Anda di halaman 1dari 11

Penerapan Metode Mind ….

(Dyah Safitri) 193


PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT
DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD N BALANGAN 1
THE IMPLEMENTATION OF MIND MAPPING METHOD TO INCREASE LEARNING
INTEREST AND OUTCOMES IN SCIENCE SUBJECT FOR 5th GRADER

Oleh: Dyah Safitri, PSD/PGSD, Universitas Negeri Yogyakarta


dyahsafitri29@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPA melalui metode mind mapping pada
siswa kelas V SD Negeri Balangan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas model Kemmis & Taggart.
Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan cara observasi, skala minat, dan tes. Teknik analisis data
dilaksanakan dengan cara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Peningkatan minat dan hasil belajar IPA dengan
metode mind mapping dilaksanakan dengan cara: penyampaian materi dan diskusi klasikal, penugasan, menentukan
kata kunci, melakukan brainstorming, menentukan semua aspek dari materi, pembuatan mind map yang
didampingi guru, dan refleksi pembelajaran yang melibatkan siswa. Jumlah siswa yang mendapat skor minat
dengan kategori baik pada pra siklus adalah 10%, siklus I 55%, dan siklus II 87%. Selanjutnya, nilai rata-rata siswa
meningkat dari 60 pada pra siklus, 68 pada siklus I menjadi 75 pada siklus II. Sedangkan siswa yang memperoleh
hasil belajar memenuhi KKM pada pra siklus adalah 13%, siklus I 48%, dan siklus II 84%.

Kata kunci: minat belajar, hasil belajar IPA, mind mapping

Abstract
This research aimed to improve student’s learning interest and outcomes in science subject through mind mapping
method for 5th grader student in SDN Balangan. It was an action research based on Kemmis and Taggart model.
The collecting data technique was done by using observation, interest scale, and test. Relating to this study, the
data analysis technique executed in descriptive qualitative and quantitative. This method could increase student’s
interest by doing: materials delivering and classical discussion, assignment, choosing key word, brainstorming,
choosing all aspects from materials, creating mind map with teacher guidance, and learning reflection with
students. In pre-cycle, the amount of students who had good score was 10%, cycle I 55%, and cycle II 87%. Then,
students learning outcomes was increasing from 60 in pre-cycle, 68 in cycle I became 75 in cycle II. Meanwhile,
the students who fulfilled the standard of KKM in pre-cycle was 13%, cycle I 48&, and cycle II 84%.

Keywords: learning interest, science learning outcomes, mind mapping.

PENDAHULUAN menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha


sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
Dalam kehidupan yang serba maju,
belajar dan proses pembelajaran agar peserta
modern, dan serba canggih seperti saat ini,
didik secara aktif mengembangkan potensi
pendidikan memegang peranan penting untuk
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
menjamin kelangsungan hidup. Pendidikan
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
merupakan wahana untuk meningkatkan dan
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
Melalui penyelenggaraan pendidikan diharapkan
dan negara. Tujuan pendidikan adalah untuk
dapat mencetak manusia-manusia berkualitas
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
yang akan mendukung tercapainya sasaran
Namun, pada kenyataannya pendidikan yang
pembangunan nasional.
diselenggarakan belum mencapai tujuan seperti
Sesuai dengan undang-undang No.20
halnya dalam undang-undang.
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
194 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
Berkaitan dengan masalah tersebut, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan atau
pembelajaran IPA memiliki andil yang cukup tidak dalam pelajaran tersebut.
besar dalam pencapaian tujuan pendidikan Dari hasil observasi yang dilakukan di
nasional. Srini M. Iskandar (1997: 2) SD N Balangan 1 pada saat proses pembelajaran
menyatakan IPA secara harfiah dapat dikatakan IPA yang sedang berlangsung di kelas terlihat
sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang masih banyak siswa yang tidak memperhatikan
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di penjelasan guru. Sebagian siswa lebih memilih
alam. Sedangkan menurut Carin & Sund IPA untuk mengobrol dengan teman, mencorat-coret
(Sains) adalah suatu system untuk memahami buku tulisnya, ada juga yang melamun dan tidak
alam semesta melaui observasi dan eksperimen berkonsentrassi selama pelajaran. Pada saat kerja
yang terkontrol (Maslichah Asy’ari, 2006: 7). kelompok, beberapa siswa tidak melakukan
Lebih jauh, Usman Sumatowa (2006: 102) sesuai dengan intruksi guru. Siswa cenderung
menyatakan bahwa ilmu pengetahuan alam melakukan aktivitas lain seperti mengobrol atau
merupakan hasil kegiatan manusia berupa bermain dengan temannya. Siswa akan
pengetahuan, gagasan, dan konsep yang mengerjakan tugas kelompoknya apabila
terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh didekati oleh guru. Selain itu, masih banyak
dari pengalaman. Dalam arti khusus, IPA siswa yang tidak mau mengajukan pertanyaan
memiliki objek materi mengenai makhluk hidup, ketika guru memberikan kesempatan untuk
benda dan sifat-sifatnya, energi dan bertanya ataupun mengungkapkan pendapatnya.
perubahannya, serta bumi dan alam semesta. Dari hasil wawancara dengan guru kelas
Sejalan dengan hal tersebut, pembelajaran IPA V diketahui bahwa siswa memiliki minat belajar
perlu memperhatikan penggunaan metode yang yang rendah. Siswa kurang bersemangat dan
tepat dan efektif dalam mencapai tujuan berantusisas ketika mengikuti proses
pembelajaran. pembelajaran. Jika dilihat dari proses
Namun, dalam kenyataan pembelajaran pembelajaran yang berlangsung guru masih
IPA yang berlangsung di sekolah umumnya terlihat dominan (teacher centered),
masih bersifat tekstual atau cenderung hafalan. penyampaian materi pelajaran didominasi
Banyak guru yang dalam pembelajarannya masih dengan metode ceramah Materi yang
kurang variatif dalam menggunakan disampaikan hanya berpusat pada guru dan
menyampaikan materi. Pada umumnya, metode tekstual, sesuai dengan buku paket. Metode
yang banyak digunakan adalah ceramah. Hal konvensional yang monoton membuat proses
tersebut mengakibatkan siswa bosan terhadap pembelajaran kurang bermakna karena tidak
proses pembelajaran. Dalyono (2009: 235) menyenangkan. Pada akhir proses pembelajaran
mengemukakan cara untuk mengetahui ada siswa tidak dibimbing dan diberi kesempatan
tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat untuk mencatat materi yang telah dipelajari,
dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, sehingga siswa tidak memiliki catatan yang
lengkap. Hal tersebut dapat mengakibatkan
Penerapan Metode Mind …. (Dyah Safitri) 195
pemahaman siswa terhadap materi yang menunjang hasil belajar siswa. Metode tersebut
diajarkan tidak maksimal, sehingga ketika siswa haruslah metode yang dapat menigkatkan
mengerjakan soal ulangan hasil yang didapatkan konsentrasi dan pemahaman siswa, serta
tidak sesuai dengan harapan. menumbuhkan minat belajar siswa.
Pembelajaran IPA tidak dapat dilakukan Berdasarkan masalah tersebut, alternatif
hanya dengan metode ceramah dan kegiatan solusi yang dapat dilakukan adalah dengan
yang monoton saja. Siswa perlu belajar mengubah metode pembelajaran yang lebih
bermakna, agar dapat benar-benar memahami menarik minat siswa. Salah satu metode yang
konsep dari pelajaran IPA, tidak hanya sekedar dapat digunakan adalah metode mind mapping.
menghafal saja. Usman Samatowa (2006: 86) Menurut Buzan (2007: 4) Mind map adalah cara
menyatakan bahwa dalam belajar bermakna mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah
pengetahuan baru dikaitkan pada konsep-konsep akan memetakan pikiran-pikiran kita. Catatan
yang relevan yang sudah ada dalam struktur tersebut dibuat dengan gagasan yang saling
kognitif (otak). Apabila dalam struktur kognitif berkaitan, dengan topik utama sebagai inti yang
tidak terdapat konsep-konsep yang relevan, dihubungkan dengan subtopik dan cabang-
pengetahuan baru dipelajari secara hafalan. cabang sebagai perinciannya.
Trianto (2010: 42) menyatakan bahwa tujuan Melalui metode mind mapping siswa
pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan menguraikan satu pokok bahasan menjadi sub-
pengetahuan (kognitif), yaitu pengetahuan dasar sub pokok yang lebih terperinci dalam bentuk
dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk pemetaan sederhana. Dengan menggunakan
kehidupan sehari-hari. mind mapping siswa dapat lebih tertarik dalam
Dalam hal ini, proses pembelajaran yang mengikuti proses pembelajaran, karena dalam
menarik minat siswa sangatlah penting. Slameto pembuatannya mind mapping melibatkan
(2003: 57) menyatakan bahwa minat memiliki gambar, warna, dan simbol-simbol. Adanya
pengaruh yang besar terhadap belajar, apabila simbol-simbol dan gambar dalam cara mencatat
siswa tidak berminat dalam suatu materi yang digunakan lebih menarik perhatian siswa,
pelajaran maka siswa tidak dapat belajar dengan sehingga siswa tidak merasa bosan. Selain itu,
sebaik-baiknya. Hal tersebut tentu berpengaruh siswa juga lebih mudah berkonsentrasi dalam
terhadap hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, memahami materi yang dicatat.
pembelajaran yang dapat menarik minat siswa Menurut Windura (2013: 12) Mind Map
sangatlah penting. Salah satu cara agar proses adalah sistem belajar dan berpikir yang
pembelajaran dapat menarik minat siswa adalah menggunakan kedua belah otak, sesuai dengan
dengan menggunanakn metode pembelajaran kerja alami otak, mengeluarkan seluruh potensi
yang tepat. Metode yang digunakan harus dan kapasitas otak, mencerminkan secara
menarik dan menyenangkan agar siswa tidak internal di dalam otak saat belajar dan berpikir.
mengalami kebosanan dan dapat menerima Manfat mind map bagi siswa: mencatat,
materi dengan mudah, hal tersebut tentu dapat meringkas, mengarang, berpikir analisis, berpikir
196 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
kreatif, merencanakan jadwal, mengurai artikel 1 yang beralamatkan di dusun Balangan,
bacan, dan mengurai soal cerita. Mind map Sendangrejo, Minggir, Sleman, Yogyakarta.
adalah bentuk visual atau gambar, sehingga
mudah untuk dilihat, dibayangkan, ditelusuri, Subjek Penelitian
dibagikan kepada orang lain, dipresentasikan dan Subjek penelitian ini adalah seluruh
didiskusikan bersama. siswa kelas V di SD Negeri Balangan 1
Penggunaan metode mind mapping Kecamatan Minggir yang berjumlah 31 siswa
dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat dengan rincian 13 siswa laki-laki dan 18 siswa
meningkatkan minat siswa, karena dapat
perempuan.
membuat siswa merasa senang dan tidak bosan
dalam mengikuti pelajaran. Siswa juga lebih
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
mudah dalam menerima, memahami, mengingat,
dan memanggil informasi yang telah didapatkan. Teknik pengumpulan data yang
Hal tersebut bermanfaat ketika siswa digunakan selama penelitian berlangsung adalah
mengerjakan soal ujian, sehingga keberhasilan metode observasi yang bertujuan untuk
siswa dalam mengerjakan soal tersebut dapat mengamati kegiatan pembelajaran yang
meningkatkan hasil belajar siswa. dilakukan oleh guru dan siswa di kelas, skala
Berdasarkan latar belakang masalah untuk mengukut minat belajar siswa, dan tes
diatas, maka peneliti melakukan Penelitian hasil belajar.
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Instrumen yang digunakan untuk
Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan mendapatkan data aktivitas guru dan aktivitas
Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD siswa menggunakan lembar observasi. Instrumen
Negeri Balangan 1” yang digunakan untuk mengetahui minat belajar
menggunakan skala minat. Instrumen yang
METODE PENELITIAN digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
adalah tes hasil belajar.
Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini termasuk
dalam penelitian tindakan kelas (classroom Teknik Analisis Data

action research) model Kemmis & Taggart Data dari hasil observasi dan catatan

dengan menggunakan tiga tahapan yaitu lapangan yang terkumpul diuji secara

perencanaan, tindakan dan observasi, dan komprehensif dengan analisis data deskriptif

refleksi secara berulang atau membentuk suatu kualitatif. Pengelolaan data pada minat belajar

siklus. IPA yaitu dengan mengakumulasi skor dari


masing-masing item pertanyaan yang dijawab

Waktu dan Tempat Penelitian siswa melalui skala minat belajar IPA, kemudian

Penelitian berlangsung pada bulan Maret dikonversikan ke dalam bentuk persen.

2015 – September 2015 di SD Negeri Balangan Sedangkan hasil belajar siswa dianalalisis
Penerapan Metode Mind …. (Dyah Safitri) 197
dengan memberikan nilai dengan rentang 0-100 aspek dari materi, dan langkah-langkah membuat
kemudian mencari nilai rata-ratanya. Skor minat mind map.
dan nilai hasil belajar kemudian dikategorikan Dari hasil pengamatan aktivitas siswa
sesuai tabel berikut. dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
Tabel 1. Kategori Penilaian telah aktif dalam mengikuti kegiatan
Rentang skor Kategori pembelajaran IPA menggunakan metode mind
85 – 100 Sangat Baik
70 – 84 Baik map. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya
55 – 69 Cukup
40 – 54 Kurang
peningkatan aktifitas siswa dari siklus I ke siklus
< 40 Sangat Kurang II yaitu dari 81% menjadi 88%.
Kriteria keberhasilan dalam penelitian
yaitu ≥ 75% siswa kelas V mencapai minat Pengamatan Minat Belajar
belajar dan hasil belajar minimal pada kategori Hasil observasi yang dilaksanakan
baik dalam mata pelajaran IPA yaitu ≥ 70. berdasasrkan aspek-aspek minat belajar
digunakan untuk mendukung hasil penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil observasi minat belajar pada siklus II
menunjukkan persentase ketercapaian setiap
Aktivitas Guru
indikator yaitu, indikator antusias sebesar 91%,
Lembar observasi aktivitas guru memuat
ingin tahu 88%, perhatian 80%, partisipasi aktif
langkah-langkah pembelajaran menggunakan
78%, dan tekun 85%.
metode mind mapping seperti, penyampaian
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
materi, brainstorming, mengaitkan setiap kata
dideskripsikan bahwa ketercapaian minat belajar
kunci, menetukan seluruh aspek dari materi, dan
siswa pada semua indikator telah berada pada
langkah-langkah membuat mind map.
kategori baik. Hal ini telah membuktikan bahwa
Guru telah melakukan langkah-langkah
penerapan metode mind mapping pada
pembelajaran sesuai dengan RPP. Semua
pembelajaran IPA dapat meningkatkan minat
langkah pembelajaran yang dilaksanakan oleh
belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari
guru telah sesaui dengan lembar observasi.
ketercapaian indikator-indikator minat belajar
Ketercapaian pelaksanaan pembelajaran IPA
siswa yang mengalami peningkatan. Hasil
dengan metode mind map mengalami
observasi minat belajar siswa ini digunakan
peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari
sebagai data pendukung skala minat yang diisi
92% menjadi 96%.
oleh siswa.

Aktivitas Siswa Skala Minat Belajar


Lembar observasi aktivitas siswa memuat Minat belajar siswa kelas V dapat
langkah-langkah pembelajaran menggunakan diketahui dengan menggunakan instrumen dalam
metode mind mapping seperti, perhatian siswa bentuk skala minat yang telah divalidasi
saat penyampaian materi, brainstorming, kemudian digunakan untuk pengambilan data.
mengaitkan setiap kata kunci, menetukan seluruh Skala minat diberikan kepada siswa kelas V SD
198 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
Negeri Balangan 1 Kecamatan Minggir melalui berjumlah 24 siswa, dan siswa yang memiliki
3 tahap yaitu pada saat pra Siklus, setelah Siklus minat belajar sangat baik berjumlah 3 siswa.
I dan setelah Siklus II. Adapun ketercapaian minat per indikator pada
Di dalam skala minat belajar tersebut penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
dikategorikan menjadi lima aspek sebagai Tabel 3. Pembandingan Skala Minat Belajar IPA
Siswa dengan Metode Mind Mapping
berikut: Persentase Skala Minat (%)
Aspek yang
1) Antusias No.
Diamati
Pratin-
Siklus I Siklus II
dakan
Meliputi rasa senang ketika belajar IPA, 1. Antusias 57% 76% 82%
melakukan instruksi guru. Rasa Ingin
2. 49% 61% 80%
Tahu
2) Rasa ingin tahu Partisipasi
3. 61% 74% 80%
Meliputi tanya jawab dengan guru atau teman Siswa
4. Perhatian 50% 63% 72%
dan mencari informasi/ sumber belajar dari 5. Tekun 59% 75% 81%
internet, buku atau media lain. Persentase Rata-
55% 70% 79%
rata
3) Perhatian Kategori Cukup Baik Baik
Meliputi memperhatikan penjelasan dari guru Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
atau teman. bahwa minat belajar siswa setelah diterapkan
4) Partisipasi aktif metode mind mapping meningkat pada setiap
Meliputi aktivitas siswa terhadap kegiatan siklus. Persentase rata-rata pada saat pra siklus
pembelajaran IPA dan menyampaikan adalah 55% dengan kategori cukup, pada siklus I
gagasan/ ide. sebesar 70% dengan kategori baik dan siklus II
5) Tekun sebesar 79% dengan kategori baik. Dengan
Meliputi usaha keras dari siswa untuk demikian indikator keberhasilan minat belajar
menjawab pertanyaan dan mempersiapkan telah tercapai. Peningkatan minat belajar siswa
peralatan untuk belajar. tersebut dapat dilihat secara lebih jelas pada
Berikut ini disajikan tabel perbandingan diagram berikut ini.
skor minat belajar siklus I dan siklus II
berdasarkan pengkategorian minat belajar.
Tabel 2. Perbandingan Skor Minat Belajar Pra
Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Jumlah Siswa
Skor Kategori Pra Siklus Siklus
Siklus I II
85 ‒ 100 Sangat Baik 0 0 3
70 ‒ 84 Baik 3 17 24
55 ‒ 69 Cukup 12 13 4
40 ‒ 54 Kurang 16 1 0 Gambar 1. Pembandingan Skala Minat Belajar
<40 Sangat Kurang 0 0 0 IPA Siswa Kelas V
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui
Hasil Belajar IPA
bahwa siswa yang memiliki minat belajar pada
Hasil belajar IPA diukur dengan soal tes
kategori cukup berjumlah 4 siswa, siswa yang
evaluasi yang dikerjakan oleh siswa. Soal
memiliki minat belajar pada kategori baik
Penerapan Metode Mind …. (Dyah Safitri) 199
evaluasi diberikan setiap akhir siklus. Soal yang belajar siswa pada penelitian ini telah memenuhi
dikerjakan siswa sejumlah 15 butir yang terdiri kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu ≥
dari 10 butir soal pilihan ganda dan 5 soal 75% siswa kelas V mencapai minat belajar dan
uraian. Hasil belajar IPA siswa pada penelitian hasil belajar minimal pada kategori baik (70)
ini dapat dilihat pada tabel berikut. dalam mata pelajaran IPA. Apabila disajikan
Tabel 4. Perbandingan Nilai rata-rata, Tertinggi, dalam bentuk diagram maka hasilnya sebagai
dan Terendah
berikut.
Pra
Aspek Siklus I Siklus II
Siklus
Nilai Rata-rata 60 68 75
Nilai tertinggi 85 86 93
Nilai Terendah 30 46 56
Dari tabel 18, dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata yang hasil belajar siswa kelas V adalah
75. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada
siklus I adalah 93 dan nilai terendah yang
diperoleh siswa adalah 56. Apabila disajikan
dalam bentuk diagram hasilnya sebagai berikut. Gambar 3. Perbandingan Hasil Belajar Siswa
yang memenuhi Standar KKM.

Pembahasan
Tindakan yang dilaksanakan peneliti
telah terlaksanan dengan baik dan sesuai dengan
tujuan karena minat belajar siswa dan hasil
belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan
dari tiap siklus. Tindakan penelitian ini
dilakukan dalam dua siklus, pada siklus I terdiri
Gambar 2. Nilai rata-rata, Tertinggi, dan
Terendah dari tiga pertemuan dan siklus II terdiri dari tiga
Sedangkan jumlah siswa yang telah
pertemuan.
memenuhi KKM disajikan pada tabel berikut.
Dari hasil skala minat, terlihat bahwa
Tabel 5. Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang
skor terendah terdapat pada indikator kedua
Memenuhi Standar KKM
Persentase yaitu rasa ingin tahu. Siswa enggan mengajukan
Aspek
Pra Siklus Siklus I Siklus II pertanyaan mengenai materi pelajaran, siswa
Nilai di atas
13% 48% 84% juga tidak mencari tahu materi yang sedang
KKM (≥70)
Nilai di bawah
87% 52% 16% diajarkan oleh guru dalam buku pelajaran. Pada
KKM (<70)
Jumlah 100% 100% 100% indikator tersebut juga terjadi peningkatan yang
Dari tabel 5, diketahui bahwa siswa yang signifikan. Dari hasil pengamatan pada siklus I
memperoleh nilai memenuhi standar KKM ketercapaian indikator rasa ingin tahu siswa telah
adalah 26 anak atau 84%. Siswa yang
menigkat, kemudian lebih meningkat di siklus II.
memperoleh belum memenui standar KKM
Hal tersebut dibuktikan dengan bertambahnya
adalah 5 anak atau 16%. Dengan demikian, hasil
siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai
200 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
hal-hal yang belum diketahui mengenai materi ide yang dimiliki, meskipun ada siswa yang
pelajaran. Siswa mengajukan pertanyaan kepada masih kebingungan dalam membuat mind map.
guru agar siswa dapat memahami materi, karena Selain itu siswa juga terlihat aktif bertanya
saat membuat mind map siswa dituntut untuk mengenai hal-hal yang belum diketahui. Siswa
memahami gagasan yang dituangkan dalam juga menjadi lebih aktif saat guru melakukan
kertas. Hal tersebut sesuai dengan yang brainstorming mengenai materi yang dipelajari,
dikemukakan oleh Buzan (2007: 13) bahwa siswa akan mengungkapkan hal-hal yang
dengan mind map semakin banyak materi yang diketahui dengan besemangat. Hal tersebut
diketahui atau dipelajari maka akan semakin sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
mudah belajar dan mengetahui lebih banyak. Slameto (2003: 58) bahwa, minat yang dimiliki
Peningkatan pada minat belajar IPA siswa akan dimanifestasikan melalui partisipasi
terlihat dari meningkatnya indikator minat yang pada aktivitas dan kegiatan.
pertama yaitu antusiasme siswa ketika mengikuti Pada siklus II siswa diminta untuk
pelajaran IPA. Selama mengikuti pembelajara membuat mind map mengenai “Hubungan
terlihat bahwa siswa menjadi lebih tertarik dan Makan dengan Kesehatan”. Siswa dapat
senang, terutama ketika siswa mulai berkreasi membuat mind map dengan lebih baik. Selain itu
untuk membuat mind map. Siswa bebas kendala-kendala yang dialami pada siklus I dapat
menyalurkan kreatifitasnya dalam membuat diperbaiki pada siklus II. Misalnya, kendala pada
mind map, serta penggunaan warna dan gambar siswa yang masih bingung saat membuat mind
yang sangat menarik bagi siswa. Hal ini map dapat diatasi dengan cara guru berkeliling
membuktikan bahwa metode mind mapping kelas dan membimbing siswa yang belum paham
dapat menambah antusiasme siswa selama satu persatu. Pada siklus II peneliti membagikan
mengikuti pelajaran. Sesuai dengan teori yang leaflet sebagai salah satu sumber pembelajaran
dikemukakan oleh Winkel (2004: 212) bahwa yang dapat digunakan siswa. Hal tersebut
minat adalah suatu kecenderungan individu yang sebagai upaya agar siswa lebih mudah
menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi memahami penjelasan materi dari guru, dan
atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang siswa dapat terpancing untuk menanyakan hal-
mempelajari materi itu. Lebih lanjut, Bobbi hal yang belum diketahui. Dalam leaflet tersebut
DePorter (2003: 172) bahwa salah satu manfaat juga terdapat contoh mind map, yang dapat
mind map yaitu menyenangkan, karena dalam digunakan siswa sebagai contoh pembuatan mind
membuat peta pikiran, imajinasi dan kreativitas map. Pada refleksi akhir diketahui bahwa siswa
yang tidak terbatas menjadikan pembuatan serta merasa senang dengan diterapkannya metode
peninjauan ulang catatan lebih menyenangkan. mind mapping dalam pembelajaran IPA. Karena
Pada siklus I siswa diminta untuk pada pembelajaran dengan metode mind
membuat mind map mengenai “Alat Pencernaan mapping siswa tidak hanya mendengarkan
Manusia”. Siswa terlihat senang dan aktif saat ceramah dan mencatat penjelasan guru begitu
membuat mind map dengan mengkreasikan ide- saja, namun siswa dapat menuangkan ide atau
Penerapan Metode Mind …. (Dyah Safitri) 201
gagasan dalam bentuk gambar dan penuh warna. dipelajari. Dengan menerapkan metode mind
Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan mapping siswa lebih memperhatikan materi yang
metode mind mapping dapat meningkatkan dijelaskan oleh guru, terutama saat guru
minat belajar siswa. Sejalan dengan itu, Dalyono membimbing siswa untuk menentukan kata kuci
(2009: 57) mengungkapkan bahwa minat belajar dari setiap materi dan menentukan semua aspek
yang tinggi cenderung menghasilkan prestasi dari materi yang akan dibuat mind map.
belajar yang tinggi. Secara keseluruhan hasil belajar IPA
Hasil belajar tertingi yang diperoleh siswa dari pra siklus hingga siklus II mengalami
siswa akhir siklus II adalah 93 sedangkan hasil peningkatan, dengan persentase siswa yang
terendah yang diperoleh adalah 56. Dilihat dari memenuhi standar KKM pada pra siklus sebesar
hasil pengamatan, siswa yang memperoleh hasil 13% menjadi 84% pada siklus II. Hasil belajar
belajar yang tinggi dapat mengikuti kegiatan pada penelitian ini adalah hasil belajar kognitif.
pembelajaran dengan baik. Siswa tersebut Patta Bundu (2006: 18) mengemukakan bahwa
terlihat lebih antusias, lebih banyak bertanya hasil belajar kognitif IPA adalah hal-hal yang
mengenai materi pelajaran, memperhatikan berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, dan
penjelasan dari guru, dan melaksanakan perintah keterampilan intelektual lainnya. Metode mind
dari guru dengan sungguh-sungguh. Sedangkan mapping merupakan salah satu metode yang
siswa yang memperoleh hasil belajar yang dapat meningkatkan pemahaman dan ingatan
rendah cenderung kurang antusias saat mengikuti siswa terhadap materi pelajaran. Sesuai teori
kegiatan pembelajaran. Siswa tersebut lebih yang dikemukakan Bobbi DePorter (2003: 172)
sering bermain sendiri atau mengobrol dengan bahwa mind mapping dapat memusatkan
teman saat guru menjelaskan materi, sehingga perhatian dan meningkatkan pemahaman siswa
siswa kurang memperhatikan penjelasan dari terhadap materi yang disampaiakan guru.
guru dan tidak melaksanakan perintah dari guru Dengan terpusatnya perhatian siswa, maka siswa
dengan segera. Siswa tersebut juga terlihat acuh akan lebih mudah memahami materi yang
saat guru memberi kesempatan untuk bertanya. disampaikan oleh guru.
Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada hasil Dari pemaparan di atas, dinyatakan
belajar yang diperoleh siswa. Karena siswa yang bahwa hipotesis penerapan metode mind
kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan mapping dapat meningkatkan minat dan hasil
tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Balangan 1
baik menyebabkan kurangnya pemahaman siswa dapat diterima. Peningkatan minat dan hasil
terhadap materi pelajaran, terlebih siswa tidak belajar IPA dengan metode mind mapping
mau menanyakan materi yang belum dipahami. dilaksanakan dengan cara: penyampaian materi
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dan diskusi klasikal, penugasan, menentukan
disampaiakan oleh Michael Michalko (Buzan, kata kunci dari setiap materi yang akan dibuat
2007: 6) bahwa mind map dapat memusatkan mind map bersama siswa, melakukan
perhatian pada pokok bahasan yang sedang brainstorming, menentukan semua aspek dari
202 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
materi yang akan dibuat mind map bersama siklus I, jumlah siswa yang mendapat nilai
siswa, pembuatan mind map yang didampingi dengan kategori baik adalah 17 anak atau 55%.
guru, dan refleksi pembelajaran yang melibatkan Sedangkan pada siklus II, jumlah siswa yang
siswa di akhir kegiatan. mendapat nilai dengan kategori baik adalah 27
anak atau 87%. Nilai rata-rata hasil belajar siswa
pada pra siklus adalah 60 meningkat menjadi 68
SIMPULAN DAN SARAN
pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 75
Simpulan pada siklus II. Selanjutnya, data hasil belajar IPA
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada pra tindakan, jumlah siswa yang mencapai
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode KKM adalah 4 anak atau 13%. Pada siklus I,
mind map dapat meningkatkan minat belajar dan jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 15
hasil belajar IPA siswa kelas V SD Balangan 1. anak atau 48%. Pada siklus II, jumlah anak yang
Pada siklus I terjadi peningkatan minat dan hasil mencapai KKM adalah 26 anak atau 84%.
belajar setelah dilakukan tindakan seperti
Saran
penyampaian materi dan diskusi klasikal,
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
penugasan, menentukan kata kunci dari setiap
yang telah dikemukakan di atas, maka terdapat
materi yang akan dibuat mind map bersama
beberapa saran untuk guru agar dapat
siswa, melakukan brainstorming, menentukan
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
semua aspek dari materi yang akan dibuat mind
agar siswa dapat memahami materi pelajaran
map bersama siswa, pembuatan mind map, dan
dengan baik, serta metode mind mapping dapat
refleksi pembelajaran yang melibatkan siswa di
digunakan sebagai salah satu metode
akhir kegiatan. Dari siklus I ke siklus II, minat
pembelajaran IPA di kelas.
dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan
setelah dilakukan perbaikan pada tindakan.
Perbaikan yang dilakukan yaitu penyampaian DAFTAR PUSTAKA
materi dan diskusi klasikal yang disertai leaflet, Bobbi DePorter. (2006). Quantum Learning:
Membiasakan Belajar Nyaman dan
menunjuk salah satu siswa untuk menjadi ketua Menyenangkan. (Alih Bahasa: Alwiyah
saat penugasan kelompok, melakukan Abdurrachman). Bandung: Kaifa.
Hendro Darmodjo dan Jenny R.E Kaligis.
brainstorming, menentukan semua aspek dari (1992). Pendidikan IPA 2. Jakarta:
materi yang akan dibuat mind map bersama Depdiknas.
M. Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan.
siswa, dan pembuatan mind map yang Jakarta: Rineka Cipta.
didampingi oleh guru (berkeliling). Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan
Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Peningkatan minat dan hasil belajar IPA Pembelajaran Sains- SD. Jakarta:
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata Depdiknas.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang
minat dan hasil belajar siswa. Pada pra siklus, Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
jumlah siswa yang mendapat skor minat dengan Srini M. Iskandar. (1997). Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
katergori baik adalah 3 anak atau 10%. Pada Depdiknas.
Penerapan Metode Mind …. (Dyah Safitri) 203
Tony Buzan. (2007). Buku Pintar Mind Map.
Jakarta: Gramedia.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu.
Jakarta: Bumi Aksara.
Usman Samatowa. (2011). Pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Windura S. (2013). 1st Mind Map Untuk Siswa,
Guru, dan Orang Tua. Jakarta: Elex Media
Kompetindo.

Anda mungkin juga menyukai