Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Metode PQRST dalam Rangka Menumbuhkan Minat dan Kemampuan

Membaca Pelajar

Disusun Oleh: Pragista Ayunda Karna


Fakultas Pendidikan Vokasi
Akuntansi Terapan
Universitas Brawijaya

Abstract: This research aims to increase willingness and reading ability by implementing
PQRST method. This research are research which consist of two cycles. Those cycles which used
in this research are divided into four stages, which are planning, implementing action,
observating, and reflecting. The subject of this research are teachers and the pupils of Junior
High School 2 Tengaran on grade VII C on Semarang Regency. The methods which will be used
on this analysis are observating, testing, interviewing, and polling. The data analysis on this
research are using comparative descriptive and critical analysis. Seen from the result of this
research that there are rising of pupils' reading willingness from one cycle to another cycle that
marked by decreasing number of pupils who have enough and less of reading willingness, and
then there are increasung of pupils who have high and very high of reading willingness, plus
there are increasing averages of reading ability which was 61,5 before on the first cycle and
increasing into 70,3, and then one the next cycle thee number increasing again until 76,6.

Keywords: reading willingness, PQRST, method, research cycles.

Abstrak: Penelitian ini memiliki tujuan menumbuhkan minat dan kemampuan membaca dengan
mengimplementasikan metode PQRST. Penelitian ini merupakan penelitian yang terdiri dari dua
siklus. Masing-masing siklus yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, peninjauan dan refleksi. Subjek dari penelitian ini yaitu guru
dan pelajar kelas VIIC SMPN 2 Tengaran Kabupaten Semarang. Metode yang diterapkan pada
analisis ini yaitu peninjauan, tes, wawancara, dan angket. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif komparatif dan kritis. Terlihat dari hasil penelitian ini bahwa
ada penambahan minat membaca pelajar dari satu siklus ke siklus selanjutnya yang ditandai
menurunnya jumlah pelajar dengan minat membaca yang cukup dan kurang, serta meningkatnya
jumlah pelajar dengan minat membaca yang tinggi dan sangat tinggi, serta bertambahnya rata-
rata kemampuan membaca pelajar yang semula 61,5 pada siklus pertama bertambah menjadi
70,3 lalu pada siklus selanjutnya bertambah lagi hingga 76,6.

Kata kunci: minat membaca, PQRST, metode, siklus penelitian


PENDAHULUAN

Membaca merupakan salah stau kegiatan yang memiliki manfaat sangat besar untuk
pelajar bahkan semua orang. Dengan rajin membaca, kita bisa mendapatkan berbagai hal yang
ada dalam kehidupan. Seluruh orang tua dan guru tentu berharap agar semua pelajar bisa
menjadikan membaca sebagai hobi atau kebiasaan. Di sekolah, semua pelajar akan dibiasakan
membaca, karena membaca merupakan aspek keterampilan berbahasa yang memiliki tujuan agar
seluruh pelajar dapat memahami apa yang dimaksud dalam bacaan sehingga dapat meresapi isi
bacaan dengan baik dan benar. Dikutip dari St. Y. Slamet (2008: 57) mengatakan bahwa bahwa
meningkatkan minat membaca merupakan dua aspek kemampuan berbahasa yang saling
berkaitan dan tidak terpisahkan. Berbagai upaya telah dilakukan guru untuk memberi bekal
pengetahuan membaca serta pelatihan membaca, namun kenyataan menunjukkan bahwa sampai
sekarang kemampuan membaca di kalangan siswa masih jauh dari harapan.

Para pengajar Bahasa Indonesia kelas VII memiliki tujuan yaitu pelajar kelas VII
diharuskan bisa memahami isi bacaan dengan cepat. Akan tetapi, pada kenyatannya pelajar
hanya membaca tanpa memahami isi bacaan yang dibaca. Sehingga, ketika guru mengajukan
pertanyaan dan mengahruskan pelajar untuk menjawab, pelajar masih kebingungan dan
mengahuruskan membuka kembali buku bacaan tersebut. Kebiasaan pelajar akan tersebut
merupakan kebiasaan yang salah dan harus segera dikrangi atau bahkan dihilangkan.

Kegiatan memahami bacaan itu merupakan kegiatan yang susah. Mengapa memahami
bacaan itu merupakan kegiatan yang susah? Karena untuk memahami sebuah bacaan itu
memerlukan konentrasi yang tinggi dan pengetahuan yang luas. Akan tetapi, bisa menjadi mudah
jika pelajar mendapatkan pelatihan sejak dini. Maka dari itu, mengajarkan anak untuk
berkonsentrasi dalam memahami sebuah bacaan sejak dini ialah sangat penting.

Faktor-faktor yang berpengaruh pada minat baca pelajar yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal terdiri dari usia, jenis kelamin, intelegensi, sikap, kemampuan
membaca, dan kebutuhan psikologis sedangkan faktor eksternal terdiri dari orang tua, guru,
pengaruh teman sebaya, kelompok etnis, ekonomi, status sosial, buku bacaan yang sesuai belum
tersedia, dan televisi. Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan dalam membaca
yaitu kemampuan berbahasa; keadaan membaca; sikap, minat, dan emosi; kebiasaan membaca;
latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya pengetahuan; pengetahuan tentang cara membaca;
dan tingkat inteligensi.
Di Indonesia sendiri salah satu sekolah yang sedang mengalami masalah kemampuan
membaca pemahaman dan minat membaca adalah SMPN 2 Tengaran. Di sekolah tersebut ada
salah satu kelas yang masalah kemampuan membaca pemahaman dan minat bacanya tinggi,
yaitu kelas VII C. Penyebab tingginya masalah kemampuan membaca pemahaman dan minat
membaca pada kelas tersebut adalah pertama, pelajar kesulitan dalam memahami dan meresapi
isi bacaan. Kedua, pelajar merasa kesulitan dalam menentukan ide pokok sebuah paragraph.
Yang terakhir, pelajar masih kebingungan saat membedakan kalimat utama dengan utama.

Saat melakukan tes kemampuan awal membaca pelajar, hasil tes tersebut menyatakan
bahwa kemampuan membaca pemahaman masih kurang. Hasil dari tes terebut menunjukkan dari
33 pelajar, yang mendapat nilai lebih dari 75 hanya berjumlah 8 pelajar. Penyebab lain dari
rendahnya kemampuan membaca pemahaman dari pelajar kelas VII C adalah para guru masih
mengajar dengan cara yang konvensional. Mengajar dengan cara konvensional yang dimaksud
adalah guru hanya memberikan instruksi kepada pelajar untuk membaca dalam hati lalu pelajar
diminta menjawab pertanyaan dari bacaan, tetapi dengan buku yang terbuka. Cara konvensional
tersebut menjadikan pelajar kurang begitu aktif saat pembelajaran, sehingga kemampuan
membaca pelajar menjadi kurang.

Sejauh ini, langkah-langkah yang diterapkan guru SMPN 2 Tengaran dalam mengajar
adalah yang pertama, para guru menjelaskan materi, selanjutnya pelajar mencatat materi tersebut,
setelah pelajar mencatat materi yang diberikan para guru, gurupun menugaskan pelajar untuk
membaca teks di dalam buku paket mereka. Para pelajar kemudian memahami bacaan secara
bersama-sama. Guru kemudian memberi instruksi kepada pelajar untuk mengerjakan beberapa
soal yang berhubungan dengan teks yang mereka baca. Setelah para pelajar mengumpulkan tugas
tersebut, gurupun menilai tugas mereka. Dilihat dari langkah-langkah pembelajaran yang
diterapkan oleh para guru, menunjukkan bahwa pelajar masih belum sepenuhnya melakukan
prosedur membaca yang tepat. Prosedur membaca yang tepat akan membuat pelajar bisa
memahami isi bacaan secara mendalam. Sampai saat ini, pelajar hanya langsung membaca
bacaan lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.

Berdasarkan permasalahan di atas, guru dan peneliti akan menerapkan metode PQRST
dalam pembelajaran untuk menunjang keberhasilan penyelesaian permasalahan di atas. Subjek
dalam penelitian ini adalah guru dan pelajar kelas VII C SMPN 2 Tengaran. Penelitian ini
memiliki tujuan untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca pemahaman pelajar kelas
VII C SMPN 2 Tengaran.
Menurut Djali (2008: 121) minat merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara
diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Para ahli psikologi membedakan minat menjadi dua jenis,
yaitu yang pertama, minat pribadi merupakan minat yang berjangka panjang dan relatif stabil
dalam sebuah aktivitas atau topik. Sedangkan minat situasional merupakan minat yang
disebabkan secara tidak permanen oleh suatu hal dalam lingkungan sekitar. Saat pelajar memiliki
ketertarikan atau minat pada suatu topik, maka hal tersebut dapat memancing semangat untuk
mempelajari lebih lanjut topik tersebut dan pada akhirnya menstimulasi pemahaman yang
mendalam.

Minat baca pelajar adalah keinginan pelajar dalam memilih bacaan yang mereka
kehendaki secara bebas dengan maksud pemilihan bacaan tersebut dapat memberikan
kesenangan dan kepuasan mereka. Dari yang telah dijabarkan di atas, yakni minat membaca
tidak dapat tumbuh secara otomatis, namun perlu dibantu untuk menumbuhkan. Dalam masalah
ini, guru sangat berperan besar dalam memotivasi pelajar untuk membaca, seperti contoh para
pelajar ditugaskan untuk mencari jawaban dari soal-soal, menceritakan isi bacaan mereka dengan
bahasa mereka sendiri, dan lain-lain. Upaya para guru dalam menumbuhkan minat baca para
pelajar dapat dilakukan dengan memberikan apresiasi, contohnya yaitu memberikan hadiah,
pujian, tepuk tangan, dan lain-lain. Upaya lainnya yang dapat dilakukan oleh para guru yakni
dengan menyiapkan bahan bacaan sesuai tingkat perkembangan pelajar.

Menurut pendapat Tarigan (1985) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, suatu metode yang dipergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang orang lain, yaitu mengkomunikasikan
makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Jadi, bisa diambil
kesimpulan bahwa tujuan utama dari membaca adalah untuk memperoleh pesan atau informasi.
Salah satu metode yang bisa digunakan untuk membantu pelajar dalam meningkatkan
pemahaman membaca mereka adalah metode PQRST. Metode PQRST merupakan sebuah
metode dalam membaca yang dicetuskan oleh Ellen Lamar, H. Alan, Thomas, dan Robinson.
Kepanjangan dari PQRST sendiri yaitu P: Preview, Q: Question, R: Read, S: Summarize, T: Test.
Tujuan yang ingin dicapai metode PQRST adalah supaya memberi kemudahan pada pembaca
dalam memahami inti dari bacaab tersebut dan juga untuk memberi kemudahan untuk kembali
mengingat inti dari bacaan tersebut. Kelebihan dari metode ini adalah untuk memberi
kemudahan pada pembaca dengan kemampuan rendah untuk memahami serta kembali
mengingat mengenai inti bacaan yang baru dibacanya.
Langkah-langkah yang bisa diterapkan guru saat menggunakan metode PQRST adalah:
(1) pelajar diarahkan oleh guru dalam meninjau; (2) pelajar diarahkan guru dalam merumuskan
pertanyaan dengan mengganti judul atau sub judul serta bagian-bagian penting yang mereka
temukan saat meninjau dengan hasil akhir kalimat pertanyaan; (3) pelajar diarahkan untuk
membaca dengan seksama dan aktif dengan memerhatikan pertanyaan yang telah mereka
rumuskan di atas, rangkuman, dan gambar yang digunakan sebagai panduan dalam menandai ide
pokok di setiap paragraf, memahami ide bacaan, menghentikan gerakan mata pada bagian
penting dalam bacaan, dan mengatur fokus perhatian; (4) pelajar diarahkan untuk menceritakan
kembali inti bacaan dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri, dalam hati ataupun bersuara
yakni dengan menjawab pertanyaan yang telah mereka buat di atas atau menjelaskan gambar dan
topic utama dalam teks; dan (5) pelajar memberi respon pada soal-soal yang disediakan guru
dengan lisan, praktik, ataupun tulis guna mengukur tingkat kepahaman mereka.
Metode PQRST ini berisi prosedur yang bisa digunakan untuk memahami bacaan lebih
mendalam. Tahapan dalam meninjau teks penting untuk memahami gambaran awal dari sebuah
teks, selanjutnya pada tahapan pembuatan pertanyaan penting agar pelajar dapat lebih memiliki
perhatian khusus pada bagian jawaban dari pertanyaan mereka dalam membaca. Kemudian, pada
tahapan membaca pelajar membaca dengan menyebutkan kembali atau meringkas dan dengan
tidak memerlakukan semua kalimat secara sama. Hal-hal tersebut dilakukan supaya pelajar
mengingat apa yang telah mereka baca dan tes-tes dilakukan agar dapat mengukur sejauh mana
pelajar dalam memahami bacaan. Manfaat dari menggunakan metode-metode tersebut adalah
pelajar menjadi lebih mudah ketika memahami bacaan, selain itu kemampuan mereka dalam
pemahaman membaca menjadi meningkat.

METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Tengaran, Kabupaten Semarang. Mengapa
memilih SMPN 2 Tengaran sebagai tempat penelitian? Hal ini disebabkan karena pelajar kelas
VII C di SMPN 2 Tengaran mempunyai permasalahan pada minat dan kemampuan membaca
pemahaman. Maka dari itu, peneliti memilih sekolah tersebut untuk tempat penelitian. penelitian
ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013, bulan Februari hingga April 2013.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu para guru dan pelajar kelas VII C
SMPN 2 Tengaran. Sumber pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari angket minat
membaca pemahaman siswa, proses berlangsungnya pembelajaran yang dilakukan oleh pelajar
kelas VII C SMPN 2 Tengaran, Ibu Siti Kiptiyah, S. Pd. dan perwakilan pelajar kelas VII C
sebagai informan, dan beberapa dokumen yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran,
observasi selama proses pembelajaran, hasil tes siswa, daftar nilai, foto selama kegiatan
pembelajaran, dan catatan hasil wawancara.
Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagi alat untuk mengumpulkan data, yaitu
observasi. Observasi ialah kegiatan pengamatan dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas.
Berdasarkan hasil pengamatan bisa dilihat peningkatan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam penelitian kali ini materi pembelajaran tidak diambil dari buku bacaan pelajar,
melainkan diambil dari koran. Pemilihan materi pembelajaran menggunakan koran ini
dikarenakan jika pelajar menggunakan buku bacaan mereka, bisa jadi mereka sudah pernah
membaca buku bacaan tersebut. Dalam siklus pertama, jumlah teks yang digunakan adalah dua,
teks yang pertama ini berguna sebagai latihan kelompok, selanjutnya teks kedua bertujuan untuk
dibaca oleh individu itu sendiri. Pada siklus selanjutnya, yakni siklus kedua, teks yang digunakan
hanya satu. Rekapitulasi dari hasil pengamatan dari minat dalam membaca pemahaman dalam
kedua siklus seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Peningkatan Minat Membaca Pemahaman

N KETERANGAN FREKUENSI FREKUENSI KETERANGAN


O MINAT MINAT MINAT SIKLUS
SIKLUS I II
1. Kurang 5 1 Berkurang 12,5%
2. Cukup 12 4 Berkurang 25%
3. Tinggi 11 17 Meningkat
18,75%
4. Sangat Tinggi 4 10 Meningkat
18,75%

Berdasarkan tabel 1, bisa dilihat ada peningkatan minat membaca pemahaman pada
pelajar. Peningkatan ini dapat ditandai dengan berkurangnya jumlah pelajar yang minat
membacanya sebesar 12,5%. Angka penurunan jumlah pelajar yang memiliki minat membaca
pemahaman cukup yaitu sebesar 25%. Sedangkan peningkatan jumlah pelajar yang minat
membaca pemahamannya tinggi yaitu sebesar 18,75% dan bertambahnya banyak pelajar dengn
minat membaca pemahaman dengan kategori sangat tinggi yakni 18.75%.
Kemampuan pelajar dalam membaca juga dapat dilihat pada indikator ketuntasan belajar dan
indikator rata-rata nilai pelajar. Tabel kedua berikut ini berisi peningkatan rata-rata kemampuan membaca
pemahaman siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Tabel 2. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

Keterangan Kondisi Siklus I Siklus II


Awal
Nilai Terendah 30 40 40
Nilai Tertinggi 90 90 90
Nilai Rata-Rata 61,5 70,3 76,6
Ketuntasan 24,24% 50% 75%
Belajar

Kenaikan rata-rata nilai membaca pemahaman pelajar dari tes mengenai kemampuan
membaca pemahaman pada siklus pertama adalah 70,3, selanjutnya rata-rata dalam kemampuan
membaca pemahaman pelajar pada siklus kedua adalah 76,6. Sehingga, rata-rata dari
kemampuan membaca pemahaman pelajar VII C SMP Negeri 2 Tengaran mengalami kenaikan
6,3.
Pada siklus pertama ada 18 pelajar atau 50% pelajar yang telah memenuhi KKM,
selanjutnya pada siklus kedua ada 24 pelajar atau sekitar 75% pelajar yang telah memenuhi
KKM. Sehingga ada kenaikan ketuntasan pelajar dari siklus pertama ke siklus kedua sekitar
25%. Dari rumusan masalah dan deskripsi hasil tujuan penelitian dan pengamatan tindakan serta
penjabaran dari hasil penelitian, berikut ini penjabaran dari pembahasan hasil yakni:
Kenaikan minat membaca pemahaman pelajar dengan metode PQRST. Metode ini dapat
menaikkan kemampuan dan minat membaca pemahaman pelajar kelas VII C SMP Negeri 2
Tengaran akibat langka-langkah yang tepat dan procedural dari metode ini dengan hasil setelah
pelajar menyelesaikan tahap demi taham mereka dapat memahami lebih dari pelajar yang hanya
membaca. Pada intinya, minat atau keinginan dapat ditumbuhkan dari dalam setiap individu itu
sendiri sebab untuk menumbuhkan keinginan ini butuh kesadaran dari individu itu sendiri.
Namun, selain itu keinginan ini juga dapat dirangsang dari luar.
Penerapan dari metode membaca ini pada membaca pemahaman adalah hal yang baru
bagi pelajar. Pelajar dalam membaca wajin melalu berbagai tahapan yang berbeda dengan yang
biasa mereka lakukan. Oleh sebab itu, untuk memantik keinginan membaca pelajar para guru
perlu memberikan metode tertentu agar pelajar tertarik dalam membaca dengan menerapkan
metode PQRST ini.
Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pelajar kelas VII C SMPN 2 Tengaran
dengan penerapan metode PQRST. Pengaplikasian metode PQRST ini dapat memperbaiki
kualitas hasil maupun kualitas hasil dari pembelajaran membaca pemahaman pada pelajar kelas
VII C SMPN 2 Tengaran. Keberhasilan dari pengajaran membaca pemahaman dapat ditinjau dari
beberapa faktor berikut. Pertama, meningkatnya jumlah pelajar yang memiliki keinginan dalam
membaca masih kurang dan cukup pada siklus kedua. Kedua, bertambahnya nilai rata-rata dari
kemampuan membaca pemahaman pelajar dari siklus ke siklus selanjutnya. Ketiga,
bertambahnya persentase dari ketuntasan siswa dari satu siklus ke siklus lainnya.
Dari pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, penerapan dari metode PQRST
dapat menumbuhkan kemampuan dan keinginan membaca pemahaman sebab pembelajaran
dapat menjadi lebih menyenangkan dan menarik. Keberhasilan ini tidak lepas dari pernanan guru
yang menerapkan model pembelajaran baru ini sesuai prosedur. Kemampuan dalam membaca
pemahaman dalam penelitian ini bertambah setelah penerapan metode ini. Dari siklus satu ke
siklus selanjutnya nilai-nilai mereka terus mengalami kenaikan yang signifikan.
Kenaikan dalam setiap siklus pada data di atas tidak selalu berjalan mulus. Hambatan
juga muncul, seperti pada siklus pertama yakni guru belum dapat menguasai materi secara utuh,
guru juga belum dapat mengontrol kelas secara utuh, intinya guru belum dapat mengondisikan
pelajar pada arah pembelajaran yang lebih kondusif.
Upaya dalam mengatasi berbagai hambatan yang ada dalam siklus pertama yang dilakukan pada
siklus kedua dengan tujuan perbaikan yakni dengan cara merubah metode pembelajaran supaya
pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih teratur. Pembelajaran dalam membaca pemahaman yang
terjadi pada siklus pertama dilakukan dengan berkelompok pada siklus kedua yang diubah menjadi secara
individu karena dalam kelompok ternyata justru tidak tertata. Guru juga telah dapat menguasai materi
yang diajarkan dengan baik dengan hasil pelajar dapat menangkap materi pembelajaran dengan lebih
mudah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa salah satu cara dalam memperbaiki
kemampuan membaca pemahaman pada pelajar kelas VII C SMPN 2 Tengaran yakni dengan ara
menerapkan metode PQRST. Hal ini dapat terjadi sebab pembelajaran dengan pengaplikasian
metode ini dapat memberi langkah-langkah yang lebih mudah serta mejadikan pelajar lebih
memahami lebih dalam teks yang mereka baca. Oleh sebab itu, pengaplikasian metode PQRST
dikatakan efektif dalam memperbaiki kemampuan membaca pemahaman pada pelajar kelas VII
C SMPN 2 Tengaran.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penggunaan metode PQRST ialah metode ini dapat
meningkatkan minat membaca pemahaman pelajar SMPN 2 Tengaran khususnya pada kelas VII
C. Hal ini ditandai dengan berkurangnya pelajar yang mempunyai minat membaca kurang yaitu
sebesar 12,5%; berkurangnya jumlah pelajar yang mempunyai minat membaca cukup yaitu
sebesar 18,75%; dan yang terpenting meningkatnya jumlah pelajar yang mempunyai minat
membaca sangat tinggi yaitu sebesar 18,75%. Bisa disimpulkan bahwa minat membaca pelajar
secara menyeluruh mengalami peningkatan sebesar 75% sesudah guru dan peneliti menerapkan
metode PQRST.
Peningkatan ini ditandai dengan (1) meningkatnya nilai rata-rata membaca pemahaman
pelajar. Menurut hasil tes kemampuan membaca pemahaman siklus I, nilai rata-rata pelajar ialah
70,3, sedangkan pada siklus II ialah 76,6. Jadi, pelajar kelas VII C SMPN 2 Tengaran mengalami
peningkatan rata-rata kemampuan membaca sebesar 6,3; (2) persentase kelulusan pelajar dapat
memenuhi KKM yaitu 75. Saat siklus I hanya terdapat 18 (50%) pelajar yang memenuhi KKM,
sedangkan pada siklus II terdapat 24 (75%) pelajar yang memenuhi KKM. Sehingga, terdapat
peningkatan kelulusan pelajar yaitu sekitar 25%.
DAFTAR PUSTAKA

http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfteguh/kemampuan%20dan%20minat
%20baca.pdf 16 desember 2020

https://amrikibas95.wordpress.com/2017/08/13/definisi-membaca-menurut-para-ahli/#:~:text=Smith
%20(Ginting%2C%202005)%20bahwa,pemahaman%20dari%20teks%20yang
%20tertulis.&text=Finochiaro%20dan%20Bonomo(Tarigan%2C%201985,yang%20terkandungdi
%20dalam%20bahan%20tertulis 18 desember 2020

https://core.ac.uk/download/pdf/148608158.pdf 16 Desenber 2020

https://eprints.uny.ac.id/7637/3/BAB%202%20-%2008601247038.pdf 17 desember 2020

https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/basastra/article/view/201 16 desember 2020

https://www.neliti.com/publications/53246/penerapan-metode-pqrst-untuk-meningkatkan-minat-dan-
kemampuan-membaca-pemahaman 16 desember 2020

Anda mungkin juga menyukai