Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA


Ni Made Warsiki

SMP N 2 Singaraja, Bali, Indonesia


E-mail: warsiki@gmail.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IX-8 SMP Negeri 2 Singaraja pada smester Genap
tahun pelajaran 2017/2018, dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPA dengan penerapan metode discovery. Data dikumpulkan melalui test
prestasi belajar. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif
kuantitatif. Data disajikan dalam bentuk rata-rata rata-rata prestasi belajar dan prosesntase
ketuntasan belajar. Hasil penelitian menunjukkan prestasi belajar pada awalnya rata-rata
prestasi belajar siswa hanya 73,63 dengan ketuntasan belajar hanya 40,74%, selanjutnya
setelah pelaksanaan penelitian ternyata prestasi belajar siswa siklus I menjadi rata-rata
79,81. Dengan ketuntasan belajar mencapai 59,26 %, dan pada siklus II prestasi belajar
siswa mencapai rata-rata 82,61 dengan ketuntasan belajar 88,89 %. Dengan demikian
simpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan metode discovery dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada kelas IX-8 SMP Negeri 2 Singaraja smester Genap tahun
pelajaran 2017/2018

Kata Kunci: metode pembelajran discovery, prestasi belajar

ABSTRACT

This research was conducted in Class IX-8 of Singaraja 2 Public Middle School in the even
semester of the 2017/2018 school year, with the aim of improving student learning
achievement in science learning by applying discovery methods. Data was collected
through a learning achievement tests. Furthermore, the data were analyzed using
quantitative descriptive methods. Data was presented in the form of average learning
achievement and learning completeness process. The results showed that the learning
achievement at the beginning of the average student learning achievement was only 73.63
with learning completeness only 40.74%, then after the implementation of the study it
turned out that the student's learning achievement in the first cycle became an average of
79.81. With learning completeness reaching 59.26%, and in the second cycle student
learning achievement reached an average of 82.61 with 88.89% learning completeness.
Thus the conclusion of this study is that the application of the discovery method can
improve student learning achievement in class IX-8 Singaraja SMP Negeri 2 semester even
academic year 2017/2018

Keywords: discovery learning method, learning achievement

JIPP, Volume 2 Nomor 3 Oktober 2018 1


PENDAHULUAN

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berpusat kepada guru, tidak diarahkan


(IPA), berhubungan dengan cara mencari kepada peningkatan aktivitas dan prestasi
tahu tentang alam secara sistematis, belajar siswa. Ketidak mampuan guru dalam
sehingga IPA bukan hanya penguasaan mengkaji serta merefleksi kualitas
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- pembelajaran mereka di kelas, serta
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip keengganan melaksanakan inovasi
saja tetapi juga merupakan suatu proses merupakan penguat kondisi pembelajaran
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan kita saat ini. Untuk mengatasi hal ini maka
dapat menjadi wahana bagi peserta didik guru semestinya mampu memanfaatkan
untuk mempelajari diri sendiri dan alam pendekatan pembelajaran sesuai dengan
sekitar, serta prospek pengembangan lebih karakteristik mata pelajaran, mampu
lanjut dalam menerapkannya di dalam memotivasi siswa untuk secara maksimal
kehidupan sehari-hari. Proses mengikuti proses pembelajaran, sehingga
pembelajarannya menekankan pada secara serta merta dapat meningkatkan
pemberian pengalaman langsung untuk aktivitas dan prestasi belajarnya.
mengembangkan kompetensi agar Pembelajaran IPA pada kelas IX-8
menjelajahi dan memahami alam sekitar SMP Negeri 2 Singaraja, juga bermasalah
secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan seperti umumnya. Pendekatan pembelajaran
untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat sangat tradisional, dimana guru memberikan
membantu peserta didik untuk memperoleh materi pelajaran, guru berposisi sebagai
pemahaman yang lebih mendalam tentang satu-satunya sumber belajar, mengekang
alam sekitar. IPA diperlukan dalam kebebasan siswa untuk berkreasi,
kehidupan sehari-hari untuk memenuhi beraktivitas serta membangun konsep dan
kebutuhan manusia melalui pemecahan fakta tentang pengetahuan yang sedang
masalah-masalah yang dapat dipelajarinya. Hal ini berakibat kepada
diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu aktivitas belajar siswa yang sangat rendah,
dilakukan secara bijaksana agar tidak siswa hanya menghafal materi pelajaran,
berdampak buruk terhadap lingkungan. siswa tahu secara teori namun belum pernah
Di tingkat SMP diharapkan ada diajak untuk mempraktekkan langsung
penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, konsep-konsep materi yang dipelajari.
lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang Indikator yang menunjukkan kondisi seperti
diarahkan pada pengalaman belajar untuk disebutkan adalah adanya hasil refleksi awal
merancang dan membuat suatu karya melalui ulangan harian siswa hanya mampu
melalui penerapan konsep IPA dan meraih rata-rata prestasi belajar hanya 73,63
kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Melihat kesenjangan antara harapan-
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan harapan yang telah disampaikan dengan
dengan metode discovery untuk kenyataan yang sangat jauh berbeda, maka
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja pendekatan pembelajaran diubah dengan
dan bersikap ilmiah serta mengimplementasikan metode pembelajaran
mengkomunikasikannya sebagai aspek discovery. Metode pembelajaran discovery
penting kecakapan hidup. Oleh karena itu rupanya merupakan salah satu metode yang
pembelajaran IPA di SMP menekankan pada menjadi alternatif pemecahan masalah,
pemberian pengalaman belajar secara karena metode pembelajaran discovery
langsung melalui penggunaan dan adalah proses pembelajaran yang dirancang
pengembangan keterampilan proses dan sedemikian rupa agar peserta didik secara
sikap ilmiah (Kurikulum Tingkat Satuan aktif mengonstruk konsep, hukum atau
Pendidikan, 2006). prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
Kondisi pembelajaran di kelas kita (untuk mengidentifikasi atau menemukan
saat ini, adalah diwarnai dengan pendekatan masalah), merumuskan masalah,
konvensional. Pembelajaran secara umum mengajukan atau merumuskan hipotesis,

JIPP, Volume 2 Nomor 3 Oktober 2018 2


mengumpulkan data dengan berbagai teknik, karakteristik sebagai berikut: (1) berpusat
menganalisis data, menarik kesimpulan dan pada siswa, (2) melibatkan keterampilan
mengomunikasikan konsep, hukum atau proses sains dalam mengonstruksi konsep,
prinsip yang ditemukan. Dengan demikian hukum atau prinsip, (3) melibatkan proses-
maka dilaksanakan penelitian yang berjudul proses kognitif yang potensial dalam
implementasi Metode pembelajaran merangsang perkembangan intelek,
discovery pada pembelajaran IPA di kelas khususnya keterampilan berpikir tingkat
IX-8 pada smester genap tahun pelajaran tinggi siswa, dan (4) dapat mengembangkan
2017/2018. karakter siswa. Penggunaan model
Mengacu pada uraian latar belakang pembelajaran akan lebih optimal dengan
tersebut, maka rumusan penelitian ini bantuan media pembelajaran atau sumber
adalah; Apakah implementasi Metode belajar. Salah satu sumber belajar atau
pembelajaran discovery dapat meningkatkan media adalah lingkungan. Husamah (2013)
prestasi belajar IPA siswa kelas IX-8 SMP menjelaskan bahwa lingkungan merupakan
Negeri 2 Singaraja smester genap tahun seluruh komponen yang ada di alam sekitar
pelajaran 2017/2018. termasuk manusia, hewan dan tumbuhan
Mengacu pada permasalahan yang serta interaksi yang terjadi di dalamnya.
terjadi, maka pemecahannya melalui Tujuan penelitian ini adalah untuk
implementasi metode pembelajaran meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
discovery, karena metode ini sangat relevan IX-8 SMP Negeri 2 Singaraja smester genap
dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, tahun pelajaran 2017/2018 setelah mengikuti
teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori pembelajaran dengan menggunakan metode
Piaget (dalam Ratna Wilis Dahar. 1989), pembelajaran discovery. Manfaat secara
menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan praktis penelitian ini bagi siswa,
pembentukan dan perkembangan skema meningkatkan kualitas pembelajaran
(jamak skemata). Skema adalah suatu sehingga KKM dapat tercapai. Bagi Guru
struktur mental atau struktur kognitif yang mata pelajaran IPA, meningkatkan
dengannya seseorang secara intelektual kompetensi guru dalam mengatasi masalah
beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan pembelajaran di kelas. Bagi sekolah,
sekitarnya. Skema tidak pernah berhenti memperkaya model dan strategi
berubah, skemata seorang anak akan pembelajaran dalam praktiknya untuk
berkembang menjadi skemata orang dewasa. meningkatkan kualitas output sekolah.
Proses yang menyebabkan terjadinya
perubahan skemata disebut dengan adaptasi. METODE PENELITIAN
Proses terbentuknya adaptasi ini dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi Penelitian yang dilakukan termasuk
dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses penelitian tindakan yang pada intinya
kognitif yang dengannya seseorang bertujuan untuk memperbaiki berbagai
mengintegrasikan stimulus yang dapat persoalan nyata dan praktis dalam
berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip peningkatan mutu pembelajaran di kelas,
ataupun pengalaman baru kedalam skema yang dialami langsung dalam interaksi
yang sudah ada didalam pikirannya. antara guru dengan siswa yang sedang
Akomodasi dapat berupa pembentukan belajar (Suhardjono, Suparno, Supardi,
skema baru yang dapat cocok dengan ciri- Abdul Azis Hoesein, 2009: 39).
ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi Subjek penelitian ini adalah semua
skema yang telah ada sehingga cocok siswa kelas IX-8 SMP Negeri 2 Singaraja,
dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam sedangkan objeknya peningkatan prestasi
pembelajaran diperlukan adanya belajar setelah diterapkan pendekatan
penyeimbangan atau ekuilibrasi antara pembelajaran Scientifik. Penelitian ini
asimilasi dan akomodasi. dilakukan selama empat bulan yakni; dari
Pembelajaran dengan metode bulan juli 2015 sampai bulan Nopember
pembelajaran discovery memiliki 2015. Data penelitian dikumpulkan melalui
tes prestasi belajar, setiap akhir pertemuan

JIPP, Volume 2 Nomor 3 Oktober 2018 3


melalui posttest. Metode analisis data hasil data, mencek tujuan penelitian, indikator
penelitian ini adalah metode deskriptif keberhasilan penelitian, efektivitas waktu,
kuantitatif, dengan memberi komentar- kegiatan dan proses pelaksanaan, dan
komentar mengklasifikasikan data, dan membandingkan hasil yang didapat dengan
selanjutnya membuat kesimpulan refleksi efektivitas proses.
dengan mencari makna dari kesimpulan Secara kuantitatif analisis terhadap
hubungan antar kategori. Penelitian ini hasil pengamatan yang dilaksanakan pada
dianggap berhasil bila secara individu telah siklus I diperoleh data rata-rata 79,81
mencapai sama dengan atau melebihi KKM ketuntasan belajar klasikal 59,26%.
yakni 75,00 dan secara klasikal rata-rata Keberhasilan yang diperoleh siswa dengan
ketuntasan belajar telah melebihi 85%. menunjukkan adanya peningkatan hasil rata-
rata prestasi belajar sebanyak 6,19 juga
HASIL DAN PEMBAHASAN terjadi peningkatan ketuntasan klasikal
sebanyak 18,51. Walaupun demikian,
Penelitian diawali dengan menyusun peningkatan hasil belum mencapai rata-rata
perencanaan meliputi; menyusun RPP dan ketuntasan ideal yang mesti dicapai.
dengan Metode pembelajaran discovery, Peningkatan nilai dari data awal ke siklus I,
koordinasi dengan teman guru mata memang merupakan kosekuensi logis dari
pelajaran sejenis sebagai observer, mengkaji implementasi metode pembelajaran
landasan teori metode pembelajaran discovery, yang dipersiapkan secara matang
discovery, mengorganisasikan materi, pada tahap perencanaan, diimplementasikan
media, dan sumber belajar. sesuai dengan sintaknya pada tahap
Pelaksanaan siklus I ini melalui tiga pelaksanaan dan observasi yang telah
kali pertemuan, dimana untuk mata pelajaran dilaksanakan.
sains (IPA) dalam setiap minggu jadwal Walaupun penelitian ini sudah
pelajaran ada pada hari Senin dan Kamis. memberikan dampak yang positif, namun
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran masih menyisakan kendala-kendala yang
dengan mengimplementasikan metode harus ditanggulangi. Kendala yang masih
pembelajaran discovery. Standar kompetensi ada diantaranya; guru masih diperlukan
yang harus dikuasai siswa adalah memahami perannya secara maksimal untuk
kelangsungan hidup mahluk hidup, mengarahkan, membimbing dan
kompetensi dasar nya menjelaskan mendampingi siswa dalam pembelajaran.
kelangsungan hidup mahluk hidup melaului Siswa masih terbawa kebiasaan lama yang
adaptasi, seleksi alam, dan menunggu diberikan materi oleh guru.
perkembangbiakan. Indikator penguasaan Karena model ini baru mulai dicobakan,
kompetensi; menjelaskan kelangsungan para siswa masih banyak tercengang
hidup mahluk hidup melalui adaptasi, seleksi memikirkan kebiasaan yang lama dimana
alam dan perkembangbiakan. Menjelaksan jika tidak digerakkan oleh guru maka
penyebab punahnya beberapa mahluk hidup mereka diam saja. Hal ini merupakan sebuah
akibat seleksi alam. Menjelaskan peran kewajaran karena perubahan dari kebiasaan
perkembangbiakan bagi kelangsungan lama menjadi kebiasan-kebiasaan baru yang
mahluk hidup. Menjelaskan cara menuntut agar siswa lebih banyak berperan
perkembangbiakan pada tumbuhan dan dibandingkan dengan guru dalam proses
hewan. Langkah-langkah disesuaikan pembelajaran, memang memerlukan waktu
dengan Metode pembelajaran discovery. dan latihan secara terus menerus. Untuk itu
Untuk memperoleh data, maka maka implementasi metode pembelajaran
dilaksanakan observasi yang pelaksanaannya discovery ini masih perlu dilaksanakan pada
bersamaan dengan tindakan di kelas. siklus berikutnya, disamping bertujuan
Observer dari teman sejawat mencatat untuk membiasakan siswa, juga untuk
semua kegiatan yang terjadi, semua reaksi memperoleh nilai rata-rata prestasi belajar
yang sudah dilakukan, menggunakan lembar siswa sesuai dengan indikator keberhasilan
observasi/tes prestasi untuk mengumpulkan penelitian dan memvalidasi hasil yang

JIPP, Volume 2 Nomor 3 Oktober 2018 4


diperoroleh siklus I apakah benar-benar dihibrida, menentukan rasio hasil
akibat metode pembelajaran discovery yang persilangan monohibrida dan dihibrida
diterapkan atau karena pengaruh faktor lain. melalui bagan, mendeskripsikan pewarisan
Dengan melihat kelemahan atau sifat pada manusia, menjelaskan pengertian
kendala yang nampak pada siklus I, rupanya listrik statis, menjelaskan benda dapat
implementasi metode pembelajaran bermuatan listrik dengan jalan digosok dan
discovery perlu dibiasakan dan di kreasikan melalui induksi, menjelaskan contoh
dengan langkah atau tindakan yang dapat peristiwa yang menghasilkan benda yang
merangsang siswa untuk berbuat sendiri bermuatan listrik dan menjelaskan secara
karena motivasi dari dalam diri. Untuk itu sederhana proses terjadinya, melakukan
implementasi pendekatan ini pada siklus percobaan sederhana untuk menunjukan sifat
berikutnya divariasikan dengan kompetisi muatan listrik, mendeskripsikan secara
antar kelompok selanjutnya memberikan kualitatif hubungan antara besasrnya gaya
reward dan funishment kepada kelompok listrik dan besar muatan listrik serta jarak
yang berhasil maupun gagal. Perencanaan antara kedua benda bermuatan listrik.
pelaksanaan penelitian di siklus II ini Langkah-langkah disesuaikan dengan
dilakukan melalui menyusun kembali Metode pembelajaran discovery seperti yang
rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik duilaksanakan pada siklus I.
serta membuat instrumen pengumpulan data. Pengamatan terhadap keaktifan belajar
Instrumen pengumpulan data yang dibuat didahului dengan mencatat hal-hal penting
seperti instrumen-instrumen sebelumnya seperti aktivitas belajar dan dilakukan pada
yang meliputi instrumen observasi keaktifan saat peneliti melakukan tindakan. Dari
belajar dan instrumen tes prestasi belajar. catatan-catatan yang cepat tersebut penulis
Merencanakan bentuk-bentuk kompetisi mengetahui dibagian yang harus diperbaiki,
yang akan dilaksanakan, serta jenis-jenis diperlukan penekanan-penekanan, diberi
reward dan funishment yang akan saran-saran serta penguatan-penguatan.
diterapkan. Menyiapkan bahan ajar yang Hasil pengamatan dan analisis kuantitatif
harus di pelajari, serta lembaran kerja yang diperoleh data rata-rata prestasi belajar siswa
harus dilaksanakan. 82,61 dan ketuntasan belajar klasikal 88,89
Seperti pelaksanaan siklus %.
sebelumnya, pelaksanaan siklus II ini juga Hasil pelaksanaan siklus II,
melalui tiga kali pertemuan. Peneliti menunjukkan adanya peningkatan hasil rata-
melaksanakan proses pembelajaran dengan rata prestasi belajar sebanyak 2,80 juga
mengimplementasikan metode pembelajaran terjadi peningkatan ketuntasan klasikal
discovery. Standar kompetensi yang harus sebanyak 29,62. Dengan demikian,
dikuasai siswa adalah memahami peningkatan hasil sudah mencapai rata-rata
kelangsungan hidup mahluk hidup dan dan ketuntasan ideal yang mesti dicapai
memahami konsep kelistrikan dan yakni 85%. Masih terdapat 3 orang siswa
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. yang belum berhasil mencapai KKM,
Kompetensi dasarnya adalah sehingga mereka harus dibina kembali
mendeskripsikan proses pewarisan dan dengan memberikan pembelajaran remidial
hasilnya beserta penerapannya, di sore hari. Peningkatan nilai dari data
mendeskripsikan muatan listrik untuk siklus I ke siklus II, memang merupakan
memahami gejala-gejala listrik statis serta kosekuensi logis dari implementasi metode
kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. pembelajaran discovery, yang dipersiapkan
Indikator penguasaan kompetensi; secara matang pada tahap perencanaan,
menjelaskan hukum Penurunan sifat diimplementasikan sesuai dengan sintaknya
Mendel, menjelaskan simbol-simbol/ pada tahap pelaksanaan dan observasi yang
lambang-lambang yang digunakan dalam telah dilaksanakan. Dikatakan demikian,
persilangan, menentukan gamet dan genotif karena pembelajaran dilaksanakan secara
induk, mendeskripsikan proses pewarisan alamiah tanpa adanya manipulasi atau
sifat melalui persilangan monohibrida dan perlakuan secara istimewa.

JIPP, Volume 2 Nomor 3 Oktober 2018 5


Hasil penelitian pada siklus II ini memperoleh sensasi dan kepuasan
sudah dilaksanakan sesuai harapan, langkah- intelektual yang merupakan suatau
langkah pelaksanaan di lapangan sudah penghargaan intrinsik, satu-satunya cara
sesuai teori, dalam proses pembelajaran agar seseorang dapat mempelajari teknik-
dilaksanakan kompetisi dan memberikan teknik dalam melakukan penemuan adalah ia
reward kepada kelompok yang berhasil dan memiliki kesempatan untuk melakukan
funishment kepada kelompok yang gagal, penemuan, dengan melakukan penemuan
validitas hasil dilaksanakan dengan maka akan memperkuat retensi ingatan. Hal
perbaikan cara pengajaran untuk tersebut telah terjadi pada proses penelitian
memperoleh hasil yang lebih baik, ini.
sedangkan reliabiltas yang dipilih adalah Dengan demikian dapat diketahui
dengan penyajian data apa adanya. Penilaian bahwa penelitian ini ternyata telah memberi
jika dilihat dari hasil yang diperoleh, dapat efek utama bahwa model yang diterapkan
dikatakan bahwa penelitian sudah berhasil dalam proses pembelajaran berpengaruh
meningkatkan prestasi belajar siswa dan secara signifikan terhadap prestasi belajar
sudah dapat mencapai indikator keberhasilan siswa. Hasil temuan pada penelitian ini
penelitian, yakni penelitian dianggap memiliki persamaan dengan penelitian
berhasil dan dihentikan jika secara individu sebelumnya yang relevan dan memperkuat
telah mencapai sama dengan atau melebihi hasil penelitian yang diperoleh, hal tersebut
KKM yakni 80,00 dan secara klasikal rata- didukung hasil penelitian yang dilakukan
rata ketuntasan belajar telah melebihi 85%. oleh Putrayasa (2014) selanjutnya penelitian
Keunggulan-keunggulan metode yang dilakukan oleh Malihatul (2016) serta
pembelajaran discovery, dapat disampaiakan penelitian yang dilakuan oleh M. Lamasai
bahwa; siswa terbiasa dengan langkah- (2014).
langkah mengamati materi ajar atau bahan Temuan ini membuktikan bahwa guru
pelajaran yang sedang dipelajari sesuai sudah tepat memilih pendekatan proses
dengan standar kompetensi yang harus pembelajaran, karena pemilihan pendekatan
dikuasai, memunculkan pertanyaan sebagai merupakan hal yang tidak boleh
hasil pengamatan, dari pertanyaan tersebut dikesampingkan. Khususnya pemilihan
muncul langkah-langkah untuk pendekatan saintifik dalam pembelajaran
mengumpulkan data-data atau informasi IPA didasarkan pada keunggulan pendekatan
terkait materi dalam rangka menjawab tersebut seperti; dapat meningkatkan
pertanyaan, menyusun simpulan-simpulan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
atas pengolahan informasi yang diperoleh berpikir tingkat tinggi siswa, terjadi
yang pada akhirnya dapat pembentukan kemampuan siswa dalam
mengkomunikasikannya melalui presentasi menyelesaikan suatu masalah secara
(unjuk kerja) maupun penyajian laporan sistematik, terciptanya kondisi pembelajaran
tertulis. Sehingga siswa memperoleh dimana siswa merasa bahwa belajar itu
informasi sendiri tentang materi yang merupakan suatu kebutuhan, diupayakan
dipelajari, terampil dan berani selalu diperolehnya hasil belajar yang tinggi,
mengkomunikasikan hasil informasi yang melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-
telah diolah melalui penelarannya. Hal ini ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah,
merupakan sebuah perubahan yang sangat dan terjadi pengembangan karakter siswa.
bermanfaat bagi siswa.
Peningkatan prestasi terjadi karena SIMPULAN DAN SARAN
siswa telah mengembangkan pikirannya
dengan baik. Hal ini didukung oleh pendapat Dari hasil penelitian seperti yang telah
Bruner (dalam Carin & Sund, 1975) bahwa diuraikan pada bagian sebelumnya, dapat
individu hanya belajar dan mengembangkan disimpulkan bahwa Implementasi Metode
pikirannya apabila ia menggunakan pembelajaran discovery dapat meningkatkan
pikirannya, dengan melakukan proses-proses prestasi belajar IPA siswa kelas IX-8 SMP
kognitif dalam proses penemuan, siswa akan

JIPP, Volume 2 Nomor 3 Oktober 2018 6


Negeri 2 Singaraja smester genap tahun Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori
pelajaran 2017/2018. Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Berdasarkan simpulan penelitian ini,
maka berikut ini disampaikan saran-saran Elsa, Syahrul, T. (2017). Pengaruh
sebagai berikut: (1) Dalam melaksanakan Penggunaan Model Discovery
proses pembelajaran pada mata pelajaran Learning Terhadap Keterampilan
IPA, penggunaan Metode pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Siswa
discovery semestinya menjadi pilihan dari Kelas X Sma Negeri 3 Pariaman.
beberapa metode yang ada mengingat Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
metode ini telah terbukti dapat Indonesia, 6(2), 118–128.
meningkatkan kerjasama, berkreasi,
bertindak aktif, bertukar informasi, Husamah. 2013. Pembelajaran diluar Kelas
mengeluarkan pendapat, bertanya, Outdoor Learning. Jakarta : Prestasi
berdiskusi, berargumentasi dan lain-lain. (2) Pustakaraya.
Walaupun penelitian ini sudah dapat
membuktikan efek utama dari Metode Lestari, Mega, M. dan Y. S. E. (2015).
pembelajaran discovery dalam Pengaruh Model Discovery Learning
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar, Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
sudah pasti dalam penelitian ini masih ada Mata Pelajaran Sejarah. PESAGI
hal-hal yang belum sempurna dilakukan, (Jurnal Pendidikan Dan Penelitian
oleh karenanya kepada peneliti lain yang Sejarah), 3(4).
berminat meneliti topik yang sama untuk
meneliti bagian-bagian yang tidak sempat Malihatul Aini, Isna. 2016. “Pengaruh
diteliti. (3) Selanjutnya untuk adanya Penggunaan Model Pembelajaran
penguatan-penguatan, diharapkan bagi Discovery Learning (DL) Terhadap
peneliti lain untuk melakukan penelitian Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas V
lanjutan guna verifikasi data hasil penelitian. SD Negeri 2 Labuhan Ratu
Bandarlampung Tahun Pelajaran
DAFTAR RUJUKAN 2014/2015”. (diakses pada tanggal 6
Maret 2018, pukul 17.00)
Amallia Nugrahaeni, I Wayan Redhana, I
Made Arya Kartawan.2017. Nur, M. & Wikandari, P.R. 2000.
“Penerapan Model Pembelajaran Pengajaran Berpusat Kepada Siswa
Discovery Learning Untuk Dan Pendekatan Konstruktivis Dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Pengajaran. Surabaya : Universitas
Kritis Dan Hasil Belajar Kimia”. Negeri Surabaya University Press.
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia
Vol 1, No 1 (2017). Nur, Mohamad et al. 2001. Teori Belajar.
Surabaya: University Press.
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi.
2006. Penelitian Tindakan Kelas. Putra . Komang Wisnu Baskara & I Made
Jakarta: PT Bumi Aksara. Agus Wirawan, Gede Aditra
Pradnyana.2017. “Pengembangan E-
Barus, Ira Wati. 2018. “Peningkatan Modul Berbasis Model Pembelajaran
Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Discovery Learning Pada Mata
Penerapan Model Pembelajaran Pelajaran “Sistem Komputer” Untuk
Discovery Learning Dengan Bantuan Siswa Kelas X Multimedia SMK
Media Film Pendek Pada Siswa Kelas Negeri 3 Singaraja”. Jurnal
IX.13 SMP Negeri 2 Singaraja’ Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Journal of Education Action Research Vol 14, No 1 (2017): Edisi Januari
Vol 2, No 2 (2018) 2017.

JIPP, Volume 2 Nomor 3 Oktober 2018 7


Putrayasa, I Made. 2014. “ Pengaruh Model
Pembelajaran Discovery Learning dan
Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar
IPA Siswa”. Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha,
Volume 2.

Rismayani , Ni Luh. Penerapan Model


Pembelajaran Discovery Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Pkn Siswa. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan Undiksha Vol 1, No
2 (2013).

Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Gramedia Press.

Tim Sertifikasi Unesa. 2010. Modul


Pembelajaran Inovatif. Surabaya:
PLPG Unesa.

Yanti, Rice Destri, Marsis, dan G. (2015).


Penerapan Model Discovery Learning
Terhadap Kemampuan Menulis
Cerpen Siswa Kelas X Sma Negeri 1
Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu
Propinsi Riau. Ejurnal Bunghatta.

JIPP, Volume 2 Nomor 3 Oktober 2018 8

Anda mungkin juga menyukai