Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI PESERTA DIDIK PADA MATERI BAKTERI


MELALUI PENERAPAN MODEL JIGSAWS BAGI PESERTA DIDIK KELAS X MIPA
SMA ISLAM TEZA BUANA BUNGBULANG

OLEH
NAMA : IRWAN SASTRA SD
NIM : 2330104014

PROGRAM PPG DALAM JABATAN ANGKATAN 3


LPTK UNIVERSITAS MAJALENGKA
2023
A. Deskrifsi
Fakta dilapangan menunjukkan mata pelajaran Biologi di kelas X SMAS Teza Buana
pada Semester gasal Tahun Pelajaran 2022/2023 prestasinya masih rendah. terbukti nilai rata –
rata hasil ulangan harian masih dalam batas KKM yaitu 75. hasil ulangan nilai rata-rata kelas 75
nilai terendah 43 nilai tertingi 89. Dari 20 siswa ada 7 siswa nilai dibawah KKM 75 atau
40,62% belum tuntas, 13 siswa telah tuntas atau 59,37%, ini bukti prestasinya masih
menunjukkan aktifitas belajar masih rendah.
Proses pembelajaran Biologi di kelas X SMAS Teza Buana pada Semester Gasal Tahun
Pelajaran 2022/2023 dominan menerapkan model pembelajaran konvensional yang ditandai 1)
berpusat pada guru, 2) penekanan pada menerima pengetahuan, 3) kurang berfariasi 4) kurang
memberdayakan semua potensi siswa 5) menggunakan metode yang monoton, karena cenderung
guru dominan sebagai pusat sumber pembelajaran akibatnya: Masih banyak siswa yang pasif,
Sebagian besar siswa tidak berani bertanya. Aktifitas siswa dalam belajar dan diskusi masih
rendah peserta didik dalam menerima pengetahuan menjadi pasif.
Agar prestasi belajar meningkat maka perlu dicari metode yang menghasilkan
keuntungan kepada pcngembangan kemampuan berpikir logis, sikap yang kritis dan kepekaan
siswa belajar menyenangkan. Banyak metode yang ada tetapi peneliti akan mencoba metode
jigsaw. Dengan menggunakan metode jigsaw diharapkan guru dapat menghasilkan siswa yang
berprestasi dan berjiwa gotong royong, bertangtung jawab pada tugasnya setia kawan dan secara
tidak langsung guru semakin bertambah profesional dalam kerjanya.

B. Analisis Situasi
Hasil belajar peserta didik kelas X MIPA 1 di SMAS Teza Buana Bungbulag yang
rendah menjadi indikator masalah terkait rendahnya motivasi, masalah tersebut bersifat klasikal
sehingga perlu dilakukan tindakan pemecahan masalah, baik melalui kajian literatur maupun
wawancara dengan berbagai narasumber, diantaranya Dosen Pembimbing, Guru Pamong, Kepala
Sekolah, Pengawas, serta rekan sejawat, sehingga diperoleh gambaran yang jelas terkait akar
penyebab masalah. Agar motivasi belajar meningkat maka perlu dicari metode yang
menghasilkan keuntungan kepada pengembangan kemampuan berpikir logis, sikap yang kritis
dan kepekaan siswa belajar menyenangkan. Banyak metode yang ada tetapi peneliti akan
mencoba metode jigsaw. Dengan menggunakan metode jigsaw diharapkan dapat menghasilkan
peserta didik yang berprestasi dan berjiwa gotong royong, bertanggung jawab pada tugasnya
setia kawan dan secara tidak langsung guru semakin bertambah profesional dalam kerjanya.
Hasil belajar bertujuan pokok dapat meningkatkan kognitif afektif, dan kemampuan
psikomotorik tetapi dalam proses mencapai tersebut cara-cara yang menimbulkan kesan
mendalam dalam benak peserta didik tidak hanya sesaat maka perlu diciptakan kesan saat
pembelajaran adapun misalnya dengan kerja sama, saling tukar informasi saling menghargai
pendapat antar teman, berani menerima kritik dan saran dan siap mengakui kebenaran yang
obyektif bukan karena subyektif. maka dengan metode jigsaw harapan itu bisa terwujud.

C. Alternatif Solusi
Langkah nyata yang dilakukan dalam menghadapi tantangan terkait penerapan model
pembelajaran Jigsaws sebagai solusi pemecahan masalah rendahnya motivasi peserta yaitu :
1. Menampilkan gambar/artikel/jurnal/video, sehingga merangsang motivasi peserta didik.
2. Melakukan pendekatan terhadap peserta didik sehingga mampu mendorong peserta didik untuk
aktif dalam memberikan ide atau gagasan pada kegiatan diskusi.
3. Pemanfaatan teknologi google form dalam pelaksanaan asesmen.
4. Merancang LKPD yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
5. Memanfaatkan jaringan internet sekolah untuk diakses peserta didik.

Penerapan model pembelajaran Jigsaws diawali dengan kegiatan Orientasi peserta didik
pada Kondisi awal hasil belajar mata pelajaran Biologi untuk materi Bakteri bagi peserta didik
kelas X masih terdapat beberapa siswa (59,37%) yang belum tuntas, dikarenakan guru dalam
menyampaikan pembelajaran hanya menggunakan metode konvensional, dengan ceramah dan
tanya jawab saja. Cara mengajar seperti ini akan memberikan kesan kebosanan serta kejenuhan
sehingga berpengaruh pada hasil belajar pesert didik. kan perolehan rata-rata klasikal yaitu70,11.
Jumlah presentase ketuntasan 41%.
Berdasarkan analisis data hasil belajar dapat diketahui nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik
pada materi bakteri yaitu 87,99 dimana peserta didik memiliki interval ( 89,5 – 100 ) ada 13 peserta didik
dengan presentasi 59% dengan peredikat sangat baik yaitu sudah mencapai tujuan pembelajaran.
Peserta didik yang berada dalam rentang nilai (79,5 – 89) ada 5 peserta didik dengan presentase
29% dengan predikat baik yaitu sudah mencapai tujuan pembelajaran dan tidak perlu perbaikan.
Sedangkan peserta didik yang berada dalam rentang interval nilai (69,5 – 79 ) ada 2 peserta didik
dengan presentase 12% dengan predikat cukup, yaitu belum mencapai tujuan pembelajaran
sehingga diperlukan perbaikan pada bagian yang diperlukan. Jadi peserta didik yang telah
mencapai tujuan pembelajaran ada 18 peserta didik dengan presentase 88%, sehingga peserta
didik yang belum mencapai tujuan pembelajarn ada 2 peserta didik dengan presentase 12%. Nilai
tertinggi adalah 96 dan nilai terendah adalah 76.
D. Evaluasi

Data hasil analisis menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik sudah mengalami perbaikan
dengan menggunakan model pembelaaran jigsaw.

70%
60%
50%
40% interval nilai(89,5-100)
30%
interval nilai (79,5 – 89)
20%
10% interval nilai (69,5 – 79)
0%
presen-
tase nilai

Berdasarkan hasil diagram batang tersebut peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran
dengan predikat sangat baik dan baik 18 peserta didik dengan interval nilai (79,5-100) dengan presentase
88%, sedangan pesserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran ada 2 peserta didik dengan
predikat cukup dengan interval (69,6-79) dengan presentase 12%. Grafik ini menunjukan dengan
menggunakan model pembelajaran jigsaw ada perbaikan dalam pembelajaran di lihat dari perolehan yang
sudah mencapai tujuan pembelajaran.
Dari hasil analisis juga dapat disimpulkan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan yaitu peserta didik dapat memecahkan masalah terkait materi bakteri peranan bateri dan
reproduksi bakteri juga dampa negatif dan positif bakteri terutama untuk keberlangsungan makhluk
hidup. Beberapa manfaat penilaian yang dirasakan dalam penerapan model jigsaw dalam kegiatan
pembelajaran antara lain:
1) Mendorong peserta didik untuk berpikir kritis,
2) Membantu peserta didik untuk bekerja sama,
3) Meningkatkan keterlibatan peserta didik secara aktip,
4) Peserta didik memiliki kesempatan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan,
5) Membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan seperti kemampuan komunikasi,
kepemimpinan, kerjasama tim, dan inisiatif dalam berfikir.

Anda mungkin juga menyukai