Anda di halaman 1dari 9

NAMA :ARSYA ALFIRA

NIM :200501158
KELAS :ER.C
UAS :Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(PPKn)
DOSEN :Roy Fachraby Ginting,SH,M.Kn

1. Jelaskan dengan detail dasar hukum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menjadi mata
kuliah wajib di perguruan tinggi di seluruh Indonesia baik dari segi Undang Undang Dasar 1945
maupun Undang Undang, Intruksi Presiden serta apa perbedaan pendidikan Pancasila dan
Pendidikan kewarganegaraan... jelaskan secara lengkap dan terperinci.

JAWAB:
Undang undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang telah
disahkan, secara eksplisit juga menyebutkan bahwa terkait dengan kurikulum nasional setiap
perguruan tinggi wajib menyelenggarakan mata kuliah Pancasila, Kewarganegaraan, Agama dan
Bahasa Indonesia. Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat dipahami dengan
menelaah dasar-dasar pendidikan Pancasila sebagai bagian yang tidak terpisah dalam konsep
pendukung pencapaian dalam penyelenggaraan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi di
seluruh Indonesia.Dasar-dasar yang dimaksud yakni dasar filosofis, sosiologis, dan dasar
yuridis.Gerakan untuk merevitalisasi Pancasila saat ini semakin menunjukkan gejala yang
menggembirakan.
Dengan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, diharapkan dapat tercipta
wahana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk secara akademik mengkaji, menganalisis, dan
memecahkan masalah-masalah pembangunan bangsa dan negara dalam perspektif nilai-nilai
dasar Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Republik Indonesia.Pendidikan Pancasila
sebagai bagian dari pendidikan Nasional bertujuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan
Nasional.Sistem pendidikan nasional yang ada merupakan rangkaian konsep, program, tata cara,
dan usaha untuk mewujudkan tujuan nasional yang diamanatkan Undang -Undang Dasar Tahun
1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila
di Perguruan Tinggi pun merupakan bagian dari upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Penjabaran secara spesifik sehubungan dengan tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di
Perguruan Tinggi adalah untuk:
a. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui revitalisasi
nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
b. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila kepada
mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta membimbing untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai
persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui sistem pemikiran yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
d. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat madani
yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu
berinteraksi dengan dinamika internal dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.

Pendidikan pancasila adalah pendidikan yang mengajarkan tentang hak dan kewajiban warga
negara agar berkesesuaian dengan tujuan dan cita-cita bangsa ,sedangkan pendidikan Pancasila
adalah agar setiap warga dapat menanamkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari
agar terciptanya generasi bangsa yang berkualitas, berbudi luhur, serta cinta tanah air.

2. Jelaskan bagaimana hubungan Pancasila sebagai Dasar Negara, Ideologi Bangsa, Filsafat,
Sistem Etika dan Pandangan hidup bangsa Indonesia... jelaskan pula bagaimana hubungan antara
Pancasila dan Agama dalam membangun keberagaman dan toleransi...

JAWAB:

Hubungan pancasila sebagai dasar negara dengan pandangan hidup bangsa?

Dasar negara adalah landasan atau tonggak berdirinya sebuah negara, tanpa adanya dasar negara,
negara tersebut tidak akan dapat berdiri seperti sebuah rumah yang tidak di landasi dengan
pondasi akan roboh, begitu juga dengan sebuah negara. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila,
mengapa Pancasila? karena pancasila memiliki lima elemen yang menjadi karakter dan
kepribadian bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan cita-cita
dan tujuan bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan sebuah petunjuk atau pedoman untuk mengatur
kehidupan bernegara, Pancasila di jadikan pedoman hidup karena mengandung nilai-nilai yang
memuat cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.

Hubungan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan bernegara. Dengan
kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia
adalah terwujudnya kehidupan yang ber-Ketuhanan, yang ber-Kemanusiaan, yang ber-Persatuan,
yang ber-Kerakyatan, dan yang ber-Keadilan.

Filsafat dan ideologi memiliki keterkaitan, sebelum lahirnya sebuah ideologi maka ada filsafat
terlebih dahulu, filsafat berubah menjadi ideologi setelah filsafat tersebut digunakan untuk cita-
cita dan dikerjakan atau dipatuhi oleh manusia tersebut. Seperti yang diungkapkan Roeslan
Abdulgani (1986) “ Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem nilai
yang secara epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan dasar atau pedoman
bagi manusia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara
tentang makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi manusia dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh hidup dan kehidupan. Filsafat dalam pengertian ini telah menjadi
suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief-system) yang telah menyangkut praksis,
karena di jadikan landasan bidang kehidupannya. Hal itu berarti filsafat telah beralih dan
menjelma menjadi ideologi”. (Kaelan,2002:117)

Filasafat adalah sebuah pemikiran kritis untuk melogikakan sesuatu, sehingga filsafat menjadi
akar dari setiap ilmu pengetahuan, sedangkan ideologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang cita-cita. Sudah tentu keterkaitan antara keduanya sangat terlihat, apabila tidak ada
sistem filsafat akankah ideologi ada? Tanpa adanya filsafat, ideologi tidak akan ada. Setiap
ideologi bersumber dari filsafat. Filsafat lahir dari perenungan dan pencarian jadi diri sehingga
lahirlah cita-cita dan tujuan yang menjadi landasan hidup seseorang atau suatu kelompok
sehingga hal tersebut menjadi identitas bagi pemilik ideologi tersebut.

Ideologi merupakan hasil filsafat, ideologi adalah output dari struktur pemikiran yang sudah
matang, komplit, serta sintesis berupa tawaran-tawaran terhadap sendi-sendi kehidupan yang
lebih kompleks. Ranah epistemologilah (yang bagian dalam filsafat) yang kemudian menentukan
kecenderungan dari Ideologi yang dihasilkan.

Jadi bagaimana jika pancasila itu dipandang sebagai suatu sistem filsafat dan ideologi, apa pula
kaitannya?

Sebagai suatu sistem filsafat serta ideologi maka pancasila harus memiliki unsur rasional
terutama dalam kedudukannya sebagai suatu sistem pengetahuan.

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang dapat menjadi
substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena
Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dituangkan dalam suatu
sistem. Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan organis. Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai yang berakar pada
pandangan hidup bangsa.

Pancasila lahir dari hasil perenungan mendalam para founding father, dan kemudian hasil
perenungan tersebut dijadikan tujuan bersama atau dijadikan suatu sistem keyakinan yang
menjadi landasan bagi bangsa dan negara Indonesia. Dan Pancasila juga telah menjadi identitas
bangsa Indonesia, bukan hanya sebagai landasan bangsa. Seperti halnya liberal dan sosialis hal
tersebut pula lahir dari sebuah sistem filsafat dan menjadi ideologi di negara-negara penganut
sistem tersebut sehingga hal tersebut kini menjadi landasan-landasan kehidupan bangsa yang
menganutnya , yang akhirnya menjadi jati diri negara mereka sehingga dapat dibedakan dari
bangsa-bangsa yang lain yang menganut ideologi yang berbeda pula.
Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh
karena itu, di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan.

Kehidupan beragama di Indonesia secara yuridis mempunyai landasan yang kuat sebagai mana
termaktub dalam dasar negara maupun Undang- Undang Dasar 1945. Negara berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung prinsip bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
beragama atau bukan negara yang berdasarkan agama tertentu dan bukan pula suatu negara
sekuler yang memisahkan agama dengan urusan negara.Indonesia memiliki falsafah negara
Pancasila yang mengakui tentang ketuhanan. Oleh karena Pancasila sebagai dasar negara dan
merupakan sumber dari segala sumber hukum, maka apapun aturan atau hukum yang terbentuk
harus mengacu pada nilai-nilai Pancasila. Pengakuan agama atau kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, serta jaminan terhadappenduduk yang beragama dan menjalankan ibadah
berdasarkan atas agama atau kepercayaan itu, merupakan ciri negara berketuhanan Yang Maha
Esa,dengan demikian bahwa Indonesia bukan negara agama, karena tidak berdasarkan agama
tertentu, juga bukan negara sekuler karena tidak memisahkan antara urusan negara dan agama.
Tetapi negara memberikan perlindungan pada semua agama dan aliran kepercayaan. ini berarti
bahwa setiap orang berhak atas kebebasan beragama atau berkepercayaan. Tidak seorang pun
boleh dikenakan pemaksaan yang akan mengganggu kebebasannya untuk menganut atau
memeluk suatu agama atau kepercayaan pilihannya sendiri, dan negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan kepercayaannya. Berdasarkan pada Pasal 29 UUD
1945 beserta tafsirnya tersebut,pemerintah berkewajiban mengatur kehidupan beragama di
Indonesia.Sebagai pelaksanaan Pasal 29 (2) UUD 1945 pemerintah mengeluarkan UU No.
1/PNPS/1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama yang dikukuhkan
oleh UU No. 5 Tahun 1969 tentang pernyataan berbagai Penetapan Presiden dan Peraturan
Presiden sebagai Undang- Undang.
1.Bentuk keikutsertaan pemerintah dalam persoalan agama adalahdengan adanya pengakuan
terhadap beberapa agama di Indonesia.Pengakuan ini muncul dalam bentuk keluarnya Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri No. 477/74054/1978 yang antara lain menyebutkan: Agama yang
diakui pemerintah, yaitu Islam, Katolik, Kristen/Protestan, Hindu, Buddha,dan Khong Hu
Cu.Pemerintah juga membentuk dan mengakui lembaga-lembaga seperti MUI, WALUBI, PGI,
KWI, dan HINDU DHARMA. Kelompok-kelompok inilah yang diberi wewenang mengontrol
bentuk-bentuk kegiatan dan tafsir keagamaan di masyarakat. Kemurnian dan keshahihan tafsir
yang benar pada gilirannya akan dijadikan dalih untuk mengontrol dan mengendalikan sejauh
mana praktek-praktek keagamaan yang dijalankan seorang individu atau kelompok masyarakat
menyimpang atau tidak dari garis-garis pokok ajaran keagamaan atau dikatakan sebagai induk
agama. Dalam APBN maupun APBD tersedia anggaran untuk urusan keagaaman Banyaknya
aturan pemerintah dalam mengatur kehidupan beragam tersebut menunjukkan seberapa jauh
keikutsertaan pemerintah dalam kehidupan beragama di Indonesia. Keikutsertaan pemerintah
dalam urusan agama mendapat tanggapan dari sejumlah tokoh diantaranya adalah Hattadan
Daliar Noor. Menurut Hatta masalah agama dan negara harus dipisahkan sedangkan menurut
Daliar Noor berpendapat, bahwa intervensi negara/pemerintah dalam masalah agama sebatas
lingkup administrasi
2.Pendapat senada dikemukakan oleh Jazim Hamidi dan M. Husnu Abadi yang menyatakan
intervensi negara atau pemerintah terhadap agama terbatas pada masalah administrasi belaka
meliputi: fasilitas, sarana, dan prasarana. Jadi bukan pada materi agamanya atau dengan kata lain
negara tidak mencampuri dan tidak ingin mencampuri urusan syari’ah dan ibadah agama-agama
diIndonesia.
3 Keikutsertaan negara dalam urusan agama seperti yang terjadi diIndonesia sangat berbeda di
negara-negara sekuler di mana negara dilaranguntuk mencampuri urusan agama.
3. Jelaskan dan uraikan bagaimana hubungan antara negara dan penduduk serta warganegara,
hubungan antara Korupsi dan upaya pemberantasannya serta Gerakan Revolusi Mental dan
bagaimana pula perbedaan Geopolitik dan Geostrategi dalam hubungannya dengan Identitas
Nasional, Wawasan Kebangsaan dalam membangun dan mewujudkan Masyarakat Madani di
Indonesia…jelaskan secara lengkap dan mendetail
JAWAB:
-Negara adalah wilayah atau daerah yang dihuni oleh warga negara yang memiliki kekuasaan
tertinggi baik dibidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Sedangkan warga negara adalah
penduduk atau orang menempati suatu wilayah tertentu yang berdasarkan undang undang sah
dan dapat dilindungi secara hukum. Hubungan keduanya adalah warga negara bisa dikatakan
warga negara karena menempati suatu wilayah dan apabila sebuah negara tidak terdapat warga
Negara mala wilayah tersebut bisa dikatakan sebagai negara.
-Korupsi adalah tindakan kejahatan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta
pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu.Korupsi adalah tindakan dan perbuatan yang tidak
wajar dan tidak legal serta menyalah gunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada
mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Dari survei Persepsi Masyarakat Terhadap
KPK dan Korupsi Tahun 2008, didapati bahwa belum terlalu banyak orang yang tahu bahwa
tugas dan wewenang yang diamanahkan kepada KPK bukan hanya tugas yang terkait dengan
penanganan kasus korupsi dan penanganan pengaduan masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi,
karena sekalipun telah banyak yang dilakukan oleh KPK dalam melakukan pencegahan korupsi
dan dalam mengkaji sistem administrasi lembaga negara/pemerintah yang berpotensi korupsi,
kegiatan-kegiatan itu menurut kalangan pers kalah nilai jualnya jika dibandingkan dengan
liputan atas penindakan korupsi.Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian
tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi,
supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang
pengadilan, dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku[1]. Karenanya ada tiga hal yang perlu digarisbawahi yaitu ‘mencegah’, ‘memberantas’
dalam arti menindak pelaku korupsi, dan ‘peran serta masyarakat’.Kemajuan teknologi informasi
sudah banyak membantu KPK dalam melakukan tugas-tugasnya. Dari mulai gedung KPK yang
dirancang sebagai smart building, paper-less information system yang diberlakukan sebagai
mekanisme komunikasi internal di KPK, dan program-program kampanye serta pendidikan
antikorupsi KPK. Dalam meningkatkan peran serta masyarakat, informasi elektronik sangat
dibutuhkan agar informasi yang disampaikan dapat lebih cepat diterima, lebih luas sebarannya,
dan lebih lama penyimpanannya[2]. KPK juga telah mengadakan berbagai lomba bagi pelajar,
mahasiswa, dan masyarakat yang antara lain berupa lomba PSA antikorupsi, lomba film pendek
antikorupsi, lomba poster, dan lomba-lomba lainnya.
-Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi
manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api
yang menyala-nyala.Itulah adalah gagasan revolusi mental yang pertama kali dilontarkan oleh
Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956. Sebagai pelopor
gerakan revolusi mental, pemerintah lewat K/L harus melakukan tiga hal utama yaitu; bersinergi,
membangun manajemen isu, dan terakhir penguatan kapasitas aparat negara.Gerakan revolusi
mental terbukti berdampak positif terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. Dalam waktu yang
tidak terlalu lama, ada banyak prestasi yang diraih berkat semangat integritas, kerja keras, dan
gotong royong dari aparat negara dan juga masyarakat.

-Geopolitik dan Geostrategi Indonesia.Keberlangsungan hidup dan eksistensi suatu bangsa,


sangat dipengaruhi oleh kemampuan bangsa tersebut dalam memahami dan menguasai kondisi
geografi serta lingkungan sekitarnya. Tumbuh kembangnya atau berkurangnya ruang hidup
bangsa, juga dipengaruhi oleh pandangan geopolitik yang diyakini oleh entitas suatu bangsa.
Menurut Sophie Chautard dalam bukunya La Geopolitique, “Geopolitik bukan ilmu pengetahuan
murni, melainkan sebuah multidisiplin ilmu yang mempelajari hubungan antar ruang dan politik,
antara teritorial dan individu. Meletakkan semua masalah pada aspek geografi yang
memungkinkan kita menganalisa kondisi saat ini, memahami hubungan satu kejadian dengan
kejadian lainnya”. Pandangan Gearoid O’ Tuathail menyatakan bahwa “Geopolitik tidak
memiliki makna atau identitas tunggal yang mencakup segala hal….. Geopolitik merupakan
suatu wacana, yaitu suatu cara penggambaran, perwakilan dan penulisan tentang geografi dan
politik internasional yang sangat beragam secara kultural dan politik.” Dalam pidato peresmian
Lemhannas RI tahun 1965, Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, menegaskan bahwa pertahanan
nasional hanya dapat dilaksanakan secara sempurna, bila suatu bangsa mendasarkan pertahanan
nasional atas pengetahuan geopolitik.
Perbedaan:Geopolitik adalah kebijaksanaan dalam dalam rangka mencapai tujuan nasional suatu
negara dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis negara berdasarkan pengetahuan
ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.Sedangkan Geostrategi adalah kebijaksanaan
pelaksanaan dalam menentukan tujuan dan saranan dari geopolitik guna mencapa tujuan nasional
dengan memanfaatkan konstelasi geografis negara.
-Wawasan Kebangsaan Indonesia.Sejarah mencatat bahwa setidaknya ada empat hal yang dapat
menjadi perekat bangsa, yaitu pertama, jaringan perdagangan di masa lampau. Kedua,
penggunaan bahasa yang sejak 1928 kita sebut sebagai bahasa Indonesia. Ketiga, imperium
HindiaBelanda sesudah pax-neerlandica, dan keempat, pengalaman bersama hidup sebagai
bangsa Indonesia sejak 1945. Proses pembentukan bangsa Indonesia diawali oleh keinginan
untuk lepas dari penjajahan dan ingin memiliki kehidupan yang lebih baik bebas dari penindasan
dan bebas untuk melakukan apa yang diinginkan sebagai sebuah bangsa yang dibalut dalam rasa
Nasionalisme. kemudian Kerangka cita-cita Nasional (bangsa) tersebut terangkum apik dalam
pembukaan UUD 1945, dengan Negara republik Indonesia sebagai pengemban amanah dari
kedaulatan rakyat Indonesia. Pertumbuhan wawasan kebangsaan Indonesia bersifat unik dan
tidak dapat disamakan dengan pertumbuhan nasionalisme bangsa lain. Walaupun rasa
“persatuan” keIndonesiaan telah bertunas lama dalam sejarah bangsa Indonesia, namun semangat
kebangsaan atau nasionalisme ke-Indonesiaan dalam arti yang sesungguhnya, secara formal baru
lahir pada permulaan abad ke-20. Semangat kebangsaan tersebut lahir sebagai reaksi perlawanan
terhadap kolonialisme yang telah berlangsung berabad-abad lamanya. Karena itu, nasionalisme
Indonesia kontemporer terutama berakar pada keadaan bangsa Indonesia pada abad keduapuluh,
namun beberapa dari akar-akarnya berasal dari lapisan sejarah yang jauh lebih tua (Kahin, 1970).

Anda mungkin juga menyukai