Oleh
klp 4
Badratunnafis (180207059)
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum, wr, wb, Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Karena atas berkat rahmat dan
karunianya, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tentang “FILUM NEMATHELMINNTHES”
dengan baik. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah zoologi
invertebrata yang kemudiaan di presentasikan. Dalam penulisan makalah ini.
kami merasa masih banyak kekurangan baik itu pada teknik tulisan maupun kelengkapan materi. Untuk
itu, maka segala kritik dan saran dari para pembaca, kami sebagai penulis menerima dengan senang hati.
Harapan kami adalah mudah-mudahan apa yang telah kami bahas dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Wassalamua'laikum, wr, wb.
Hormat kami
penulis
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan.......................................................................................
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di antara semua hewan yang paling tersebar luas, cacing gilig (nematoda) ditemukan pada sebagian
besar habitat akuatik, di dalam tanah lembab, di dalam jaringan lembab tumbuhan, dan di dalam cairan
tubuh dan jaringan hewan. Sekitar 90.000 spesies kelas ini telah diketahui, dan yang sebenarnya ada
mungkin mencapai sepuluh kali jumlah tersebut. Pada Nematoda telah ditemukan otot di sebelah luar
selom dan bukan sel-sel epitel. Disini tidak ada silia sama sekali. Nematoda yang hidup mandiri
mempunyai mulut yang majemuk dan beberapa alat perasa dan mata. Cacing yang hidup parasit,
struktur tubuhnya lebih sederhana. Tubuhnya tertutup oleh kutikula, dan biasanya kedua ujung
tubuhnya meruncing. Nematoda memiliki pencernaan yang sempurna. Mereka tidak memiliki sistem
sirkulasi, tetapi nutrient diangkut ke seluruh tubuh melalui cairan dalam pseudoselom. Otot nematode
semuanya longitudinal, dan kontraksinya menghasilkan gerakan mendera. Reproduksi nematoda
umumnya adalah secara seksual. Jenis kelamin umumnya terpisah pada sebagian besar spesies, dan
betina umumnya berukuran lebih besar dibandingkan dengan jantan. Fertilisasi terjadi secara internal,
dan seekor betina dapat meletakan 100.000 atau lebih telur yang dibuahi per hari. Zigot sebagian besar
spesies adalah sel resisten yang mampu bertahan hidup pada lingkungan yang tidak bersahabat.
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
PEMBAHASAN
Nemathelminthes dikenal juga dengan sebutan Aschelminthes. Berasal dari kata Nema = benang; helmin
= cacing. Jadi nemathelminthes adalah kelompok cacing benang/gelang. Anggota kelompok cacing ini
ialah berbentuk bulat panjang serta tidak bersegmen, oleh karena itu cacing ini disebut juga cacing gillig.
Aschel= gilig/bulat dan helmin = cacing. 1
1
Urhadi dan Yanti, febri, Taksonmi Invertebrata, Yogyakarta:Deepublish, 2018 hlm. 91.
B. Struktur Tubuh
Tubuh cacing gelang dilapisi oleh kutikula yang keras; seiring pertumbuhan cacing, kutikula lama
dilepaskan secara periodik dan kutikula baru disekresikan dengan ukuran yang lebih besar. Otot dinding
tubuhnya seluruhnya terdiri atas otot longitudinal dan kontraksinya menghasilkan gerakan kesana sini.
Cacing gelang merupakan hewan triploblastik pseudoselomata. Triploblastik artinya ialah tubuhnya
tersusun atas tiga lapisan yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Sedangkan pseudoselomata
berarti susunan tubuhnya terdiri atas sebuah rongga semu. Hal ini disebabkan perkembangan oleh
lapisan mesodermnya yang telah berkembang membentuk lapisan luar dan lapisan dalam sehingga
terbentuk selom atau rongga antara mesoderm dengan endoderm. 2
C. Karakteristik Nemathelminthes
Cacing gelang ialah cacing bilateral tidak bersegmen dengan bentuk tubuh berupa silinder yang dilapisi
kutikula. Faring muskular berfungsi untuk menghisap makanan dan sistem pencernaannya sudah
sempurna. Hampir semua dari 22.000 spesies yang telah dinamai berukuran kurang dari 5 mm, tetapi
terdapat satu pengecualian khusus yang hidup sebagai parasit dalam sperma paus yang dapat berukuran
13 m. Cacing gelang memiliki kutikula yang kaya akan kolagen yang secara berulang akan berganti ketika
hewan bertumbuh. Cacing ini dikelompokkan secara tradisional dengan rotifera sebagai
pseudocoelomata. Bagaimanapun, banyak cacing gelang kecil yang tidak memiliki rongga tubuh.
Kemiripan gen serta kharakteristik kutikula yang berganti secara periodik menyatakan bahwa cacing ini
berkerabat dengan serangga.3
Berbeda dengan anelida, cacing gelang tidak memiliki tubuh yang beruas-ruas. Tubuh cacing gilig
silindris memiliki panjang yang berkisar kurang dari 1 mm hingga lebih dari 1 m, dengan keadaan sering
3
Star, Cecie, dkk, Biologi : Kesatuan dan Keanekaragaman Makhluk Hidup. Jakarta:Salemba Teknika, 2012, hlm.467.
kali meruncing di ujung posterior dan tumpul dibagian anterior. Cacing gelang sudah memiliki saluran
pencernaan yang baik, walaupun mereka tidak memiliki sistem sirkulasi. Nutrien ditranspor keseluruh
tubuh melalui cairan di dalam pseodocoelom.
Walaupun telah ditemukan 25.000 spesies, namun barangkali jumlah yang sebenarnya ialah 20 kali lebih
besar. Konon jika tidak ada makhluk hidup lain yang tersisa di bumi selain nematoda, mereka akan
menjaga perwajahan dan banyak ciri-ciri planet ini. Cacing-cacing Nemathelminthes yang hidup bebas
memegang peran penting dalam dekomposisi dan daur nutrien, namun hanya sedikit yang diketahui
tentang sebagian besar spesies nematoda. Sebaliknya, Nematoda parasitik memiliki alat molekular luar
biasa yang memungkinkan mereka untuk mengarahkan kembali beberapa fungsi seluler inangnya
sehingga mampu menghindari ancaman dari sistem kekebalan inangnya. Nematoda parasit pada
tumbuhan menginjeksi molekul-molekul yang menginduksi perkembangan sel-sel akar, yang kemudian
menyuplai nutrien ke parasit.
4
Salah satu contoh filum nemathelminthes ialah cacing Caenirhabnitis elegans yang disukai para peneliti
saat ini untuk diteliti, seperti pada pencobaan genetik. Cacing ini memiliki jenis jaringan yang sama
dengan hewan kompleks, tetapi bersifat transparan, hanya tersusun dari 969 sel tubuh, dan
bereproduksi secara cepat. Genomnya 1/3 ukuran gen kita dengan karakter seperti itu, tiap sel mudah
untuk dipantau selama perkembangannya.
D. Habitat Nemathelminthes
Cacing gilig ditemukan pada sebagian besar daerah quatik, di tanah, pada jaringan tumbuhan yang
lembab, serta di dalam cairan tubuh dan jaringan-jaringan hewan. Banyak sekali cacing gilig hidup
ditanah yang lembab dan di dalam zat organik yang mulai terurai di dasar laut dan danau. Filum
nemathelminthes mencakup banyak hama pertanian penting yang menyerang akar tumbuhan. Spesies-
spesies yang lain menjadi parasit bagi hewan. Manusia merupakan inang bagi setidaknya 50 spesies
nematoda, termasuk berbagai jenis cacing jarum dan cacing kait. 5
Segenggam tanah kebun yang anda ambil dapat mengandung beratus-ratus atau bahkan beribu-ribu
cacing gelang yang kecil, sebagian dari mereka menyebabkan kerusakan yang buruk pada tumbuhan dan
mengakibatkan kerugian pertanian yang banyak. Cacing tersebut juga ditemukan pada tanah
berlumpur,danau, air tawar, pantai, lautan, dan juga hidup di dalam lingkungan yang disediakan oleh
5
Campbell, Neil A & Reece, Jane B, BOLOGI, Jakarta:Erlangga, 2012, hlm. 256.
manusia, seperti botol-botol yang masih menyimpan sisa minuman bir di kedai minum di Jerman dan di
dalam tong yang berisi cuka. 6
E. Siklus Hidup
Nemathelminthes biasanya bereproduksi secara seksual, melalu fertilisasi internal. Pada kebanyakan
spesies, jenis kelaminnya terpisah dan betina berukuran lebih besar daripada jantan, ascaris
lumbricoides dewasa hidup endoparasit di dalam intestinum tenue manusia (manusia sebagai hospes
defenitif dan sebagai hospes tunggal). Kopulasi terjadi di dalam usus dan ovum dibuahi di dalam oviduct
cacing betina. Tiap ovum dilapisi oleh chitin. Ovum yang dibuahi (mengandung zygot) akan kelur
bersama-sama dengan feses hospes. Jika ovum sampai di air atau tanah yang kondisinya cocok (adaptif)
maka dalam waktu 2-3 minggu zigot didalam ovum akan menjadi embrio. Jika ovum yang mengandung
embrio tertelan oleh manusia bersama air atau makanan, maka didalam usus hospes ovum akan
menetas dan keluarlah larva (panjang 0,2 – 0,3 mm). Larva akan berkembang menjadi cacing dewasa.
F. Klasifikasi Nemathelminthes
- Bentuk tubuh bulat panjang atau silindris dan pada penampang melintangnya berbentuk circuler
(membulat)
Pada ujung anterior tubuh terdapat amphid yang merupakan modifikasi dari kutikula. Amphid sangat
peka terhadap rangsangan. Ada tiga bentuk amphid , yaitu Cyathiform (kantong), spiral dan sirkuler
- Bilateral simetris, tidak bersegmen dan tidak memiliki alat gerak (extremitas)
- Memiliki kutikula yang tebal dan dinding tubuh terdiri dari 3 lapisan
- Fusiform : bentuk bulat panjang, bagian tengah melebar dan meruncing ke arah ujung-ujungnya
6
Mader, Sylvia, Biologi : Evolusi, Keanekaragaman dan Lingkungan, Kuala Lumpur:Kucica, 1995, hlm 102.
- Filiform : bentuk seperti benang dengan diameter seluruh bagian tubuhnya sama.
Struktur tubuh :
Mulut dikelilingi oleh tiga bibir mulut berlanjut pada faring atau esophagus yang
berbentuk silindris. Bagian belakang faring atau esophagus itu menebal dan dilengkapi oleh
klep. Dinding faring mempunyai serabut-serabut otot radial yang dapat melebarkan rongga
faring di dalam rektum terdapat kelenjar rektal uniseluler yang berukuran besar, jumlahnya tiga
pada betina dan enam pada jantan.
3. Sistem ekskresi
Pada Nemathelminthes yang hidup di laut sistem ekskresinya terdiri dari satu atau dua sel
kelanjar respirasi yang terletak di dalam pseudosoel bagian ventral, di dekat perbatasan antara
faring dan intestin. Rusuk anterior dari sel yang berbentuk H mengalami reduksi, dan kanal
tranfersal bercabang membentuk satu jaringan. Saluran umum itu berakhir pada lubang
ekskresi yang terletak di bagian ventral di belakang bibir. Sistem ekskresi pada cacing ini tidak
dilengkapi dengan lubang-lubang internal, silia, dan sel api.
4. Sistem koordinasi
Sistem koordinasi atau sistem saraf, meliputi sebuah cincin sirkumfaringeal yang
mengelilingi faring. Cincin saraf itu tersusun oleh serabut-serabut saraf dan sel-sel saraf difus.
Cincin saraf sirkumfaringeal itu berhubungan dengan banyak ganglion, ada ganglion dorsel yang
tidak berpasangan. Masing-masing ganglion mempunyai sel-sel saraf yang jumlahnya tetap.
5. Sistem Reproduksi
Nemathelminthes merupakan hewan berkelamin tunggal, artinya alat kelamin jantan dan
betina dapat dibedakan dengan jelas berdasarkan penampakan dari luar. Cacing jantan
mempunyai ukuran lebih kecil dari betina dan mempunyai ekor yang melengkung. Sistem alat
kelamin jantan mengalami reduksi sehingga hanya tinggal satu. Sedangkan kelamin betina ada
dua buah.
Organ kelamin jantan terletak pada separuh tubuh bagian posterior. Testesnya satu,
panjang, menggulung dan berlanjut menjadi saluran vas deferens yang memiliki ukuran
diameter sama.
Organ kelamin betina bersifat "didelfik" artinya jumlahnya ada dua. Organ ini terletak pada
dua pertiga bagian tubuh dari arah posterior. Ovarium nya berjumlah dua berbentuk benang
yang menggulung. Ovari mempunyai saluran telur ( oviduk) yang berukuran lebih lebar. Oviduk
menuju uterus yang dindingnya berotot.7
1. Ascaris lumbricoides
Hidup pada usus manusia. Dinding tubuh tersusun dari kurikula, epidermis dan lapisan
otot yang memanjang dimana terdapat saluran ekskresi lateral, tali-tali saraf dorsal dan ventral
yang dihubungkan oleh cincin saraf anterior.
Cacing betina dalam umur dewsa dan keadaan yang sama lebih besar dari jantan, panjang
tubuh cacing betina 20-40 cm sedangkan jantan 10-15 cm. Pada hewan jantan pada salah satu
7
Nepiyunita Sari, Zoologi Invertebrata Nemathelminthes (Cacing Giling). 2015
ujung tubuhnya menggulung sedangkan betina tidak. Keduanya ujung tubuh meruncing dan
permukaan tubuhnya licin dan tertutup oleh lapisan kutikula. Mulut terdapat padae ujung
anterior, mempunyai tiga buah bibir, pada permukaan ventral di ujung posterior terdapat
lubang ekskresi, makanannya berupa sari-sari makanan, sepanjang tubuhnya tampak empat
garis longitudional ( memanjang ) ialah garis dorsal, garis ventral, dan 2 garis lateral.
Saluran pencernaan makanan terdiri atas : mulut, faring, usus panjang, dan anus. Alat
reproduksi jantan ialah testis yang menyerupai benang berbelit sedangkan pada yang betina
sistem reproduksinya berbentuk Y, tiap-tiap cabang dari bentuk Y terdiri dari ovarium yang
menyerupai benang berbelit dan diteruskan ke oviduk dan uterus. Uterus dari dua cabang
bentuk Y itu bersatu menjadi satu saluran pendek yang disebut vagina yang terbuka ke bagian
luar melalui lubang yang disebut vulva. Pembuahan terjadi di dalam uterus dan telur akan
dikeluarkan melalui vulva. Tidak terdapat sistem pernafasan dan sistem peredaran darah,
pertukaran gas dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya dan cairan beredar secara terbuka
di dalam tubuhnya.
Siklus hidup sederhana, yaitu bila telur yang telah menjadi embrio tertelan akan
meneteskan larva, larva meninggalkan usus dengan jalan menembus dinding usus untuk masuk
ke dalam peredaran darah dan mengikuti aliran darah sampai di jantung serta di paru-paru
kemudian masuk ke trakea dan tertelan lagi untuk kedua kalinya dan akhirnya sampai di usus
halus menjadi cacing dewasa.
Hidup parasit pada usus manusia, panjang tubuh cacing dewasa 1- 1,5 cm. Mulut
terdapat pada ujung anterior, terdapat kait-kait yang digunakan untuk mengaitkan diri pada
usus hospesnya, supaya tidak terbawa oleh arus makanan. Cacing ini mengisap darah dan juga
menghasilkan zat anti koagulasi ( zat yang bisa mencegah pembekuan darah ) sehingga
penderita mengalami anemia ( kurang darah ).
3. Wuchereria bancrofti
Cacing ini dapat menyebabkan penyakit filaria yang disebut filariasis ( elephantiasis ).
Infeksi cacing filaria pada tubuh manusia terjadi bila nyamuk culex yang mengandung mikrofilia
menusuk manusia. Mikrofilia dapat masuk melalui bekas tusukan nyamuk. Cacing dewasa
dalam tubuh manusia dapat menyumbat saluran limfa yang menyebabkan pembengkakan di
beberapa bagian tubuh.
4. Oxyuris
Cacing kremi menyebabkan gatal-gatal di daerah dubur terutama pada malam hari
sehingga penderita akan sangat terganggu ( kurang tidur).
5. Trichinella
Trixinosis disebabkan karena memakan daging babi yang kurang masak yang mengandung
kista dari cacing Trichinella. Cacing dewasa berkembangbiak di dalam usus, ribuan cacing muda
dihasilkan oleh cacing betina yang kemudian akan menembus dinding usus berpindah ke
seluruh tubuh mengkista di dalam otot.8
8
Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata ( Teori dan Praktik ), ( Ciamis : Alfabeta, 2011 ), H. 73-76.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Nemathelminthes adalah kelompok cacing benang/gelang. Anggota kelompok cacing ini ialah
berbentuk bulat panjang serta tidak bersegmen, oleh karena itu cacing ini disebut juga cacing
gillig.
2. Cacing gelang merupakan hewan triploblastik pseudoselomata. Triploblastik artinya ialah
tubuhnya tersusun atas tiga lapisan yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Sedangkan
pseudoselomata berarti susunan tubuhnya terdiri atas sebuah rongga semu. Hal ini disebabkan
perkembangan oleh lapisan mesodermnya yang telah berkembang membentuk lapisan luar dan
lapisan dalam sehingga terbentuk selom atau rongga antara mesoderm dengan endoderm.
3. Cacing gelang ialah cacing bilateral tidak bersegmen dengan bentuk tubuh berupa silinder yang
dilapisi kutikula. Faring muskular berfungsi untuk menghisap makanan dan sistem
pencernaannya sudah sempurna.
4. Cacing gilig ditemukan pada sebagian besar daerah quatik, di tanah, pada jaringan tumbuhan
yang lembab, serta di dalam cairan tubuh dan jaringan-jaringan hewan. Banyak sekali cacing gilig
hidup ditanah yang lembab dan di dalam zat organik yang mulai terurai di dasar laut dan danau.
Filum nemathelminthes mencakup banyak hama pertanian penting yang menyerang akar
tumbuhan. Spesies-spesies yang lain menjadi parasit bagi hewan.
5. Nemathelminthes biasanya bereproduksi secara seksual, melalu fertilisasi internal. Pada
kebanyakan spesies, jenis kelaminnya terpisah dan betina berukuran lebih besar daripada
jantan, ascaris lumbricoides dewasa hidup endoparasit di dalam intestinum tenue manusia
(manusia sebagai hospes defenitif dan sebagai hospes tunggal). Kopulasi terjadi di dalam usus
dan ovum dibuahi di dalam oviduct cacing betina. Tiap ovum dilapisi oleh chitin.
DAFTAR PUSTAKA
Adun Rusyana. 2011. Zoologi Invertebrata ( Teori dan Praktik ).( Ciamis : Alfabeta ). H. 73-76.
Nepiyunita Sari. 2015. Zoologi Invertebrata Nemathelminthes (Cacing Giling). Jakarta: Erlangga