Anda di halaman 1dari 10

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY


UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DI SD
Nym. Ayu Putri Lestari1, I Km. Sudarma2, I Gst. Ngurah Japa3
1
Jurusan PGSD, 2Jurusan TP, 3Jurusan PGSD, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail : putri32lestari@gmail.com1, Sudarmadede@gmail.com2,


ngrjapa_pgsd@yahoo.co.id3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan
implementasi model pembelajaran course review horay (CRH) pada mata pelajaran
IPA kelas IV semester II di SDN 2 Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng
pada tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
yang dilakukan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2
Tigawasa dengan banyaknya siswa 28 orang. Objek pada penelitian ini adalah
aktivitas belajar siswa dan hasil belajar pada ranah kognif. Data dikumpulkan
menggunakan metode observasi untuk aktivitas belajar siswa dan metode tes untuk
hasil belajar IPA siswa. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas
dan hasil belajar IPA siswa. Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa pada
siklus I diperoleh rata-rata sebesar 70 (kategori aktif) dan meningkat menjadi 81,07
(kategori sangat aktif) pada siklus II. Kemudian hasil belajar IPA siswa pada siklus I
didapat rata-rata persentase sebesar 71% (kategori sedang) dan meningkat
mencapai 86% (kategori tinggi) pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran course review horay dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 2 Tigawasa.

Kata kunci: Model CRH, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar


Abstract
The purpose of this research was to improve activities and student’s learning in
science by applying model of learning that is course review horay (CRH) for fourth
grade of SDN 2 Tigawasa in second semester, Banjar district, Buleleng regency in
academic year 2015/20116. The type of this research was classroom step research
that conducts in two cycles. The subject of this research was the fourth grade student
of SDN 2 Tigawasa which numbers 28. The objects of this research were student’s
learning activities and the result of student’s learning in science on cognitive. Data
collected by observation of student’s learning activities and test for student’s learning
in science. The results of the research indicate the average of student’s learning
activities and student’s learning in science. According to the result of student’s
learning activities observation in the first cycle is 70 (active) increase to 81.07 (very
active) in the second cycle. According to the result of student’s learning in science in
the first cycle indicates the average percentage is 71% (middle) increase into 86%
(high) in the second cycle. Based on these results it can be concluded that the
application model of learning that is course review horay (CRH) can improve student’s
learning activities and student’s learning in science for fourth grade of SDN 2
Tigawasa.

Keywords: CRH Model, Learning Activities, Result Learning

1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

PENDAHULUAN tertekan atau terpaksa. Selain itu,


Secara umum Ilmu Pengetahuan pembelajaran IPA hendaknya dapat
Alam (IPA) dipahami sebagai ilmu yang menjadikan siswa aktif, baik secara fisik
lahir dan berkembang lewat langkah- maupun mental. Pembelajaran yang
langkah observasi, perumusan masalah, dirancang agar selalu memberikan
penyusunan hipotesis melalui eksperimen, kesempatan yang seluas-luasnya bagi
penarikan kesimpulan, serta penemuan siswa untuk mengoptimalkan dan
teori dan konsep (Trianto, 2010). Definisi ini memanfaatkan semua inderanya untuk
memberi pengertian bahwa IPA merupakan belajar dengan mengaktifkan komunikasi,
cabang pengetahuan yang dibangun kerja sama, serta kolaborasi dengan siswa
berdasarkan pengamatan dan klasifikasi yang lain. Hal tersebut akan memperkuat
data, yang biasanya disusun dan rekaman memori di otak siswa,
diverifikasi dalam hukum-hukum yang mempermudah dan mempercepat siswa
bersifat kuantitatif, dengan melibatkan memahami sesuatu, meningkatkan
aplikasi penalaran matematis dan analisis keterampilan siswa, serta meningkatkan
data terhadap gejala-gejala alam. Dengan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran
demikian, IPA pada hakikatnya merupakan IPA.
ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang Namun, pada kenyataannya
dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip pembelajaran IPA di sekolah saat ini masih
dan hukum yang teruji kebenarannya dan belum sesuai dengan harapan. Seperti
melalui suatu rangkaian kegiatan dalam yang diperoleh dari hasil observasi dan
metode ilmiah. Namun dalam penerapan wawancara pada tanggal 13 Nopember
pembelajaran IPA di SD, guru masih 2015 dengan guru mata pelajaran IPA
menerapkan metode ceramah yang bersifat Bapak I Nyoman Artawan, S.Pd.SD di SDN
teacher center sehingga nilai yang 2 Tigawasa menunjukkan adanya
diperoleh siswa masih cenderung rendah, beberapa kelemahan yang mempengaruhi
sudah seharusnya proses pembelajaran aktivitas dan hasil belajar IPA siswa.
yang dilaksanakan didukung oleh iklim Kelemahan-kelemahan yang ditemukan
pembelajaran yang kondusif. antara lain, kurangnya minat membaca
Iklim pembelajaran yang kondusif dan pada siswa, cara belajar siswa masih
sesuai dengan tujuan seharusnya terjadi di seperti mendengarkan, mencatat dengan
semua mata pelajaran, termasuk IPA. IPA teliti tanpa dituntut untuk memahaminya,
merupakan program untuk menanamkan siswa kurang antusias untuk mengikuti
dan mengembangkan pengetahuan, pelajaran IPA, pembelajaran masih terpusat
keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada pada guru.
siswa. Selain itu proses pembelajaran IPA Temuan terhadap permasalahan di
menekankan pada pemberian pengalaman atas menggambarkan bahwa kualitas
langsung untuk mengembangkan proses pembelajaran IPA yang berlangsung
kompetensi agar menjelajahi dan di kelas IV SDN 2 Tigawasa masih rendah.
memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal tersebut tentu tidak dapat dibiarkan
Berdasarkan definisi IPA tersebut maka secara terus-menerus karena secara logika
idealnya pembelajaran IPA membantu hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa memahami konsep IPA dan IPA siswa.
keterkaitannya dengan kehidupan sehari- Hal tersebut dibuktikan dengan hasil
hari. Oleh karena itu, dalam pembelajaran studi dokumen/arsip sekolah mengenai
IPA seyogyanya diciptakan kondisi agar hasil belajar IPA siswa kelas IV di SDN 2
siswa selalu aktif untuk mencari Tigawasa. Dari dokumen tersebut diketahui
pengetahuan dalam bentuk penyelidikan- bahwa ulangan tengah semseter siswa
penyelidikan terhadap alam sekitar melalui semester ganjil tahun ajaran 2015/2016
percobaan dan mengamati secara langsung masih banyak berada di bawah KKM
dalam proses pembelajaran. dengan nilai rata-rata kelas yaitu 60
Pembelajaran IPA hendaknya sedangkan KKM yang dicanangkan sekolah
dirancang sedemikian rupa sehingga siswa untuk mata pelajaran IPA adalah 65. Dari
merasa senang, gembira, dan tidak merasa

2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

28 siswa di kelas terdapat 18 siswa yang pembelajaran berlangsung menyenangkan


masih dibawah KKM. dan dapat melatih kerjasama.
Masalah rendahnya hasil belajar Beberapa penelitian terkait dengan
siswa pada mata pelajaran IPA tersebut Penggunaan model course review horay
perlu dicarikan suatu solusi. Dalam hal ini yang telah dilakukan yaitu: (1) Anggraeni
diperlukan perubahan paradigma guru, (2011), melakukan penelitian pada siswa
dalam artian merubah cara mengajar guru kelas IV SDN Sekaran 01 Semarang
dari yang cenderung berpusat pada guru menunjukkan bahwa melalui model
(teacher centered) menjadi model pembelajaran course review horay dapat
pembelajaran yang lebih inovatif. Sejalan meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dengan hal tersebut, model pembelajaran meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa,
inovatif diharapkan dapat menarik minat dan hasil belajar siswa. Penelitian di atas
siswa untuk mempelajari IPA dan dapat menunjukkan bahwa model pembelajaran
mendorong siswa untuk lebih berperan aktif course review horay efektif dalam
dalam belajar, sehingga berdampak pada mengoptimalkan keaktifan siswa,
hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Model keefektifan belajar dan menjadikan suasana
pembelajaran yang sesuai dengan masalah belajar yang menyenangkan yang pada
tersebut adalah model pembelajaran course akhirnya bermuara pada hasil belajar siswa.
review horay. Hasil dari penelitian tersebut dapat
Shoimin (2014:54) menyatakan dijadikan dasar untuk melaksanakan
bahwa, “Model pembelajaran course review penelitian lebih lanjut tentang model course
horay merupakan salah satu bagian dari review horay.
pembelajaran kooperatif, yaitu kegiatan Berdasarkan uraian tersebut, maka
belajar mengajar dengan cara penulis ingin menerapkan model
pengelompokan siswa ke dalam kelompok- pembelajaran course review horay dalam
kelompok kecil.” Selain itu Kurniasih Imas suatu penelitian tindakan kelas yang
dan Berlin (2015:80) menyatakan bahwa, berjudul “Implementasi Model
“Model pembelajaran Course Review Pembelajaran Course Review Horay Untuk
Horay merupakan model pembelajaran Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
yang dapat menciptakan suasana kelas IPA Siswa Kelas IV Semester II di SDN 2
menjadi meriah dan menyenangkan karena Tigawasa Tahun Pelajaran 2015/2016”.
setiap siswa yang dapat menjawab benar
maka siswa tersebut diwajibkan berteriak METODE
“horay!” atau yel-yel lainnya yang Penelitian ini adalah penelitian
disepakati”. tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN 2
Model pembelajaran course review Tigawasa. Subjek penelitian ini adalah
horay ini digunakan untuk mengetes siswa kelas IV SDN 2 Tigawasa tahun
kemampuan pemahaman siswa pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 28
menggunakan kotak yang diisi dengan orang. Dari jumlah tersebut, jumlah siswa
nomor untuk menuliskan jawabannya, yang laki-laki 14 orang dan perempuan 14 orang.
paling dulu mendapatkan tanda benar Objek penelitian ini adalah aktivitas belajar
langsung berteriak horay. Model ini siswa, hasil belajar pada ranah kognitif saja
mendorong siswa lebih berperan aktif dan model pembelajaran course review
dalam belajar serta tetap dalam bimbingan horay. Penelitian ini bertujuan untuk
guru untuk keefektifan dari proses belajar. meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
Adapun kelebihan yang dimiliki oleh model siswa pada mata pelajaran IPA.
course review horay adalah proses Penelitian ini dilaksanakan dalam
pembelajarannya yang menarik dan dapat dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahap
mendorong siswa untuk dapat aktif dalam perencanaan, pelaksanaan tindakan,
proses pembelajaran karena pembelajaran observasi dan evaluasi, serta refleksi.
tidak monoton karena diselingi sedikit Kemudian setiap siklus terdiri dari lima kali
hiburan sehingga suasana tidak pertemuan, yaitu empat kali pertemuan
menegangkan selain itu siswa lebih untuk pembelajaran dan satu kali
semangat belajar karena suasana

3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

pertemuan akhir siklus diadakan tes hasil Gambar 1. Model PTK dalam Dua Siklus
belajar. Aktivitas belajar yang telah diamati
Pelaksanaan penelitian dilakukan kemudian dicatat dan diberikan penilaian
dalam dua siklus. Dua siklus tersebut dapat sesuai dengan skala penilaian aktivitas
digambarkan dalam model seperti gambar belajar dengan pedoman penggolongan
berikut. Perencanaan
aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar
tindakan siswa yang diobservasi selama
pembelajaran terdiri dari 4 indikator.
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Berdasarkan 4 indikator tersebut, 2
tindakan
indikator terdiri dari 2 deskriptor dan 2
Observasi/ evaluasi indikator lainnya terdiri dari 3 deskriptor.
Skor tertinggi ideal adalah 10 dan skor
terendah ideal adalah 0 (nol). Nilai akhir
Perencanaan
tindakan II siswa yang diperoleh pada akhir siklus
dirata-ratakan kemudian diubah dalam
Refleksi II Pelaksanaa
skala seratus, kemudian nilai aktivitas siswa
SIKLUS II
n tindakan dalam sekala seratus tersebut
II dikategorikan dalam 4 skala.
Pedoman penggolongan aktivitas
Observasi/ evaluasi
II
belajar siswa pada implementasi model
pembelajaran course review horay dalam
Siklus selanjutnya pembelajaran dinyatakan dengan tabel 1
berikut.
Diadaptasi dari Arikunto (2010:16)

Tabel 1. Kriteria Penggolongan Aktivitas Belajar Siswa

Skor rata-rata aktivitas belajar siswa Kategori

75 – 100 Sangat aktif


50 – 75 Aktif
25 – 49 Cukup aktif
0 – 24 Kurang aktif
Skor rata-rata aktivitas belajar siswa rendahnya hasil belajar IPA siswa yang
yang diperoleh dari perhitungan dikonversikan kedalam Penilaian Acuan
dibandingkan dengan skor penggolongan Patokan (PAP) skala lima. Adapun langkah-
yang telah ditetapkan. langkahnya sebagai berikut.
Untuk mengetahui data hasil belajar Tingkatan hasil belajar siswa dapat
siswa, maka data dianalisis dengan ditentukan dengan membandingkan M(%)
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. atau rata-rata persentase ke dalam PAP
Analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan skala lima dengan kriteria sebagai berikut.
untuk menentukan tingkatan tinggi

Tabel 2. Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Tingkatan Hasil Belajar

Presentase Kriteria Hasil Belajar


90 – 100 Sangat Tinggi
80 – 89 Tinggi
65 – 79 Sedang
55 – 64 Rendah
0 – 54 Sangat Rendah

4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Peningkatan aktivitas dan hasil rumus gain score yang diadaptasi dari Hake
belajar IPA siswa ditentukan dengan (dalam Joko Susanto, 2012:75) yaitu:
membandingkan rata-rata aktivitas dan Untuk menentukan keberhasilan
hasil belajar yang diperoleh pada sebelum tindakan meningkatkan aktivitas dan hasil
tindakan (pra siklus), siklus I dan siklus II. belajar IPA siswa digunakan kriteria yang
Peningkatan tersebut dihitung dengan disajikan dalam tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa

Kriteria Peningkatan Gain Score Predikat


g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
(Sumber: Joko Susanto, 2012:75)
Implementasi model pembelajaran dengan model pembelajran course review
course review horay dalam pembelajaran horay. Siswa belum mampu memanfaatkan
IPA dikatakan berhasil meningkatkan mutu fasilitator untuk bertanya tentang hambatan
pembelajaran IPA jika memenuhi kriteria dan kendala yang dihadapinya selama
keberhasilan. bekerja dalam kelompok. Siswa cenderung
1. Aktivitas belajar IPA siswa tergolong melakukan kerja bersama dan masih
sangat aktif jika mencapai 80% atau lebih mengandalkan jawaban dan temannya
dengan mengkonversikan pada pedoman yang dianggap lebih mampu. Siswa belum
kriteria penggolongan aktivitas belajar mampu melakukan tahapan-tahapan
siswa. belajar seperti yang dirancang dalam
2. Hasil belajar klasikal mencapai 85% langkah-langkah model pembelajran course
atau lebih dari jumlah keseluruhan siswa review horay, seperti dalam menemukan
dengan kriteria hasil belajar tinggi dilihat jawaban secara bersama-sama, beberapa
dari pedoman konversi PAP skala lima. siswa dalam kelompok kebanyakan diam,
3. Dengan menggunakan rumus gain score, namun setelah didekati oleh guru baru
tindakan dapat dikatakan berhasil apabila bergegas untuk segera melakukan
peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA kegiatan.
siswa mencapai kriteria minimal “sedang”. Dari hasil kegiatan berdiskusi
kelompok ada beberapa kelompok yang
HASIL tidak meneriakan horay dikarenakan tidak
Proses pembelajaran pada siklus I mendapatkan tanda benar secara vertikal,
secara umum belum dapat berjalan dengan horisontal maupun diagonal. Ketika
optimal sesuai dengan rencana yang pelaksanaan evaluasi, siswa belum mau
diharapkan. Hal ini dapat terjadi karena, secara aktif memberikan tanggapan
siswa masih nyaman dengan pola belajar di terhadap permasalahan yang disajikan oleh
kelas yang hanya duduk, mendengarkan guru, sehingga guru perlu memberikan
ceramah guru, dan menulis pernyataan- pertanyaan penuntun agar siswa dapat
pernyataan penting yang disampaikan oleh menanggapi permasalahan tersebut.
guru secara lisan maupun tertulis di papan Kondisi pembelajaran pada pertemuan
tulis. Sehingga memerlukan waktu yang pertama banyak mengalami pemoloran
relatif lama bagi siswa untuk beradaptasi waktu, karena siswa pertama kalinya
dengan pola belajar baru yaitu siswa sendiri belajar dengan pola belajar yang baru
yang secara aktif mencari dan menemukan tersebut. Dengan mencermati kendala-
berbagai sumber informasi. Siswa belum kendala dan permasalahan tersebut,
mampu secara optimal melakukan langkah- selanjutnya dilakukan beberapa upaya
langkah pembelajaran seperti yang perbaikan untuk mengatasi kendala dan
dirancang dalam skenario pembelajaran, permasalahan tersebut dengan melakukan
yang mengacu pada langkah pembelajaran beberapa tindakan sebagai berikut.

5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Sebelum melaksanakan tindakan ditentukan dengan membandingkan rata-


siklus II, siswa ditekankan kembali rata aktivitas belajar siswa yang diperoleh
mengenai proses pembelajaran yang siklus I dengan siklus II. Peningkatan
diterapkan lebih mengutamakan aktivitas tersebut dihitung dengan rumus gain score
siswa secara optimal di dalam kelas. Siswa sebagai berikut.
diberi kesempatan untuk dapat melakukan  Spost  Spre   81  70 
setiap langkah-langkah model g     0.4
pembelajaran course review horay secara  100%  Spre  100  70 
lebih optimal. Guru hanya berperan sebagai Dengan membandingkan rata-rata
fasilitator dan mediator serta salah satu aktivitas belajar siswa yang diperoleh pada
sumber belajar bukan satu-satunya sumber siklus I dengan siklus II diperoleh
belajar. Siswa ditekankan kembali bahwa peningkatan hasil belajar IPA siswa dengan
setiap langkah pembelajaran yang gain score 0.4, selanjutnya dikonversikan
dliakukan oleh siswa akan diobservasi oleh ke kriteria peningkatan aktivitas dan hasil
guru yang akan dijadikan sebagai bahan belajar IPA siswa termasuk pada kriteria
penilaian aktivitas. Semua siswa dalam “sedang”. Berdasarkan gain score yang
kelompok diharapkan melakukan aktivitas diperoleh yaitu 0.4, peningkatan aktivitas
dan setiap anggota kelompok bertanggung belajar siswa sudah mencapai kriteria
jawab atas keberhasilan kelompok dan keberhasilan yang ditentukan yaitu pada
anggota kelompoknya. Siswa juga kriteria “sedang”. Sehingga pelaksanaan
ditekankan bahwa penilaian yang dilakukan tindakan pada siklus II sudah berhasil.
adalah penilaian kelompok, artinya proses
diskusi kelas dilaksanakan, itu dinilai
sebagai nilai kelompok dan sekaligus nilai
masing-masing anggota kelompok. 100
Menyuruh siswa untuk mempelajari
materi yang akan dibelajarkan pada
pertemuan selanjutnya. Hal ini dilakukan 50 Siklus II
dengan maksud agar siswa dapat Siklus I
membaca dan mencermati lebih awal
tentang materi pembelajaran yang akan 0
dilakukan pada pertemuan berikutnya. Siklus I Siklus II
Siswa juga dapat menyiapkan diri dalam
memahami teori dan kegiatan yang akan
dilakukan, sehingga siswa dapat melakukan Gambar 2. Peningkatan Rata-rata Aktivitas
kegiatan belajar dan memperoleh hasil Belajar Siswa
yang lebih optimal. Berdasarkan gambar 2. terjadi
Guru melakukan pendekatan secara peningkatan aktivitas belajar siswa dari
individual kepada beberapa siswa yang siklus I sebesar 70 menjadi 81,07 di siklus
hasil belajarnya masih di bawah standar II. Dari hasil pengamatan tersebut dapat
ketuntasan individual. Guru melakukan disimpulkan bahwa penerapan model
wawancara terkait kesulitan-kesulitan atau pembelajaran course review horay dalam
kendala-kendala belajar yang dialami oleh pembelajaran IPA dapat meningkatkan
siswa tersebut selama proses pembelajaran aktivitas belajar siswa di kelas IV SDN 2
dengan penerapan model pembelajaran Tigawasa.
course review horay. Selanjutnya untuk mengetahui
Perkembangan hasil penelitian keberhasilan tindakan untuk meningkatan
antara siklus I dan siklus II dapat dilihat hasil belajar IPA siswa ditentukan dengan
kembali pada aktivitas belajar siswa dan membandingkan rata-rata hasil belajar IPA
hasil belajar IPA siswa siklus I dan siklus II. siswa yang diperoleh pada siklus I dengan
Perbandingan antara siklus I dengan siklus siklus II. Peningkatan tersebut dihitung
II adalah sebagai berikut. dengan rumus gain score yang sebagai
Untuk mengetahui keberhasilan berikut.
tindakan peningkatan aktivitas belajar siswa

6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

 Spost  Spre   86  71  terus berprestasi dan berhasil. Hal ini


g     0.5 sesuai dengan pendapat Muhammat
100%  Spre  100  71 Rahman dan Sofan Amri (2014:19).
Dengan membandingkan rata-rata hasil “Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi
belajar IPA siswa yang diperoleh pada penguat bagi siswa tersebut untuk
siklus I dengan siklus II diperoleh mencapai keberhasilan berikutnya”.
peningkatan hasil belajar IPA siswa dengan Aktivitas belajar siswa pada siklus II
gain score 0.5, selanjutnya dikonversikan diperoleh rata-rata sebesar 81,02. Angka ini
ke kriteria peningkatan aktivitas dan hasil cukup tinggi dan menempatkan kategori
belajar IPA siswa termasuk pada kriteria aktivitas belajar yang sangat aktif. Hal ini
“rendah”. Berdasarkan gain score yang disebabkan karena penerapan model
diperoleh yaitu 0.5, peningkatan hasil pembelajaran course review horay
belajar IPA siswa belum mencapai kriteria memberikan peluang kepada siswa untuk
keberhasilan yang ditentukan yaitu pada berdiskusi, bekerjasama, bertanya, dan
kriteria “sedang”. Sehingga pelaksanaan menjawab soal sesuai dengan
tindakan pada siklus II sudah berhasil. kemampuan-kemampuannya tanpa adanya
unsur paksaan sehingga siswa merasa
enjoy dan menikmati suasana belajar.
100 Dimyati dan Moedjiono (2006:3)
menyatakan bahwa, “hasil belajar
80 merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
60 Siklus II belajar atau tindak mengajar.” Pada siklus I
40 diperoleh rata-rata hasil belajar sebesar
Siklus I 71% dengan kategori sedang. Boleh
20
dikatakan pada siklus I, penerapan model
0 pembelajaran course review horay belum
Siklus I Siklus II berhasil maksimal untuk meningkatkan
hasil belajar IPA. Adapun beberapa faktor
yang menyebabkan kurang berhasilnya
Gambar 3. Peningkatan Rata-rata penerapan model pembelajaran course
Persentase Hasil Belajar IPA review horay pada siklus I adalah sebagai
Dari gambar 3. di atas membuktikan berikut.
telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa 1. Sulit dalam menentukan nilai siswa
dari siklus I sebesar 71% menjadi 86% di sebab aktivitas siswa yang aktif dan pasif
siklus II. Dari hasil pengamatan tersebut terlihat sama pada saat pembelajaran.
dapat disimpulkan bahwa penerapan model 2. Dalam pembelajaran beberapa siswa
pembelajaran course review horay dalam bertindak curang dengan mengganti
pembelajaran IPA dapat meningkatkan jawaban pada lembar kerja CRH.
hasil belajar IPA siswa di kelas IV SDN 2 3. Siswa belum mempersiapkan diri di
Tigawasa. rumah untuk mengikuti pelajaran.
4.Siswa belum terbiasa dengan penerapan
PEMBAHASAN model pembelajaran course review horay,
Pada siklus I, aktivitas belajar siswa sehingga ada beberapa siswa menjadi
memiliki rata-rata sebesar 70 yang bingung. Hal ini terlihat pada saat siswa
tergolong ke dalam kategori aktif. Akan dibagikan lembar kerja model
tetapi masih ada beberapa siswa yang pembelajaran course review horay,
enggan untuk ikut berperan aktif dalam sebagian besar tidak tahu apa yang harus
proses pembelajaran model course review dilakukannya.
horay. Oleh karena itu, guru sering kali 5.Siswa belum terbiasa melaksanakan
memotivasi siswa dengan memberi pujian- diskusi kelompok, beberapa siswa asik
pujian dengan harapan agar siswa yang sendiri mengobrol tanpa memperhatikan
belum aktif menjadi termotivasi. sekitarnya, sedangkan yang lainnya
Penguatan/rasa bangga diberikan kepada hanya menonton temannya bekerja.
siswa agar siswa lebih termotivasi untuk

7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

6.Dalam mencari jawaban siswa hanya diterapkan pada siklus II ternyata


terpaku pada teman yang dianggap menghasilkan hasil yang sangat
pintar saja sehingga kurang adanya memuaskan. Pada siklus II diperoleh rata-
kerjasama yang baik di dalam kelompok. rata persentase hasil belaja IPA adalah
Sejalan dengan pendapat Kurniasih sebesar 86%. Ini artinya secara klasikal dan
Imas dan Berlin (2015:81) menyatakan secara individu siswa sudah dikatakan
bahwa, kekurangan model course review berhasil.
horay yaitu : Selanjutnya hasil refleksi siklus II
(a) Siswa aktif dan pasif nilainya digunakan sebagai rekomendasi bagi guru
disamakan, (b) Adanya peluang untuk yang ingin menerapkan model
curang. pembelajaran course review horay melalui
Melihat kendala-kendala tersebut, perbaikan proses pembelajaran dan
peneliti berupaya melakukan perbaikan dan pelaksanaan tindakan pada siklus I, maka
penyempurnaan terhadap kendala-kendala pada pelaksanaan siklus II adalah sebagai
yang muncul pada siklus I. Tindakan yang berikut.
diambil untuk memperbaiki kinerja 1.)Secara umum proses pembelajaran
pembelajaran pada siklus I adalah sebagai siswa telah dapat berjalan dengan skenario
berikut. yang direncanakan sehingga hasil belajar
1.Sebelum pembelajaran berakhir, guru yang diharapkan dapat tercapai. Kondisi
menginformasikan pada siswa tentang pembelajaran pada siklus II ini tampak lebih
materi yang akan dibahas pada kondusif, di mana siswa sudah dapat
pertemuan selanjutnya, sehingga siswa beradaptasi dengan model pembelajaran
dapat mempersiapkan dirinya di rumah yang diterapkan. Aktivitas belajar siswa
sebelum pembelajaran dimulai. meningkat setelah adanya perbaikan
2.Sebelum pembelajaran dimulai guru terhadap kekurangan pembelajaran pada
menginformasikan, bahwa peneliti siklus I.
menerapkan model pembelajaran course 2.)Aktivitas belajar siswa terlihat adanya
review horay dan menyampaikan peningkatan kualitas dengan kategori
langkah-langkah pembelajaran yang sangat aktif pada siklus II. Keaktifan siswa
akan dilaksanakan siswa, sehingga ditunjukkan melalui rasa tanggung jawab
siswa menjadi tahu apa yang harus yang sudah dirniliki oleh setiap anggota
mereka lakukan. kelompok untuk memajukan kelompoknya.
3.Untuk mengaktifkan diskusi kelompok, Keaktifan ini juga menandakan bahwa
guru menginformasikan pada siswa agar siswa memberikan respon yang positif
mereka belajar secara berkelompok. terhadap implementasi model pembelajaran
Penilaian yang peneliti lakukan juga course review horay.
menilai siswa secara individu dalam 3.)Hasil belajar IPA menunjukkan adanya
kelompok. Selain itu, guru juga peningkatan kualitas pada proses
memberikan pujian kepada kelompok- pembelajaran siklus II. Sehingga siswa baik
kelompok yang berhasil aktif, sehingga secara individu dan klasikal mengalami
kelompok yang lain menjadi termotivasi. ketuntasan.
4.Dalam mengisi lembar kerja model course 4.)Pemberian informasi tentang kemajuan
review horay, siswa masih perlu kelompok pada setiap pertemuan dapat
bimbingan. Guru membimbing siswa meningkatkan motivasi anggota dalam
untuk menjawab soal sesuai dengan suatu kelompok yang bertanggung jawab
nomor soal yang dibacakan, meskipun untuk memajukan kelompok, sehingga
penempatan nomor sesuai selera atau tujuan bersama siswa dalam kelompok
tidak berurutan pada lembar kerja model dapat tercapai.
course review horay, dan menyuruh siswa Respon siswa terhadap model
berteriak horay jika jawaban benar secara pembelajaran course review horay
vertikal, horisontal ataupun diagonal. tergolong baik. Hal ini terlihat dari
Berdasarkan identifikasi kesalahan- tanggapan siswa yang secara umum
kesalahan yang terjadi pada siklus I dan senang terhadap penerapan model
solusi-solusi yang telah dirancang untuk pembelajaran course review horay. Hal ini

8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

sesuai dengan pendapat Kurniasih Imas karena siswa ingin menjadi pemenang
dan Berlin (2015:81) yang menyatakan dalam setiap kegiatan pembelajaran yang
bahwa, “Kelebihan model course review berlangsung, (3) siswa menjadi lebih ktiris
horay yaitu : (a.) Pembelajarannya menarik saat kegiatan diskusi berlangsung, hal ini
dan mendorong siswa untuk dapat terjun karena siswa saling beradu argumen saat
kedalamnya, (b.) Pembelajaran tidak mencari jawaban dari pertanyaan yang guru
monoton karena diselingi sedikit hiburan berikan. Kesimpulan yang dapat diambil
sehingga suasana tidak menegangkan, (c.) dari pelaksanaan model pembelajaran
Siswa lebih semangat belajar karena course review horay yaitu suasana belajar
suasana pembelajaran berlangsung yang menyenangkan dan menantang
menyenangkan, (d.) Dapat melatih berdampak besar terhadap semangat dan
kerjasama.” pola pikir siswa saat mengikuti pelajaran.
Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini didukung oleh penelitian SIMPULAN DAN SARAN
penelitian yang dilaksanakan oleh Payanai Berdasarkan penelitian yang telah
Dwi pada tahun 2012 dalam penelitiannya dilakukan dapat disimpulkan. Pada siklus I
menunjukkan hasil bahwa melalui model aktivitas pembelajaran berada pada
pembelajaran course review horay dapat kategori ”aktif”, sedangkan pada siklus II
meningkatkan hasil belajar matematika. Hal meningkat menjadi kategori ”sangat aktif”.
tersebut dibuktikan dari peningkatan rata- Berdasarkan gain score yang diperoleh
rata skor hasil belajar matematika dan peningkatan aktivitas belajar siswa sudah
kecenderungan skor hasil belajar mencapai kriteria keberhasilan yang
matematika. Selain itu terdapat perbedaan ditentukan yaitu pada kriteria “sedang” dan
yang signifikan hasil belajar matematika untuk hasil belajar pada siklus I diperoleh
siswa kelas IV SD Negeri 1 Sangsit antara nilai rata-rata persentase hasil belajar
kelompok siswa yang dibelajarkan dengan kategori “sedang” sedangkan pada
menggunakan model pembelajaran course siklus II nilai rata-rata persentase hasil
review horay dengan kelompok siswa yang belajar meningkat dengan kategori “tinggi.”
dibelajarkan menggunakan model Dari gain score diperoleh, peningkatan hasil
pembelajaran konvensional. Adanya belajar IPA siswa sudah mencapai kriteria
perbedaan yang signifikan menunjukkan keberhasilan yang ditentukan yaitu pada
bahwa penerapan model course review kriteria “sedang”.
horay berpengaruh terhadap hasil belajar Berdasarkan hasil penelitian yang
matematika siswa. Selanjutnya penelitian diperoleh dalam penelitian ini, dapat
yang dilakukan oleh Yanti Krisna pada diajukan saran-saran yaitu, bagi guru-guru
tahun 2013 hasil penelitian tersebut diharapkan mencoba menerapkan model
menunjukkan bahwa melalui penerapan pembelajaran course review horay, guru
model pembelajaran course review horay hendaknya bertindak sebagai fasilitator dan
dapat meningkatkan kemampuan berpikir mediator dan bagi peneliti yang ingin
kritis siswa. Artinya terdapat perbedaan mengimplementasikan model pembelajaran
kemampuan berpikir kritis IPS antara siswa course review horay diharapkan
yang menggunakan model pembelajaran mencermati karakter materi dan kendala-
course review horay dengan siswa kendala yang ditemukan peneliti.
menggunakan pembelajaran konvensional.
Selain itu selama penelitian berlangsung di DAFTAR RUJUKAN
kelas eksperimen ditemukan beberapa Agung, A.A.Gede. 2014. Metodologi
perubahan tingkah laku siswa yang PenelitianPendidikan.Singaraja:Uni
mengacu kearah positif diantaranya. (1) versitas Pendidikan Ganesha.
siswa menjadi lebih bersemangat saat
mengikuti pelajaran IPS, hal ini karena yel- --------. 2016. Statistika Dasar Untuk
yel yang diucapkan siswa saat kegiatan Pendidikan. Yogyakarta :
belajar berlangsung membangkitkan Deepublish.
semangat siswa untuk belajar, (2) siswa
menjadi lebih rajin membaca buku, hal ini

9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Anggraeni, Desi. 2011. Peningkatan Susanto, Joko. 2012. “Pengembangan


Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Perangkat Pembelajaran Berbasis
Model Pembelajaran Kooperatif Lesson Study Dengan Kooperatif
Course Review Horay Pada Siswa Tipe Numbered Heads Together
Kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Semarang. Tersedia pada Hasil Belajar IPA di SD”. Journal of
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.p Primary Educational Universitas
hp/kreatif/article.download/1887 Negeri Semarang, Volume 1,
(Diakses tanggal 10 Desember Nomor 2 (Hlm.75).
2015).
Shoimin Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran
Arikunto, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Trianto. 2010. Model Pembelajaran
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Terpadu Konsep, Strategi, dan
Cipta. Implementasinya dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurniasih, Imas dan Berlin. 2015. Ragam Jakarta: PT Bumi Aksara .
Pengembangan Model
Pembelajaran Untuk Peningkatan Yanti, Krisna. 2013. Pengaruh Model
Profesionalitas Guru. Kata Pena. Pembelajaran Course Review Horay
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Payani, Dwi. 2013. Pengaruh Model Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas
Pembelajaran Course Review Horay V Semester 2 Tahun Pelajaran
Terhadap Hasil Belajar Matematika 2012/2013 di Sekolah Dasar Gugus 5
Siswa Kelas IV Semester II Tahun Kecamatan Kediri Kabupaten
Pelajaran 2012/2013 di SD Negeri 1 Tabanan. Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Sangsit. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha.
Universitas Pendidikan Ganesha.

Rahman, Muhammat dan Sofan Amri,


2014. Model Pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest,
Assessment and Satisfaction)
Terintegratif dalam Teori dan
Praktik untuk Menunjang
Penerapan Kurikulum 2015.
Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

10

Anda mungkin juga menyukai