Anda di halaman 1dari 22

79

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan desain “one group pre-

test and post-test” atau dapat disebut juga penelitian pra eksperimen. ini Desain “one

group pre-test and post-test” ini termasuk kedalam metode eksperimen yang

digunakan untuk mengkaji hubungan dua variabel atau lebih yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media realia

sedangkan yang termasuk ke dalam variabel terikat yaitu pemahaman konsep bentuk

geometri pada anak usia TK.

Desain penelitian ini menggunakan satu kelompok subjek dan dilaksanakan

tanpa kelompok pembanding. Adapun desain penelitian yang dimaksud dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1
Desain Penelitian

Subjek Pre-test Treatment Post-test

Anak TK T1 X T2
80

Keterangan :

T1 : Pre-test sebelum diberikan perlakuan (Treatment)

X : Perlakuan (Treatment) melaksanakan pembelajaran tentang bentuk geometri

dengan menggunakan media realia

T2 : Post-test sesudah diberikan perlakuan (Treatment)

Meskipun penelitian dengan desain one group pre test and post test tidak

dianjurkan dalam penelitian dan memiliki kelemahan karena tidak adanya kelompok

pembanding, tetapi peneliti memiliki beberapa pertimbangan mengapa tetap

menggunakan desain ini dalam penelitian. Suryabrata (2007:102) menjelaskan bahwa

desain penelitian one group pre test and post test mempunyai kelemahan dan

kelebihan seperti :

1. Kelemahannya adalah tidak ada jaminan bahwa X adalah satu-satunya faktor

atau bahkan faktor utama yang menimbulkan perbedaan antara T1 dan T2.

2. Keuntungannya adalah pre test yang diberikan dapat memberikan landasan

untuk membuat komparasi prestasi subjek yang sama sebelum dan sesudah

dikenai X (experimental treatment).

Alasan mengapa peneliti menggunakan desain “one group pre-test and post-

test” karena peneliti mengalami hambatan dan keterbatasan, baik itu dalam penentuan

sampel, lokasi penelitian dan keterbatasan waktu yang peneliti miliki. Namun dari

beberapa hambatan yang ada, peneliti berusaha untuk meminimalisir kegagalan pada

saat penelitian berlangsung. Peneliti juga tidak mengeneralisasikan hasil penelitian ini

terhadap anak kelompok A di luar dari populasi penelitian yang dipakai pada saat
81

peneliti melakukan penelitian. Hasil penelitian ini hanya berlaku bagi anak kelompok

A yang bersekolah di TK Angkasa 1 Lanud Husein Sastranegara.

B. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Menurut

Sugiyono (2006: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan

penelitian populasi dan tidak melakukan teknik penarikan sampel, sehingga hasil

penelitiannya dapat digeneralisasikan sebagai suatu yang berlaku bagi populasi itu

sendiri. Populasi dalam penelitian ini adalah anak kelompok A sebanyak 17 anak

TK ANGKASA I Lanud Husein Sastranegara beralamat di Jl. Padjajaran No. 148

Bandung.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat atau fasilitas peneliti dalam

mengumpulkan data sehingga data yang telah ada menjadi lebih mudah diolah,

hasilnya lebih cermat, tepat dan sistematis. Instrumen yang digunakan berupa

observasi sistematis dan wawancara terstruktur. Pedoman observasi dan wawancara

tersebut, terdiri dari beberapa butir item yang masing-masing mengukur satu jenis

aspek.
82

Aspek-aspek yang akan diukur dalam penelitian ini adalah pemahaman

konsep bentuk geometri anak usia TK dengan menggunakan acuan standard

geometry dari The National Council of Teachers of Mathematics (Copley, 2001: 178)

adalah: Kemampuan menganalisis karakter bentuk dua dan tiga dimensi serta

mengembangkan argumen matematika tentang hubungan geometri yang terdiri dari a)

mengenali bentuk, b) menyebutkan bentuk, c) membuat bentuk, d) menggambar

bentuk, e) membandingkan bentuk, f) menguraikan bentuk. Berikut ini adalah

gambaran umum instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu :

Tabel 3.2
Komposisi Instrumen Penelitian

Variabel Aspek yang diteliti Tekhnik No Item Jumlah


Pengumpul Data Item
Pemahaman Mengenali bentuk Observasi 1,2,7,8 4
Konsep bentuk Menyebutkan bentuk Wawancara 13,14,17,18 4
Geometri Membuat bentuk Observasi 3,4,9,10 4
Menggambar bentuk Observasi 5,11 2
Membandingkan Wawancara 15,16,19,20 4
bentuk
Menguraikan bentuk Observasi 6,12 2
Total 20 item
*Secara lengkap instrumen penelitian dapat dilihat di lampiran

Pada saat proses observasi dan wawancara berlangsung, peneliti sendiri yang

menjadi pengamat dan pewawancara serta memberikan nilai sesuai dengan kriteria

penilaian yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan perilaku yang ditunjukkan oleh

anak. Kriteria penilaian tersebut adalah nilai 3, 2 dan 1. Secara umum diberi nilai 3,

apabila anak menjawab benar dan lengkap, nilai 2 apabila anak menjawab benar
83

namun tidak lengkap sedangkan nilai 1 diberikan apabila anak menjawab salah.

Kriteria penilaian dalam pedoman observasi disajikan lebih rinci sesuai dengan

perintah yang mewakili satu variabel, sehingga satu variabel memiliki kriteria

tertentu.

D. Uji Coba Instrumen

Setelah instrumen disusun, tahapan selanjutnya yaitu melakukan uji coba

terhadap instrumen tersebut dengan tujuan agar dapat mengetahui apakah instrumen

tersebut valid atau tepat terhadap aspek yang akan diukur. Arikunto (2002: 144)

menjelaskan bahwa suatu instrumen yang valid adalah instrumen mempunyai

validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

yang rendah.

1. Validitas Instrumen

Validitas dapat dikatakan sebagai ketepatan sedangkan reliabilitas dapat

dikatakan sebagai konsistensi atau dapat dipercaya. Atas dasar tersebut, maka

instrumen ini diuji cobakan untuk mengetahui tingkat validitas. Validitas instrumen

akan diuji cobakan terhadap anak TK kelompok A yang secara umum mempunyai

tingkat pemahaman yang sama terhadap bentuk-bentuk geometri dengan kelompok

anak yang akan dijadikan kelompok dalam penelitian ini. Dalam pengujian validitas

butir soal, peneliti menggunakan validitas isi (content) dan validitas construct.

Validitas isi (content) yaitu dengan cara bertanya dan berdiskusi kepada 2

orang yang ahli pada bidangnya (Sukardi 2003:123). Atas rekomendasi dari salah
84

satu pembimbing untuk menentukan apakah instrumen yang akan digunakan sesuai

untuk anak usia TK Sedangkan untuk validitas construct menggunakan formula

product moment dan alpha conbrach untuk menentukan apakah instrumen tersebut

valid atau tidak valid.

Uji coba validitas instrumen dilakukan terhadap anak-anak kelompok A

sebanyak 20 anak TK Trisula Perwari beralamat di Jalan Makmur No 32 Bandung.

Berikut ini adalah formula mengukur tingkat validitas instrumen, peneliti

menggunakan Koefisien Korelasi Product Moment dari Karl Pearson :

r xy = N. ∑ X1. Y1 - (∑ X1 ) . (∑ Y1 )

√ ( N. ∑ X1² - (∑ X1)²). ( N. ∑ Y1²- (∑ Y1)²)

(Arikunto, 2001: 146)

Dimana :

N : Jumlah responden X1 : Nomor item ke i

∑ X1 : Jumlah skor item ke I X1² : Kuadrat skor item ke i

∑ X1² : Jumlah dari kuadrat item ke i

∑ Y1 : Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

Y1² : Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

∑ Y1² : Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

∑ X1. Y1 : Jumlah hasil kali item ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap

responden.
85

Setelah dihitung validitas dan reliabilitasnya, hasil yang didapat

diinterpertasikan dengan menggunakan Pedoman koefisien korelasi sebagai berikut :

Tabel 3.3
Tabel Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi


Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (Tak berkorelasi)
Arikunto (2008: 245)

Berikut adalah hasil perhitungan validitas butir item yang dihitung dengan

menggunakan SPSS vs 12.00 for windows, yaitu :


86

Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Tahap 1

Item-Total Statistics

Scale Scale Cronbach's


Mean if Variance if Corrected Squared Alpha if
Item Item Item-Total Multiple Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
Soal1 23.40 28.463 .067 . .804
Soal2 23.90 25.779 .518 . .781
Soal3 23.40 25.305 .438 . .784
Soal4 23.45 24.155 .479 . .781
Soal5 23.00 22.105 .684 . .760
Soal6 00.00 00.000 .000 . .000
Soal7 23.25 26.408 .515 . .784
Soal8 23.80 27.642 .160 . .802
Soal9 23.40 25.516 .407 . .787
Soal10 23.15 23.503 .521 . .777
Soal11 23.10 25.042 .355 . .793
Soal12 00.00 00.000 .000 . .000
Soal13 23.35 24.134 .388 . .793
Soal14 24.10 27.884 .441 . .793
Soal15 00.00 00.000 .000 . .000
Soal16 24.05 27.313 .488 . .789
Soal17 00.00 00.000 .000 . .000
Soal18 23.75 23.671 .580 . .772
Soal19 24.10 28.726 .083 . .801
Soal20 00.00 00.000 .000 . .000
Soal21 24.05 27.313 .488 . .789
Soal22 00.00 00.000 .000 . .000

Dari hasil uji coba per item di atas, maka dapat dilihat bahwa dari 22 item

tentang pemahaman konsep bentuk geometri untuk anak TK, ada 6 item yang tidak

mempunyai korelasi sama sekali yaitu soal no 6, no 12, no 15, no 17, no 20 dan no 22

. Dengan begitu, pada item tersebut tidak bisa dipakai atau harus diganti dengan item

yang lainnya. Sedangkan pada item no 1, no 8 dan no 19 memiliki nilai korelasi yang

sangat rendah yaitu 0.067, 0.160, dan 0.083.


87

Hal tersebut dapat kita lihat pada Tabel Interpretasi Nilai r yang dipakai

peneliti untuk memberikan acuan untuk menentukan apakah suatu item itu valid atau

tidak. Maka dari itu item tersebut dapat dipakai namun sangat rendah korelasinya,

dapat di hapuskan atau diganti dengan item yang lain yang kemungkinan memiliki

nilai korelasi yang tinggi. Hasil uji validitas instrumen tersebut dapat di lihat dari

tabel berikut ini :

Tabel 3.5
Intrepretasi Validasi Butir Item Tahap 1

No Item Nilai Korelasi Keterangan


1 .067 Tidak Valid
2 .518 Valid
3 .438 Valid
4 .479 Valid
5 .684 Valid
6 .000 Tidak Valid
7 .515 Valid
8 .160 Tidak Valid
9 .407 Valid
10 .521 Valid
11 .355 Valid
12 .000 Tidak Valid
13 .388 Valid
14 .441 Valid
15 .000 Tidak Valid
16 .488 Valid
17 .000 Tidak Valid
18 .580 Valid
19 .083 Tidak Valid
20 .000 Tidak Valid
21 .488 Valid
22 .000 Tidak Valid
88

2. Reliabilitas Instrumen

Setelah menghitung validitas, kemudian peneliti menghitung reliabilitas yang

menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Apabila datanya memang benar sesuai

dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama (Arikunto

2002:154). Instrumen yang disusun penulis menggunakan skor 3-1, maka penulis

menggunakan rumus Conbrach Alpha untuk menguji reliabilitas instrumen. Rumus

yang digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen adalah :

r 11 = k 1- ∑ σ²b
(k-1) σ² 1

Dengan keterangan :

r 11 = Realibilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ σ²b = Jumlah varians butir

σ ²1 = Varians total
(Arikunto 2002: 171)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menguji reliabilitas instrumen adalah

sebagai berikut :

1. Memberikan skor terhadap instrumen yang telah diisi oleh setiap responden.

2. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skot item yang diperoleh.

3. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.


89

4. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

5. Menghitung variansi masing-masing item dan Menghitung variansi total.

6. Menghitung nilai koefisien alfa dan Membandingkan nilai koefisien alfa dengan

nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel.

7. Membuat kesimpulan, apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak.

Tabel dibawah ini adalah hasil perhitungan reliabilitas instrumen tersebut :

Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tahap 1
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.798 .816 22

Apabila dilihat hasil akhir skor total reliabilitas instrumen dengan

menggunakan rumus conbrach alpha yaitu 0.798, jika diintrepretasikan dengan

menggunakan acuan Tabel Interpretasi Nilai r, maka reliabilitas dari instrumen ini

termasuk ke dalam cukup dan hampir tinggi sehingga instrumen ini dapat digunakan

atau reliabel untuk penelitian.

Meskipun hasil reliabilitasnya menunjukkan instrumen ini dapat digunakan,

namun dari hasil uji coba tahap 1 tersebut, masih adanya item-item yang belum
90

valid. akhirnya peneliti memutuskan untuk mengganti dan menghapus sebagian item

yang dianggap tidak valid. Kemudian peneliti melakukan uji coba tahap 2. Dari 22

item yang ada, peneliti menghapus dan mengganti item yang tidak valid sehingga

pada pengujian tahap ke 2, peneliti hanya menggunakan 20 item saja. Pengujian

instrumen tahap kedua ini dilaksanakan di PAUD BKB Kemas Binangkit dan

diujikan pada 19 anak. Berikut adalah hasil pengujian instrumen tersebut :

Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen Tahap 2

Item-Total Statistics
Scale Scale Cronbach'
Mean if Variance Corrected Squared s Alpha if
Item if Item Item-Total Multiple Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
Soal1 27.53 23.819 .317 . .793
Soal2 28.11 22.766 .581 . .777
Soal3 27.84 19.696 .782 . .752
Soal4 27.79 20.398 .651 . .763
Soal5 27.95 24.164 .284 . .802
Soal6 26.68 23.006 .388 . .801
Soal7 27.47 23.930 .314 . .792
Soal8 28.00 23.111 .383 . .784
Soal9 27.68 20.450 .567 . .769
Soal10 27.21 20.953 .426 . .782
Soal11 28.00 22.556 .517 . .778
Soal12 27.05 22.386 .302 . .806
Soal13 28.00 24.111 .350 . .796
Soal14 28.11 23.099 .484 . .781
Soal15 28.16 23.585 .424 . .785
Soal16 28.16 23.585 .424 . .785
Soal17 27.89 23.988 .354 . .796
Soal18 28.05 23.053 .436 . .782
Soal19 28.16 23.585 .424 . .785
Soal20 28.16 23.585 .424 . .785
91

Jika dilihat dengan memakai acuan intrepretasi korelasi nilai r , dari tabel

diatas dapat diketahui bahwa dari 20 item pertanyaan, hasilnya dapat dipergunakan

meskipun ada beberapa item pertanyaan yang mempunyai korelasi yang agak rendah

dan ada sebagian juga yang nilai korelasinya cukup. Nilai- nilai yang mempunyai

korelasi cukup adalah nilai antara antara 0,600 sampai dengan 0,800 sedangkan untuk

nilai yang mempunyai korelasi agak rendah adalah nilai antara Antara 0,400 sampai

dengan 0,600. Meskipun demikian item-item ini dapat dipergunakan dan dapat

dikatakan valid. Berikut adalah tabel intrepretasi uji validasi tahap 2 :

Tabel 3.8
Intrepretasi Validasi Butir Item Tahap 2

No Item Nilai Korelasi Keterangan


1 .317 Valid
2 .581 Valid
3 .782 Valid
4 .651 Valid
5 .284 Valid
6 .388 Valid
7 .314 Valid
8 .383 Valid
9 .567 Valid
10 .426 Valid
11 .517 Valid
12 .302 Valid
13 .350 Valid
14 .484 Valid
15 .424 Valid
16 .424 Valid
17 .354 Valid
18 .436 Valid
19 .424 Valid
20 .424 Valid
92

Setelah mengetahui instrumen tersebut valid atau tidak, selanjutnya

peneliti melakukan perhitungan reliabilitas terhadap instrumen tersebut untuk

mengetahui apakah instrumen tersebut dapat dipercaya sebagai alat

pengumpul data atau keterandalannya. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas

instrumen tersebut :

Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tahap 2

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.794 .831 20

Hasil reliabilitas instrumen pada pengujian tahap 2 ini tidak terlalu

berbeda jauh dengan pengujian reliabilitas tahap 1 hasilnya adalah 0.794.

Apabila diinterpretasikan dengan menggunakan acuan Tabel Interpretasi Nilai

r, maka reliabilitas dari instrumen ini termasuk ke dalam cukup dan hampir

tinggi sehingga instrumen ini dapat digunakan atau reliabel untuk penelitian.
93

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan

observasi.

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang

banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif,

(Syaodih, 2007: 216). Pengumpulan data berupa pedoman wawancara yang terdiri

dari 8 item pertanyaan. Teknik ini digunakan untuk mengetahui tentang kemampuan

pemahaman konsep bentuk geometri anak di TK Angkasa I sebelum diberikan

treatment berupa pembelajaran pengenalan bentuk geometri dengan menggunakan

media realia.

Pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara terstruktur,

Arikunto (2002:202) menjelaskan bahwa “pedoman wawancara yang disusun secara

terperinci sehingga menyerupai check list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda

check ( √ ) pada nomor yang sesuai” .

Bentuk pertanyaan yang digunakan yaitu pertanyaan tertutup, sehingga

kejelasan dan ketepatan jawaban sudah mempunyai penilaian berupa skor 3,2 dan 1

serta variabel yang dinilai hanya 3 variabel yaitu kemampuan menyebutkan bentuk

geometri, kemampuan membandingkan bentuk geometri dan kemampuan

menguraikan bentuk geometri.


94

2. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Penelitian ini

menggunakan observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan

menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan (Arikunto 2002: 133). Aspek-

aspek yang akan diobservasi pada anak yaitu: kemampuan mengenali bentuk

geometri, kemampuan membuat bentuk geometri, kemampuan menggambar bentuk

geometri dan kemampuan menguraikan bentuk geometri. Pedoman observasi dalam

penelitian ini sudah mempunyai kriteria penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Ada

12 item pertanyaan yang menggunakan pedoman observasi ini. Skor 3, 2 dan 1

dijadikan acuan apakah anak sudah memahami konsep bentuk geometri atau belum.

Hal ini untuk melihat apakah penggunaan media realia memberikan suatu

pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan pemahaman

konsep bentuk geometri anak di TK Angkasa I .

F. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul maka tahap selanjutnya adalah mengolah dan

menganalisis data tersebut. Teknik analisis data yang dipilih peneliti untuk

menjawab pertanyaan penelitian menggunakan beberapa cara. Pertanyaan penelitian

yang diajukan yaitu ada 3 pertanyaan. Pertanyaan tersebut antara lain:


95

1. Bagaimana kondisi awal pemahaman konsep bentuk geometri pada anak

usia TK sebelum diberikan treatment berupa penggunaan media realia pada

pembelajaran konsep bentuk geometri ?

2. Bagaimana kondisi pemahaman konsep bentuk geometri pada anak usia

TK setelah diberikan treatment berupa penggunaan media realia pada

pembelajaran konsep bentuk geometri ?

3. Apakah penggunaan media realia dapat meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep bentuk geometri pada anak usia TK secara signifikan ?

Pada pertanyaan peneliti nomor 1 dan 2 yaitu tentang bagaimana pemahaman

konsep bentuk geometri pada anak usia TK sebelum dan kondisi setelah diberikan

treatment berupa penggunaan media realia pada pembelajaran konsep bentuk

geometri akan dijawab peneliti dengan menggunakan pendekatan statistik deskriptif

dengan bantuan SPSS vs 12.00. Dikarenakan data yang ada adalah data ordinal, untuk

dapat diinterpretasikan data ordinal akan diperlakukan sebagai data interval (Cohen,

2002:76). Begitu juga dalam penentuan kategorisasi, data dalam penelitian ini akan

diperlakukan sebagai data interval sehingga dapat dihitung frequency, mean, median,

dan standar deviasi sebagai dasar pembuatan kategorisasi tersebut.

Pengkategorisasian tersebut dilakukan untuk melihat ada berapa anak yang

mempunyai pemahaman konsep bentuk geometri tinggi, sedang dan rendah.

Berdasarkan model distribusi normal dan kategorisasi jenjang ordinal yang

dikemukakan oleh Azwar (2001: 109) yaitu:


96

X < ( µ - 1,0 σ) rendah


( µ - 1,0 σ) ≤ X < ( µ + 1,0 σ) sedang
( µ + 1,0 σ) ≤ X tinggi

Langkah-langkah pengkategorisasian tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Mencari rentang minimum (skor terendah X banyak item)

2. Mencari rentang maximum (skor tertinggi X banyak item)

3. Mencari jarak sebaran (rentang maximum - rentang minimum)

4. Mencari standar deviasi (jarak sebaran : 6 satuan standar deviasi)

5. Mencari mean teoritis (banyak item X skor netral/ sedang)

Pengkategorisasian digunakan pada data skor pre dan post test dengan

menggunakan acuan standar baku model distribusi normal dan pengkategorisasian

jenjang ordinal untuk mengetahui ada berapa anak yang memiliki pemahaman konsep

bentuk geometri tinggi, sedang dan rendah. Skor terendah dalam penelitian ini yaitu

1, skor tertinggi 3, banyaknya item 20, skor netral/sedang adalah 2. Langkah-langkah

pengkategorisasian tersebut secara rinci dapat dilihat dilampiran.

Setelah dilakukan perhitungan, maka acuan baku yang dipakai untuk

pengkategorisasian skor pre dan post test tersebut adalah :


97

Tabel 3.10
Acuan Pengkategorisasian
Pemahaman Konsep Bentuk Geometri Pada Anak Usia TK

X < (33,33) rendah

(33,33) ≤ X < (46,67) sedang

(46,67) ≤ X tinggi

Skor yang telah dikategorisasikan akan di intrepretasikan oleh peneliti

menggunakan klasifikasi intrepretasi perhitungan persentase yang bertujuan untuk

memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan pada tahap selanjutnya. Berikut ini

tabel klasifikasi interpretasi perhitungan persentase menurut Kuncaraningrat

(1997:256):

Tabel 3.11
Klasifikasi Interpretasi Perhitungan Persentase

Besar Persentase Interpretasi


0% Tidak Ada
1-25% Sebagian Kecil
26-49% Hampir Setengahnya
50% Setengahnya
51-75% Sebagian Besar
76-99% Pada Umumnya
100% Seluruhnya

Selanjutnya, teknik analisis data untuk pertanyaan peneliti nomor 3 yaitu

untuk mengetahui apakah hipotesis peneliti diterima atau ditolak. Peneliti memilih

untuk menggunakan uji wilcoxon signed-rank test. Alasan mengapa menggunakan uji

tersebut karena datanya dependent (tunggal), datanya bersifat ordinal serta


98

populasinya berjumlah kurang dari 30 anak. Pengujian hipotesis peneliti akan

menggunakan nilai alpha sebesar 0,05 atau dengan begitu tingkat kepercayaannya

sebanyak 95%.

Dengan segala keterbatasan peneliti dan untuk memudahkan sekaligus

mendapatkan hasil pengolahan data yang akurat, maka peneliti dibantu komputer

untuk mengolah data dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and

Service Solution) versi 12.0 for windows yaitu sebuah program komputer yang dapat

mengolah dan memproses data dengan cepat dan akurat. Sekaligus memberikan

berbagai output atau berbagai pilihan kepada peneliti untuk menentukan keputusan

apa yang akan diambil. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam Wilcoxon

Signed - Rank Test dalam Santoso (2002:145) adalah :

1. Buka data wilcoxon

2. Dari menu Analyse, pilih sub menu Nonparametric Test, lalu pilihan 2-

Related Samples

3. Pengisian : test pair (s) list atau nama dua variabel yang akan diuji. Sesuai

kasus , masukan dua variabel dengan cara: klik pada variabel sebelum, tekan

tombol shift, kemudian klik pada variabel sesudah. Terlihat kedua variabel

berubah warna (telah terblok), masukan ke kotak test pair (s) list

4. Test type : oleh karena akan diuji dengan prosedur wilcoxon, maka aktifkan

pilihan wilcoxon (yang sudah default)

5. Abaikan bagian yang lain dan tekan OK.


99

6. Menarik Kesimpulan dengan cara membandingkan nilai Asymp.Sig atau nilai

signifikan (p) dengan nilai alpha sebesar 0,05. Dasar pengambilan kesimpulan

tersebut mengacu pada pernyataan Santoso (2001:148) yaitu :

p > 0,05 maka H0 diterima

p < 0,05 maka H0 ditolak

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini dengan cara:

pelaksanaan pre-test, pelaksanaan pembelajaran konsep bentuk geometri dengan

menggunakan media realia, dan pelaksanaan post-test. Secara lengkap prosedur

penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Menentukan kelompok eksperimen dari keseluruhan populasi yang telah ada.

2. Mengukur kemampuan awal anak sebelum diberikan pembelajaran dengan

menggunakan media realia dengan melakukan pre-test (T1).

3. Sampel yang telah ada dalam penelitian ini diberikan perlakuan (treatment / X)

berupa pembelajaran konsep bentuk geometri dengan menggunakan media

realia.

4. Setelah proses pembelajaran dengan menggunakan media realia selesai

dilaksanakan, kemudian dilakukan post-test (T2).

5. Membandingkan nilai pre test (T1) dan post test (T2)dengan cara menghitung

selisih antara skor post test dikurangi skor pre test untuk menentukan seberapa

besar perbedaan yang ada (T2 – T1).


100

6. Melakukan pengkategorisasian dengan menggunakan acuan baku

pengkategorisasian berdasarkan model distribusi normal dan kategorisasi

jenjang ordinal untuk melihat ada berapa anak yang mempunyai pemahaman

konsep bentuk geometri yang tinggi, sedang dan rendah.

7. Menguji hipotesis peneliti untuk menentukan keefektivitasan perlakuan

(treatment) dengan menggunakan Wilcoxon Signed - Rank Test.

8. Menganalisis hasil perhitungan pre test, post test dan uji hipotesis yang telah

dilakukan sebelumnya.

9. Menarik kesimpulan dari data yang sudah dianalisis.

Anda mungkin juga menyukai