Oleh :
Syafira Ayunda Putri BatuBara
4173321055
Loka Karya dan Pengolahan Data
Mukti Harahap, S.Si., M.Si
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES
DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TIGA TINGKAT
UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI
SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON
Subjek uji coba skala terbatas adalah siswa kelas XI yang terdiri atas 27
siswa MAN 2 Boyolali. Subjek uji coba skala luas adalah siswa kelas XI
yang terdiri dari 49 siswa MAN 2 Boyolali.
Intrumen Penelitian
Metode wawancara
Tes menurut Widyoko (2014) merupakan salah satu alat untuk melakukan
pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek.
Metode tes digunakan sebagai alat pengumpulan data untuk mengetahui miskonsepsi
siswa pada materi hukum Newton Tentang Gerak. Jenis tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa pada materi Hukum Newton Tentang Gerak.
Metode angket
Uji validitas isi digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya tes
dengan melihat dari kesesuaiannya dengan kurikulum (Basuki dan
Hariyanto, 2014). Uji validitas isi dilakukan dengan cara mencocokan materi
tes dengan silabus serta telaah yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli
evaluasi.
Uji reliabilitas
Tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap (consistent) apabila diteskan berkali-kali (Widyoko, 2014).
Nilai reabilitas soal diukur menggunakan rumus koefisien Alpha seperti pada Persamaan 3.1 dengan penafsiran seperti pada Tabel 3.1 (Arifin,
R t
2009).
2
1
R 1 x2
Keterangan:
Setiap soal tes diagnostik pilihan ganda yang dikembangkan memiliki tingkat
kesukaran yang berbeda-beda.
Setiap soal tes diagnostik pilihan ganda yang dikembangkan memiliki tingkat
kesukaran yang berbeda-beda.
Daya beda
Menurut Arikunto (2012), daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan
rendah. Daya pembeda dapat ketahui dengan menentukan indeks diskriminasi dengan
rumus :
Setiap siswa memiliki kemampuan berbeda-beda dalam mengerjakan soal tes diagnostik pilihan ganda
tiga tingkat. Terdapat siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah. Nomor soal yang dapat
dikerjakan dengan benar oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi saja merupakan nomor soal yang
memiliki daya beda baik. Nomor soal yang dapat maupun tidak dapat dikerjakan dengan benar oleh
seluruh siswa merupakan soal yang memiliki daya beda jelek.
Penskoran angket
S
P x100 rumus :
Angket dianalisis menggunakan
N
Keterangan:
𝑃= persentase respon
𝑆= jumlah skor yang diperoleh
𝑁= jumlah skor total
Instrumen tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat yang dikembangkan diujicoba skala terbatas untuk mengetahui penilaian siswa terhadap instrumen
tes yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui penilaian siswa adalah lembar validasi. Komponen yang terdapat angket adalah judul,
identitas, petunjuk pengisian angket, dan pertanyaan.
Hasil analisis angket penilaian siswa terhadap tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat dapat dilihat pada Tabel 4.1.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan penelitian pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda
tiga tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi Hukum Newton dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Sebanyak 22 soal tes diagnostik yang dikembangkan masuk kategori valid setelah
dilakukan uji validitas dengan judgement expert. Diperoleh rhitung sebesar 0,808 dan rtabel
untuk jumlah sampel 49 dengan signifikansi 5% adalah 0,28, sehingga dapat disimpulkan
bahwa instrumen tes diagnostik yang dikembangkan reliabel.
TERIMA KASIH