Anda di halaman 1dari 11

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL


THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR IPA SISWA KELAS III SEMESTER GENAP SDN 1
TEGAL BADENG TIMUR KECAMATAN NEGARA KABUPATEN
JEMBRANA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Ni Komang Tri Ernawati1, I Nyoman Murda2, Ni Wayan Rati3


123
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja

e-mail: triernawati431@yahoo.com1,
Nyomanmurda@yahoo.co.id2,niwayan_rati@yahoo.com3

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui peningkatan motivasi siswa setelah
diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing pada pembelajaran IPA, (2)
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model
pembelajaran Snowball Throwing pada pembelajaran IPA. Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas III SD Negeri 1 Tegal Badeng Timur Kecamatan Negara Kabupaten
Jembrana dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang dan objek penelitiannya
adalah motivasi dan hasil belajar IPA. Data motivasi dikumpulkan melalui lembar
kuesioner. Metode yang di gunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar
menggunakan metode tes berupa tes hasil belajar. Data yang sudah terkumpul
dianalisis dengan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif untuk mencari rata-
rata kelas dan persentase tingkat hasil belajar.Peningkatan motivasi pada siklus I
sebesar 69,62%dan pada siklus II sebesar 88,96% atau dengan kata lain terjadi
peningkatan sebesar 19,62% termasuk dalam katagori termotivasi. Hasil belajar
siswa pada siklus I sebesar 67,03% dan pada siklus II sebesar 81,11%. Berarti
telah terjadi peningkatan hasil belajar IPA sebesar 14,08%dalam pedoman PAP
skala 5 termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan data tersebut penerapan
model pembelajaran Snowball Throwing pada pembelajaran IPA dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA.

Kata-kata kunci: model pembelajaran Snowball Throwing, IPA, motivasi, hasil


belajar.

ABSTRACT
This study aims (1) to determine the increase of students'’ motivation after the
implementation of Snowball Throwing learing model in naturalscience learning, (2)
to increase students’ learning outcomes after the implementation of Snowball
Throwing learning model in naturalscience learning.This classroom action research
conducted in two cycles, the subjects in this study is the third grade students of SD
Negeri 1 Tegal Badeng Timur, Negara district, Jembrana regency by the number of
students as many as 27 students and the objects of this study are the motivation
and the natural sience learning outcomes.Data were collected through
questionnaire. The method which used to collect learning outcomes was using test
method such as test of learning outcomes. The data was analyzed by
descriptivequantitative statisticaly for finding the average grade and percentage

1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

levels of learning outcomes.Increased motivation in the first cycle was 69.62% and
the second cycle was 88.96% or in other words it had increased 19.62% included
in the motivated category. The students leaning outcomes in the first cycle was
67.03% and the second cycle was 81.11%. It Mean there has been an increase
learning outcomes for 14.08% in 5 scale PAP guidelines included in the high
category. Based on the data the implementation of Snowball Throwing learning
model on natual science learning can improve students’ motivation and learning
outcomes.

Key words: Snowball Throwing learning model, natural sience, motivation, learning
outcomes.

PENDAHULUAN yakni perubahan tingkah laku dan sikap


Pendidikan merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang
penting yang dilakukan oleh hampir dalam usahanya mendewasakan
semua orang dari lapisan masyarakat. manusia lewat pembelajaran.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Menurut Rahadi (2014:3) “belajar
Pendidikan adalah usaha sadar dan merupakan kegiatan yang terjadi pada
terencana untuk menunjukan suasana semua orang tanpa mengenal batas
belajar dan proses pembelajaran agar usia, dan berlangsung seumur hidup”.
peserta didik secara aktif Salah satu pertanda bahwa seseorang
mengembangkan potensi dirinya untuk telah belajar adalah adanya perubahan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, tingkah laku dalam dirinya. Perubahan
pengendalian diri kepribadian tingkah laku tersebut menyangkut baik
kecerdasan, akhlak mulia serta perubahan yang bersifat pengetahuan
keterampilan yang diperlukan dirinya, (kognitif) dan keterampilan (psikomotor)
masyarakat, bangsa, dan maupun yang menyangkut nilai dan
negara.Pendidikan bertujuan sikap (afektif).
membangun dan mengembangkan Upaya untuk meningkatkan mutu
potensi peserta didik sehingga menjadi pendididkan merupakan hal yang harus
manusia yang berkualitas. Peran dilakukan secara kontinu dan
pendidikan sangat penting untuk menyeluruh meliputi semua aspek, baik
menciptakan kehidupan yang cerdas, aspek pengetahuan, keterampilan,
damai terbuka, dan demokratis. sikap, kualitas guru, sarana prasarana
Tujuan pendidikan nasional telah pembelajaran maupun penerapan
diatur dalam UU No.20 tahun 2003 terhadap model, strategi, pendekatan,
tentang sisdikbus pasal 3 menyatakan metode pengajaran maupun teknik
bahwa pendidikan nasional bertujuan pembelajaran. Guru sebagai pengelola
untuk perkembangan potensi peserta pendidikan harus dapat mengupayakan
didik agar menjadi manusia yang agar terjadi interaksi antara siswa
beriman dan bertakwa kepada Tuhan dengan komponen-komponen lainnya
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, secara optimal melalui beragam model
sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, pengajaran dan menyesuaikannya
dan menjadi warga negara yang dengan sasaran dan tujuan
demokratis serta bertanggung jawab. pembelajaran. Model adalah cara yang
Oleh karena itu, pembaharuan dalam digunakan untuk mengimplementasikan
bidang pendidikan harus selalu rencana yang sudah disusun dalam
dilakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan nyata agar tujuan yang telah
pendidikan sesuai dengan tujuan disusun secara optimal dapat tercapai.
pendidikan nasional. Dalam Kemampuan guru dalam
mewujudkan tujuan tersebut perlu memahami dan melaksanakan model
adanya peningkatan kualitas dan mutu pembelajaran sangat berpengaruh
pendidikan. Maka definisi pendidikan terhadap hasil yang dicapai. Ketidak

2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

tepatan menggunakan suatu model pada pembelajaran IPA akan


dapat menimbulkan kebosanan, kurang merasakan bahwa pembelajaran IPA
dipahami dan monoton sehingga itu menyenangkan sehingga siswa
mengakibatkan sikap yang acuh akan antusias mengenai bagaimana
terhadap pelajaran. Hal ini dialami pelajaran IPA berimbas pada
dalam pembelajaran IPA di SDN 1 pengalaman kesehariannya.
Tegal Badeng Timur. Berdasarkan wawancara yang
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan terkait dengan
telah dilakukan di SDN 1 Tegal Badeng pembelajaran IPA siswa kelas III SDN 1
Timur pada tanggal 9 November 2015 Tegal Badeng Timur dengan guru
tampaknya pembelajaran IPA masih kelas, terdapat beberapa masalah-
didominasi dengan penggunaan masalah yang ditemukan seperti
metode ceramah, membaca buku, dan kurangnya motivasi siswa dalam
mencatat apa yang di sampaikan oleh mengikuti pembelajaran dan hasil
guru. Sehingga siswa hanya lain-lain belajar siswa yang masih rendah.
(tidak memperhatikan) dalam mengikuti Untuk mengetahui kurangnya motivasi
pelajaran akibat metode yang siswa dilihat pada saat guru mengajar
digunakan guru kurang menarik. dengan menggunakan metode
Penggunaan metode yang tidak sesuai ceramah, siswa membaca buku dan
akan menghambat pembelajaran dan mencatat apa yang di sampaikan guru
tujuan yang akan dicapai dalam sehingga anak menjadi bosan dan
pelajaran IPA. Kurang tepatnya kurang termotivasi dalam mengikuti
pemilihan metode mengajar oleh guru pelajaran dan hal tersebut dapat
akan mempengaruhi hasil belajar yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
dicapai oleh siswa. Selain metode Melalui pencatatan dokumen
mengajar hal lain yang juga sangat diperoleh data hasil belajar bahwa rata-
mempengaruhi adalah rendahnya rata nilai ulangan harian siswa yang
motivasi siswa dalam pembelajaran telah dilaksanakan sebelum
IPA. Rendahnya motivasi siswa terlihat dilakukanya penelitian yaitu sebesar
pada saat siswa mengikuti 58,72. Jika di persentasekan, maka
pembelajaran di kelas seperti siswa rata-rata tersebut adalah 58,72%,
tidak mau menjawab pertanyaan yang berada pada katagori rendeh. Selain
di berikan oleh guru, siswa hanya diam hasil dari pencatatan dokumen
saat ditanya oleh gurunya, siswa hanya rendahnya hasil belajar juga terlihat
bermain-main saat mengikuti dari keseharian siswa yang kurang aktif
pembelajaran. dalam mengikuti pembelajaran baik
Pembelajaran IPA tidak hanya dalam bertanya, menjawab, dan tidak
penentuan dan penguasaan materi, mau mencari informasi mengenai
tetapi aspek apa dari IPA yang perlu materi yang diajarkan pada sumber-
diajarkan dan dengan cara bagaimana, sumber lainnya. Selain itu, disebabkan
supaya siswa dapat memahami konsep oleh metode yang digunakan oleh guru
yang dipelajari dengan baik dan dalam penyampaian materi pelajaran
terampil. Sehingga mampu yang kurang menarik. Metode yang
mengaplikasikan secara logis konsep digunakan guru seperti metode
tersebut pada situasi lain yang relevan ceramah, dan mencatat apa yang
dengan pengalaman kesehariannya. disampaikan oleh guru.
Minat siswa pada pembelajaran IPA Dalam mengantisipasi masalah
juga penting untuk belajar IPA yang siswa yang mengikuti pembelajaran
efektif, terutama untuk dengan bermain-main maka perlu
mengembangkan rasa percaya diri dicarikan solusi untuk dapat
dalam berpendapat, beralasan, dan meningkatkan motivasi dan hasil
menentukan cara untuk mencari tahu belajar siswa kelas III SDN 1 Tegal
jawabannya. Siswa yang berminat Badeng Timurbaik menyangkut

3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

pemilihan model pembelajaran yang penelitian yang bersifat reflektif dengan


berkaitan dengan permaianan maupun melakukan tindakan-tindakan tertentu
media pembelajaran yang dapat agar dapat memperbaiki dan
memacu semangat setiap siswa secara meningkatkan praktek-praktek
aktif ikut terlibat dalam pengalaman pembelajaran di kelas secara lebih
belajarnya. profesional.
Dilihat dari berbagai masalah Pelaksanaan penelitian
yang terdapat di SDN 1 Tegal Badeng berlangsung dalam dua siklus. Setiap
Timur maka, perbaikan yang dapat siklus terdiri dari 3 (tiga) kali pertemuan
dilakukan adalah menerapkan yaitu 2 (dua) kali pembelajaran dan 1
pembelajaran Snowball Throwing. (satu) kali tes akhir. Penelitian tindakan
Menurut Kurniasih dan Sani (2015:77), kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus
“model pembelajaran Snowball berulang dan berkelanjutan yang di
Throwing “bola salju bergulir” dalamnya terdapat empat tahap utama
merupakan model pembelajaran kegiatan yaitu perencanaan, tindakan,
dengan menggunakan bola pertanyaan observasi/evaluasi dan refleksi.
dari kertas yang digulung bulat Pelaksanaan penelitian berlangsung
berbentuk bola kemudian dilemparkan dalam dua siklus. Alur tahapan
secara bergiliran diantara sesama penelitian tindakan kelas yang
anggota kelompok”. Model ini dapat dilaksanakan dapat dilihat pada
memberikan kesempatan yang lebih Gambar 1.
banyak pada siswa untuk bertanya,
menjawab, dan saling membantu dan Perencanaan
berinteraksi dengan teman. Model ini
dipilih karena diwujudkan dalam bentuk
sebuah permainan yang menggunakan Refleksi Siklus I Tindakan
bola pertanyaan dari kertas yang
digulung berbentuk bola kemudian
Observasi/Evaluasi
dilemparkan secara bergiliran. Proses
pembelajaran ini akan menjadikan
suasana yang lebih menarik. Perencanaan berikutnya
Berdasarkan uraian di atas,
maka perlu dibuktikan peningkatan
motivasi dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPA akibat dari Perbaikan perencanaan
penerapan model pembelajaran
Snowball Throwing. Untuk itu dilakukan
Refleksi Siklus II Tindakan
penelitian tentang model pembelajaran
Snowball Throwing untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa. Observasi/Evaluasi
Dengan demikian, judul penelitian ini
adalah “Penerapan Model
Pembelajaran Snowball Throwing untuk Arikunto, dkk (2012:16)
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Gambar 1 Model Penelitian Tindakan
Belajar IPA Siswa Kelas III Semester Kelas (PTK)
Genap SDN 1 Tegal Badeng Timur
Kecamatan Negara, Kabupaten Tahapan tindakan siklus dijelaskan
Jembrana Tahun Pelajaran 2015/2016”. sebagai berikut.
1. Tahap Perencanaan
METODE PENELITIAN Perencanaan tidakan kelas yang
Jenis penelitian yang digunakan dilakukan meliputi kegiatan sebagai
adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas berikut: (a) Permohonan ijin kepada
(PTK). PTK sebagai suatu bentuk kepala sekolah SDN 1 Tegal Badeng

4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Timur dan guru kelas, besrta guru- Pada akhir siklus dilakukan refleksi
guru kelas lainnya sebagai mitra terhadap pelaksanaan pembelajaran
penelitian, (b) Mengadakan selama proses pembelajaran
observasi awal untuk mengetahui berlangsung. Refleksi dilakukan
masalah-masalah yang dialamai berdasarkan hasil observasi/evaluasi
siswa di kelas III SDN 1 Tegal selama proses pembelajaran
Badeng Timur, (c) Menyusun dilakukan. Tahap refleksi ini yang
rencana pelaksanaan pembelajaran dikaji adalah kekurangan-kekurangn
(RPP) dengan model pembelajaran dan hambatan-hambatan yang
Snowball Trowing pada mata dialami dari tindakan yang telah
pelajaran IPA kelas III di SDN 1 diberikan untuk dijadikan
Tegal Badeng Timur, (d) pertimbangan dalam merencanakan
Menentukan media yang akan dan melaksanakan tindakan pada
digunakan dalam proses siklus berikutnya.
pembelajaran di kelas III SDN 1 Data dalam penelitian ini
Tegal Badeng Timur, (e) dikumpulkan dengan menggunakan
Menyiapkan instrument dua metode yaitu: a) metode kuesioner
pengumpulan data untuk digunakan untuk pengumpulan data motivasi yang
dalam pelaksanaan tindakan kelas. terdiri dari 10 pertanyaan, dan b)
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan metode tes berupa tes hasil belajar
Dalam memperbaiki kualitas untuk pengumpulan data hasil belajar
pembelajaran di kelas diterapkan yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda
alternatif tidakan kelas sesuai .Dalam tindakan kelas digunakan teknik
dengan rencana pelaksanaan analisis statistik deskriptif. Analisis
pembelajaran (RPP) yang statistik deskriptif adalah suatu cara
disesuaikan dengan sintaks model pengolahan data yang dilakukan
pembelajaran Snowball Throwing dengan cara menerapkan rumus-rumus
pada mata pelajaran IPA. Tindakan statistik deskriptif untuk
ini diharapkan dapat meningkatkan menggambarkan suatu objek/variable
motivasi dan hasil belajar IPA siswa tertentu sehingga diperoleh kesimpulan
kelas III SDN 1 Tegal Badeng Timur. umum (Agung, 2014:110). Tujuannya
3. Tahap Observasi/Evaluasi adalah untuk menentukan tingkatan
Observasi/Evaluasi yang dilakukan tinggi rendahnya motivasi dan hasil
untuk melihat dan menilai kegiatan belajar IPA yang dikonversikan ke
kolaboratif yang dilakukan serta dalam (PAP) skala lima.
melihat dan menilai kegiatan yang Untuk mengetahui tingkat
dilakukan oleh siawa selama proses pencapaian motivasi dan hasil belajar
pembelajaran berlangsung.Adapun digunakan pedoman konvensi PAP skla
hal-hal yang diamati adalah kegiatan lima pada Tabel 1 sebagai berikut.
guru yang dilakukan pada saat
pelajaran berlangsung, kegiatan Tabel 1 Pedoman Konvensi PAP
yang dilakukan oleh siswa pada saat Skala Lima motivasi dan hasil belajar
diskusi, menerima materi yang dalam Mata Pelajaran IPA
disampaikan oleh ketua kelompok Persentase Kriteria Kriteria
maupun saat menjawab pertanyaan Penguasaan Motivasi Hasil
yang dilemparkan oleh siswa yang belajar belajar
lainnya, mengamati hambatan- 90-100 Sangat Sangat
hambatan yang dihadapi oleh siswa termotivasi Tinggi
selama pembelajaran berlangsung, 80-89 Termotivasi Tinggi
mengevaluasi tindakan siswa 65-79 Cukup Sedang
berdasarkan tes yang telah Termotivasi
dilakukan pada akhir siklus. 55-64 Kurang Rendah
4. Tahap Refleksi

5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Termotivasi kelas III SDN 1 Tegal Badeng Timur,


0-54 Sangat Sangat Kecamatan Negara, Kabupaten
kurang rendah Jembrana pada siklus I adalah
Termotivasi “termotivasi”.Hal tersebut menunjukkan
telah terjadi peningkatan motivasi
Kriteria yang digunakan untuk belajar IPA sebesar 19,34%.
menentukan tingkat keberhasilan Kemudian, data hasil belajar
adalah terjadinya perubahan atau siswa yang telah terkumpul selanjutnya
peningkatan motivasi belajar siswa dianalisis menggunakan metode
mencapai 80-89% dengan kategori analisis statistik deskriptif dengan
termotivasi dan peningkatan hasil menghitung mean (M) dan untuk
belajar IPA mencapai nilai rata-rata menentukan persentase tingkat
sesuai dengan standar ketuntasan motivasi belajar siswa dilakukan
yang ditetapkan yaitu sebesar 71,00. dengan cara menghitung (M%) serta,
Tindakan dapat dikatakan berhasil membandingkan dengan lima kreteria
apabila peningkatan hasil belajar PAP skala lima sehingga diperoleh
mencapai predikat minimal sedang. simpulan: sangat tinggi/ tinggi/ sedang/
rendah/ sangat rendah.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data rata-
HASIL rata persen hasil belajar IPA pada
Data hasil motivasi siswa yang siklus I adalah 67,03%. Hasil ini
telah terkumpul selanjutnya dianalisis dibandingkan dengan kriteria PAP
menggunakan metode analisis statistik skala 5 berada pada interval 65-79.
deskriptif dengan menghitung mean (M) Jadi hasil belajar IPA siswa kela III
dan untuk menentukan persentase SDN 1 Tegal Badeng Timur,
tingkat motivasi belajar siswa dilakukan Kecamatan Negara, Kabupaten
dengan cara menghitung (M%) serta, Jembran pada siklus I adalah “sedang”.
membandingkan dengan lima kreteria Angka rata-rata persen pada tes akhir
PAP skala lima sehingga diperoleh siklus II adalah 81,11%. Hasil ini
simpulan: sangat termotivasi/ dibandingkan dengan kriteria PAP
termotivasi/ cukup termotivasi/ kurang skala 5 berada pada interval 80-89.
termotivasi/ sangat kurang Jadi hasil belajar IPA siswa kelas III
termotivasi.Berdasarkan analisis data SDN 1 Tegal Badeng Timur,
rata-rata persen motivasi belajae IPA Kecamatan Negara, Kabupaten
pada siklus I adalah 69,62%. Jembran pada siklus II adalah katagori
Hasil ini dibandingkan dengan “tinggi”.
kriteria PAP skala 5 berada pada Berdasarkan analisis di atas,
interval 65-79. Jadi motivasi siswa dapat disimpulkan bahwa terjadi
kelas III SDN 1 Tegal Badeng Timur, peningkatan hasil belajar IPA dari siklus
Kecamatan Negara, Kabupaten I ke siklus II sebesar 14,08%.Adapun
Jembrana pada siklus I adalah “cukup rekapitulasi hasil peningkatan motivasi
termotivasi”. Angka rata-rata persen belajar IPA siswa kelas III dan hasil
motivasi siswa pada siklus II adalah belajar siswa kelas III semester II SDN
88,96%. Hasil ini dibandingkan dengan Tegal Badeng Timur tahun pelajaran
kriteria PAP skala 5 berada pada 2015/2016 dapat dilihat pada Tabel 2
interval 80-89. Jadi motivasi siswa berikut.

Tabel 2 Rekapitulasi Peningkatan Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas V dan Hasil
Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II
No Jenis Data Siklus I Siklus II Peningkatan
1 Motivasi Belajar Siswa 69,62% 88,96% 19,34%
2 Hasil Belajar Siswa 67,03% 81,11% 14,08%

6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Dari hasil pengamatan dan (d) mengarahkan keseluruh siswa yang


temuan selama pemberian tindakan memiliki kemampuan kurang untuk
pada siklus I terdapat beberapa memberikan pendapatnya kemasing-
hambatan yang dialami oleh masing anggoto kelompoknya sehingga
siswa.Adapun hambatan-hambatan tidak ada siswa yang tidak ikut
yang ditemui pada siklus I adalah mengerjakan tugas dalam
sebagai berikut: (a) siswa belum kelompoknya, (e) memberikan
terbiasa dengan model yang kesempatan kepada siswa yang kurang
diterapkan, (b) siswa masih terlihat mampu untuk mengkomunikasikan
kurang aktif baik itu bertanya, hasil yang diperoleh dan memberikan
menjawab, mengemukakan pendapat refleksi terhadap semua hasil pekerjaan
kepada kelompoknya masing-masing siswa, sehingga siswa merasa
maupun kepada guru, (c) masih ada diperhatikan. Hal ini akan memotivasi
siswa yang belum fokus dalam siswa dalam proses pembelajaran.
mengikuti pembelajaran, (d) siswa yang Pelaksanaan tindakan pada
memiliki kemampuan akademik lebih siklus II merupakan pengoptimalan dan
tinggi dalam kelompoknya masih antisipasi kendala yang muncul pada
mendominasi dalam diskusi siklus I. Bertitik tolak dari hasil
kelompoknya, sehingga beberapa penelitian tindakan di atas, baik dari
siswa masih kurang menghargai proses pembelajaran maupun hasil
gagasan atau pendapat temannya dan belajar yang dicapai siswa dalam
siswa yang mempunyai kemampuan pelajaran IPA, ternyata ada
akademik lebih rendah tidak dapat peningkatan motivasi belajar IPA siswa
bagian dalam mengerjakan tugas-tugas dan hasil belajar siswa.
kelompoknya masing-masing, (e) Dilihat dari kriteria keberhasilan yang
kurangnya motivasi siswa dalam telah ditentukan dalam penelitian ini,
belajar. Hambatan-hambatan tersebut degan persentase nilai rata-rata
akan digunakan sebagai perbaikan motivasi belajar IPA siswa secara
tindakan yang akan dilaksanakan pada klasikal sebesar 88,96% sedangkan
siklus II. Berdasarkan hambatan- presentase hasil belajar mencapai
hambatan tersebut maka dilakukan 81,11% dengan katagori “Tinggi”. Oleh
upaya untuk mengatasi permasalahan karena itu tahap penelitian selanjutnya
pada siklus I yaitu dengan menerapkan dihentikan pada siklus II. Kenyataan ini
beberapa tindakan sebagai berikut: (a) menunjukkan bahwa penelitian
melatih kembali siswa belajar dengan tindakan kelas ini berhasil mencapai
model pembelajaran snowball throwing target yang diinginkan. Hal ini
secara efektif agar mereka menjadi disebabkan diterapkan model
terbiasa dalam mengikuti proses pembelajaran Snowball Throwing pada
pembelajaran di kelas dengan pembelajaran IPA secara efektif dan
menggunakan model pembelajaran siswa berantusias dalam proses
snowball throwing, (b) memberikan pembelajaran dari awal sampai akhir.
penghargaan berupa tepuk tangan dan Berdasarkan hal tersebut, penerapan
pujian sehingga siswa turut aktif dalam model Snowball Throwingdapat
bertanya, menjawab serta meningkatkan motivasi dan hasil
mengemukakan pendapatnya, (c) belajar IPA siswa kelas III semester II
mengaitkan materi pembelajaran SD Negeri 1 Tegal Badeng Timur,
dengan pengalaman yang pernah di Kecamatan Negara, Kabupaten
alami siswa serta mengkaitkan Jembrana tahun pelajaran 2015/2016.
langsung dengan keadaan situasi dan
kondisi pada pelaksanan pembelajaran. PEMBAHASAN
Sehingga, siswa mampu menggali Terjadinya peningkatan motivasi
kemampuannya dan pusat perhatian dan hasil belajar IPA siswa kelas III di
siswa terfokus pada materi pelajaran, SD Negeri 1 Tegal Badeng Timur

7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

dengan model pembelajaran snowball Kedua, adalah guru memberikan


throwing yang telah diterapkan oleh kesempatan kepada siswa untuk
guru. Secara umum, pada pelaksanaan menyampaikan pendapat, berdiskusi,
tindakan siklus II tidak lagi muncul dan mencari tahu kebenaran dari tugas
kendala-kendala seperti pada siklus I. yang dibuat dengan cara bertanya
Peningkatan motivasi dan hasil belajar maupun mengemukakan pendapat
siswa disebabkan oleh beberapa faktor. yang mereka miliki. Hal ini terlihat pada
Pertama, kesiapan siswa dalam saat siswa belajar dalam bentuk
mengikuti pembelajaran dengan kelompok. Kegiatan belajar yang
penerapan model pembelajaran membentuk kelompok membuat siswa
snowball throwing. Hal ini terlihat dari menjadi lebih memahami apa yang
kegiatan siswa telah menunjukkan mereka pelajari karena masing-masing
keterampilan sosial dan perubahan ketua kelompok memberikan
perikalu siswa yang antusias dalam penjelasan mengenai materi apa yang
mengikuti pelajaran dengan akan di bahas dalam kelompoknya.
menggunakan model pembelajaran Pembelajaran akan bermakna dengan
Snowball Throwing seperti siswa kegiatan demikian, sehingga hasil
antosisa dalam menjawab pertanyaan belajar siswa pun menjadi meningkat.
yang di berikan oleh guru, dan Penjelasan tersebut sejalan dengan
memberikan pendapat dari jawaban pendapat Slameto (2013) yang
temannya. menyatakan bahwa dalam interaksi
Model pembelajaran ini mengajak belajar mengajar, guru harus banyak
siswa terlibat langsung dalam proses memberikan kebebasan kepada siswa
pembelajaran melalui kegiatan untuk menyelidiki sendiri, mengamati
permainan. Siswa menjadi lebih tertarik sendiri, belajar sendiri, dan mencari
dengan kegiatan yang melibatkan pemecahan masalah sendiri. Kegiatan
siswa itu sendiri dibandingkan dengan ini dapat menumbuhkan rasa percaya
mendengarkan penjelasan dari guru. diri pada diri siswa dan tidak selalu
Siswa diberikan kesempatan untuk menggantungkan diri pada orang lain.
berdiskusi dan saling berbagi informasi Dampaknya adalahhasil belajar siswa
dalam belajar kelompok, sehingga menjadi lebih baik.
dapat menumbuhkan interaksi yang Ketiga, hasil belajar siswa dapat
aktif antara siswa dengan guru maupun meningkat karena semangat, motivasi,
dengan siswa itu sendiri. Hal ini dapat dan komitmen atau tujuan yang ingin
menumbuhkan motivasi pada siswa, dicapai siswa lebih tinggi dalam proses
baik sebagai penerima informasi pembelajaran. Hal ini ditunjukkan pada
maupun penyampai informasi. Dengan saat guru melempar pertanyaan dan
meningkatnya motivasi siswa, maka siswa berlomba-lomba untuk menjawab
meningkat pula hasil belajar siswa. dan memberikan pendapatnya
Oleh karena itu hasil belajar tergantung terhadap apa yang ditanyakan oleh
kepada keterlibatan siswa itu sendiri gurunya. Suasana tersebut
dalam proses pembelajaran. menunjukkan bahwa kesiapan siswa
Perubahan-perubahan tersebut lebih baik daripada kesiapan siswa
sejalan dengan pendapat Sardiman pada pertemuan sebelumnya.
(2014) yang menyatakan bahwa, fungsi Hasil penelitian itu sejalan
motivasi antara lain: 1) mendorong dengan pendapat Rusyan (1993) yang
manusia untuk perbuat, 2) motivasi menyatakan bahwa ada tiga faktor
berfungsi sebagai pengarah perbuatan yang mempengaruhi hasil belajar yaitu
yakni kearah tujuan yang hendak “1) faktor kesiapan adalah kapasitas
dicapai, 3) motivasi sebagai penggerak baik fisik maupun mental untuk
prilaku seseorang untuk mencapai melakukan sesuatu, 2) motivasi adalah
suatu tujuan. dorongan dari diri sendiri untuk

8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

melakukan sesuatu, 3) tujuan yang setelah diberikan penghargaan berupa


ingin dicapai”. tepuk tangan dan pujian. Hal ini
Keempat, penggunaan media membuat siswa termotivasi untuk lebih
pembelajaran memudahkan siswa aktif selama proses pembelajaran.
untuk memahami materi pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar,
Hal ini terlihat pada saat guru penghargaan dapat mendorong siswa
memperlihatkan media gambar siswa untuk meningkatkan usahanya dalam
secara sepontan langsung menjawan kegiatan belajar dan hasil belajarnya.
pertanyaan berdasarkan gambar yang Selain itu, penghargaan dapat juga
diperlihatkan oleh guru. Media digunakan untuk meningkatkan
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa untukmenjawab,
minat dan memotivasi siswa, sehingga bertanya, menyampaikan pendapat,
siswa akan lebih bersemangat dan dan tidak merasa malu-malu dalam
berperan aktif untuk mengikuti proses menyampaikan hasil diskusinya,
pembelajaran. Media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi
juga dapat membantu siswa menyerap belajar siswa. Motivasi dari dalam diri
materi yang dipelajari lebih mendalam siswa merupakan hal yang sangat
dan utuh. Bila dengan mendengar penting untuk dimiliki oleh masing-
informasi verbal dari guru saja, siswa masing siswa. Pemberian reward
masih kurang memahami pelajaran. mempunyai pengaruh yang penting
Tetapi, jika dengan kegiatan melihat, terhadap hasil belajar siswa. Siswa
menyentuh, merasakan dan mengalami cenderung lebih bersemangat dan
sendiri melalui media pembelajaran tekun belajar apabila usaha yang
tersebut, pemahaman terhadap materi dilakukan nanti diberi suatu
akan lebih baik dan hal ini akan penghargaan.
berdampak positif terhadap hasil Siswa akan termotivasi untuk
belajar siswa. Pendapat ini sejalan meningkatkan usaha dalam kegiatan
dengan pendapat Susilana dan Cepi belajar dengan penghargaan
Riyana (2009) yang menyatakan media tersebutsehingga dapat meningkatkan
pembelajaran secara umum memiliki hasil belajar siswa. Hal tersebut sejalan
kegunaan, yaitu sebagai berikut. dengan pendapat Slameto (2003) yang
1. Memperjelas pesan agar tidak menyatakan bahwa jika penghargaan
terlalu verbalistis yang diberikan dengan tepat, dapat
2. Mengatasi keterbatasan ruang, mengakibatkan siswa mempunyai sikap
waktu, tenaga dan daya indra yang positif dan meningkatkan motivasi
3. Menimbulkan gairah belajar, siswa. Siswa menjadi terdorong untuk
interaksi lebih langsung antara melakukan usaha dalam mencapai
murid dengan sumber belajar. tujuan belajar yang diinginkan.
Kelima, faktor yang terakhir Pemberian penghargaan dapat
adalah evaluasi atau pemberian dimanfaatkan untuk memotivasi belajar
penghargaan. Pada akhir pembelajaran siswa, yang berorientasi pada
siswa diberikan tes evaluasi untuk keberhasilan belajar siswa.Penjelasan
mengetahui sejauh mana pemahan yang sejalan juga dinyatakan oleh Uno
siswa dalam menerima materi yang (2008) yang menyatakanbahwa
telah di ajarkan. Siswa sangat semakin tinggi motivasi siswa dalam
bersungguh-sungguh dalam belajar, maka hasil belajar siswa juga
mengerjakan tes, setelah tes terjawab akan semakin tinggi.
guru melakukan tanya jawab mengenai Dengan memiliki tujuan yang
pertanyaan tes evaluasi tersebut. Siswa ingin dicapai maka motivasi siswa
yang berani menjawab dan berani dapat meningkat. Hal lain yang
memberikan pendapat maka diberikan menyebabkan motivasi dan hasil
penghargaan berupa tepuk tangan atau belajar siswa meningkat karena
pujian. Siswa menjadi lebih antusias penerapan model pembelajaran

9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

snowball throwing. Model pembelajaran 65,25% dan pada siklus II sebesar


snowball throwing dapat membawa 83,25% termasuk kategori “tinggi”.
siswa kedalam suasana belajar yang 2. Hasil penelitian yang telah dilakukan
bermakna karena siswa dapat secara oleh Kusumayanti (2013)
aktif bekerjasama dengan sesama mengungkapkan bahwa terdapat
siswa dalam suasana gotong-royong perbedaan yang signifikan hasil
dalam upaya menggali informasi dan belajar IPA antara kelompok siswa
meningkatkan kemampuan yang dibelajarkan dengan model
berkomunikasi untuk meningkatkan pembelajaran snowball throwing
pemahaman pada materi pelajaran berbantuan media konkrit. Hal ini
yang sedang dipelajari. Dalam model terlihat dari hasil analisis uji t dengan
pembelajaran snowball throwing thitung lebih besar dari ttabel yaitu
diperlukan rasa tanggung jawab siswa 1,95>1,67 dengan derajat
terhadap pembelajarannya sendiri kebebasan 59. Dan rata-rata skor
maupun pembelajaran siswa lain dalam hasil belajar IPA kelimpok siswa
kelompok ataupun diluar kelompoknya. yang dibelajarkan dengan model
Model pembelajaran snowball pembelajaran Snowball Throwing
throwing mampu membuat siswa untuk berbantuan media kongkret dan
turut aktif dalam pembelajaran, karena model pembelajaran konvensional
model tersebut sangat sesuai dengan adalah 23,78 (kaegori sangt tinggi)
karakteristik anak-anak usia sekolah dan 17,51 (kategori tinggi). Hal
dasar yaitu senang bermain. Siswa tersebut menunjukan hasil belajar
tidak hanya dituntun untuk menguasai IPA siswa yang dicapai oleh kelas
materi tetapi juga dituntun untuk dapat yang mengikuti pembelajaran
mengungkapkan kembali hasil simakan dengan model pembelajaran
baik secara tertulis maupun lisan Snowball Throwing berbantuan
dengan hasil yang maksimal. Dengan media kongkret lebih baik
tercapainya berbagai keterampilan dibandingkan dengan kelas yang
sosial seperti yang telah disebutkan di mengikuti pembelajaran dengan
atas, tentunya hal ini menyebabkan model pembelajaran konvensional.
motivasi dan hasil belajar IPA siswa 3. Hasil penelitian yang telah dilakukan
kelas III di SD Negeri 1 Tegal Badeng oleh Prawerti (2013)
Timur meningkat dari siklus mengungkapkan adanya
sebelumnya. Keberhasilan penelitian ini peningkatan motivasi dan hasil
didukung pula oleh beberapa penelitian belajar IPS setelah menerapkan
yang relevan. Penelitian-penelitian model pembelajaran kooperatif tipe
yang mendukung adalah sebagai Snowball Throwing pada siswa kelas
berikut. IV SD Negeri 5 Rendang. Hal ini
1. Hasil penelitian yang telah dilakukan terlihat dari angka rata-rata motivasi
oleh Wardhiana (2013) pada siklus I sebesar 62,66% dan
mengungkapkan adanya pada siklus II sebesar 82,00%. hasil
peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa diperoleh dari angka
belajar PKn setelah menerapkan rata-rata pada siklus I sebesar
model pembelajaran Snowball 58,33% dan pada siklus II sebesar
Throwing pada siswa kelas V SD 84,15%.
Negeri 1 Bumbungan Kecamatan Berdasarkan uraian tersebut,
Banjarangkan. Hal ini terlihat dari penelitian ini dikatakan telah berhasil
rata-rata keaktifan siswa pada siklus karena kriteria yang diterapkan
I sebesar 65.20% dan hasil siklus II sebelumnya telah terpenuhi. Jadi,
sebesar 81,00% termasuk pada dapat diinterpretasikan bahwa
kategori “aktif”. Dan hasil belajar penerapan model pembelajaran
yang dilihat dari siklus I sebesar Snowball Throwing dapat
meningkatkan motivasi dan hasil

10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

belajar IPA siswa kelas III semester IPA melalui penerapan model
genap SDN 1 Tegal Badeng Timur, pembelajaran Snowball Throwing; (4)
Kecamatan Negara, Kabupaten Bagi peneliti lain yang ingin mendalami
Jembrana tahun pelajaran 2015/2016. penerapan model pembelajaran
Snowball Throwing agar
SIMPULAN memperhatikan kendala-kendala yang
Berdasarkan hasil analisi data dialami selama penelitian untuk
dan pembahasan yang telah disajikan perbaikan penelitian selanjutnya.
maka dapat ditarik simpulan bahwa
penerapan model pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
Snowball Throwing dapat Agung, A. A. Gede. 2014. Metodelogi
meningkatkan motivasi belajar IPA Penelitian Pendidikan.
siswa kelas III di SD Negeri 1 Tegal Yogyakarta: Aditya Media
Badeng Timur dengan perolehan angka Publishing.
rata-rata motivasi belajar secara
klasikal pada siklus I sebesar 69,62% Arikunto, Suhardjono dan Supardi.
berada pada kategori “cukup 2012. Penelitian Tindakan
termotivasi” sedangkan pada siklus II Kelas. Jakarta: PT Bumi
sebesar 88,96% berda pada kategori Aksara
“termotivasi”. Dengan dengan
demikian, motivasi belajar siswa dari Kurniasih, Imas dan Seni. 2015. Ragam
siklus I ke siklus II mengalami Pengembangan Model
peningkatan yaitu sebesar 19,34%. Pembelajaran Untuk
Penerapan model pembelajaran Peningkatan Presesioalitas
Snowball Throwing dapat Guru. Katapena.
meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas III di SD Negeri 1 Tegal Badeng Rahadi. 2014. Media Pembelajaran.
Timur dengan perolehan angka rata- Jakarta. CV Rajawali dan
rata hasil belajar secara klasikal pada Pustekkom.
siklus I sebesar 67,03% berada pada
kategori “sedang”, sedangkan pada Rusyan. 1993. Pendidikan dalam
siklus II sebesar 81,11% berada pada Proses Belajar Mengajar.
kategori “tinggi”. Dengan demikian hasil Bandung: Bina Budaya
belajar siswa dari siklus I ke siklus II
mengalami peningatan yaitu sebesar Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi
14,08%. Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
SARAN-SARAN Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-
Adapun saran yang dapat Faktor yang Mempengaruhi.
disampaikan berdasarkan hasil Jakarta: PT Rineka Cipta.
penelitian tindakan ini, yaitu: (1) Bagi
sekolah, diharapkan dapat digunakan Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. Media
guru sebagai masukan dalam upaya Pembelajaran. 2009. Bandung:
memperbaiki dan meningkatkan CV Wacana Prima.
kualitas pendidikan melalui penerapan
model pembelajaran Snowball Throwin; Uno. 2008. Teori Motivasi dan
(2) Bagi guru sekolah dasar disarankan Pengukurannya. Jakarta: Bumi
mencoba menerapkan model Aksara.
pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan media konkret dalam
pembelajaran; (3) Bagi siswa agar
terdorong untuk meningkatkan motivasi
dan hasil belajar dalam pembelajaran

11

Anda mungkin juga menyukai