Anda di halaman 1dari 20

Vol. 7 No.

1 Januari 2018

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK


PADA MATERI PEWARISAN SIFAT MENURUT HUKUM MENDEL
MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE INKUIRI
TERBIMBING DI KELAS 12 IPA 3 SMA KOSGORO KOTA BOGOR

Asep Turnawan
SMA Kosgoro Bogor
Jln . Pajajaran No. 217 A Kota Bogor
turnawanasep@yahoo.com

Abstrak: Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan karena masih rendahnya


pemahaman dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Biologi tentang
Pewarisan Sifat Menurut Hukum Mendel.. Penelitian dilakuakn melalui empat
tahap yakni perencanaan tindakan (Planning), Pelaksana Tindakan(Acting),
Observasi (Observing) dan Refleksi dan Evaluasi.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui penggunaan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
pada materi Pewarisan Sifat menurut Hukum Mendel. (2) Untuk menggambarkan
proses peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi tentang Pewarisan Sifat
menurut Hukum Mendel. Sebelum dan sesudah menggunakan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing dikelas 12 IPA3 mata pelajaran Biologi tahun
pelajaran 2014/2015 semester ganjil (3). Untuk mengukur besarnya peningkatan
hasil belajar peserta didik pada materi tentang Pewarisan Sifat menurut Hukum
Mendel. Sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran inkuiri
terbimbing dikelas 12 IPA 3 mata pelajaran Biologi tahun pelajaran 2014/2015
semester ganjil.
Berdasarkan hasil analisa data pada siklus I bahwa keaktifan peserta
Berdasarkan data yang diperoleh pada grafik, peserta didik yang telah mencapai
KKM sebanyak 29 orang 80,50% pserta didik dan 88,88% peserta didik cukup aktif
bertanya pada pembelajaran dengan model pembelajran inquari berarti sebagian
besar peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar pada materi Pewarisan Sifat
Menurut Hukum Mendel. Persentase peserta didik yang telah mencapai KKM
tersebut sudah memenuhi Tahap Refleksi.
Peningkatan data ketuntasan berdasarkan hasil analisa data terdapat
peningkatan jumlah ketuntasan dari siklus I 80,50 % ke siklus II 97,4% atau 35
peserta didik dan 2,78 % 1 peserta didik yang tidak tuntas. Hal ini menunjukan
bahwa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing akan
meningkatan prosentase ketuntasan peserta didik. Peningkatan hasil belajar dapat
dilihat dari data hasil rata-rata nilai yang meningkat. Peningkatan Rata-Rata Nilai
Peserta Didik dari Tiap Siklus. Peningkatan rata-rata nilai peserta didik pra siklus
74,19, meningkat rata-rata nilai siklus I 79,03 dan Siklus II 81,92, meningkatnya
rata-rata nilai ini dapat terjadi karena menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Inkuiri Terbimbing, Biologi.

25
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

paradigma baru. Untuk itulah seorang


1. PENDAHULUAN
Guru memegang peranan yang guru harus memberikan pembaharuan

penting dalam pendidikan, kedudukan agar dapat memotivasi dan memberikan

guru dan dosen sebagai tenaga kesempatan seluas-luasnya kepada

profesional bertujuan untuk siswa agar dapat belajar dan mencapai

melaksanakan sistem pendidikan kompetensi yang diharapkan.

nasional dan mewujudkan tujuan Kemampuan guru dalam memilih dan

pendidikan nasional, yaitu menerapkan metode pembelajaran,

berkembangnya potensi peserta didik keadaan siswa , sarana prasarana serta

agar menjadi manusia yang beriman lingkungan belajar sangat menentukan

dan bertakwa kepada Tuhan Yang keberhasilan dalam pembelajaran.

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, Metode mengajar adalah suatu


cara atau jalan yang harus dilalui dalam
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis mengajar. Mengajar adalah menyajikan
bahan pelajaran oleh guru kepada siswa
dan bertanggung jawab, sebagaimana
yang disebutkan dalam Pasal 6 Undang- agar siswa itu menerima, menguasai

Undang Republik Indonesia Nomor 14 dan mengembangkannya. Maka cara-

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. cara mengajar dan cara belajar haruslah

Inti keberhasilan pembelajaran setepat-tepatnya dan seefisien dan

Biologi di sekolah diantaranya terlihat seefektif mungkin. Metode mengajar

dari hasil belajar peserta didiknya. Hasil guru yang kurang baik akan

belajar Biologi diharapkan mencapai mempengaruhi belajar siswa yang tidak

target standar minimal yang ditetapkan baik pula. Metode mengajar yang
kurang baik dapat terjadi karena guru
oleh sekolah maupun nasional sebesar
75. Dengan pencapaian nilai minimal kurang persiapan dan kurang

sebesar itu maka diharapkan siswa menguasai bahan pelajaran sehingga

memiliki pengetahuan, sikap dan guru tersebut menerangkannya kurang

perilaku yang sesuai dengan jelas, sehingga siswa menjadi malas

kompetensi yang ditetapkan. belajar. Guru yang mengajar dengan

Pembelajaran akan berhasil metode ceramah saja, siswa akan

dengan baik apabila ada keberanian menjadi bosan, mengantuk, pasif dan
hanya mencatat saja. Guru yang
untuk mencari metode dan membangun

26
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

progresif berani mencoba metode- dll. Dari sekian faktor yang ada, dua
metode yang baru, yang dapat faktor yang sangat dominan yaitu
membantu meningkatkan motifasi metode pembelajaran yang dilakukan
siswa untuk belajar. Agar siswa dapat oleh guru,dimana guru mengajar masih
belajar dengan baik maka metode menggunakan metoda konvensional
belajar harus diusahakan yang setepat, berupa ceramah dan guru kurang
seefisien dan seefektif mungkin. mampu menumbuhkan motivasi siswa
Dalam kenyataannya dilapangan, dalam pembelajaran. Kedua hal inilah
ternyata banyak masalah yang dihadapi yang diduga kuat penyebab rendahnya
oleh guru Biologi dalam kegiatan nilai yang diperoleh siswa sebagai hasil
pembelajaran, demikian juga yang dari proses belajar.
dihadapi oleh guru kelas 12 IPA 3 SMA Dalam kegiatan belajar mengajar
Kosgoro Kota Bogor. Berdasarkan guru memegang peranan penting
hasil Ulangan Harian tentang Pewarisan sebagai fasilitator dan motivator yang
Sifat Menurut Hukum Mendel dengan dapat membawa peserta didik pada
kriteria ketuntasan minimum (KKM) keberhasilan belajar. Oleh karena itu
yang di tetapkan sebesar 75. Setelah seorang guru dalam melaksanakan
dianalisis peserta didik yang mendapat kegiatan belajar mengajar diharapkan
nilai diatas Kriteria Ketuntasan menjadi guru profesional dalam
Minimal sebanyak 20 orang ( 55,56 %), meningkatkan peranan dan
dan rata-rata nilai yang diperoleh siswa kompetensinya. Salah satu upaya yang
sebesar 83, dibawah KKM sebanyak dapat dilakukan seorang guru adalah
16 orang (44,44%) dengan rata-rata dengan memilih metode pembelajaran
nilai 65. hingga untuk mencapai KKM yang sesuai dengan situasi dan kondisi
siswa harus diremedial. sekolah, latar belakang dan potensi
Banyak faktor yang berpengaruh siswa yang beragam. Sehubungan
pada keberhasilan siswa dalam proses dengan hal tersebut, perlu dipikirkan
pembelajaran, diantaranya metoda penerapan metode pembelajaran yang
pembelajaran yang digunakan, lebih melibatkan siswa dalam proses
profesionalisme guru, media belajar mengajar sehingga siswa dapat
pembelajaran, iklim sekolah, motivasi mengusai konsep dan memiliki
siswa, kreativitas siswa, sumber belajar

27
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

keleluasaan dalam mengembangkan melalui strategi ini lebih


kemampuan berpikirnya. bermakna.
Berdasarkan uraian tersebut, 2) Dapat memberikan ruang kepada
maka perlu kiranya dilakukan siswa untuk belajar sesuai dengan
perubahan pembelajaran pada materi gaya belajar mereka.
tentang Pewarisan Sifat Menurut 3) Dianggap sesuai dengan
Hukum Mendel dengan menggunakan perkembangan psikologi modern
metode pembelajaran inkuiri yang menganggap belajar adalah
terbimbing. perubahan tingkah laku berkat
Inkuiri terbimbing merupakan adanya pengalaman.
kegiatan inkuiri dimana masalah 4) Dapat melayani kebutuhan siswa
dikemukakan guru atau bersumber yang memiliki kemampuan diatas
dari buku teks kemudian siswa rata-rata, artinya siswa yang
bekerja guru atau bersumber dari buku memiliki kemampuan belajar
teks kemudian siswa bekerja untuk bagus tidak akan terhambat oleh
menemukan jawaban tersebut di bawah siswa yang lemah dalam belajar.
bimbingan intensif guru.Dalam inkuiri
terbimbing kegiatan belajar harus 2. METODOLOGI
dikelola dengan baik oleh guru Metode yang digunakan dalam
dan output pembelajaran sudah dapat penelitian ini adalah Deskriptif Analitik
diprediksi sejak awal. Inkuiri jenis melalui Penelitian Tindakan Kelas,
ini cocok untuk diterapkan dalam yaitu studi yang digunakan untuk
pembelajaran mengenai konsep- mengumpulkan data, mendeskripsikan,
konsep dan prinsip-prinsip yang mengolah, menganalisa, menyimpulkan
mendasar dalam bidang ilmu tertentu. dan menafsirkan data sehingga
Menurut Wina Sanjaya, metoda memperoleh gambaran yang sistematis.
pembelajaran inkuiri memiliki Metode penelitian deskritif analisis
beberapa keunggulan, diantaranya : digunakan untuk mengetahui
1) Inkuiri menekankan kepada permasalahan dengan cara
pengembangan aspek kognitif, menguraikan secara rinci dan jelas,
afektif, dan pskimotor secara serta melakukan suatu analisis data dari
seimbang, sehingga pembelajaran permasalahan untuk memperoleh suatu

28
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

kesimpulan dengan tujuan untuk B. Instrumen Penelitian


menggambarkan dan menganalisis Untuk mendapatkan data yang
secara sistematis terhadap suatu fakta diperlukan oleh peneliti digunakan
yang sifatnya faktual. instrumen pengumpulan data sebagai
berikut:
A. Setting dan Subyek Penelitian 1) Tes Uji Kompetensi
Penelitan ini dilaksanakan di Tes uji kompetensi digunakan
kelas XII MIPA 3 SMA Kosgoro untuk memperoleh data mengenai hasil
Bogor provinsi Jawa Barat pada belajar siswa yang dilaksanakan setelah
semester ganjil pada tahun ajaran pembelajaran berlangsung yaitu dengan
2014/2015. Pra tindakan dilaksanakan menggunakan model inkuiri pada
pada Akhir bulan Agustus . Siklus I materi pewarisan sifat menurut hukum
dilaksanakan pada hari kamis, 11 Mendel.
September 2014 dan senin, 15
Septemberl 2014. Siklus II 2) Lembar Observasi
dilaksanakan pada hari , senin, 22 Lembar observasi disusun untuk
September 2014 dan kamis, 25 memperoleh gambaran langsung
September 2014. tentang aktivitas siswa dalam
Ketika guru mengajar tentang pelaksanakan kegiatan belajar
Pewarisan Sifat menurut Hukum mengajar. Observasi tindakan
Mendel hasil nilai rata-rata 74,19 dilakukan oleh Ibu Rika Sartika (guru
sedangkan KKM yang ditentukan 75. Biologi) yang bertindak sebagai
Siswa yang mendapatkan nilai di atas observer. Lembar observer disusun
KKM hanya 20 orang (55,56,%) untuk mengamati peneliti dan siswa
sedangkan siswa yang mendapat nilai di dalam melaksanakan tindakan kelas,
bawah KKM 16 orang (44,44%). Jika kondisi kelas dan keaktifan siswa dalam
kondisi tersebut tidak diatasi maka proses pembelajaran. Mengamati
makna dan tujuan pembelajaran ini proses pembelajaran guru dalam
kurang tercapai. melaksanakan pengelolaan kelas.

29
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

C. Prosedur Penelitian Tahap ini, peneliti menjelaskan


Didalam praktek di lapangan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
setiap pokok bahasan biasanya tidak oleh siapa, dan bagaimana tindakan
akan dapat diselesaikan dalam satu yang akan dilakukan. Apabila peneliti
langkah, tetapi akan diselesaikan dalam telah yakin terhadap kebenaran
beberapa aksi, itulah yang rumusan masalah, maka selanjutnya
menyebabkan John Elliot menyusun adalah menyusun rencana tindakan
metode penelitian tindakan kelas yang yang meliputi:
berbeda secara skematis dengan kedua a. Penetapan bukti atau indikator.
metode sebelumnya, yaitu seperti b. Penetapan skenario tindakan-
dikemukakan berikut ini: tindakan.

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Metode John Elliot


(Sumber: Asmani, 2011)

Empat tahap yang umum dilakukan c. Perencanaan metode dan alat untuk
dalam penelitian tindakan kelas dalam mengamati dan merekam/
Asmani (2011), yaitu: mendokumentasikan semua data.
1) Perencanaan Tindakan d. Perencanaan metode dan teknik
(planning) pengolahan data.

30
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

2) Pelaksanaan Tindakan (acting) langkah-langkah yang sesuai


Tahap ini merupakan dengan hipotesis yang dilakukan.
implementasi atau penerapan isi Guru membimbing siswa
rencana, yaitu melakukan tindakan- mengurutkan langkah-langkah
tindakan sesuai dengan langkah- percobaan
langkah tindakan yang telah d. Guru membimbing siswa
direncanakan pada tahap perancangan. mendapatkan imformasi melalui
Skenario tindakan yang telah pengamatan.
direncanakan dilaksanakan dalam e. Guru memberi kesempatan
situasi yang aktual. Dalam waktu yang kepada tiap kelompok untuk
sama peneliti melakukan pengamatan menyampaikan hasil pengolahan
dan interprestasi terhadap jalannya data yang terkumpulkan.
pelaksanaan tindakan itu dengan f. Guru membimbing siswa dalam
metode inkuiri terbimbing seagai membuat kesimpulan.
berikut:
Langkah-langkah kegiatan 3) Observasi (observing)
pembelajaran Observasi dilakukan untuk
a. Guru membimbing siswa mengetahui sejauh mana pelaksanaan
mengidentifikasi masalah dan tindakan sesuai dengan rencana yang
masalah ditulis dalam papan tulis. telah disusun sebelumnya, dan seberapa
Guru membagi siswa dalam jauh proses yang terjadi dapat
kelompok diharapkan menuju sasaran yang
b. Guru memberikan kesempatan diharapkan. Sebenarnya observasi atau
pada siswa untuk curah pendapat pengamatan tidak terpisah dengan
dalam membentuk hipotesis. pelaksanaan tindakan. Jadi observasi
Guru membimbing siswa dalam dan pelaksanaan dilakukan dalam
menetukan hipotesis yang relevan waktu bersamaan.
dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana 4) Refleksi dan Evaluasi
yang menjadi prioritas (reflecting and evaluating)
c. Guru memberikan kesempatan Refleksi merupakan kegiatan
pada siswa untuk menentukan analisis, sintesis, interprestasi, dan

31
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

eksplanasi terhadap semua informasi 3 untuk mengetahui kemampuan awal


yang diperoleh dari pelaksanaan peserta didik pada Pewarisan Sifat
tindakan. Evaluasi dilakukan dengan menurut Hukum Mendel. Nilai tes
menggunakan suatu kriteria, misalnya awal dijadikan acuan untuk mengetahui
kriteria efektivitas pengajaran hasil belajar peserta didik kelas XII IPA
mempunyai indikator penggunaan 3 setelah model ceramah. Soal-soal tes
waktu, biaya, tenaga, dan pencapaian awal berupa materi yang berhubungan
hasil. Evaluasi dapat dilakukan secara dengan materi yang akan diajarkan
kualitatif atau kuantitatif. Pada tahapan
60 55.56
refleksi dilakukan analisis data yang
50 44.44
diperoleh dari dampak pelaksanaan
40
tindakan dan hambatan yang muncul
30
dan didiskusikan rencana berikutnya 20
20 16
untuk memperbaiki hal-hal yang masih
10
kurang.
0
tuntas tidak tuntas
3. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN jum anak persentasi
A. Kegiatan Pendahuluan
Sebelum melakukan tindakan Gambar 2. Grafik Data Hasil Belajar pada
Pra Siklus
dalam penelitian, peneliti melakukan
yaitu Pewarisan Sifat menurut Hukum
observasi awal di kelas. Hasil observasi
Mendel. Berikut disajian data hasil
menunjukkan bahwa ketika guru
belajar peserta didik pada pra siklus.
mengajar tentang Pewarisan sifat
Menurut Hukum Mendel nilai rata-rata-
B. Penelitian Tindakan Kelas
rata 74,19 sedangkan KKM yang
Siklus I
ditentukan 75. Peserta didik yang
Data mengenai kerjasama peserta
mendapatkan nilai di atas KKM hanya
didik dalam kelompoknya pada siklus I
20 orang (55,56%), sedangkan peserta
menunjukkan bahwa 26 peserta didik
didik yang mendapat nilai di bawah
(72,22 %) sudah baik keaktifannya
KKM 16 orang (44,44%).
dalam mengikuti KBM. Sedangkan 6
Pembelajaran dimulai dengan
peserta didik (16,66 %) cukup
mengadakan tes awal di kelas XII IPA
keaktivannya dalam mengikuti KBM

32
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

dan peserta didik (11,11 %) kurang kelompoknya pada siklus I


termotivasi dalam mengikuti KBM. menunjukkan bahwa 24 peserta didik
(66,66 %) sudah baik kerjasama antar
70 64 peserta didik dalam mengikuti KBM.
60 Sedangkan 8 peserta didik (22,22 %)
50 cukup kerjasama antar peserta didik
40 dalam mengikuti KBM dan 4 peserta
30 26 didik (11.11 %) kurang kerjasama antar
20 17 peserta didik dalam mengikuti KBM.
11
10 6 Data aktivitas guru pada siklus 1
4
0
tersaji sebagai berikut.
Baik Cukup Kurang
80
67.4
juml anak persentase 70
60
Gambar 3. Data Kerjasama Peserta Didik Dalam 50
Kelompoknya Pada Siklus I 40
27
30
20
70 66.66 6.66
10
60 0
Baik Cukup Kurang
50
Pesentase
40
Gambar 5. Data Aktivitas Guru Pada
30 24 22.22 Siklus 1
20
11.11 Tabel 1. Data Hasil Belajar Siswa Pada
8 Siklus I
10 4
0 Ketuntasan
N Nil
Nama Siswa Tun Belum
Baik Cukup Kurang o. ai
tas Tuntas
1 Adam Fauzan 80 V
Jum Anak Persentase Yogaswara
2 Agustina Hernawati 79 V

3 Ayunda Damayanti 87 V
Gambar 4. Data Mengenai Keaktifan Bertanya 4 Cornelius Egha Septian 81 V
Peserta Didik Dalam Kelompoknya Pada Siklus
5 Dinda Dwi Kharina D.J. 83 V
1
6 Erlin Erliani Rahmah 82 V
Data mengenai keaktifan 7 Fanny Nurlita Dewi 81 V

bertanya peserta didik dalam 8 Farij Ramdani 80 V

33
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

N Nil
Ketuntasan peserta didik yang belum mencapai
Nama Siswa Tun Belum
o. ai
tas Tuntas KKM (belum tuntas) adalah 7 orang
9 Gamal Muhamad Dayazi 70 V

10 Gita Cornelia Sinaga 74 V


(19,44%) sedangkan yang sudah
11 Haddy Chandra Nugraha 81 V mencapai KKM (tuntas) yaitu 29 orang
12 Hanas Yul Armedya 76 V (80,5 %). Karena jumlah peserta didik
13 Hannyza Kumala Dewi 82 V
yang mencapai KKM masih belum
14 Hapsari Nawangwulan 78 V

15 Indah Kumala Sari 74 V


sesuai dengan yang diharapkan (
16 Indriani Syaida Zahra 76 V peserta didik yang mencapai KKM /
17 Ivani Juniar Rorong 76 V
yang sudah tuntas harus 100%), maka
18 Jenadra Hervina 80 V
Rumahpasal perlu diadakan penelitian lanjutan ke
19 Kurnia Wigati 79 V

20 Muammar Rejendra 78 V siklus II. Dengan adanya penelitian


Ahmad
21 Muhammad Iqbal 78 V berikutnya ke siklus II diharapkan
22 Nopri 62 V
semua peserta didik benar-benar dapat
23 Putu Aditya Danayasa 82 V
mencapai hasil belajar sesuai dengan
24 Raden Dewi 82 V
Sutianingsih
25 Raka Prayoga 80 V yang diharapkan.
26 Rama Adhie Santika 70 V

27 Ranti Agustiani 80 V
C. Penelitian Tindakan Kelas
28 Ratna Jamilah 78 V

29 Rika Nuringgar 80 V
Siklus II
30 Roby Trianto 82 V Data mengenai kerjasama dalam
31 Salma Khairunnisa
Wahyudi Putri
80 V kelompok smenunjukkan bahwa 30
32 Shanaz Nadya 80 V
peserta didik (83.33 %) sudah baik
33 Suci Rahmawati 81 V

34 Toufik Kurniawan 81 V
kerjasama kelompok dalam mengikuti
35 Vinda Hariviandita 83 V KBM. Sedangkan 6 peserta didik (16.66
36 Wening Nur Indrajati 79 V %) cukup kerjasama kelompok dalam
Jumlah mengikuti KBM dan 0 peserta didik (0
79,
Nilai Rata-rata
03 %) kurang kerjasama kelompok dalam
Nilai Tertinggi 87
mengikuti KBM.
Nilai Terendah 62

Jumlah Ketuntasan 29 7
Prosentase
80,5 19,44
Ketuntasan (dalam %)

Berdasarkan data yang diperoleh


pada tabel di atas dapat diketahui bahwa

34
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

90 83.33
120.00%
80 100.00%
100.00%
70
80.00%
60
60.00%
50
40.00%
40
30 20.00%
30 0.00% 0.00%
20 16.66 0.00%
Baik Cukup Kurang
10 6
0 0 Baik Cukup Kurang
0
baik Cukup Kurang
Gambar 8. Data Aktivitas Guru Pada Siklus II
Jum Anak Persentase
Tabel 2. Data Ketuntasan Peserta Didik
Gambar 6. Data Kerjasama Peserta Didik N Nama Siswa Ni Ketuntasan
Dalam Kelompoknya Pada Siklus II o. lai Tu Belum
nta Tuntas
Data mengenai keaktifan
s
1 Adam Fauzan 81 V
bertanya antar peserta didik
Yogaswara
menunjukkan bahwa 31 peserta didik 2 Agustina 80 V
Hernawati
(86,11 %) sudah baik kerjasama antar 3 Ayunda 88 V
Damayanti
peserta didik dalam mengikuti KBM. 4 Cornelius Egha 82 V
Septian
Sedangkan 5 peserta didik (13,89 %) 5 Dinda Dwi 84 V
Kharina D.J.
cukup kerjasama antar peserta didik 6 Erlin Erliani 83 V
Rahmah
dalam mengikuti KBM dan 0,0% tidak 7 Fanny Nurlita 82 V
Dewi
ada peserta didik yang tidak aktif 8 Farij Ramdani 81 V
9 Gamal Muhamad 88 V
bertanya dalam mengikuti KBM.
Dayazi
10 Gita Cornelia 80 V
100 Sinaga
86.11 11
Berdasarkan hasil analisa data Haddy Chandra 80 V
80 Nugraha
aktivitas guru 100 % dalam 12 Hanas Yul 81 V
60 Armedya
pembelajaran siklus II menggunakan 13 Hannyza Kumala 83 V
40 31 Dewi
metode inkuiri terbimbing dapat 14 Hapsari 83 V
20 13.89 Nawangwulan
meningkat. 5 15 Indah Kumala Sari 81 V
0 0
0 16 Indriani Syaida 82 V
Baik Cukup Kurang Zahra
17 Ivani Juniar 83 V
jum anak persentasi Rorong
18 Jenadra Hervina 83 V
Rumahpasal
Gambar 7. Data Mengenai Keaktifan Bertanya
Peserta Didik Dalam Kelompoknya Pada Siklus
1I
35
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

N Nama Siswa Ni Ketuntasan


o. lai 90
Tu Belum
nta Tuntas 85
s
19 Kurnia Wigati 80 V 80
20 Muammar 80 V
Rejendra Ahmad 75
21 Muhammad Iqbal 83 V
22
70
Nopri 74 V
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40
23 Putu Aditya 83 V
Danayasa Nilai
24 Raden Dewi 83 V
Sutianingsih
25 Raka Prayoga 83 V
Gambar 9. Nilai Siklus II
26 Rama Adhie 82 V
Santika
27 Ranti Agustiani 81 V
28 Ratna Jamilah 83 V
29 Rika Nuringgar 80 V
30 Roby Trianto 83 V
31 Salma Khairunnisa 81 V
Wahyudi Putri
32 Shanaz Nadya 80 V
33 Suci Rahmawati 82 V
34 Toufik Kurniawan 83 V
35 Vinda 83 V
Hariviandita
36 Wening Nur 80 V
Indrajati
Gambar 10. Ketuntasan Peserta Didik Siklus II
Jumlah
Nilai Rata-rata 81, Berdasarkan data yang diperoleh
92
Nilai Tertinggi 88 pada grafik, peserta didik yang telah
Nilai Terendah 74
mencapai KKM sebanyak 38 orang
Jumlah Ketuntasan 35 1
97,% peserta didik dan 2,6% peserta
Prosentase 97, 2,78%
ketuntasan (dalam 22 didik cukup aktif bertanya pada
%) %
pembelajaran dengan model
Berdasarkan hasil analisa data pembelajran inquari berarti semua
terdapat peningkatan jumlah ketuntasan peserta didik telah mencapai ketuntasan
dari siklus II 97,22% atau 35 peserta belajar pada materi sistem Koordinasi.
didik dan 2,78 % 1 peserta didik yang Persentase peserta didik yang telah
tidak tuntas. mencapai KKM trsebut sudah
memenuhi Tahap Refleksi.

36
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

Hasil akhir siklus II, menunjukan masalah yang dihadapi dalam


bahwa adanya peningkatan hasil belajar pembelajaran.
peserta didik. Terjadinya peningkatan Berdasarkan diagram pencapaian
tahapan inkuiri terbimbing tersebut hasil belajar peserta didik menunjukan
menyebabkan meningkatnya beberapa bahwa hasil pencapaian KKM peserta
aspek pada siklus II berdasarkan didik mengalami peningkatan dari
refleksi siklus I: prasiklus hingga siklus II. Rendahnya
1) Peserta didik lebih aktif, yaitu hasil belajar kognitif peserta didik pada
dalam satu kelompok ada prasiklus salah satunya disebabkan
beberapa peserta didik yang karena metode pembelajaran yang
bertanya dan menjawab digunakan sebelumnya adalah metode
pertanyaan dalam pembelajaran. ceramah dan tanya jawab. Pada
2) Pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran di siklus II, metode yang
pembelajaran sudah lebih digunakan inkuiri terbimbing
dioptimalkan yaitu dari cara Keaktifan peserta didik di kelas
penayangan video dan gambar bertambah baik pada siklus II, sehingga
yang lebih dipersingkat berdampak positif terhadap hasil
waktunya. Selain itu, diberikan belajarnya, yaitu terjadi kenaikan hasil
batas waktu diskusi kelompok belajar peserta didik dari 79,03%
agar tidak banyak waktu (siklus I) menjadi 81,92% (siklus II).
pembelajaran yang terbuang. Berdasarkan data pada
keterlaksanaan pembelajaran dengan
D. Pembahasan metode pembelajaran inkuiri
Penelitian ini merupakan salah terbimbing dapat diketahui bahwa
satu cara untuk meningkatkan kualitas terjadi peningkatan pada proses
proses pembelajaran yang akhirnya pembelajaran dengan penerapan
dapat meningkatkan hasil belajar metode pembelajaran inkuiri
peserta didik dengan penerapan metode terbimbing dari siklus I (87,5%) ke
pembelajaran inkuiri terbimbing. Tahap siklus II (100%). Kenaikan
perencanaan dalam penelitian ini keterlaksanaan pembelajaran ini karena
meliputi penentuan tindakan terhadap peserta didik sudah mulai terbiasa

37
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

dengan metode pembelajaran yang metode inkuiri terbimbing. Selain itu,


ditetapkan. peserta didik tidak jenuh dengan
Kegiatan seperti ini juga pembelajaran yang dilakukan karena
membawa kemampuan kognitif peserta belajar dengan berdiskusi dan
didik menjadi lebih baik dan berarti, divariasikan dengan tayangan berupa
karena peserta didik menjadi lebih aktif gambar.
dalam memperoleh pengetahuan Data mengenai kerjasama antar
melalui penemuan, dan hanya bukan peserta didik smenunjukkan bahwa 31
sekedar mendengar dan menerima peserta didik (86.11 %) sudah baik
pengetahuan atau informasi dari apa keaktifan peserta didik bertanya dalam
yang dikatakan oleh guru saja. mengikuti KBM. Sedangkan 5 peserta
Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar didik (13,89 %) cukup keaktifan
peserta didik diiringi ketuntasan hasil bertanya antar peserta didik
belajar peserta didik pada penelitian ini menunjukan keaktifan dalam mengikuti
membuktikan bahwa pembelajaran KBM dan tidak ada peserta didik yang
melalui metode pembelajaran inkuiri tidak dapat mengikuti KBM dan ini
terbimbing dapat digunakan sebagai bukti bahwa pembelajaran dengan
salah satu metode pembelajaran untuk model inquari terbimbing dapat
meningkatkan pemahaman peserta menungkatkan hasil belajar peserta
didik terhadap materi pelajaran. didik.
Metode pembelajaran inkuiri Penelitian tindakan kelas ini
terbimbing dapat dirancang sebagai menunjukan bahwa terdapat
kegiatan penemuan yang dapat peningkatan hasil belajar peserta didik
membantu peserta didik untuk setelah menerapkan metode
menemukan konsep atau teori secara pembelajaran inkuiri terbimbing pada
mandiri melalui kegiatan percobaan. pembelajaran yang telah dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian, seluruh selama dua siklus. Kenaikan hasil
peserta didik memberikan respon yang belajar ini sesuai dengan target yang
sangat positif pada pembelajaran telah ditetapkan pada indikator
dengan metodeinkuiri terrbimbing. keberhasilan, yaitu peningkatan hasil
Peserta didik menanggapi dengan belajar peserta didik sebesar 90 % dari
antusias dan senang belajar dengan jumlah seluruh peserta didik yang

38
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

mencapai nilai di atas Kriteris Sik


N Pra
Nama Siswa lus Sikl
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah o. siklus
1 us 2
ditetapkan yaitu 77. 23 Putu Aditya 80 82 83

Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Danayasa


Siklus I, dan Siklus II 24 Raden Dewi 80 82 83
Sutianingsih
25 Raka Prayoga 65 80 83
Sik
N Pra
Nama Siswa lus Sikl 26 Rama Adhie Santika 70 70 82
o. siklus
1 us 2 27 Ranti Agustiani 78 80 81
1 Adam Fauzan 70 80 81 28 Ratna Jamilah 70 78 83
Yogaswara
29 Rika Nuringgar 77 79 80
2 Agustina Hernawati 68 79 80
30 Roby Trianto 80 82 83
3 Ayunda Damayanti 85 87 88
31 Salma Khairunnisa 77 80 81
4 Cornelius Egha 65 81 82 Wahyudi Putri
Septian
32 Shanaz Nadya 78 80 80
5 Dinda Dwi Kharina 80 83 84
33 Suci Rahmawati 80 81 82
D.J.
34 Toufik Kurniawan 80 81 83
6 Erlin Erliani Rahmah 80 82 83
35 Vinda Hariviandita 80 81 83
7 Fanny Nurlita Dewi 80 81 82
36 Wening Nur Indrajati 78 79 80
8 Farij Ramdani 80 80 81
Jumlah
9 Gamal Muhamad 70 87 88
Nilai Rata-rata 74,19 79,0 81,92
Dayazi
3
10 Gita Cornelia Sinaga 74 75 80
Nilai Tertinggi 85 87 88
11 Haddy Chandra 70 79 80
Nilai Terendah 60 62 74
Nugraha
12 Hanas Yul Armedya 76 76 81

13 Hannyza Kumala 80 82 83 Berdasarkan tabel data nilai


Dewi
14 Hapsari 60 78 83
diatas dapat di lihat dalam bentuk grafik
Nawangwulan Nilai pra siklus, siklus I dan siklus II.
15 Indah Kumala Sari 78 78 81

16 Indriani Syaida 72 76 82
Zahra
17 Ivani Juniar Rorong 70 76 83

18 Jenadra Hervina 70 80 83
Rumahpasal
19 Kurnia Wigati 70 79 80

20 Muammar Rejendra 70 78 80
Ahmad
21 Muhammad Iqbal 70 78 83

22 Nopri 60 62 74

39
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

100
90
80
70
60 No Absen

50 Pra Siklus
40 Nilai Siklus 1
30 Nilai Siklus 2
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31

Gambar 11. Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian peserta didik menyimpulkan pelajaran


selama dua siklus yang bertujuan untuk yang telah dilaksanakan. Kemudian
meningkatkan hasil belajar peserta guru mengevaluasi peserta didik
didik pada materi sistim Koordinasi. dengan memberikan soal-soal yang
Terlihat pada pelaksanaan siklus relevan dengan konsep. Berdasarkan
pertama dan kedua telah menunjukkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa
peningkatan pada proses pembelajaran telah ada peningkatan aktivitas peserta
biologi. Dengan metode pembelajaran didik dalam pembelajaran biologi. Hal
langsung, interaksi. peserta didik dan ini dapat dilihat dari peningkatan rata-
guru di awal pelajaran diawali oleh guru rata nilai hasil belajar dari pra siklus,
dengan menggunakan metode siklus I, dan siklus II yang tersaji pada
penugasan, hal tersebut dimaksudkan grafik berikut.
agar peserta didik dapat belajar dengan
senang. Kemudian guru mengarahkan
dan menjelaskan bagaimana peserta
didik belajar dengan baik. Saat proses
pembelajaran berlangsung, guru
mengelola kelas secara interaktif,
membimbing peserta didik, dan
memotivasi peserta didik untuk aktif
berperan dalam kegiatan pembelajaran.
Pada akhir pelajaran, guru bersama

40
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

100
85 87 88
90 81.9
76.5 79 76
80
70 62
60
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah

Gambar 12. Peningkatan Nilai Tertendah dan Tertinggi Tiap Siklus

Tabel 4. Persentasi Ketuntasan Belajar


Dari Gambar 12 di atas diperoleh Tidak
No. Persentase Tuntas
bahwa nilai terendah pada pra siklus Tuntas
adalah 60 kemudian meningkat menjadi 27 12
62 pada siklus I dan meningkat lagi 1 Pra siklus
69,2 30,8
menjadi 76 pada siklus II. Selanjutnya
31 8
nilai tertinggi pada pra siklus adalah 85 2 Siklus I
79,5 20,5
kemudian meningkat menjadi 87 pada
38 1
siklus I dan meningkat lagi menjadi 88 3 Siklus II
pada siklus II. Hal ini membuktikan 97,4 2,9

bahwa model pembelajaran inkuiri


terbimbing cocok untuk diterapkan Jika digambarkan dalam bentuk
pada materi sistem Koordinasi Selain tabel, maka data mengenai kerjasama
peningkatan rata-rata nilai peserta dalam kelompok yaitu keaktifan peserta
didik, penerapan model pembelajaran didik dalam bertanya pada siklus I dan
inkuiri terbimbing juga dapat siklus II tersaji pada Tabel 5 berikut.
meningkatkan prosentase ketuntasan
belajar peserta didik seperti yang tersaji
pada Tabel 4.

41
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

Tabel 5. Data Aktifitas Peserta Didik peserta didik sehingga semangat peserta
Pada Siklus I
didik pada siklus I secara umum masih
Bai Cuk Kura
Aktifitas peserta didik kurang. Kekurangan-kekurangan pada
k up ng
siklus I ini kemudian diperbaiki pada
Kerjasama Kelompok 28 6 5
siklus II dan aktivitas guru pada siklus
prosentase 72 15 6.25
II ini secara umum sudah baik.
Kerjasama antar peserta
25 7 5
didik Pembelajaran model
64, 12.8 pembelajaran inkuiri terbimbing ini
prosentase 17,9
10 2
dapat meningkatkan hasil belajar
Keaktifan peserta didik
23 11 5
dalam bertanya peserta didik karena pembelajaran
58, 28.2 12,8 dengan menggunakan model
Prosentase
97 1 2
pembelajaran inkuiri terbimbing
peserta didik dalam pembelajaran
Tabel 6. Data Aktifitas Peserta Didik menjadi lebih aktif, kreatif, dan
Pada Siklus II
menyenangkan bagi peserta didik.
Bai Cuku Kura
Aktifitas peserta didik Selain itu pula pembelajaran dengan
k p ng
metode pemberian tugas menjadi lebih
Kerjasama kelompok 33 6 0
efektif. Akibatnya informasi yang
84,6 28,2
prosentase 0
1 1 diterima peserta didik akan diingat lebih
Kerjasama antar peserta lama.
34 5 0
didik
87.1 12,2
prosentase 0
8 8 4. SIMPULAN
Keaktifan peserta didik 35 4 0,0 Berdasarkan hasil penelitian yang

Prosentase 89,7 10,0 0,0 telah dilakukan materi pewarisan sifat


menurut hukum mendel bahwa hasil

Berdasarkan analisa data aktivitas belajar siswa sesudah menggunakan

guru menunjukkan bahwa pada siklus I model Pembelajaran inkuiri terbimbing

secara umum sudah baik, namun ada menunjukkan hasil yang memuaskan.

beberapa komponen penilaian dari Dari uraian pada bab sebelumnya, dapat

observer yang masih kurang yaitu diambil simpulan sebagai berikut :

kemampuan pengelolaan waktu yang 1) Adanya peningkatan aktivitas dan

kurang optimal dan kurang memotivasi hasil belajar siswa pada materi

42
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

pewarisan sifat menurut hukum 5. DAFTAR PUSTAKA


mendel di kelas XII IPA 3 SMA Chiapetta. Eugene L and Thomas. R.
Koballa. 2010. Science
Kosgoro Kota Bogor dengan
Instruction in The Middle and
model Pembelajaran inkuiri Secondary Scholls, Seven
Edition. Person, Boston
terbimbing
2) Penggunaan Pembelajaran inkuiri
Clark, Barbara. 1997. Growing of
terbimbing dalam pembelajaran
Gipted. Columbus. Toronto.
membuat siswa tidak bosan dan
Darsono Prawironegoro. 2010. Filsafat
jenuh sebaliknya merasa senang
Ilmu Pendidikan. Nusantara
sehingga aktivitas belajar mereka Consulting.Jakarta
meningkat. pembelajaran. Setelah
Daryanto. 2010. Belajar dan mengajar.
guru memperbaiki hasil refleksi CV. Yrama Widya, Bandung.
pada siklus I maka pada siklus II.
Harun Rasyid 2007. Hasil Belajar. CV.
Hal tersebut berpengaruh Wacana Prima, Bandung.
terhadap hasil belajar yang
Johnson, Lou Ane. 2009. Pengajaran
dicapai siswa. Yang Kreatif dan Menarik,
Macanan jaya cemerlang
3) Hasil belajar mata pelajaran
biologi khususnya materi Jujun S. Suriasumantri 2003 Filsafat
Ilmu Sebuah Pengantar Populer
Pewarisan Sifat menurut Hukum
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Mendel di kelas XII IPA 3 SMA
Lorin W. Anderson dan David R.
Kosgoro Kota Bogor sebelum
Krathwohl. 2010. Kerangka
menggunakan pembelajaran Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran dan Asesmen Pustaka
inkuiri terbimbing mempunyai
Pelajar, Yogyakarta.
nilai rata-rata 76,46. Pada saat
Lukmanul Hakim. 2009. Perencanaan
pembelajaran diubah, rata-rata
Pembelajaran. CV Wacana
hasil belajar siswa meningkat Prima, Bandung.
menjadi 79,3 pada siklus I dan
Maton Karl and Moore Rob. 2010.
81,92 pada siklus II. Social Realism, Knowledge and
the Sociology of Education
Continuum International
Publising Group, London.

Muhammad Asrori. 2007. Psikologi


Pembelajaran. CV. Wacana
Prima, Bandung.

43
Vol. 7 No. 1 Januari 2018

Muhibbinsyah 2008. Psikologi


Pendidikan dengan Pendekatan
Baru. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.

Nana S. Sukmadinata. 2004. Landasan


Psikologi Proses Pendidikan, PT
Remaja Rosda karya, Bandung.

Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi


Pendidikan. PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.

Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-Teori


Belajar, PT Erlangga, Jakarta

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar


Mengajar. PT Rineka Karya,
Jakarta
Sofan Amri, Iif Khoiru Ahmadi. 2010.
Proses Pembelajaran Kreatif dan
Inovatif dalam Kelas. PT Prestasi
Pustakarya, Jakarta

Trianto. 2010 Mendesain Model-Model


Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Kencana, Bandung.

Wina Sanjaya. 2006. Strategi


Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.

44

Anda mungkin juga menyukai