Anda di halaman 1dari 5

Ni Luh Supadmi, I Gusti Lanang Wiratma, Luh Maharani Merta, Penerapan metode mind mapping untuk meningkatkan aktivitas

dan
hasil belajar kimia siswa kelas x mia. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia. Volume 1, Nomor 2, 2017.

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN


AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X MIA
Ni Luh Supadmi, 1*,I Gusti Lanang Wiratma, 2, Luh Maharani Merta3
1Universitas
Pendidikan Ganesha
2Universitas
Pendidikan Ganesha
3SMA Negeri 4 Singaraja

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kela Kata-kata kunci:
X MIA 6 SMA Negeri 4 Singaraja melalui metode mind mapping. Jenis penelitian
ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. mind mapping, aktivitas
Setiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan, tindakan, evaluasi, belajar, dan hasil belajar.
dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 6 SMA Negeri 4
Singaraja tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 38 orang, terdiri dari 17 orang
laki-laki dan 21 orang perempuan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini
berupa aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa yang diambil dari penerapan
metode pembelajaran mind mapping. Instrumen yang digunakan yaitu lembar
observasi, soal tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian dan analisis data pada siklus
I dan siklus II diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa kelas X MIA 6 SMA Negeri 4 Singaraja tahun ajaran 2016/2017. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya peningkatan presentase aktivitas belajar siswa
terhadap pelajaran kimia dari skor rata-rata 74,57 dengan kategori cukup aktif
pada siklus I menjadi 82,68 dengan kategori aktif pada siklus II. Hasil belajar siswa
juga meningkat dari persentase ketuntasan 63,15 % pada siklus I menjadi 89,47 %
pada siklus II.

Pendahuluan
Mata pelajaran kimia merupakan salah beberapa sekolah selama ini dilihat kurang
satu mata pelajaran sains, yang mengembangkan menarik karena guru dalam melakukan kegiatan
kemampuan berpikir analitis induktif dan belajar mengajar di kelas cenderung
deduktif dalam pemecahan masalah yang berlangsung secara konvensional, yaitu guru
berkaitan dengan peristiwa dalam kehidupan menstransformasi ilmu pengetahuannya dengan
sehari-hari. Proses pembelajaran kimia menggunakan metode ceramah sehingga
melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang pembelajaran berpusat pada guru. Hal ini
berpusat pada siswa untuk memperoleh hasil menyebabkan siswa kurang memiliki aktivitas
belajar kimia yang baik. Proses pembelajaran terhadap pelajaran kimia dan kelas menjadi
tidak terlepas dari metode pembelajaran. pasif. Permasalahan mengenai rendahnya hasil
Peranan metode pembelajaran sangat penting belajar kimia juga terjadi di SMA Negeri 4
kaitannya dengan keberhasilan belajar. Singaraja. Fakta ini diperoleh berdasarkan
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat observasi langsung.
dengan mengacu pada karakteristik siswa akan Hasil observasi pembelajaran kimia di
sangat berpengaruh terhadap ketercapaian kelas X MIA 6 SMA Negeri 4 Singaraja
pemahaman siswa. Oleh karena itu, guru menunjukkan dari segi sarana dan prasarana
dituntut memilih metode pembelajaran yang sudah menunjang untuk proses belajar mengajar
tepat agar bisa menciptakan suasana namun aktivitas belajar siswa terhadap
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan di pelajaran kimia masih rendah. Dalam proses
kelas. Penggunaan metode pembelajaran yang pembelajaran kimia di kelas X MIA 6 siswa
tidak tepat dalam proses pembelajaran kimia cenderung sering bermain dan kurang
akan mengakibatkan aktivitas belajar siswa memperhatikan guru. Hal ini mengakibatkan
menurun yang akhirnya akan berdampak pada kebanyakan siswa yang menjawab pertanyaan
hasil belajarnya. Permasalahan yang ditemukan guru harus ditunjuk terlebih dahulu. Selain itu,
dilapangan, proses pembelajaran kimia di ada juga siswa yang pasif karena pelajaran

UNDIKSHA | Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia 48


dengan metode konvensional terkesan membuat mind mapping akan terkontribusi
membosankan. Selain itu, hasil observasi yang pada hasil belajar dari siswa yang bersangkutan
didapatkan di kelas X MIA 6 yaitu hasil belajar (Supadmi, 2013). Secara lengkap mind mapping
kimia siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dapat digunakan untuk menyimpan informasi,
dari nilai rata-rata Ulangan Harian III yaitu 66 mengorganisasikan informasi, membuat
pada materi Struktur atom dan Konfigurasi prioritas, belajar memahami informasi dalam
Elektron yang masih di bawah KKM sekolah konteksnya, melakukan review atas sebuah
yaitu 70. Belum tercapainya ketuntasan belajar materi pembelajaran, dan mengingat informasi
kimia di kelas X MIA 6 tersebut mengindikasikan secara lengkap. Seperti yang diungkapkan oleh
masih terdapat kesenjangan antara tuntutan Tony Buzan (2008) pembelajaran dengan
kurikulum dengan apa yang telah dicapai menggunakan mind mapping akan
sekarang ini. Menyikapi permasalahan di atas, meningkatkan daya hafal dan motivasi belajar
guru sebagai komponen penting dalam proses siswa yang kuat, serta siswa menjadi lebih
pembelajaran hendaknya berupaya berperan kreatif. Selain kegiatan belajar mengajar akan
sebagai fasilitator dan mediator kreatif dalam lebih menarik, siswa juga akan lebih termotivasi,
mempersiapkan kondisi yang memungkinkan sehingga dengan penerapan metode mind
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. mapping dalam pembelajaran, diharapkan dapat
Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan
pembelajaran menggunakan metode yang uraian di atas, maka peneliti merasa perlu
menarik sehingga akan lebih memudahkan melakukan suatu penelitian tentang upaya
siswa untuk memahami pelajaran. Salah satunya peningkatan aktivitas dan hasil belajar melalui
adalah dengan mengarahkan siswa untuk penerapan metode mind mapping di kelas X MIA
membuat mind mapping terkait materi yang 6 SMA Negeri 4 Singaraja Tahun Ajaran
dipelajari. Dengan mind mapping, siswa akan 2016/2017.
bisa mengorganisasikan pengetahuan
terstruktur dan membantu siswa untuk Metode
meningkatkan hasil belajarnya. Kemampuan Jenis penelitian ini merupakan
siswa dalam membuat mind mapping menuntut penelitian tindakan kelas (PTK) atau (Classroom
siswa memahami materi pelajarannya sehingga Action Research) model Kemmis dan M.C.
melalui mind mapping dapat terlihat Taggart. Penelitian ini adalah penelitian praktis
penguasaan konsep siswa terhadap materi yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-
pelajaran yang telah diberikan. Kemampuan kekurangan dalam pembelajaran di kelas,
membuat mind mapping akan terkontribusi dengan cara melakukan tindakan-tindakan
pada hasil belajar dari siswa yang bersangkutan sehingga dapat memperbaiki atau meningkatkan
(Supadmi, 2013). mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi
Kurangnya aktivitas belajar kimia siswa masalah pembelajaran, dan menumbuhkan
ini akan berdampak terhadap hasil belajarnya, budaya akademik (Arikunto, Suhardjono,
sehingga hasil pembelajaran kimia berkualitas Supardi, 2006). Penelitian tindakan kelas
rendah. Menyikapi permasalahan di atas, guru dilakukan dengan cara memberi suatu perlakuan
sebagai komponen penting dalam proses kepada subjek penelitian untuk memperoleh
pembelajaran hendaknya berupaya berperan data-data yang akan diolah. Pada penelitian ini
sebagai fasilitator dan mediator kreatif dalam perlakuan yang dilakukan adalah menerapkan
mempersiapkan kondisi yang memungkinkan metode pembelajaran Mind Mapping kepada
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. subjek penelitian untuk meningkatkan aktivitas
Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan belajarnya. Data yang terkumpul dari penelitian
pembelajaran menggunakan metode yang ini terdiri dari dua macam, ada data yang
menarik sehingga akan lebih memudahkan bersifat kualitatif dan data yang bersifat
siswa untuk memahami pelajaran. Salah satunya kuantitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya
adalah dengan mengarahkan siswa untuk yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
membuat mind mapping terkait materi yang data, mengorganisasikan data, memilah-milah
dipelajari. Dengan mind mapping, siswa akan mejadi satuan yang dapat dikelola,
bisa mengorganisasikan pengetahuan mensintesiskannya, mencari dan menemukan
terstruktur dan membantu siswa untuk pola, menemukan apa yang penting dan apa
meningkatkan hasil belajarnya. Kemampuan yang dipelajari serta memutuskan apa yang
siswa dalam membuat mind mapping menuntut dapat diceritakan kepada orang lain. Data yang
siswa memahami materi pelajarannya sehingga diperoleh dari tindakan yang dilakukan
melalui mind mapping dapat terlihat dianalisis dengan teknik analisis deskriptif
penguasaan konsep siswa terhadap materi kualitatif untuk memastikan bahwa dengan
pelajaran yang telah diberikan. Kemampuan mengaplikasikan metode Mind Mapping dapat

UNDIKSHA | Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia 49


meningkatkan aktivitas belajar siswa. Data yang Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai
bersifat kualitatif, terdiri dari hasil observasi, sangat menentukan keberhasilan belajar siswa.
dokumentasi dan catatan lapangan dianalisis Dengan metode pembelajaran yang sesuai, maka
secara kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif aktivitas belajar siswa akan muncul sehingga
berasal dari hasil belajar siswa. Data kuantitatif potensi yang ada dalam diri mereka akan
ini nantinya akan diubah menjadi data kualitatif berkembang. Pembelajaran menggunakan
sehingga mudah dipahami. Data hasil belajar metode Mind Mapping membantu siswa belajar
diperoleh melalui produk mind mapping dan tes aktif.
akhir siklus. Data tersebut dianalisis dengan Pengamatan merupakan teknik
analisis deskriptif. Skor yang telah diperoleh pengumpulan data yang tidak hanya mengukur
pada masing-masing penilaian dikonversi dalam sikap dari responden namun juga dapat
skala 100. digunakan untuk merekam berbagai fenomena
Setelah diperoleh nilai hasil belajar yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini
siswa, selanjutnya dicari rerata nilai hasil belajar digunakan bila penelitian ditunjukkan untuk
siswa secara keseluruhan. Ketuntasan hasil mempelajari perilaku manusia, proses kerja,
belajar siswa ditentukan dengan kriteria gejala-gejala alam dan dilakukan pada
ketuntasan minimum (KKM) dan ketuntasan responden yang tidak terlalu besar (Suryani dan
klasikal (KK). Untuk mengetahui persentase Hendryadi, 2015). Metode ini penulis gunakan
siswa yang memenuhi KKM, digunakan rumus untuk memperoleh data tentang pelaksanaan
berikut. Siswa dikatakan tuntas jika memenuhi penerapan metode Mind Mapping dalam
KKM ≥ 70 untuk skala 100. Hal ini sesuai dengan pembelajaran kimia yang dilakukan di kelas X
tetapan KKM SMA Negeri 4 Singaraja untuk mata MIA 6 SMA N 4 Singaraja menggunakan lembar
pelajaran kimia adalah 70. Tingkat keberhasilan observasi. Lembar observasi menggambarkan
penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan kondisi selama proses belajar mengajar yang
adanya perubahan ke arah perbaikan dari berlangsung di kelas. Lembar observasi
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses digunakan sebagai pedoman dalam mengamati
pembelajaran. Indikator tersebut adalah sebagai aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berikut. dengan metode mind mapping.
a. Ditinjau dari aktivitas belajar setelah Metode dokumentasi merupakan suatu
diterapkan metode mind mapping adalah teknik pengumpulan data dengan menghimpun
aktivitas belajar cenderung meningkat ke dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
kategori aktif atau sangat aktif. dokumen tertulis, gambar maupun, elektronik
b. Sebanyak ≥ 75% siswa yang hasil belajarnya (Sukamadinata, 2007). Dokumentasi adalah cara
memenuhi KKM. Apabila indikator keberhasilan mengumpulkan data melalui benda-benda
penelitian sudah tercapai, maka penelitian dapat tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
dihentikan dan dibuat suatu simpulan dari hasil peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
penelitian yang telah dilakukan. harian dan sebagainya (Arikunto dan Suharsimi,
2003). Metode ini digunakan penulis untuk
Pembahasan memperoleh dokumen-dokumen yang berkaitan
Berdasarkan hasil tindakan dan refleksi dengan penerapan metode Mind Mapping dalam
pada siklus I dan II dapat diketahui bahwa pembelajaran kimia yang dilakukan di kelas X
penerapan metode pembelajaran Mind Mapping MIA 6 SMA N 4 Singaraja. Dokumen-dokumen
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tersebut antara lain berupa foto-foto yang
siswa pada mata pelajaran kimia. Sebelum diambil selama proses pembelajaran dengan
dilaksanakan pembelajaran dengan mind metode Mind Mapping berlangsung, arsip RPP,
mapping, proses pembelajaran didominasi oleh hasil observasi, hasil pekerjaan siswa yang dapat
guru, sehingga siswa kurang aktif dalam memberi informasi data, dan hasil tes. Selain itu,
mengikuti pembelajaran kimia yang dokumen digunakan untuk memberikan
mengakibatkan hasil belajar juga rendah. Mind gambaran secara visual mengenai kegiatan
Mapping sebagai metode pembelajaran aktif siswa.
dapat menghubungkan informasi yang telah Tes adalah alat ukur yang diberikan
dimiliki dengan pengetahuan atau informasi kepada individu untuk mendapatkan jawaban-
baru. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan jawaban yang diharapkan baik secara tertulis
menggunakan metode Mind Mapping, siswa maupun lisan atau perbuatan. Menurut Arikunto
lebih aktif dan senang dalam mengikuti (2001) tes merupakan serentetan pertanyaan
pelajaran kimia, guru dapat mengetahui peta atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
pikiran semua siswa melalui pembuatan Mind mengukur ketrampilan, pengetahuan
Mapp, siswa juga mampu menghubungkan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
pengetahuan baru dengan pengetahuan lama. oleh individu atau kelompok. Tes yang diberikan

UNDIKSHA | Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia 50


kepada siswa bertujuan untuk mengetahui hasil diperoleh siswa. Berdasarkan analisis data hasil
belajar siswa setelah diberikan pembelajaran belajar siswa yang telah dilakukan oleh peneliti
kimia menggunakan metode Mind Mapping. Tes baik pada siklus I dan II, penerapan metode
diberikan setiap akhir siklus. Tes yang pembelajaran Mind Mapping terbukti mampu
digunakan dalam penelitian ini berupa tes meningkatkan hasil belajar siswa jika
objektif yang terdiri dari 20 soal dengan skor dibandingkan dengan sistem pembelajaran
sama tiap soal. sebelumnya yaitu dengan menggunakan metode
Melalui pembuatan Mind Mapping konvensional atau ceramah. Dalam taksonomi
aktivitas belajar siswa terhadap pelajaran kimia Bloom (Asri, 2005 : 75) membagi hasil belajar
meningkat. Hal ini terbukti dari hasil analisis menjadi tiga ranah yaitu (1) ranah kognitif, (2)
data dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa ranah afektif, dan (3) ranah psikomotorik,
pada akhir siklus I berada pada kategori cukup dimana setiap ranah memiliki aspek dan
aktif dengan rata-rata skor 74,57 dan pada siklus cakupan penilaian tersendiri. Dalam penelitian
II berada pada kategori aktif dengan rata-rata ini, hasil belajar yang diamati yaitu aspek
82,68. Indikator keberhasilan aktivitas belajar kognitif. Pada penelitian ini hasil belajar
siswa dalam penelitian ini adalah minimal digunakan sebagai indikator yang menunjukkan
dicapainya kategori aktif. Mind Mapp seberapa besar tingkat pemahaman siswa atau
memudahkan siswa dalam memahami konsep- penguasaan materi pada saat penerapan
konsep yang mereka pelajari dengan mudah. pembelajaran dengan metode Mind Mapping ini
Selain itu siswa akan lebih tertarik belajar berlangsung. Hasil belajar siswa dilihat dari skor
menggunakan Mind Mapping dibandingkan perolehan tes yang dilakukan pada setiap akhir
dengan catatan konvensional. Hal ini sesuai siklus pembelajaran. Hasil tes akhir siklus dibuat
dengan salah satu fungsi Mind Mapping yang merata dan dilihat jumlah siswa yang tuntas dan
dikemukakan oleh Porter (2008 : 152) yaitu belum tuntas, kemudian dibandingkan tiap
Mind Mapping juga dapat disebut dengan peta siklus untuk mengetahui peningkatan hasil
pemikiran yang merupakan metode mencatat belajar aspek kognitif. Pada siklus I persentase
secara menyeluruh dalam satu halaman. Peta hasil belajar siswa 63,15% dan pada siklus II
pemikiran menggunakan pengingat-pengingat persentase hasil belajar siswa adalah 89,47%.
visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide Hal ini berarti kemampuan belajar siswa di kelas
yang berkaitan. X MIA 6 SMA N 4 Singaraja mengalami
Peta pemikiran adalah cara mencatat peningkatan dari siklus I ke siklus II.
yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan terlihat dari ketuntasan hasil belajar
memetakan pikiran-pikiran. Peta pemikiran juga siswa yang naik. Peningkatan ini karena pada
merupakan peta rute yang memudahkan ingatan siklus II siswa sudah terbiasa dengan
dan memungkinkan untuk menyusun fakta dan pembelajaran dengan metode Mind Mapping.
pikiran, dengan demikian cara kerja alami otak Melalui penelitian dengan menerapkan metode
dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat pembelajaran Mind Mapping aktivitas dan hasil
informasi akan lebih mudah dan lebih bisa belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat
diandalkan daripada menggunakan teknik ditingkatkan. Dengan demikian, dapat
mencatat tradisional. Peningkatan aktivitas dinyatakan bahwa penerapan metode
belajar siswa tentu sangat berpengaruh pembelajaran Mind Mapping dalam proses
terhadap peningkatan hasil belajar yang dicapai pembelajaran kelas X MIA 6 di SMA N 4
oleh siswa setelah diterapkannya metode Singaraja dapat meningkatkan aktivitas dan
pembelajaran Mind Mapping. Hasil belajar hasil belajar siswa. Dilihat dari hasil-hasil yang
merupakan tujuan akhir yang diharapkan dalam diperoleh, secara umum penelitian ini dapat
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh dikatakan telah dapat menjawab permasalahan
pendidik. yang telah dirumuskan. Dengan kata lain,
Hasil belajar merupakan sebuah penelitian ini telah dapat mencapai tujuan yang
pencapaian dari proses pembelajaran yang telah diharapkan.
dilakukan selama duduk di bangku sekolah. Dengan demikian, implikasinya bagi
Hasil belajar juga sangat tergantung dari seorang guru, semestinya memperhatikan
individu yang bersangkutan, ketika seseorang aktivitas belajar siswa, sebab siswa yang aktif
maksimal dalam proses pembelajaran, maka dalam pembelajaran akan berdampak positif
hasilnya pun juga akan baik. Begitu sebaliknya, terhadap hasil belajar yang diperoleh. Aktivitas
ketika seseorang kurang aktif dalam siswa dapat ditumbuhkan apabila siswa merasa
berkompetisis menjadi yang terbaik, maka akan tertarik, tertantang, dan merasa membutuhkan
mendapat hasil yang kurang baik juga. Sehingga sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang
di sini diperlukan pengawasan dari peneliti sering dihadapi oleh siswa. Disamping itu,
maupun orang tua akan hasil belajar yang melalui proses pembelajaran dengan

UNDIKSHA | Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia 51


menerapkan metode pembelajaran Mind Ilmu Pendidikan Singaraja, Rabu 14
Mapping yang mampu menciptakan suasana Oktober.
menyenangkan, menarik, mengaktifkan siswa, Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
melibatkan siswa dan memberikan siswa untuk PT.Bumi Aksara.
berkreasi sendiri sesuai dengan keinginanya. Hal Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang
tersebut akan dapat membangkitkan aktivitas Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
siswa terhadap pelajaran kimia. Namun, Cipta.
sebaliknya bila metode pembelajaran yang Sudijono, Anas. 2005. Pengantar evaluasi
diterapkan guru kurang memberi tantangan Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
pada siswa, maka aktivitas siswa untuk Grafindo Persada.
mengikuti proses pembelajaran kimia justru Sujanto, Agus. 2004. Psikologi Umum. Jakarta:
akan berkurang. Sehingga hasil belajar yang Bumi Aksara
diperoleh juga kurang maksimal. Jadi, metode Supadmi, Ni Luh. 2013. Korelasi Kemampuan
pembelajaran Mind Mapping mampu Membuat Mind Mapping dengan
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dengan Hasil Belajar Kimia Siswa. Skripsi.
penerapan metode pembelajaran tersebut Singaraja: Undiksha.
niscaya hasil belajar kimia siswa menjadi lebih Suti’ah. 2003. Buku Ajar Teori Belajar dan
baik. Pembelajaran. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Penutup
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan, dapat
disimpulkan sebagai berikut. (1) Penerapan
metode Mind Mapping dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran kimia di kelas X MIA 6 SMA N 4
Singaraja tahun ajaran 2016/2017. (2) Aktivitas
belajar siswa terhadap pelajaran kima
meningkat dari skor rata-rata 74,57 dengan
kategori cukup aktif pada siklus I menjadi 82,68
dengan kategori aktif pada siklus II. 3. Hasil
belajar kimia siswa meningkat dari persentase
ketuntasan 63,15% pada siklus I menjadi
89,47% pada siklus II.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suhardjono, & Supardi. 2006.
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Busan, Tony. 2008. Mind Map Untuk
Meningkatkan Kreativitas. Jakarta.:
PT.Gramedia Pustaka Utama.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Disdikpora. 2014. Hasil Ujian
PemantapanSMA/MA dan SMK
Provinsi Bali Tahun pelajaran
2014/2015. Bali: Pemerintah
Provinsi Bali.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kemmis, S & Mc Taggart, R. 1998. The Action
Research Planner, Third Edition.
Victoria: Deakin University.
Sadia, I W. 1998. Reformasi pendidikan sains
(IPA) menuju masyarakat literasi
sains dan teknologi. Makalah.
Disajikan dalam Sidang Terbuka
Senat Sekolah Tinggi Keguruan dan

UNDIKSHA | Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia 52

Anda mungkin juga menyukai