Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs NU 02 . Lokasi ini dipilih sebagai tempat
penelitian dengan maksud tertentu (purposive), yaitu adanya dukungan dari guru fisika yang
mengajar disekolah tersebut, sekolah dapat menyediakan ruang dan laboratorium yang akan
digunakan selama penelitian, dan
lokasi sekolah mudah dijangkau sehingga memudahkan penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014,pada bulan september – oktober
2013.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu (quasi experiment), yaitu metode penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Kemudian pemilihan metode penelitian ini juga
dikarenakan kelas yang dijadikan objek penelitian tidak memungkinkan pengontrolan secara
ketat. Jadi, penelitian harus
dilakukan secara kondisional dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
validitas hasil penelitian.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah nonequivalent control groups design. Desain ini hampir sama
dengan Pretest-Posttest Control Grup Design,2hanya saja pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak terpilih secara random. Desain penelitian yang
digunakan pada penelitian ini dapat diperhatikan
pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Grup Design
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen Y1 X1 O1
Kontrol Y1 X2 O1

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 114
2
Ratna.Wilis. Dahar, Teori-teori Belajar (Jakarta: Erlangga)
Berdasarkan desain di atas, dapat dijelaskan bahwa Y1 merupakan pengamatan awal
dengan pretest sebelum diberikan perlakuan, X1 merupakan perlakuan yang diberikan pada
kelas eksperimen dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing , X2 merupakan perlakuan
yang diberikan pada kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. O1 dan O1
merupakan pengamatan akhir dengan posttest setelah diberikan perlakuan X1 atau pun X2.
D. Variabel penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas dan variabel terikat itu sebagai berikut:
Variabel Bebas (X) : Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Variabel Terikat (Y) : Hasil Belajar Siswa
E. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Terdapat dua macam populasi yaitu
populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dalam peneltian ini adalah seluruh
siswa SMPN 2 Kelapa Dua Tangerang, sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas
VIII.a dan kelas VIII.b. Penelitian terhadap seluruh populasi siswa yang terdapat di SMPN
2kelapa dua merupakan hal yang sangat sulit dan menyita banyak waktu karena terdapat
banyak kelas. Oleh sebab itu, diperluka sampel dalam sebuah peneltian. Sampel adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIII.a sebagai kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran dengan
metode konvensional dan siswa kelas VIII.b kelas eksperimen mendapatkan model
pembelajaran inkuiri terbimbing.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Nonprobability
Sampling/purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi, sampel dalam penelitian SMP
Negeri 2 Kelapa Dua yaitu kelas VIII.asebagai kelompok kontrol dan kelas VIII.b sebagai
kelompok eksperimen yang diambil. Yaitu untuk melihat apakah terdapat pengaruh dalam
menggunakan
model inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa di SMPN 2 kelapa Dua, kelas ini dipilih
sebagai sampel penelitian karena kelas ini dinilai lebih baik diantara kelas-kelas lainnya
dilihat dari segi minat dan motivasi belajarnya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua buah data dalam penelitian ini. Data utama dalam penelitian ini adalah
hasil belajar fisika yang diperoleh dari pelaksanaan posttest yang berupa tes objektif dalam
bentuk pilihan ganda. Data pretest hanya digunakan sebagai informasi awal pada kedua kelas
yang akan diteliti. Data pretestdigunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut
sama atau tidak dalam hal kemampuan kognitifnya. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa tes objektif dan nontes berupa lembar
observasi.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu, tes hasil
belajar dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran di kelas. Tes hasil belajar
diberikan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam topik
yang diajarkan. Observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk melengkapi data
penelitian. Lembar observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran pada
setiap tahapan pembelajaran selama menggunakan inkuiri terbimbing. Lembar observasi
disusun dari kisi-kisi observais tahapan pembelajaran berdasarkan kajian teori yang dilakukan
peneliti.
Instrumen tes pada penelitian ini menggunakan instrument tes objektif berbentuk pilihan
ganda dengan empat pilihan pilihan yaitu, a,b,c dan d sebanyak 40 soal.
Tes ini disusun berdasarkan pada indikator yang hendak dicapai. Instrumen ini mencakup
ranah kognitif pada aspek pengetahuan (C1) dan sampai analisis (C4). Tes hasil belajar ini
dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan
(posttest). Soal-soal yang digunakan pada pretest dan posttest merupakan soal yang sama, hal
ini dimaksudkan agar tidak ada pengaruh perbedaan kualitas instrument terhadpa perubahan
pengetahuan dan
pemahaman yang terjadi. Adapun kisi-kisi instrument tes kognitif pada konsep
tekanan dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes
J. Uji coba Instrument Penelitian
Benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar
tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data, instrumen yang
baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.3
1. Validitas Instrumen

3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta 1998, h.159.
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif berupa soal
pilihan ganda. Pengujian instrumen tes ini harus memenuhi empat kriteria, yaitu validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Validitas istrumen adalah validitas yang dilihat dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat
pengukur hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar
peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi
atau bahan pelajaran yang seharusnya diujikan.
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas istrumen jika mampu mengukur tujuan
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.4Validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian
validitas setiap butir soal dapat dihitung dengan menggunakan teknik analisis point biserial
yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini.:

r pbi =
M p−M t
SD t √ p
q

Keterangan:
r pbi = Koefisienkorelasipoint biserial
M P = Rata-rata skor total yang menjawabbenarpadabutirsoal
M t = Rata-rata skor total
SD t = Standardeviasiskor total
p = Proporsipesertadidik yang menjawabbenar
banyaknya siswa yang benar
( P= )
jumla h seluru h sisiwa
q = Proporsipesertadidik yang menjawabsalah (q = 1 - p).5

Setelah dihitung r pbi lalu dibandingkan dengan r tabel dengan taraf


signifikansi 5% atau 1%, jika r pbi >r tabel maka dikatakan soal valid.

2. Reliabilitas
Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrument cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument
tersebut sudah baik.6 Untuk mencari reliabilitas seluruh tes dipergunakan rumus
Kuder Richardson dengan KR-20.7

4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta 1998,h.160.
5
AnasSudijono, PengantarStatistikPendidikan, hlm., 258.
6
Suharsimi Arikunto, ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek,hlm., 170.
7
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar EvaluasiPendidikan, (Jakarta: BumiAksara, 2001), cet. 2, hlm., 100-
101.
r
( )( )
S −∑ pq
2
k
11=¿ ¿
k−1 S2
Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrument.

k = Banyaknyabutirpertanyaan.
2
S = Standar deviasi dari tes (akar varians).

P = Proporsisubjek yang menjawab item denganbenar.

q = Proporsisubjek yang menjawab item dengansalah.

∑ pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q.


Kemudianhasilr 11 yang didapat dari perhitungan dibandingkan dengan harga
tabel r product moment.Hargar tabel dihitung dengan taraf signifikansi 5% dan
sesuai dengan jumlah butir soal. Jika r 11>r tabel maka dapat dinyatakan bahwa soal
tersebut reliabel.

3. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran.8 Taraf kesukaran menunjukkan sukar suatu soal yang kemudian
disebut dengan indeks kesukaran (P). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00
sampaidengan 1,0. Untuk perhitungan taraf kesukaran soal dalam penelitian ini
digunakan rumus sebagai berikut: 9

B
P=
JS
Keterangan:

P = Indeks kesukaran.

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul.

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Kriteria penghitungan indeks kesukaran soal:

P = kurang dari 0,25adalah soal terlalu sukar

8
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar EvaluasiPendidikan,hlm., 207.
9
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm., 372-373.
P = 0,25- 0,75 adalah soal cukup (sedang)

P = lebih dari 0,75adalah soal terlalu mudah.

4. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan


antara siswa berkemampuan tinggi, dengan siswa berkemampuan rendah. 10 Angka
yang menunjukkan daya pembeda disebut dengan indeks diskriminasi (D). Untuk
perhitungan daya pembeda soal dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai
berikut11:

1) Mengurutkan data hasil uji coba dari skor tertinggi sampai rendah.
2) Menentukan kelompok atas dan kelompok bawah.
3) Menghitung daya pembeda soal dengan rumus:
BA BB
D= −
JA JB

Keterangan:

JA = Jumlah peserta tes kelompok atas.

JB = Jumlah peserta tes kelompok bawah.

BA = Banyak peserta tes kelompok atas yang menjawab dengan benar.

BB = Banyak peserta tes kelompok bawah yang menjawab dengan benar.

Klasifikasi daya pembeda:

D : 0,00 - 0,20, soal jelek (poor).

D : 0,20 - 0,40, soal cukup (satisfactory).

D : 0,40 - 0,70, soal baik (good).

D : 0,70 - 1,00, soal baik sekali (excellent).

D : negative, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai
nilai D negative sebaiknya dibuang saja.

K. Teknik Analisis Data

Karena terdapat dua buah data yang berbeda yaitu data yang diperoleh dari instrumen
tes dan data dari instrumen nontes, maka terdapat pula dua buah teknik analisis data. Data
10
SuharsimiArikunto, Dasar-DasarEvaluasiPendidikan, hlm., 211.
11
SuharsimiArikunto, Dasar-DasarEvaluasiPendidikan, hlm., 213-218.
yang dihasilkan dari instrumen tes akan dianalisis untuk mengukur signifikansi peningkatan
hasil belajar dan menguji hipotesis. Data yang dihasilkan dari lembar kuesioner akan
dianalisis untuk mengukur kualitas pembelajaran selama diberi perlakuan berupa penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas ekperimen.
1. Teknik Analisis Data Hasil Belajar
Teknik analisis data instrumen tes ini meliputi uji prasyarat hipotesis danpengujian
hipotesis, yaitu sebagai berikut:
a. Pengajuan Hipotesis
Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dalam beberapa tahap. Sebelum
melakukan uji hipotesis, diperlukan untuk melakukan beberapa uji prasyarat statistik untuk
menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis tersebut.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul berdistribusi
normal atau tidak. Dengan uji normalitas akan diketahui sampel yang diambil berasal
dari populasi yang berdistribusi normal atau idak. Apabila pengujian normal, maka
hasil perhitungan statistic dapat digeneralisasi pada populasinya.
Uji normalita dilakukan dengan baik secara manual maupun menggunakan Uji
normalitas seperti yang disyaratkan oleh uji t yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan rumus chi square (uji kai kuadrat), yiatu :
X 2 =∑ ¿ ¿

Symbol Oi pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi observasi sedangkan symbol Ei


menunjukkan frekuensi ekspektasi (harapan). Kriteria pengujian nilai kai kuadrat adalah
sebagai berikut :

a) Jika X2hitung < X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak ( data terdistribusi normal).
b) Jika X2hitung >X2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi normal).
2) Uji Homogenitas
Uji ini dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians populasi yang berdistribusi
normal. Uji-homogenitas menggunakan uji Barletts. Menurut singgih, jika nilai
probalitasnya > 0,05 maka data berasal dari variansnya sama atau homogeny.
Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut :
a) Menghitung varians gabungan
( nx . Sx )( ny . Sy )
S=
nx +ny
b) Menghitung Log S
c) Menghitung B = (Log S) x ∑ (n - 1)
d) Menghitung X2hitung :
X2hitung = (lon 10) X (B-∑(db) Log S)
3) Uji Hipotesis
Pengujian statistic yang digunakan pada penelitian ini adalah uji sampel berhubungan
(paired sample t-test). Uji t adalah salah satu tes statistic yang dipergunakan untuk
menguji kebenaran suatu hipotesis yang menyatakan bahwa diantara dua mean sampel
dari populasi yang sama terdapat perbedaan signifikan.
Dengan demikan uji t ini bertujuan untuk membandingkan rata – rata variable dalam
satu kelompok yang saling berhubungan yaitu nilai normal gain siswa. Rumus yang
digunakan untuk uji t adalah sebagai berikut :
x 1−x 2
t=
Sg
1 1

+
n 1 n2

Dengan

( n1−1 ) S21 +( n2−1)S22


S g=
n1+ n2−2

Keterangan :

x 1 = rata – rata data kelompok A

x 2= rata – rata data kelompok B

Sg = Nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B

n1 = Jumlah data kelompok A

n2 = Jumlah data kelompok B

Anda mungkin juga menyukai