Meningkatkan Hasi Belajar Siswa Kelas Vii Smp Islam Al-Fadlillah Kampung Cihaur Desa
Tobongjaya Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2021/2022
ABSTRAK
Apip Riswandi 2020. Penerapan Metode Diskusi Dalam Keterampilan Membaca Pemahaman Puisi
Rakyat Untuk Meningkatkan Hasi Belajar Siswa Kelas VII Smp Islam Al-Fadlillah Kampung Cihaur
Desa Tobongjaya Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2021/2022
Kata Kunci: Metode Diskusi, Membaca Pemahaman , Hasil Belajar
Pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang berlangsung 75% dari 22 siswa kurang
memperhatikan proses pembelajaran tersebut dan cenderung pasif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, sehingga ketika diberikan pertanyaan oleh guru seputar materi yang telah disampaikan,
banyak siswa yang kurang tepat dalam menjawabnya. Hal ini mengakibatkan penguasaan konsep dan
hasil belajar siswa kurang maksimal. Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami
materi pelajaran, yang mana siswa mampu menjelaskan kembali konsep tersebut menggunakan kata-
katanya sendiri yang lebih dipahami, namun tidak mengubah makna dari konsep tersebut dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah mereka yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan intruksional. Metode diskusi kelompok
dengan menggunakan media permainan ular tangga adalah pembelajaran yang dilakukan secara
kelompok dengan menggunakan media permainan ular tangga yang mengusahakan siswa dapat
bekerja atau belajar dalam kelompok, dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran untuk
menemukan dan memahami sendiri konsep dari materi yang dipelajari dengan cara bertukar
pendapat, pengetahuan, pengalaman yang dimiliki masing-masing anggota kelompok.
Untuk mengungkapkan masalah tersebut, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.
(1)Apakah penerapan metode diskusi kelompok dengan menggunakan media permainan ular tangga
dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran IPS di kelas III MI Mamba’ul
Huda Al- Ishlamiyah Ngabar Ponorogo Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015? (2)Apakah
penerapan metode diskusi kelompok dengan menggunakan media permainan ular tangga dapat
meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas III MI Mamba’ul Huda Al-
Ishlamiyah Ngabar Ponorogo Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang disajikan dalam 2 siklus. Dalam setiap siklusnya melalui daur PTK yang terdiri dari 4
tahap, yaitu perencanaan, pelaksanakan,
1
2
observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi
partisipasi, dan tes. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis data model
alur, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi
kelompok dengan menggunakan media permainan ular tangga dapat meningkatkan
penguasaan konsep dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di siswa kelas III MI
Mamba’ul Huda Al-Ishlamiyah Ngabar Ponorogo Semester Genap Tahun Pelajaran
2014/2015. Prosentase penguasaan konsep siswa pada siklus I sebanyak 42.30% atau 11
dari 26 siswa prosentase. Pada siklus II prosentase penguasaan konsep siswa mengalami
peningkatan sebanyak 88.46% atau 23 dari 26 siswa. Sedangkan prosentase hasil belajar
siswa pada siklus I sebanyak 57.70% atau 15 dari 26 siswa. Pada siklus II prosentase nilai
hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebanyak 100% atau 26 dari 26 siswa.
3
BAB I
PENDAHULUAN
informasi atau materi pelajaran. Disamping itu, ada pula sebagian orang yang
memandang sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca
dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan segera
secara lisan (verbal) sebagian informasi yang terdapat dalam buku teks atau
yang diajarkan oleh guru dan mereka juga akan merasa cukup puas bila anak-
1
Muhibbin,Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), 89.
2
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta:Media Abadi, 2004), 59.
4
tepat. Sering kita jumpai sejumlah guru menggunakan metode tertentu yang
kurang atau tidak cocok dengan isi dan tujuan pengajaran. Tidak jarang juga
memilih metode yang tepat untuk mengajarkan materi tertentu, namun kurang
dengan baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan materi yang disampaikan
kepada siswa apakah dapat diterima dengan baik atau tidak, sehingga tujuan
antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar adalah metode mengajar.
3
Muhibbin,Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2003), 201.
4
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
1996), 82.
5
efisien jika telah terbentuk komunikasi antara pendidik dan peserta didik, baik
secara timbal balik antara pendidik dan peserta didik, yang saling memberi
keilmuannya yang dialihkan kepada peserta didik dengan metode yang tepat
dikembangkan oleh peserta didik lebih lanjut.5 Guru harus dapat menciptakan
sendiri. Siswa merasa menjadi bagian dari pembelajaran dan ikut menemukan
pengetahuan baru yang melibatkan kemampuan berpikir mereka. Hal ini akan
proses belajar mengajar, guru merupakan kunci keberhasilan dari suatu proses
mengusahakan penggunaan metode yang lebih baik yaitu metode yang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai, materi yang diajarkan sesuai dengan
5
M.Arifin, Aminuddin, Modul:Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Ditjen Pembinann
Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama, 1991), 92.
6
kemampuan siswa dan kemampuan guru, sesuai juga dengan waktu yang
yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Untuk
disusun mengacu pada aspek kehidupan nyata peserta didik sesuai dengan
6
Mansyur, Modul:Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Ditjen Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam, Departemen Agama, 1992), 45.
7
Sapriya, Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2009),
194.
7
pada upaya mencekoki siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan
belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa
berbeda. Oleh karena itu muncul beberapa masalah yang menyebutkan bahwa
pelajaran IPS terlalu sarat materi, bersifat hafalan dan kognitif, peserta didik
IPS tidak aplikatif dan kurang bermakna dalam konteks riil di masyarakat.
penekanannya lebih pada hafalan dan mencari satu jawaban yang benar
dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar
8
BSNP. 2006. Standar Isi, (Keputusan Menteri No. 22, 23, 24 Tahun 2006). Jakarta: BSNP.
9
Utami Munandar, Pengembangan kreatifitas anak berbakat, (Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas dan PT Renika Cipta, 2004), 8.
8
siswa.10
Pada sekolah dasar mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang
kurang diminati siswa, sebab kebanyakan siswa memandang pelajaran ini sulit
untuk dipelajari karena memuat begitu banyak materi ajar, bersifat abstrak dan
disajikan guru dengan cara yang kurang menarik. Mereka cenderung pasif
dalam pembelajaran IPS didalam kelas, karena yang terbayang dalam benak
siswa pembelajaran IPS itu adalah mata pelajaran yang mencatat, dan
menghafal. Menurut teori kerucut belajar Dare dalam lufri, yang dikemukakan
bisa mengingat materi hanya 50%, akan tetapi jika pembelajaran yang
diusahakan sesuai dengan dunia anak anak Sekolah Dasar yang suka bermain.
Ketepatan memilih metode dan media sangat besar pengaruhnya bagi anak-
10
Etin solihatin, Raharjo, Cooperatif Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), 15.
11
Lufri. “Mengembangkan Skill Mengajar (Teaching Skill) Mahasiswa Calon Guru
Menggunakan Multystrategis.” Jurnal kependidikan, Vol.15 (Juni, 2102), 16.
9
memang dunia anak-anak. Hal ini dapat dilihat dari tingkat perkembangan
media dan metode yang tepat. Mengingat bahwa Media dan metode dalam IPS
tidak berjalan, dan lemahnya motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
temannya, ramai sendiri, dan mengantuk.12 Hal tersebut karena siswa sudah
menganggap bahwa mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang sulit
dipelajari karena memuat banyak materi yang bersifat abstrak yang selama ini
disajikan guru dengan cara yang kurang tepat dan kurang menarik.
dengan kegiatan mencatat dan menghafal saja, yang membuat siswa menjadi
tegang dalam proses pembelajaran seperti yang telah mereka alami selama ini.
12
Hasil Observasi di MI Mamba’ul Huda Al-Ishlamiyah Ngabar Ponorogo, 06 Nopember
2014, Pukul 09.00.
10
sebagai pendengar saja. Metode ceramah ini banyak digunakan oleh guru,
karena mudah, murah dan praktis. Penggunaan metode yang kurang tepat dan
mampu mengingat materi yang telah disampaikan oleh guru, siswa hanya
cenderung mencatat dan menghafal materi konsep dari guru, sehingga ketika
siswa tidak bisa menjawabnya dengan tepat. Hal tersebut berdampak terhadap
penguasaan materi dan nilai hasil belajar siswa yang rendah dan kurang
pada mata pelajaran IPS pokok bahasan pekerjaan tersebut, maka seorang
guru harus dapat menciptakan situasi dan kondisi belajar mengajar yang aktif,
memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif dan bebas sesuai dengan
kemampuan, bakat, minat dan karakteristik siswa. Oleh karena itu, peneliti
untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran, yang mana sesuai dengan
bahasan pekerjaan tidak hanya berupa hafalan dari buku, tetapi siswa
sendiri dari materi yang dipelajari. Dalam metode ini siswa dapat belajar
mengikuti proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS pokok bahasan
ketika metode yang digunakan tepat dan sesuai dengan karakteristik mereka,
13
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010),
35.
12
dan dengan demikian mereka dengan mudah dapat menangkap apa yang telah
mereka pelajari.14
pembelajaran IPS pokok bahasan pekerjaan pada siswa kelas III di Madrasah
14
Hasil Observasi di MI Mamba’ul Huda Al-Ishlamiyah Ngabar Ponorogo, 07 Nopember
2014, Pukul 09.00.
13
C. Rumusan Masalah
permainan ular tangga dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada
D. Tujuan Penelitian
2014/2015.
2. Untuk mengetahui tingkat peningkatan nilai hasil belajar siswa pada mata
2014/2015.
14
pembelajaran, baik secara teoritis maupun praktis, antara lain sebagai berikut:
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
a. Bagi guru
b. Bagi sekolah
c. Bagi peneliti
d. Bagi masyarakat
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari lima
Bab, yaitu:
pembahasan.
15
Bab kedua adalah kajian pustaka yang berisi tentang deskripsi teori,
telaah pustaka terdahulu, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis. Bab ini
Bab keempat adalah temuan dan hasil penelitian tindakan kelas yang
berisi gambaran singkat tentang lokasi penelitian, penjelasan per- siklus, proses
Bab kelima adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bab ini
dimaksudkan agar pembaca dan penulis mudah dalam melihat inti hasil dari
penelitian.
16
BAB II
A. Landasan Teori
1. Penguasaan Konsep
15
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 534
16
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2012), 50.
17
kejadian, dan lain sebagainya, yang mempunyai ciri-ciri tetap dan dapat
diamati.18 Konsep itu sendiri dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata,
yang diperoleh, dapat dituangkan dalam bentuk suatu lambang verbal atau
kata yang kemudian disimpan dalam ingatan. Semua kata- kata itu
kemudian dapat diingat dan dihubungkan satu sama lain serta menjadi alat
mengaplikasikannya.20
17
Syaiful Sagala, Konsep dan makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2013), 71.
18
Djuju Sudjana, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Falah Production, 2000), 131.
19
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), 76.
20
Bajongga Silaban," Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika Dan Kreativitas Dengan
Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Materi Pokok Listrik Statis," Jurnal Penelitian Bidang
Pendidikan, Vol.20 (Januari-Februari, 2014), 66.
18
penguasaan konsep dalam tiga hal yaitu penguasaan konsep yang berarti
tujuannya yang ada dalam berbagai situasi. Sesuai dengan uraian pendapat
perbuatan, cara untuk mengerti benar atau mengetahui benar suatu materi
pembelajaran.
apa yang dipelajari siswa bertahan lebih lama dibandingkan dengan belajar
dengan proses deduktif. dalam proses deduktif ini, siswa akan belajar arti
22
Linda Retnowati, "Perbandingan Hasil Belajar Dan Penguasaan Konsep Fisika Siswa
Anatara Penggunaan Simulasi Dan Eksperimen," (Skripsi Retnowati, UNILA, 2013), 14.
23
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), 92.
20
mereka.24
membedakan mana yang termasuk contoh dan bukan contoh dari suatu ide
abstrak.
24
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 1989), 64.
Ahmad Syaikhudin, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (Ponorogo: STAIN Po
25
sehingga peserta didik dapat belajar untuk memahami konsep serta untuk
a. Pengetahuan (knowledge)
a) Mengetahui terminologi
nonverbal.
26
Djuju Sudjana, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Falah Production, 2000), 132.
22
sesuatu.
pengalaman.
b. Pemahaman (comprehension)
makna tentang hal yang dipelajarinya. Siswa tidak hanya hafal secara
23
dan dapat memberikan contoh dari konsep tersebut. Siswa tahu apa yang
adalah:
grafik.
tertentu.
d. Analisis (analysis)
f. Evaluasi (evaluation)
27
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,2013), 26.
25
konsep harus didasarkan pada pemahaman konsep. Jika dua hal tersebut
dapat dipahami dan dikuasai maka suatu materi dapat mudah diingat oleh
peserta didik dan jika suatu saat ditanya oleh guru tentang konsep yang telah
siswa dapat mengingat suatu konsep IPS untuk jangka waktu yang lama
sebagai fasilitator.
siswa harus membentuk konsep atau struktur melalui pengalaman yang telah
siswa artinya konsep tersebut cocok dengan kemampuan yang dimiliki siswa
28
Nuri Rokhayati, "Peningkatan Penguasaan Konsep Matematika Melalui Model
Pembelajaran Guided Discovery-Inquiri Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Sleman," (Skripsi, UNY,
Yogyakarta, 2010), 34.
26
dengan konsep yang diberikan akan tetapi maksud dan maknanya sama serta
sehari-hari.
a. Menjelaskan konsep
kata sendiri.29
dengan kata-kata sendiri dengan mengambil pokok pikiran dari apa yang
didapatkan dari kegiatan belajar menurut gaya bahasa sendiri dan tidak
perlu menghafal kata demi kata atau kalimat demi kalimat seperti yang
29
R. Ibrahim & Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996),
72.
27
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang
30
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), 67.
31
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta:Media Abadi, 2004), 59.
32
Modul Lapis PGMI, Hakikat Psikologi Belajar, Pertemuan 1, 12.
28
b) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
ternalisasi.
33
Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:Rineka
Cipta,2003), 37-38.
29
Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
Sampai manakah perubahan itu dapat berhasil baik atau tidaknya belajar
a) Faktor yang ada pada diri pelajar itu sendiri yang kita sebut faktor
b) Faktor yang datang dari luar diri individu yang disebut faktor sosial,
34
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Remaja Rosakarya,
2009), 22.
35
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1997), 102.
30
36
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosakarya,
2009), 4.
37
Wowo, Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif (Perkembangan Ragam Berpikir),
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 79.
31
dapat dibedakan atas dua jenis yaitu yang bersumber dari dalam diri
manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor internal dan faktor
yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, yang disebut
1) Faktor internal
a) Fisiologis
b) Psikologis
38
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka Cipta,
1993), 21.
39
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), 284.
32
hasil belajarnya.
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan
b) Instrumental
a. Pengertian IPS 41
40
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), 106.
Modul Lapis PGMI, Ilmu Pengetahuan Sosisal 1-Konsep Dasar, Pertemuan 1, 9-10.
41
34
antara lain:
dan lingkungan adalah bidang studi yang merupakan fusi (paduan) dan
instruksional sekolah.
lingkup IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial terutama
c. Tujuan IPS
bahwa di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat
setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk
42
Modul Lapis PGMI, Ilmu Pengetahuan Sosial 1-Konsep Dasar, Pertemuan 1, 11.
36
memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
dan global.43
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk itu dibutuhkan suatu pola
d. Pembelajaran IPS
43
Sapriya, Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), 194.
37
lainnya.45
44
Ibid, 194.
45
BSNP. 2006. Standar Isi, (Keputusan Menteri No. 22, 23, 24 Tahun 2006), (Jakarta:
BSNP).
38
dimiliki.46
siswa.47
4. Metode Pembelajaran
46
Modul Lapis PGMI, Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran IPS, Pertemuan 1, 10.
47
Etin solihatin, Raharjo, Cooperatif Learning:Analisis Model Pembelajaran IPS,
(Jakarta:Bumi Aksara, 2008), 15.
39
metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang
sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu
belajar siswa.49Oleh karena itu, terdapat suatu prinsip yang umum dalam
belajar yang lebih baik. Agar metode yang akan digunakan dalam suatu
48
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail
Media Group, 2008),8.
49
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), 82.
50
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail
Media Group, 2008),18
40
pembelajaran bisa lebih efektif maka guru harus mampu melihat situasi
guru sebelum memutuskan untuk memilih suatu metode agar lebih efektif
umum mengenai sifat berbagai metode, maka seorang guru akan lebih
mudah menentukan metode yang tepat guna yang sesuai dengan situasi
karya, harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut,
51
Ibid, 32.
41
1) Pengertian Diskusi
suatu masalah.
52
Abu Ahmadi, dkk, SBM (Strategi Belajar Mengajar) Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen
MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 53.
53
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
167.
42
Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi kegiatan yang berisi suatu
2) Bentuk-bentuk Diskusi
54
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), 57.
55
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), 135.
43
a) Diskusi kelas
b) Diskusi kelompok
c) Panel
d) Konferensi
akan diajukan.
44
e) Simposium
f) Seminar
berkepentingan.56
56
Ngainun, Naim, Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), 63.
45
masalah sendiri.
masalah bersama.57
57
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), 6.
46
a) Sifat anggota kelompok yang sok tahu, yang selalu tidak setuju
kelompok.
58
Ngainun, Naim, Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), 65.
47
orang lain.
kelompok.
pemecahannya.
59
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), 130.
48
kelompok diskusi.
moderator diskusi.
masalah.
60
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), 23.
61
Anissatul Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Teras, 2009), 88.
49
demokratis.
berfikir sendiri.
lingkungan.
tujuan.
5. Media Pembelajaran
anatar lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder,
film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. dengan kata
lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
dikelas.62
itu ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media,
6) Mutu teknis.63
bagan, chart, papan, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih.64
63
Ibid, 72.
64
Ibid, 104.
52
antara teks, grafik, animasi, suara, dan video yang secara bersama-
a. Pengertian Permainan
65
Ibid, 30.
66
Ibid, 156.
67
Ibid, 169.
53
kondusif.68
baik.69
68
Conny R. Semiawan, Belajar dan pembelajaran Prasekolah Dasar, (Jakarta: Macanan Jaya
Cemerlang, 2008), 22.
69
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), 75.
70
Hurlock, E.B. Perkembangan anak. (Jakarta : Erlangga. 1978), 40.
54
kurang baik dan hal ini akan terlihat ketika anak menjadi remaja.71
71
Ahmad Syaikhudin, Pengembangan Media Permainan Ular Tangga Dalam Pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar, (Penelitian Individu Ponorogo: Tarbiyah STAIN Ponorogo 2013), 15.
55
sama.73
anak-anak yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. Papan permainan
Tidak ada bentuk standart dari papan permainan ular tangga ini. Setiap
ular dan tangga yang berlainan. Guru dapat membuat sendiri media
72
Ahmad Syaikhudin, Pengembangan Media Permainan Ular Tangga Dalam Pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar, (Penelitian Individu Ponorogo: Tarbiyah STAIN Ponorogo 2013), 25.
73
Ibid, 25.
56
pembelajaran.74
berukuran 10 x 10 kotak. Tiap kotak diberi nomor urut mulai dari nomor
1 dari sudut kiri bawah sampai nomor 10 di sudut kanan bawah, lalu
dari kanan ke kiri mulai nomor 11 baris kedua sampai nomor 20 dan
berisi gambar yang mengandung pesan atau perbuatan. Ada pesan atau
perbuatan baik, ada yang buruk. Pesan atau perbuatan baik bisaanya
kotak lebih rendah melewati ular. Karena itu dinamakan Ular Tangga.75
74
Freddy Widya Arista, "Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Strategi Peer
Lessons Dengan Media Ular Tangga Pada Siswa Kelas IV SDN Pakintekan 03 Semarang," (Skripsi,
UNS, Semarang, 2011), 39.
75
Ahmad Syaikhudin, Pengembangan Media Permainan Ular Tangga Dalam Pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar, (Penelitian Individu Ponorogo: Tarbiyah STAIN Ponorogo 2013), 25.
57
permainan ular tangga ini dinilai sangat efektif untuk mempelajari atau
untuk dipahami oleh siswa. Media Permainan ular tangga ini, selain
berurutan melakukan kocokan dadu satu kali setiap putaran kecuali bila
dadu muncul angka enam pemain berhak melakukan permainan dua kali
dadu, bidak dijalankan sesuai arah bilangan naik pada setiap gambar
berhenti pada hitungan terakhir jumlah mata dadu yang muncul. Tanda
naik atau turun secara lompat dari posisi bidak menetap pada hitungan
76
Ibid, 27.
58
terakhir jumlah mata dadu. Gambar dan petunjuk yang dituliskan dalam
bawah tangga, mereka dapat langsung pergi ke ujung tangga yang lain.
papan mulai dari kotak bertanda start bilangan terkecil 1 menuju posisi
77
Ibid, 34.
78
Freddy Widya Arista, "Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Strategi Peer
Lessons Dengan Media Ular Tangga Pada Siswa Kelas IV SDN Pakintekan 03 Semarang," (Skripsi,
UNS, Semarang, 2011), 43.
79
Nafiah Nurul Ratnaningsih, "Penggunaan Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar IPS Kelas III A SDN Nogopuro Sleman," (Skripsi, UNY, 2014), 67.
59
langsung.
masalah.
80
Ap Massri M Kusumawardhana, "Pengembangan Media Pembelajaran Dengan Aplikasi
Adobe Flash CS4 Profesional Berbentuk Game Pendidikan Ular Tangga Pintar Untuk Mata Pelajaran
Pengantar Akuntansi Dan Keuangan Kelas XI SMKN 2 Purworejo Tahun Ajaran 2014/2015."
(Skripsi, UNY, 2014), 32-33.
60
yang baik dan benar, menghibur siswa dengan cara yang positif dan
interaktif.
pembelajaran.
menimbulkan kericuhan.
Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Kegiatan Ekonomi Dalam
Kelas IV Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil dari penelitian tindakan kelas tersebut
61
yakni Melalui strategi reading aloud dan card sort pada pembelajaran IPS pokok
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Pekerjaan Di Masyarakat Siswa
Kelas III SDN Kedung Panji 3 Lembeyan Magetan Semester Genap Tahun
mata pelajaran IPS pokok bahasan Pekerjaan Di Masyarakat Siswa Kelas III
2012/2013.82
81
Indah Setianingsih, Penerapan Strategi Reading Aloud Dan Card Sort Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Kegiatan Ekonomi Dalam
Memanfaatkan Sumber Daya Alam di SD Kedung Panji Lembeyan Magetan Kelas IV Tahun Ajaran
2012/2013, (Skripsi STAIN, Ponorogo, 2013), 73.
82
Amida Jazilaturrohmah, "Implementasi Strategi True Or False Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Pekerjaan Di Masyarakat Siswa
Kelas III SDN Kedung Panji 3 Lembeyan Magetan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013."
(Skripsi STAIN, Ponorogo, 2013), 79.
62
C. Kerangka Berpikir
Berangkat dari landasan teori dan telaah hasil penelitian terdahulu diatas,maka
permainan ular tangga dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPS, maka
permainan ular tangga dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPS, maka
akan terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
tangga dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi objek tindakan kelas adalah
ajaran 2014/2015.
ajaran 2014/2015.
1. Setting Penelitian
yang terjadi dan muncul dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran
pelajaran 2014/2015.
2. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, subyek pelaku penelitian adalah peneliti itu sendiri,
kalimatnya sendiri.
D. Prosedur Penelitian
pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan
Siklus kedua dilaksanakan apabila masih ada hal-hal yang kurang berhasil
83
Basuki, As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas),
(Ponorogo: STAIN Press, 2009), 5.
65
Identifikasi
masalah Perencanaan
(Planning)
Refleksi Siklus I
Tindakan
(Reflecting)
(Acting)
Observasi
Perencanaan
(Observasing) Siklus II
Ulang
Dst.
1) Menemukan masalah
1) Perencanaan (planning)
kelas
Pada tahap ini, harus melakukan tindakan yang telah di rumuskan pada
3) Pengamatan (observasi)
kegiatan pembelajaran.
4) Refleksi (reflecting)
84
Ibid,6
85
Zainal, Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, (Bandung: Yrama Widya, 2006), 129
67
SIKLUS I
SIKLUS III
SELESEI
86
Basuki, As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis PTK( Penelitian Tindakan Kelas),
(Ponorogo: STAIN Press, 2009), 6.
87
Ibid, 7.
68
berikut:
Siklus I:
Tabel 3.1
alat yang Guru meminta tiap kelompok contereng (√) pada dipelajarinya,
proses disediakan.
dalam kegiatan
70
mendapatkan reward.
diperoleh kelompoknya
yang tersedia.
kelompok tersebut.
Tabel 3.2
menjalankan permainan.
kali).
mendapatkan reward.
dipelajari.
a. Teknik Observasi
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati dan diteliti.88
menatap kejadian gerak atau proses dari data lapangan dan ikut serta
88
Wina, sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011),
86.
Ibid, 87.
89
90
Basuki, As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis PTK( Penelitian Tindakan Kelas),
(Ponorogo: STAIN Press, 2009), 124.
76
pembelajaran.
b. Teknik Tes
prestasi testee.
dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Tes pilihan ganda ini
untuk mengukur kinerja siswa dalam suatu soal. Sedangkan tes uraian
91
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 99.
77
suatu konsep dapat juga digunakan untuk menilai kinerja siswa dalam
suatu soal. Teknik tes ini digunakan untuk menilai rumusan masalah
yang ketiga yakni hasil belajar pada mata pelajaran IPS pokok bahasan
pekerjaan. Secara umum ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh
tes, yaitu:
1) Sebagai alat ukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes
3. Analisis data
92
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012),
67.
93
Ibid, 51.
78
dengan fungsinya sehingga memiliki arti dan makna yang jelas sesuai
ini dilakukan melalui tiga tahap. Pertama, reduksi data, yakni kegiatan
mengumpulkan semua data dari hasil observasi dan data hasil tes hasil
Waktu Minggu Ke
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Perencanaan √
Persiapan
2. Menyusun konsep pelaksanakan √
Menyusun instrumen √
Pelaksanakan
3. Melakukan Tindakan Siklus I √
Melakukan Tindakan Siklus II √
Penyusunan Laporan
4. Menyusun Konsep Laporan √
Menyempurnakan Draf Laporan √
94
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 106-107.
79
tahap perkembangan yang berfungsi kurang baik dan hal ini akan
sambil bermain adalah suatu condition sine qua non, bila mau
anak untuk bermain jauh lebih efektif karena siswa merasa lebih
96
Ahmad Syaikhudin, Pengembangan Media Permainan Ular Tangga Dalam Pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar, (Penelitian Individu Ponorogo: Tarbiyah STAIN Ponorogo 2013), 16
97
Conny R. Semiawan, Belajar dan pembelajaran Prasekolah Dasar, (Jakarta: Macanan Jaya
Cemerlang, 2008), 22
81
98
Rahina Nugrahaini, "Media Pembelajaran Berbasis Visual Berbentuk Permainan Ular
Tangga Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mengajar di Sekolah," Jurnal Lembaran Ilmu
Kependidikan, 36 (Juni, 2007), 36
82
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi objek tindakan kelas adalah
ajaran 2014/2015.
ajaran 2014/2015.
3. Setting Penelitian
yang terjadi dan muncul dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran
pelajaran 2014/2015.
4. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, subyek pelaku penelitian adalah peneliti itu sendiri,
kalimatnya sendiri.
I. Prosedur Penelitian
pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan
Siklus kedua dilaksanakan apabila masih ada hal-hal yang kurang berhasil
99
Basuki, As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas),
(Ponorogo: STAIN Press, 2009), 5
84
Identifikasi
masalah Perencanaan
(Planning)
Refleksi Siklus I
Tindakan
(Reflecting
(Acting)
Observasi
Perencanaan
Siklus II
Ulang
Dst.
8) Menemukan masalah
5) Perencanaan (planning)
Pada tahap ini, harus melakukan tindakan yang telah di rumuskan pada
7) Pengamatan (observasi)
pembelajaran.
100
Ibid,6
86
8) Refleksi (reflecting)
siklus berikutnya.102
SIKLUS I
SIKLUS III
SELESEI
101
Zainal, Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, (Bandung: Yrama Widya, 2006),
129
102
Basuki, As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis PTK( Penelitian Tindakan Kelas),
(Ponorogo: STAIN Press, 2009), 6
103
Ibid, 7
87
tersebut,yaitu siklus I sampai dengan siklus III dapat diuraikan sebagai berikut:
Siklus I:
Tabel 3.1
kesempatan untuk
mengocok dadu sebanyak
dua kali).
Pemain yang sampai pada
finish terlebih dahulu, maka
dialah yang menang dan
mendapatkan reward.
Setelah itu, masing-masing
siswa menarik kesimpulan
dari jawaban-jawaban yang
diperoleh kelompoknya
dengan ditulis pada kertas
yang tersedia.
Siswa menjelaskan konsep
yang diperoleh dari
kesimpulan hasil diskusi
kelompok tersebut.
Guru memberikan
klarifikasi dan penguatan
terkait materi
yang telah dipelajari.
Tabel 3.2
Prosedur Pelaksanakan PTK Siklus II
Perencanaan Tindakan Pengamatan Refleksi
Menyusun RPP Guru membagi siswa Mengamati Merefleksikan
berbasis PTK menjadi dua kelompok. kemampuan hasil
dengan pokok Guru membagikan hand out masing-masing pengamatan
bahasan materi pada tiap-tiap siswa dalam kegiatan
pekerjaan. kelompok, sebagai panduan MENJELASKAN menjelaskan
90
c. Teknik Observasi
93
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati dan diteliti.104
menatap kejadian gerak atau proses dari data lapangan dan ikut serta
pembelajaran.
104
Wina, sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011),
86
Ibid, 87
105
106
Basuki, As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis PTK( Penelitian Tindakan Kelas),
(Ponorogo: STAIN Press, 2009), 124
94
d. Teknik Tes
dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Tes pilihan ganda ini
siswa dalam suatu soal. Teknik tes ini digunakan untuk menilai
rumusan masalah yang ketiga yakni hasil belajar pada mata pelajaran
Secara umum ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes,
yaitu:
3) Sebagai alat ukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes
6. Analisis data
dengan fungsinya sehingga memiliki arti dan makna yang jelas sesuai
108
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012),
67
109
Ibid, 51
96
ini dilakukan melalui tiga tahap. Pertama, reduksi data, yakni kegiatan
mengumpulkan semua data dari hasil observasi dan data hasil tes hasil
Waktu Minggu Ke
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Perencanaan √
2. Persiapan
110
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 106-107
97
BAB IV
HASIL PENELITIAN
2014/2015.
indah.
Maha Esa.112
B. Penjelasan Per-siklus
112
Dokumen MI Mambaul Huda Al-Ishlamiah dikutip 07 Maret 2015
101
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial pokok
pembelajaran.
b. Tindakan (acting)
1) Kegiatan awal
102
berdoa.
diajarkan.
disampaikan.
oleh siswa.
2) Kegiatan inti
telah dipelajari.
3) Kegiatan akhir
telah diajarkan.
104
siswa.
c. Pengamatan (observing)
1) Penguasaan Konsep
ASPEK YANG
DIAMATI
NO NAMA JUMLAH
Kemampuan
menjelaskan
105
konsep dengan
kalimatnya sendiri
1 Ahmad Zaky Fuadi Mahfudz 2 2
2 Arsyadani Hamdan Rafi'i 2 2
3 Bagas Bangun Hermawan 2 2
4 Dharma Sayekti 3 3
5 Farelza Aleyandri M. 3 3
6 Izhar Pramana Wisnu 2 2
7 M. Rifky Hermawan 3 3
8 M. Rizqi Rahmadhany 2 2
9 Muhammad Azkiya 3 3
10 M. Candra Jaya Kususma 3 3
11 M. Erlangga Radja s. 2 2
12 M. Faza Mustofa 3 3
13 M. Ikhsanul Hakim 1 1
14 Muhammad Irvanda 3 3
15 M.Panjalu Aji Pamungkas 2 2
16 M. Rafli Maulana Zuhri 1 1
17 M.Rendi Cahyana 1 1
18 Negyzam Yunian Ikhwan 3 3
19 Ridwan Ahmad Al-Fauzi 2 2
20 Septyan Adi Nugroho 2 2
21 Wahyu Luqman Ardiansyah 2 2
22 Adam Nugraha 2 2
23 Gilang Abdurrahman Jamal 3 3
24 Hermawan 3 3
25 Sultan Esya Saputra 2 2
26 Ahmad Faisal Ghany 3 3
Keterangan:
Keterangan Penilaian:
1. Kurang tepat
2. Cukup tepat
3. Tepat
2) Hasil Belajar
Tabel 4.2 Data Tes Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siklus I
JENIS
KETERANGAN
NO NAMA KELAMIN NILAI
L P Tuntas/Tidak
107
Tuntas
1 Ahmad Zaky Fuadi Mahfudz L 72 Tuntas
2 Arsyadani Hamdan Rafi'i L 72 Tuntas
3 Bagas Bangun Hermawan L 70 Tuntas
4 Dharma Sayekti L 72 Tuntas
5 Farelza Aleyandri M. L 72 Tuntas
6 Izhar Pramana Wisnu L 85 Tuntas
7 M. Rifky Hermawan L 70 Tuntas
8 M. Rizqi Rahmadhany L 72 Tuntas
9 Muhammad Azkiya L 68 Tidak Tuntas
10 M. Candra Jaya Kususma L 72 Tuntas
11 M. Erlangga Radja s. L 62 Tidak Tuntas
12 M. Faza Mustofa L 75 Tuntas
13 M. Ikhsanul Hakim L 54 Tidak Tuntas
14 Muhammad Irvanda L 74 Tuntas
15 M.Panjalu Aji Pamungkas L 66 Tidak Tuntas
16 M. Rafli Maulana Zuhri L 60 Tidak Tuntas
17 M.Rendi Cahyana L 55 Tidak Tuntas
18 Negyzam Yunian Ikhwan L 75 Tidak Tuntas
19 Ridwan Ahmad Al-Fauzi L 61 Tidak Tuntas
20 Septyan Adi Nugroho L 50 Tidak Tuntas
21 Wahyu Luqman Ardiansyah L 66 Tidak Tuntas
22 Adam Nugraha L 40 Tidak Tuntas
23 Gilang Abdurrahman Jamal L 86 Tuntas
24 Hermawan L 80 Tuntas
25 Sultan Esya Saputra L 60 Tidak Tuntas
26 Ahmad Faisal Ghany L 70 Tuntas
Jumlah 1.759
Rata-rata 67.6
Tidak Tuntas 11
Keterangan:
Angka 1 bila Kurang baik
Keterangan Penilaian:
1. Kurang baik
menjawab 8 pertanyaan.
2. Cukup baik
menjawab 11 pertanyaan.
3. Baik
menjawab 13 pertanyaan.
d. Refleksi (reflecting)
dikarenakan:
2. Siklus II
menggunakan media permainan ular tangga, akan tetapi pada kegiatan inti
a. Perencanaan (Planning)
hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial pokok
pembelajaran.
b. Tindakan (acting)
1) Kegiatan awal
dengan berdoa.
diajarkan.
disampaikan.
oleh siswa.
2) Kegiatan inti
111
di kotak yang terdapat ekor ular dan jika pemain maka guru
presentasi tersebut.
3) Kegiatan akhir
siswa.
c. Pengamatan (observing)
1) Penguasaan Konsep
ASPEK YANG
DIAMATI
Kemampuan
NO NAMA JUMLAH
menjelaskan
konsep dengan
kalimatnya sendiri
1 Ahmad Zaky Fuadi Mahfudz 3 3
2 Arsyadani Hamdan Rafi'i 3 3
3 Bagas Bangun Hermawan 3 3
4 Dharma Sayekti 3 3
5 Farelza Aleyandri M. 3 3
6 Izhar Pramana Wisnu 3 3
7 M. Rifky Hermawan 3 3
8 M. Rizqi Rahmadhany 3 3
9 Muhammad Azkiya 3 3
10 M. Candra Jaya Kususma 2 2
11 M. Erlangga Radja s. 3 3
12 M. Faza Mustofa 3 3
13 M. Ikhsanul Hakim 3 3
14 Muhammad Irvanda 3 3
15 M.Panjalu Aji Pamungkas 3 3
114
Keterangan:
Keterangan Penilaian:
1. Kurang tepat
2. Cukup tepat
3. Tepat
115
2) Hasil Belajar
Tabel 4.4 Data Tes Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siklus II
JENIS
KETERANGAN
NO KELAMIN
NAMA NILAI
Tuntas/Tidak
L P
Tuntas
1 Ahmad Zaky Fuadi Mahfudz L 91 Tuntas
2 Arsyadani Hamdan Rafi'i L 95 Tuntas
3 Bagas Bangun Hermawan L 85 Tuntas
4 Dharma Sayekti L 89 Tuntas
5 Farelza Aleyandri M. L 82 Tuntas
6 Izhar Pramana Wisnu L 90 Tuntas
7 M. Rifky Hermawan L 97 Tuntas
8 M. Rizqi Rahmadhany L 80 Tuntas
9 Muhammad Azkiya L 82 Tuntas
10 M. Candra Jaya Kususma L 77 Tuntas
11 M. Erlangga Radja s. L 85 Tuntas
12 M. Faza Mustofa L 90 Tuntas
13 M. Ikhsanul Hakim L 78 Tuntas
14 Muhammad Irvanda L 99 Tuntas
15 M.Panjalu Aji Pamungkas L 80 Tuntas
16 M. Rafli Maulana Zuhri L 90 Tuntas
17 M.Rendi Cahyana L 80 Tuntas
18 Negyzam Yunian Ikhwan L 90 Tuntas
19 Ridwan Ahmad Al-Fauzi L 80 Tuntas
116
Jumlah 2.254
Rata-rata 86.70
Tidak Tuntas 0
Keterangan:
Keterangan Penilaian:
1. Kurang baik
menjawab 8 pertanyaan.
2. Cukup baik
menjawab 11 pertanyaan.
3. Baik
117
menjawab 13 pertanyaan.
d. Refleksi (reflecting)
2. Perolehan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS sudah
1. Siklus I
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan telah diperoleh dua jenis data,
nilai tes akhir Ilmu pengetahuan Sosial. Metode yang dipilih adalah
a. Penguasaan Konsep
118
Interpretasi
Interpretasi
Nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum sepenuhnya
2. Siklus II
119
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan telah diperoleh dua jenis data,
nilai tes akhir Ilmu pengetahuan Sosial. Metode yang dipilih adalah OVJ
a. Penguasaan Konsep
Interpretasi
Penguasaan konsep sudah maksimal, karena Siswa sudah sangat tepat
Interpretasi
Nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS sudah mencapai
D. Pembahasan
1. Penguasaan Konsep
maksimal. Pada siklus I ini hanya beberapa siswa saja yang tepat
Tabel 4.10 Perbandingan Tes Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Tiap
Siklus
Siklus I Siklus II
Aspek yang Diamati
F % F %
Perolehan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata 15 Siswa 57.70 26 Siswa 100
Pelajaran IPS
penyempurnan media dan metode, maka pada siklus II, perolehan nilai
tuntas dan sudah maksimal. Hasil belajar ini sangat penting, karena untuk
sudah berhasil dengan baik atau belum.Oleh karena itu, hasil belajar ini
113
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,2013), 26.
122
terdapat kekurangan pada metode dan media yang digunakan. Hal ini
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan nilai hasil belajar yang
diskusi kelompok dengan media permainan ular tangga sudah tepat dan
sesuai dengan materi yang dipelajari. Siswa menjadi lebih aktif dan
konsep dari materi yang dipelajarinya tersebut serta nilai hasil belajar
114
Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:Rineka
Cipta,2003), 37-38.
123
pengetahuan sosial menjadi lebih mudah sehingga nilai hasil belajar siswa
menguasai materi dan hasil pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
bentuk diagram, maka profil hasil penelitian pada tabel 4.5, 4.6, dan 4.7
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
permainan ular tangga pada mata pelajaran IPS di kelas III MI Mamba'ul
88.46%.
permainan ular tangga pada mata pelajaran IPS di kelas III MI Mamba'ul
tuntas.
128
B. Saran
1. Bagi Lembaga
2. Bagi Guru
penguasaan konsep dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
terus-menerus.
belajar siswa perlu keikhlasan lahir batin khususnya dari guru itu
ular tangga.
3. Bagi Siswa
DAFTAR PUSTAKA