Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 2302-1705

JESBIO Vol. V No. 2, November 2016


2012

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS


LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

Syifa Saputra1
1
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Almuslim-Bireuen
Email : syifa.mpbiounsyiah@gmail.com

Diterima 25 Juli 2016/Disetujui 30 Oktober 2016

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh model pembelajaran discovery learning berbasis lingkungan
sekolah terhadap hasil belajar siswa pada materi keanekaragaman hayati. Metode Penelitian yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan
menggunakan rancangan penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Berdasarkan hasil uji hipotesis
diperoleh nilai t-hitung 5,58 dengan signifikasi 0,00 lebih rendah dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan Ha
diterima dan H0 ditolak. Berarti terdapat pengaruh model pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan
sekolah terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Discovery Learning, Lingkungan Sekolah dan Keanekaragaman Hayati.

PENDAHULUAN menyenangkan, agar siswa menjadi aktif sehingga


dapat memenuhi kompetensi yang diharapkan,
Latar Belakang sehingga menjadi faktor utama yang mempengaruhi
Pembelajaran dalam biologi dapat didefinisikan keberhasilan dalam belajar.
sebagai proses pengkajian ilmu secara sistematis dan Salah satu model pembelajaran yang dianggap
lebih komplek dengan memberi wawasan tentang ilmu dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan berperan
alam yang berkaitan dengan makhluk hidup dan aktif dalam proses belajar mengajar adalah model
aspek-aspek yang mempengaruhinya. Belajar selalu Discovery Learning. Dengan menggunakan model
berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri Discovery Learning diharapkan dapat meningkatkan
orang yang belajar, yang mengarah pada tujuan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa. Dalam
tertentu. Dimyati dan Mudjiono (2009) mengatakan kegiatan belajar mengajar pendekatan ini mempunyai
bahwa belajar merupakan hasil suatu proses belajar peranan sangat penting untuk menentukan
mengajar dengan membawa suatu perubahan dan keberhasilan proses belajar dan mengajar. Hal yang
pembentukan tingkah laku seseorang. Gagne dalam memacu peneliti untuk menggunakan model ini
Suprijono (2010), mengatakan bahwa belajar adalah berdasarkan hasil penelitian Mubarok dan Sulistyo
perubahan kemampuan yang dicapai seseorang ´EDKZD KDVLO EHODMDU VLVZD \DQJ PHQJJunakan
melalui proses dan aktifitas belajar, bukan diperoleh model pembelajaran Discovery Learning lebih tinggi
langsung dari proses pertumbuhan secara alamiah. dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan
Sedangkan hasil belajar adalah hasil yang dicapai model pembelajaran langsung, dengan nilai rata-rata
dalam bentuk skor atau angka-angka setelah diberikan 80,176 pada model pembelajaran Discovery Learning
tes belajar pada setiap akhir pembelajaran. Menurut dan 76,083 pada model pembelajaran langsung.
Fauziah (2004), hasil belajar adalah hasil yang Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi pembelajaran Discovery Learning berpengaruh positif
tertentu, dari mata pelajaran yang berupa data terhadap hasil belajar siswa.
kualitatif maupun kuantitatif. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
Untuk melihat hasil belajar perlu dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya
suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk pengaruh model pembelajaran Discovery Learning
mengetahui apakah siswa telah menguasai materi atau berbasis lingkungan sekolah terhadap hasil belajar
belum. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, siswa pada materi keanekaragaman hayati kelas X
guru dituntut untuk lebih kreatif, inovatif, efektif dan SMA Negeri 2 Bireuen.

34
ISSN: 2302-1705
JESBIO Vol. V No. 2, November 2016
2012

METODE PENELITIAN b. Tingkat kesukaran


Tingkat kesukaran didefinisikan sebagai
Metode Penelitian yang digunakan adalah proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar.
pendekatan kuantitatif. Sedangkan jenis penelitian $
Rumus : L = (Arikunto, 2009)
FO
yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
Menggunakan rancangan penelitian dengan teknik Dimana :
Pretest-Posttest Control Group Design. Penelitian ini p : Tingkat kesukaran butir soal
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bireuen dengan B : Banyaknya siswa yang menjawab soal
pengambilan data pada semester genap tahun ajaran Js : Jumlah seluruh peserta tes
2015/2016.
c. Daya Beda
Daya beda adalah kemampuan butir soal yang
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh membedakan siswa yang tingkat kemampuan tinggi
siswa kelas X yang berjumlah 177 siswa yang terdiri dan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya
dari 5 kelas paralel. Untuk mengetahui seluruh pembeda disebut indeks deskreminasi (D), untuk
kemampuan awal siswa diawali dengan melakukan menentukan daya beda digunakan rumus sebagai
pre-test terhadap ke-5 kelas tersebut. Siswa yang berikut :
F
Ã# Ã$
dijadikan sampel penelitian berjumlah 60 orang siswa. &= (Arikunto, 2009)
J# J$
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik claster Dimana:
random sampling terhadap 60 siswa yang mempunyai D : Indeks daya beda butir soal
nilai pre-test sama atau tidak beda nyata yang terdiri à # : Jumlah peserta tes yang menjawab
dari dua kelas yaitu X Mia 5 sebagai kelas eksperimen benar pada kelompok atas
dan X Mia 6 sebagai kelas kontrol. Ã $ : Jumlah peserta tes yang menjawab
benar pada kelompokk bawah
Teknik Pengumpulan Data J# : Jumlah peserta tes kelompok atas
Teknik pengumpulan data adalah pre-test dan J$ : Jumlah peserta tes kelompok bawah
post-test dengan menggunakan instrument test dalam
bentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. d. Reabilitas
Reabilitas adalah uji untuk memastikan apakah
Teknik Analisis Data kusioner penelitian digunakan untuk mengumpulkan
Sebelum instrument dijadikan alat pengumpul data variable penelitian.
data, terlebih dahulu instrument diuji cobakan pada 8@
r11=1F (Arikunto, 2010)
siswa kelas XI yang sudah pernah belajar tentang 8P
materi keanekaragaman hayati. Soal yang diuji Dimana:
cobakan berjumlah 40 soal dalam bentuk pilihan r11 : reabilitas instrument
ganda, kemudian dianalisis dengan langkah sebagai 8@ : varians (varian difference)
berikut: 8P : varian total atau varian skor total
Apabila harga r11 dikonsultasikan dengan r
a. Uji Validitas tabel produk moment dapat diketahui bahwa lebih
/L F/P
kecil dari harga r tabel yang ada. Dengan demikian
§M
L
NL>EO = (Arikunto, 2006) dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut tidak
OP
Dimana : reliabel.
Dalam merumuskan reabilitas harus mencari varian
- rpbis : koefisien korelasi biserial terlebih dahulu dengan rumus:
- Mp : Rata skor subjek yang menjawab à T2
(Ã T 2 )
0
benar bagi item yang validitasnya 8= (Arikunto, 2010)
0
- Mt : Rata skor total
e. Analisis data ketuntasan hasil belajar
- st : Standar deviasi dari skor total Untuk menghindari kesalahan dalam
- p : Proporsi siswa yang menjawab benar menginterpretasikan perolehan gain masing-masing
- q : proporsi siswa yang menjawab salah siswa, maka dilakukan normalitas gain dengan
Jika instrument valid, maka dapat dilihat kriteria menggunakan rumus sebagai berikut:
OGKNLKOPPAOP FLNAPAOP
indeks korelasinya (r) (lihat table 1). 0FC = x 100
OGKNI=GOEI=H FOGKN LNAPAOP
Tabel 1 Kriteria Validitas Butir Tes Dimana:
Validitas Kategori N-Gain > 70 kategori tinggi
0,800-100 Sangat tinggi (valid) ” 1-*DLQ ” kategori sedang
0,600-0,799 Tinggi (Valid) N-gain < 30 kategori rendah
0,400-0,599 Cukup (Valid) Skor rata-rata gain ternormalisasi N-Gain
0,200-0,399 Rendah (Valid) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
0,000-0,199 Sangat Rendah (Tidak Valid) digunakan sebagai data untuk membandingkan

35
ISSN: 2302-1705
JESBIO Vol. V No. 2, November 2016
2012

kemampuan penguasaan konsep. Pengujian perbedaan kelas X MIA 6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X
kedua rata-rata N-Gain antara eksperimen dan kontrol MIA 5 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen
harus berdistribusi normal dan memiliki varian yang memperoleh nilai minimum 16.00 dan nilai
sama (homogen). maksimumnya 56.00. Pada kelas kontrol memperoleh
nilai minimum 28,00 sedangkan nilai maksimum
f. Uji Prasyarat 60,00. Untuk Standar deviasi kelas eksperimen 9,25
1) Uji Normalitas dan pada kelas kontrol 8,53, nilai rata-rata pretes
Untuk mengetahui data yang diperoleh dari untuk kelas eksperimen adalah 38,73 dan nilai rata-
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. rata kelas kontrol 48,13. Dapat dilihat bahwa pada tes
Perhitungannya dengan menggunakan rumus: kemampuan awal nilai kelas kontrol lebih tinggi dari
(BK FBA )2 kelas eksperimen, meskipun tidak berbeda jauh (lihat
T 2 = ÃGEF1 = (Sudjana, 2006)
BA tabel 2).
Keterangan:
T2 : Chi kuadrat Tabel 2 Deskripsi Nilai Pretest pada Kelas Kontrol
i : banyaknya kelas dan Eksperimen
fe : Frekuensi yang digunakan pada tes Kelas N Nilai Nilai Rata- Standar
awal Min Maks rata Deviasi
fo : Frekuensi yang diharapkan pada tes Eksperimen 30 16,00 56,00 38,73 9,25
akhir Kontrol 30 28,00 60,00 48,13 8,53
Sumber: Hasil Ouput SPSS yang diolah, 2016
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji kesamaan dua Deskripsi Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan
variabel, yaitu dengan membandingkan kedua Kontrol
variannya. Untuk menguji kesamaan dua varian Analisis data postest yang telah dilakukan,
digunakan rumus: diperoleh bahwa nilai minimum pada kelas
8=NE=J PAN>AO=N
(= (Sugiono, 2011) eksperimen 76,00 dan nilai maksimum 92,00. Pada
8=NE=J PANGA?EH
Menurut Sugiono (2011) adalah : kelas kontrol nilai minimum 76,00 dan nilai
a. Apabila harga Fhitung ” )tabel untuk kesalahan 5% maksimum 88,00. Rata-rata posttest pada kelas
dan 1% (Fh< Ft (5%) < Ft (1%). Maka data yang eksperimen adalah 83,46 dengan standar deviasi 5,72,
akan dianalisis homogen. sedangkan nilai rata-rata posttest untuk kelas kontrol
b. Jika Fhitung • )tabel, maka varians tidak homogen. lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen
yaitu 79,45 dengan standar deviasi 4,42. Hal ini
3) Uji Hipotesis menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen adanya
Di dalam pengujian analisis ini, digunakan rumus Uji- pengaruh model pembelajaran Discovery Learning
t: berbasis lingkungan sekolah terhadap peningkatan
T FT hasil belajar siswa (lihat tabel 3).
QFE P = O 11 21 (Sudjana, 2006)
§J +J
1 2
Keterangan: Tabel 3 Hasil Uji Nilai Posttest pada Kelas Kontrol
t : Harga t yang dicari dan Eksperimen
Kelas N Nilai Nilai Rata- Standar
T1 : rata-rata nilai tes kelas kontrol
Min Maks rata Deviasi
T2 : rata-rata nilai tes kelas eksperimen
Eksperimen 30 76,00 92,00 83,46 5,72
S : simpangan baku Kontrol 30 76,00 88,00 79,45 4,42
J1 : Jumlah siswa kelas eksperimen Sumber : Hasil Ouput SPSS yang diolah, 2016
J2 : Jumlah siswa kontrol
Untuk diterima atau ditolaknya hipotesis
Deskripsi Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan
digunakan taraf signifikan dengan kriteria sebagai
Kontrol
berikut:
Analisis data N-Gain yang telah dilakukan
a. Apabila PDEPQJC > PP=>AH maka Ha diterima
pada kelas eksperimen mempunyai nilai minimum
b. Apabila PDEPQJC < PP=>AH maka Ho ditolak, 28.00 dan nilai maksimumnya 64,00. Sedangkan kelas
kontrol memperoleh nilai minimum 16,00 dan nilai
maksimum 56,00. Kemudian pada kelas eksperimen
HASIL DAN PEMBAHASAN rata-rata N-Gain yaitu 44,73 dengan standar deviasi
8,24. Kelas kontrol rata-rata N-Gain yaitu 31,33
Deskripsi Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan dengan standar deviasi 10,24. Oleh karena itu,
Kontrol terdapat peningkatan hasil belajar siswa (lihat tabel 4).
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan
di dua kelas, yaitu kelas X MIA 6 yang terdiri dari 30 Deskripsi Nilai Normalitas Data
siswa sebagai kelas eksperimen, dan kelas X MIA 5 Analisis uji normalitas menggunakan uji
yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas kontrol. Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa data N-
Analisis data pretest yang telah dilakukan pada siswa Gain kelas eksperimen berdistribusi normal. Hal
36
ISSN: 2302-1705
JESBIO Vol. V No. 2, November 2016
2012

Tabel 4 Hasil Uji Nilai N-Gain pada Kelas Kontrol Tabel 7 Hasil Analisis Uji Hipotesis
dan Eksperimen Uji Nilai-t Signifikansi . Simpulan
Kelas N Nilai Nilai Mean Standar (P)
Min Maks Deviasi
Uji-t 5,58 0,00 0.05 Terima
Eksperimen 30 28,00 64,00 44,73 8,24
Kontrol 30 16,00 56,00 31,33 10,24 Ha
Sumber: Hasil Ouput SPSS yang diolah, 2016 Sumber : Ouput SPSS yang diolah, 2016
Ket:
tersebut ditunjukkan dengan nilai P (0,16) sama -LND 3 VLJ ! . WHULPD +0 (tidak berpengaruh)
GHQJDQ QLODL . (0,05). Hasil uji kolmogorov-Smirnov -LND 3 VLJ . WHULPD +0 (berpengaruh)
untuk data N-Gain kelas eksperimen menunjukkan
bahwa skor berdistribusi normal (lihat tabel 5). Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Data Kelas Kontrol dan di lakukan nilai rata-rata kelas eksperimen pada saat
Eksperimen Pretest adalah 38,00 sedangkan nilai rata-rata pada
Kelas Sam Statistik Sign . Simpulan kelas kontrol 48,13. Terdapat perbedaan nilai yang
pel (P) sangat jauh antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
Eksperimen 30 0,134 0,16 0,05 Normal karena pada saat mengisi soal pretest siswa pada kelas
Kontrol 30 0,141 0,13 0,05 Normal eksperimen kurang serius dan kesan seperti bermain
Sumber : Hasil Ouput SPSS yang diolah, 2016 main. Berbeda dengan siswa pada kelas kontrol
Ket: mereka lebih teliti dalam membaca soal sehingga rata-
rata nilai pretestnya lebih tinggi. Pada Posttest kelas
-LND 3 VLJ ! . WHULPD +0 (berdistribusi normal) eksperimen nilai rata-rata yang diperoleh 83,46
-LND 3 VLJ . WHULPD +0 (tidak berdistribusi normal) sedangkan pada kelaskontrol mendapatkan nilai 79,45.
Hal ini membuktikan bahwa nilai posttest pada kelas
Deskripsi Nilai Homogenitas Data eksperimen jauh lebih meningkat dibandingkan
Uji homogenitas menggunakan uji Kolmogorov- dengan nilai posttest kelas kontrol.
Smirnov yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Nilai N-gain pada kelas eksperimen
data N-Gain kelas kontrol memiliki standar deviasi memperoleh nilai 44,73 dan kelas kontrol memperoleh
yanghomogen. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai nilai 31,33 membuktikan siswa di kelas eksperimen
3 VDPD GHQJDQ QLODL . +DVLO XML mengalami hasil belajar lebih baik dibandingkan
homogenitas untuk kelas eksperimen menunjukkan dengan kelas kontrol dikarenakan siswa kelas
bahwa memiliki standar deviasi yang homogen (lihat eksperimen menggunakan model pembelajaran
tabel 6). Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah
sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan model
Tabel 6 Hasil Homegenitas Data Kelas Kontrol dan konvensional. Untuk membuktikan hal tersebut maka
Eksperimen perlu dilakukan analisis data menggunakan uji statistik
Kelas Sampe Statistik Sign . Simp untuk mengetahui adanya pengaruh model
l levene (P) ulan pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan
sekolah terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hal
Eksperim 30 1,34 0,25 0,05 homo
tersebut dapat diketahui dengan menggunakan uji-t
en gen
Kontrol 30
yang juga digunakan sebagai uji hipotesis hasil
belajar. Namun sebelum melakukan uji hipotesis maka
Sumber : Hasil Ouput SPSS yang diolah, 2016 terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. Berdasarkan hasil uji normalitas
Ket: menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan
-LND 3 VLJ ! . WHULPD +0 (homogen) program SPSS Versi 16 dapat di peroleh nilai
-LND 3 VLJ . WHULPD +0 (tidak homegen) signifikasi pada kelas eksperimen 0,13 lebih tinggi
dari 0,05 sedangkan pada kelas kontrol nilai
Hasil Uji Hipotesis (Uji -t) signifikasi 0,16 lebih tinggi dari pada 0,05.
Uji independent samples test yang telah dilakukan Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
menunjukkan bahwa nilai Uji-t adalah 5,58 dengan kedua kelas tersebut berdistribusi normal, hasil uji
VLJQLILNDVL 3 ”. (0,05) berarti Ha di terima dan homogenitas yang telah dilakukan menggunakan
H0 di tolak. Hipotesis alternatif menunjukkan bahwa statistik Levene Test dengan menggunakan program
adanya pengaruh model pembelajaran Discovery SPSS Versi 16 dapat diperoleh nilai signifikasi 0,25
Learning berbasis lingkungan sekolah terhadap lebih tinggi dari pada 0,05 dengan demikian data
peningkatan hasil belajar siswa pada materi tersebut termasuk dalam katagori homogen.
Keanekaragaman Hayati di SMA Negeri 2 Bireuen Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai
(lihat tabel 7). t-hitung 5,58 dengan signifikasi 0,00 lebih rendah dari

37
ISSN: 2302-1705
JESBIO Vol. V No. 2, November 2016
2012

0,05. Hal ini dapat disimpulkan Ha diterima dan H0 SIMPULAN


ditolak. Berarti terdapat pengaruh model pembelajaran
Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat
terhadap peningkatan hasil belajar siswa sehingga disimpulkan bahwa adanya pengaruh model
siswa dapat aktif belajar secara mandiri, mencari, pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan
memecahkan masalah dan menyampaikan ide serta sekolah terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada
gagasan baru melalui penemuan yang ditemukannya, materi Keanekaragaman Hayati di SMA Negeri 2
sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa menjadi Bireuen.
lebih baik, pada kelas kontrol siswa yang diajarkan
model konvensional siswa tidak berani bertanya dan
siswa menjadi pendengar saja, ada sebagian siswa DAFTAR PUSTAKA
hanya mengharap bantuan dari temannya, pada kelas
kontrol siswa kurang aktif dalam belajar. Hal ini Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT
sesuai dengan pendapat Syarif (2015), model Asdi Mahasatya.
Discovery Learning adalah model pembelajaran yang
membuat siswa aktif untuk menemukan beberapa Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar evaluasi Pendidikan.
konsep dan prinsip yang sedang dipelajari. Hal ini Jakarta : Bumi Aksara
sejalan dengan pendapat Ruswandi dan Badrudin
(2008), pemanfaatan lingkungan sebagai media
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT
pembelajaran akan menjadikan proses belajar lebih
bermakna. Suatu yang dipelajari oleh siswa lebih Asdi Mahasatya.
nyata, lebih faktual dan kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan. Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan
Keberhasilan model pembelajaran Discovery Pembelajaraan. Jakarta : rineka Cipta.
Learning berbasis lingkungan sekolah terhadap
peningkatan hasil belajar siswa menurut Istarani Fauziah, 2004. Jurnal Serambi PTK . Melalui
(2012) adalah mampu memberikan kesempatan pada
Permainan Gambar Dapat Meningkatkan
siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuannya masing-masing sehingga siswa dapat Hasil Dan Aktivitas Belajar Bahasa Inggris
memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan Materi Things Around Us Siswa Kelas VII
yang ada pada lingkungan sekitar, berbeda dengan SMP Negeri 1 Darul Kamal Tahun Pelajaran
model konvensional yang hanya terpaku pada metode 2013-2014. Volume 1. 6-12.
ceramah dan siswa kurang aktif dalam belajar,
penguasaan materi kurang tepat, media yang terbatas, Istarani, 2012. Kumpulan 40 Metode Pembelajaran.
pada akhirnya menyebabkan hasil belajar rendah.
Medan: Media Persada.
Model pembelajaran Discovery Learning
sangat banyak memberikan perubahan kepada siswa,
sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan Mubarok, C., & Sulistyo. E. 2014. Jurnal Pendidikan
sebelumnya oleh Mubarok dan Sulistyo (2014) bahwa Teknik Elektro.Penerapan Model
penerapan model pembelajaran Discovery Learning Pembelajaran Discovery Learning Terhadap
memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa dan Hasil Belajar Siswa Kelas X TAV Pada
memiliki respon baik terhadap penerapan model Standar Kompetensi Melakukan Instalasi
pembelajaran tersebut. Penelitian selanjutnya Sound System Di SMK Negeri 2
dilakukan oleh Putrayasa, dkk, (2014) menunjukkan Surabaya.Volume 03. 215 ± 221.
bahwa pengaruh model pembelajaran Discovery
Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Putrayasa, dkk. 2014. Jurnal Mimbar PGSD
Sehingga pada akhirnya akan mewujudkan kondisi Universitas Pendidikan Ganesha. Pengaruh
siswa yang aktif dalam kegiatan belajar, meningkatkan Model Pembelajaran Discovery Learning dan
aktivitas guru selama pembelajaran, juga bisa melatih Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Ipa
keterampilan guru agar mengubah dari centered Siswa. Volume 02. No, 01.
learning menjadi student centered, dan pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran Ruswandi, U., & Badrudin. 2008. Media
dalam proses pembelajaran dapat menimbulkan reaksi Pembelajaran. Bandung: CV. Insan Mandiri.
siswa terhadap penjelasan guru, memungkinkan siswa
untuk menyentuh objek kajian pelajaran, Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar
mengkonkretkan konsep yang abstrak, serta dapat
Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
mendeskripsikan masalah sehingga dapat di katakan
bahwa pembelajaran Discovery Learning terhadap
peningkatan hasil belajar siswa lebih baik dari pada Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.
model yang diterapkan secara konvensional. Bandung: Alfabeta.

38
ISSN: 2302-1705
JESBIO Vol. V No. 2, November 2016
2012

Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning.


Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Syarif, M. 2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi


Kurikulum 2013 tahun 2015. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan: Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan.Putrayasa, dkk, (2014).

39

Anda mungkin juga menyukai