BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan desain “one group pre-
test and post-test” atau dapat disebut juga penelitian pra eksperimen. ini Desain “one
group pre-test and post-test” ini termasuk kedalam metode eksperimen yang
digunakan untuk mengkaji hubungan dua variabel atau lebih yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media realia
sedangkan yang termasuk ke dalam variabel terikat yaitu pemahaman konsep bentuk
tanpa kelompok pembanding. Adapun desain penelitian yang dimaksud dapat dilihat
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Anak TK T1 X T2
80
Keterangan :
Meskipun penelitian dengan desain one group pre test and post test tidak
dianjurkan dalam penelitian dan memiliki kelemahan karena tidak adanya kelompok
desain penelitian one group pre test and post test mempunyai kelemahan dan
kelebihan seperti :
atau bahkan faktor utama yang menimbulkan perbedaan antara T1 dan T2.
untuk membuat komparasi prestasi subjek yang sama sebelum dan sesudah
Alasan mengapa peneliti menggunakan desain “one group pre-test and post-
test” karena peneliti mengalami hambatan dan keterbatasan, baik itu dalam penentuan
sampel, lokasi penelitian dan keterbatasan waktu yang peneliti miliki. Namun dari
beberapa hambatan yang ada, peneliti berusaha untuk meminimalisir kegagalan pada
saat penelitian berlangsung. Peneliti juga tidak mengeneralisasikan hasil penelitian ini
terhadap anak kelompok A di luar dari populasi penelitian yang dipakai pada saat
81
peneliti melakukan penelitian. Hasil penelitian ini hanya berlaku bagi anak kelompok
B. Populasi Penelitian
Sugiyono (2006: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu oleh peneliti untuk
penelitian populasi dan tidak melakukan teknik penarikan sampel, sehingga hasil
penelitiannya dapat digeneralisasikan sebagai suatu yang berlaku bagi populasi itu
sendiri. Populasi dalam penelitian ini adalah anak kelompok A sebanyak 17 anak
Bandung.
C. Instrumen Penelitian
mengumpulkan data sehingga data yang telah ada menjadi lebih mudah diolah,
hasilnya lebih cermat, tepat dan sistematis. Instrumen yang digunakan berupa
tersebut, terdiri dari beberapa butir item yang masing-masing mengukur satu jenis
aspek.
82
geometry dari The National Council of Teachers of Mathematics (Copley, 2001: 178)
adalah: Kemampuan menganalisis karakter bentuk dua dan tiga dimensi serta
Tabel 3.2
Komposisi Instrumen Penelitian
Pada saat proses observasi dan wawancara berlangsung, peneliti sendiri yang
menjadi pengamat dan pewawancara serta memberikan nilai sesuai dengan kriteria
penilaian yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan perilaku yang ditunjukkan oleh
anak. Kriteria penilaian tersebut adalah nilai 3, 2 dan 1. Secara umum diberi nilai 3,
apabila anak menjawab benar dan lengkap, nilai 2 apabila anak menjawab benar
83
namun tidak lengkap sedangkan nilai 1 diberikan apabila anak menjawab salah.
Kriteria penilaian dalam pedoman observasi disajikan lebih rinci sesuai dengan
perintah yang mewakili satu variabel, sehingga satu variabel memiliki kriteria
tertentu.
terhadap instrumen tersebut dengan tujuan agar dapat mengetahui apakah instrumen
tersebut valid atau tepat terhadap aspek yang akan diukur. Arikunto (2002: 144)
validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
yang rendah.
1. Validitas Instrumen
dikatakan sebagai konsistensi atau dapat dipercaya. Atas dasar tersebut, maka
instrumen ini diuji cobakan untuk mengetahui tingkat validitas. Validitas instrumen
akan diuji cobakan terhadap anak TK kelompok A yang secara umum mempunyai
anak yang akan dijadikan kelompok dalam penelitian ini. Dalam pengujian validitas
butir soal, peneliti menggunakan validitas isi (content) dan validitas construct.
Validitas isi (content) yaitu dengan cara bertanya dan berdiskusi kepada 2
orang yang ahli pada bidangnya (Sukardi 2003:123). Atas rekomendasi dari salah
84
satu pembimbing untuk menentukan apakah instrumen yang akan digunakan sesuai
product moment dan alpha conbrach untuk menentukan apakah instrumen tersebut
r xy = N. ∑ X1. Y1 - (∑ X1 ) . (∑ Y1 )
Dimana :
∑ Y1² : Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden
∑ X1. Y1 : Jumlah hasil kali item ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap
responden.
85
Tabel 3.3
Tabel Interpretasi Nilai r
Berikut adalah hasil perhitungan validitas butir item yang dihitung dengan
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Tahap 1
Item-Total Statistics
Dari hasil uji coba per item di atas, maka dapat dilihat bahwa dari 22 item
tentang pemahaman konsep bentuk geometri untuk anak TK, ada 6 item yang tidak
mempunyai korelasi sama sekali yaitu soal no 6, no 12, no 15, no 17, no 20 dan no 22
. Dengan begitu, pada item tersebut tidak bisa dipakai atau harus diganti dengan item
yang lainnya. Sedangkan pada item no 1, no 8 dan no 19 memiliki nilai korelasi yang
Hal tersebut dapat kita lihat pada Tabel Interpretasi Nilai r yang dipakai
peneliti untuk memberikan acuan untuk menentukan apakah suatu item itu valid atau
tidak. Maka dari itu item tersebut dapat dipakai namun sangat rendah korelasinya,
dapat di hapuskan atau diganti dengan item yang lain yang kemungkinan memiliki
nilai korelasi yang tinggi. Hasil uji validitas instrumen tersebut dapat di lihat dari
Tabel 3.5
Intrepretasi Validasi Butir Item Tahap 1
2. Reliabilitas Instrumen
menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Apabila datanya memang benar sesuai
dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama (Arikunto
2002:154). Instrumen yang disusun penulis menggunakan skor 3-1, maka penulis
r 11 = k 1- ∑ σ²b
(k-1) σ² 1
Dengan keterangan :
r 11 = Realibilitas instrumen
σ ²1 = Varians total
(Arikunto 2002: 171)
sebagai berikut :
1. Memberikan skor terhadap instrumen yang telah diisi oleh setiap responden.
responden.
6. Menghitung nilai koefisien alfa dan Membandingkan nilai koefisien alfa dengan
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tahap 1
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.798 .816 22
menggunakan acuan Tabel Interpretasi Nilai r, maka reliabilitas dari instrumen ini
termasuk ke dalam cukup dan hampir tinggi sehingga instrumen ini dapat digunakan
namun dari hasil uji coba tahap 1 tersebut, masih adanya item-item yang belum
90
valid. akhirnya peneliti memutuskan untuk mengganti dan menghapus sebagian item
yang dianggap tidak valid. Kemudian peneliti melakukan uji coba tahap 2. Dari 22
item yang ada, peneliti menghapus dan mengganti item yang tidak valid sehingga
instrumen tahap kedua ini dilaksanakan di PAUD BKB Kemas Binangkit dan
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen Tahap 2
Item-Total Statistics
Scale Scale Cronbach'
Mean if Variance Corrected Squared s Alpha if
Item if Item Item-Total Multiple Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
Soal1 27.53 23.819 .317 . .793
Soal2 28.11 22.766 .581 . .777
Soal3 27.84 19.696 .782 . .752
Soal4 27.79 20.398 .651 . .763
Soal5 27.95 24.164 .284 . .802
Soal6 26.68 23.006 .388 . .801
Soal7 27.47 23.930 .314 . .792
Soal8 28.00 23.111 .383 . .784
Soal9 27.68 20.450 .567 . .769
Soal10 27.21 20.953 .426 . .782
Soal11 28.00 22.556 .517 . .778
Soal12 27.05 22.386 .302 . .806
Soal13 28.00 24.111 .350 . .796
Soal14 28.11 23.099 .484 . .781
Soal15 28.16 23.585 .424 . .785
Soal16 28.16 23.585 .424 . .785
Soal17 27.89 23.988 .354 . .796
Soal18 28.05 23.053 .436 . .782
Soal19 28.16 23.585 .424 . .785
Soal20 28.16 23.585 .424 . .785
91
Jika dilihat dengan memakai acuan intrepretasi korelasi nilai r , dari tabel
diatas dapat diketahui bahwa dari 20 item pertanyaan, hasilnya dapat dipergunakan
meskipun ada beberapa item pertanyaan yang mempunyai korelasi yang agak rendah
dan ada sebagian juga yang nilai korelasinya cukup. Nilai- nilai yang mempunyai
korelasi cukup adalah nilai antara antara 0,600 sampai dengan 0,800 sedangkan untuk
nilai yang mempunyai korelasi agak rendah adalah nilai antara Antara 0,400 sampai
dengan 0,600. Meskipun demikian item-item ini dapat dipergunakan dan dapat
Tabel 3.8
Intrepretasi Validasi Butir Item Tahap 2
pengumpul data atau keterandalannya. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas
instrumen tersebut :
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tahap 2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.794 .831 20
r, maka reliabilitas dari instrumen ini termasuk ke dalam cukup dan hampir
tinggi sehingga instrumen ini dapat digunakan atau reliabel untuk penelitian.
93
observasi.
1. Wawancara
(Syaodih, 2007: 216). Pengumpulan data berupa pedoman wawancara yang terdiri
dari 8 item pertanyaan. Teknik ini digunakan untuk mengetahui tentang kemampuan
media realia.
kejelasan dan ketepatan jawaban sudah mempunyai penilaian berupa skor 3,2 dan 1
serta variabel yang dinilai hanya 3 variabel yaitu kemampuan menyebutkan bentuk
2. Observasi
aspek yang akan diobservasi pada anak yaitu: kemampuan mengenali bentuk
penelitian ini sudah mempunyai kriteria penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Ada
dijadikan acuan apakah anak sudah memahami konsep bentuk geometri atau belum.
Hal ini untuk melihat apakah penggunaan media realia memberikan suatu
Setelah semua data terkumpul maka tahap selanjutnya adalah mengolah dan
menganalisis data tersebut. Teknik analisis data yang dipilih peneliti untuk
konsep bentuk geometri pada anak usia TK sebelum dan kondisi setelah diberikan
dengan bantuan SPSS vs 12.00. Dikarenakan data yang ada adalah data ordinal, untuk
dapat diinterpretasikan data ordinal akan diperlakukan sebagai data interval (Cohen,
2002:76). Begitu juga dalam penentuan kategorisasi, data dalam penelitian ini akan
diperlakukan sebagai data interval sehingga dapat dihitung frequency, mean, median,
Pengkategorisasian digunakan pada data skor pre dan post test dengan
jenjang ordinal untuk mengetahui ada berapa anak yang memiliki pemahaman konsep
bentuk geometri tinggi, sedang dan rendah. Skor terendah dalam penelitian ini yaitu
Tabel 3.10
Acuan Pengkategorisasian
Pemahaman Konsep Bentuk Geometri Pada Anak Usia TK
(46,67) ≤ X tinggi
memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan pada tahap selanjutnya. Berikut ini
(1997:256):
Tabel 3.11
Klasifikasi Interpretasi Perhitungan Persentase
untuk mengetahui apakah hipotesis peneliti diterima atau ditolak. Peneliti memilih
untuk menggunakan uji wilcoxon signed-rank test. Alasan mengapa menggunakan uji
menggunakan nilai alpha sebesar 0,05 atau dengan begitu tingkat kepercayaannya
sebanyak 95%.
mendapatkan hasil pengolahan data yang akurat, maka peneliti dibantu komputer
untuk mengolah data dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution) versi 12.0 for windows yaitu sebuah program komputer yang dapat
mengolah dan memproses data dengan cepat dan akurat. Sekaligus memberikan
berbagai output atau berbagai pilihan kepada peneliti untuk menentukan keputusan
apa yang akan diambil. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam Wilcoxon
2. Dari menu Analyse, pilih sub menu Nonparametric Test, lalu pilihan 2-
Related Samples
3. Pengisian : test pair (s) list atau nama dua variabel yang akan diuji. Sesuai
kasus , masukan dua variabel dengan cara: klik pada variabel sebelum, tekan
tombol shift, kemudian klik pada variabel sesudah. Terlihat kedua variabel
berubah warna (telah terblok), masukan ke kotak test pair (s) list
4. Test type : oleh karena akan diuji dengan prosedur wilcoxon, maka aktifkan
signifikan (p) dengan nilai alpha sebesar 0,05. Dasar pengambilan kesimpulan
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini dengan cara:
3. Sampel yang telah ada dalam penelitian ini diberikan perlakuan (treatment / X)
realia.
5. Membandingkan nilai pre test (T1) dan post test (T2)dengan cara menghitung
selisih antara skor post test dikurangi skor pre test untuk menentukan seberapa
jenjang ordinal untuk melihat ada berapa anak yang mempunyai pemahaman
8. Menganalisis hasil perhitungan pre test, post test dan uji hipotesis yang telah
dilakukan sebelumnya.