristik yang sama.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IV SDN yang berada

di Desa Kacangan Andong, Boyolali Tahun pelajaran 2008/2009. yang terdiri dari

tiga sekolah yaitu SD N 1 Kacangan dengan jumlah siswa 20 anak, SD N 2 Kacangan

dengan jumlah siswa 17 anak dan SD N 3 Kacangan dengan 21 siswa.:

2. Sampel

Satu kelas dari salah satu SDN dijadikan sebagai sample penelitian atau

dijadikan sebagai kelas eksperimen yang akan diberikan pengajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dengan metode kooperatif tipe Jigsaw. Kelas yang digunakan

sebagai kelas eksperimen adalah Kelas IV SDN 2 Kacangan, Andong.


Sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional diambilkan dari

siswa kelas IV SD N 3 Kacangan Andong, Boyolali.. Untuk mengetahui bahwa tidak

ada perbedaan kemampuan awal yang signifikan terhadap dua kelas dari dua sekolah

tersebut sebelum dilakukan perlakuan eksperimen maka diadakan uji kesaman dua

variansi yang disebut uji variable matching atau uji keseimbangan rata-rata.

Untuk menguji keseimbangan rata-rata menggunakan uji Z sebagai berikut :

a. Hipotesis

b. Uji Statistik

c. Daerah Kritis

d. Keputusan Uji

H0 diterima jika harga statistic uji Z jatuh diluar daerah kritik.

(Budiyono, 2000:149)

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok variabel penelitian, yaitu :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan terhadap masing-

masing kelas. Perlakuan yang dimaksud adalah perlakuan pada kelas eksperimen
dengan penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw dan pada kelas kontrol

menggunakan pembelajaran konvensional.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil beajar atau prestasi belajar

Pendidikan Kewarganegaraan yang diperoleh dalam bentuk nilai tes dan nilai tes

diberikan setelah ada perlakuan. Indiktor variable berupa: Skor penilain prestasi

belajar siswa dari nilai tes pembelajaran dengan metode kooperatif tipe jigsaw

dan metode konvensional.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (2002 : 135) memberikan batasan tentang metode

dokumentasi sebagai berikut : “Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang

artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya”.

Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data

kemampuan awal siswa, guna tes kesamaan kemampuan awal sebelum dilakukan

perlakuan eksperimen. Dokumen yang dipakai adalah nilai ulangan akhir semester

kelas III semester genap.

2. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok. (Suharsimi Arikunto, 2002:127).

Dalam penelitian ini metode tes digunakan untuk mengetahui hasil prestasi

belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa.

E. Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan untuk pengumpulan data instrument tes dan angket

diujicobakan di luar populasi untuk selanjutnya dilakukan analisis instrument Uji

coba instrument akan dilaksanakan di SDN 1 Kacangan Kecamatan Andong,

Boyolali. Instrumen tes prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan yang

digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi beberapa persyaratan analisis yaitu :

1. Validitas

Suharsimi Arikunto (2002: 144) menyatakan : Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat valid dari suatu instrumen. Suatu instrumen yang

valid mempunyai validitas yang tinggi. Suatu instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel

yang diteliti secara tepat.

Adapun yang digunakan untuk menguji validitas tes adalah korelasi product

moment. Suatu instrumen tes dikatakan valid jika koefisien korelasi antara skor tiap-

tiap item lebih besar dari kooefisien korelasi tabel (rxy > rTabel).
(Suharsimi Arikunto, 1992 : 69)

dimana :

rxy = kooefisien validitas suatu item

X = skor tiap-tiap item dari semua responden

Y = Skor total seluruh responden

N = Jumlah seluruh responden

Nilai hasil perhitungan dikonsultasikan ke tabel harga kritik product moment

sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r hitung

lebih kecil dari harga kritik tabel maka korelasi tidak signifikan. Jika harga r hitung

lebih besar dari harga kritik tabel maka korelasi tersebut signifikan atau instrumen

tersebut valid (Suharsimi Arikunto, 1992 : 72).

2. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas soal objektif digunakan rumus :

r =
11

Keterangan :
r11 : Rehabilitas secara keseluruhan.

p : Proporsi subjek menjawab item dengan benar

q : Proporsi subjek menjawab item dengan salah ( q = p - 1)

pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : jumlah item

s : Standar deviasi dari tes/ akar dari varian

(Suharsimi Arikunto, 1995:98)

Setelah diperoleh harga r11 kemudian dikonsultasikan dengan tabel harga r

product moment. Apabila harga r11 lebih besar dari harga r tabel maka dikatakan

isntrumen tersebut reliabel.

F. Teknik Analisa Data

1. Uji Prasarat Analisis

Sebelum dilakukan analisis data guna membuktikan hipotesis yang telah

diajukan dilakukan pengujian prasarat analisis yang meliputi :

a. Uji Normalitas

Syarat agar analisis varian dapat diterapkan adalah terpenuhinya sifat

normalitas pada distribusi populasi. Untuk mennguji apakah data yang diperoleh

berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak digunakan uji normalitas. Dalam

analisis ini digunakan metode Liliefors.

1) Hipotesis
H0 = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1 = Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.

2) Nilai = 0,05

3) Uji Statistik

L = Maks , dengan F(zi) = P( Z zi), Z ~ N(0,1) dan S(zi) =

proporsi cacah z zi terhadap seluruh zi.

4) Daerah Kritis

5) Keputusan Uji

H0 diterima jika harga statistik uji jatuh diluar daerah kritik.

(Budiyono, 2000:169)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang dilakukan dengan menggunakan metode Bartlet

sebagai berikut :

1) Hipotesis

H0 : (populasi-populasi homogen)

H1 : tidak semua variansi sama (populasi- populasi tidak homogen)

2) Nilai = 0,05

3) Uji Statistik
dimana :

k = banyaknya populasi = banyaknya sampel

f = derajat kebebasan untuk RKG = N – k

fj = derajat kebebasan untuk sj2 = nj – 1

j = 1, 2, …, k

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke –j.

4) Daerah Kritis

5) Keputusan Uji

H0 diterima jika harga statistik uji jatuh diluar daerah kritik.

(Budiyono, 2000:176-177)

2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian prasarat analisis dilakukan pengujian hipotesis

sebagai berikut :

a. Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis pertama dengan teknik T-test sebagai berikut :

Misal adalah rata-rata dan adalah simpangan baku.


Jika akan diuji dengan uji t yaitu :

dengan

Kriteria pengujian adalah hipotesis diterima apabila , dimana

didapat dari table daftar distribusi t dengan dk = (n 1 + n2 – 2), untuk harga-harga t

lain H0 ditolak.

(Sudjana, 1996 : 239)

b. Hipotesis Kedua

Untuk menjawab hipotesis kedua dengan melihat rata-rata prestasi belajar

Pendidikan kewarganegaraan dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hipotesis diterima jika rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari rata-

rata kelompok kontrol.


BAB III

Pelaksanaan Penelitian

A. Perencanan Penelitian

 1. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran. Metode


dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research)
yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk peneliti dan decision
maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan
perbaikan.

Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain : catatan guru, catatan
siswa, rekaman tape recorder, wawancara, angket dan berbagai dokumen yang terkait
dengan siswa.

Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, melakukan tindakan,


observasi,dan evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada
siklus-siklus berikutnya.

Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat mata
pelajaran PKn dengan pendekatan Problem Based Learning (pembelajaran berbasis
masalah) untuk melihat perubahan tingkah laku siswa, untuk mengetahui tingkat
kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar dengan alat
pengumpul data yang sudah disebutkan diatas.

Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presensi, nilai tugas seta data
kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, partisipasi dan kerjasama
dalam diskusi, kemampuan atau keberanian siswa dalam melaporkan hasil.

Instrument yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan lapangan. Data yang
terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan.

 2. Tempat

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Jakarta pada siswa kelas I AK, dengan
jumlah siswa 37 orang, yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 34 orang perempuan.
Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
berlangsung dengan pokok bahasan “Peran Serta dalam Penghormatan dan Penegakan
HAM”.
 3. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan selama 4 (empat) bulan dimulai pada pertengahan bulan Agustus
sampai dengan pertengahan bulan Desember 2007.

 4. Prosedur Penelitian

Siklus I

 A. Perencanaan
 Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah.
 Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
 Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
 Memilih bahan pelajaran yang sesuai
 Menentukan scenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan
pembelajaran berbasis masalah. (PBL).
 Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan.
 Menyusun lembar kerja siswa
 Mengembangkan format evaluasi
 Mengembangkan format observasi pembelajaran.

 B. Tindakan
 Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
 Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber.
 Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku
sumber.
 Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari.
 Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah dipersiapkan oleh guru.
 Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi.
 Siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).

 C. Pengamatan
 Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan
yaitu dengan alat perekam, catatan anekdot untuk mengumpulkan data.
 Menlai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa (LKS).
 D. Refleksi
 Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu,
jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
 Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang scenario
pembelajaran dan lembar kerja siswa.
 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada
siklus berikutnya.

Siklus II
 A. Perencanaan
 Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan
alternative pemecahan masalah.
 Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
 Pengembangan program tindakan II.

 B. Tindakan

Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul
pada siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan maslah yang sudah ditentukan, antara
lain melalui:

 1. Guru melakukan appersepsi


 2. Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang
ingin dicapai dalam pembelajaran.
 3. Siswa mengamati gambar-gambar / foto-foto yang sesuai dengan materi.
 4. Siswa bertanya jawab tentang gambar / foto.
 5. Siswa menceritakan unsure-usur Hak Asasi Manusia yang ada pada gambar.
 6. Siswa mengumpulkan bacaaan dari berbagai sumber, melakukan diskusi
kelompok belajar, memahami materi dan menulis hasil diskusi untuk dilaporkan.
 7. Presentasi hasil diskusi.
 8. Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.

 C. Pengamatan (Observasi)
 Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat
semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.
 Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.

 D. Refleksi
 Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang
terkumpul.
 Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II.
 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan
pada siklus III
 Evaluasi tindakan II

Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemajuan
minimal 10% dari siklus I.

Siklus III (bila diperlukan).

Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil. Sisi proses yaitu dengan
berhasilnya siswa memecahkan masalah melalui ” Pembelajaran berbasis masalah ”
dengan mengadakan diskusi kelompok belajar, dimana para siswa dilatih untuk berani
mengeluarkan pendapat dan / atau berbeda pendapat tentang masalah Hak Asasi Manusia,
khususnya :

 Hak Hidup (pasal 9 UU no 39/1999)


 Hak Wanita (pasal 45 – 51 UU no 39/1999 )
 Hak Anak (pasal 52 – 66 UU no 39/1999)
 HAka Berkeluarga dan Melanjutkan Ketuunan ( pasal 10 UU no. 39/1999)
 Hak Mengembangkan Diri (pasal 11 – 16 UU no 39/1999)
 Hak Memperoleh Keadilam (pasal 17 – 19 UU no 39/1999)
 Hak Atas Kebebasan Pribadi (pasal 20 – 27 UU no 39/1999)
 Hak Atas Rasa Aman ( pasal 28 – 35 UU no 39/1999)
 Hak Atas Kesejahteraan (pasal 36 – 42 UU no 39/1999)
 Hak Turut Serta dalam Pemerintah (pasal 43 – 44 UU no 39/1999)

Belajar PKn serasa lebih menyenagkan, meningkatkan motivasi / minat siswa, kerjasama
dan partisipasi siswa semakin meningkat.

Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang terekam dalam catatan anekdot
dan jurnal harian, serta melalui wawancara tentang sikap siswa terhadap PKn. Bila 70%
siswa telah berhasil , permasalahan kasus-kasus bentuk-bentuk HAM dari pasal 9 uu no
39 tahun 1999 s/d pasal 66 uu no 39 tahun 1999 melalui metode Problem Based
Learning, maka tindakan tersebut diasumsikan sudah berhasil.

Kriteria hasil penelitian tentang penguasaan materi ” Masalah HAM ” dan aktivitas siswa
ditetapkan sebagai berikut :

Table 1. Kriteria nilai penguasaan materi / kasus HAM (Hak Hidup, Hak Wanita, Hak
Anak)

No NIlai Kriteria

1 < 5,9 Kurang

2 6,0 – 7,50 Sedang

3 7,51 – 8,99 Baik

4 9,00 – 10 Baik Sekali

Table 2. Kriteria aktivitas siswa yang relevan

No NIlai Kriteria
1 < 50 Kurang

2 60 – 69 Sedang

3 70 – 89 Baik

4 90 – 100 Baik Sekali

Anda mungkin juga menyukai