Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

STKIP PGRI Bandar Lampung


http://eskrispi.stkippgribl.ac.id/

PENGGUNAAN METODE INQUIRY BASED LEARNING DALAM


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS III
SD NEGERI 01 JURANG UBUNG TULANG BAWANG
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Shinta Monica1, Wayan Satria Jaya2, Putut Wisnu Kurniawan3


123STKIP PGRI Bandar Lampung
Shintamonic@gmail.com1, wayan_satria@stkippgribl.ac.id2, pututbukan@gmail.com3

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan mendeskripsikan apakah
Metode Inquiry Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKN siswa kelas III SD
Negeri 01 Jurang Ubung Tulang Bawang Selatan Tahun Pelajaran 2022/2023 dan
bagaimanakah peningkatan yang terjadi dengan penggunaan metode Inquiry Based
Learning terhadap hasil belajar PKN siswa kelas III SD Negeri 01 Jurang Ubung Tulang
Bawang Selatan Tahun Pelajaran 2022/2023. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas III SD Negeri 01 Jurang Ubung Tulang Bawang Selatan sebanyak 18 siswa.
Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart yang berisi
tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan adalah soal tes untuk mengukur hasil belajar PKN.
Jenis analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut 1) Metode Inquiry based learning dapat meningkatkan hasil belajar PKN
siswa kelas III SD Negeri 01 Jurang Ubung Tulang Bawang Selatan.2) Peningkatan hasil
belajar PKN siswa dengan penerapan Metode Inquiry based learning dari siklus I dengan
rata-rata sebesar 69.44 ke siklus II dengan rata-rata sebesar 74,72. Dengan demikian
terdapat peningkatan sebesar 5,28 %.
Kata kunci: Hasil Belajar PKN, Inquiry Based Learning.

Abstract: This study aims to find out and describe whether the Inquiry Based Learning
Method can improve the learning outcomes of third grade PKN students at SD Negeri 01
Jurang Ubung Tulang Bawang Selatan in the 2022/2023 academic year and how the
improvement occurs with the use of the Inquiry Based Learning method on student PKN
learning outcomes. class III SD Negeri 01 Jurang Ubung Tulang Bawang Selatan
Academic Year 2022/2023. The type of research conducted is Classroom Action Research.
The subjects of this research were 18 students of class III SD Negeri 01 Jurang Ubung
Tulang Bawang Selatan. The research design used is the Kemmis and Mc. Taggart which
contains the stages of planning, implementing actions and observations, and reflection.
The data collection instrument used was a test question to measure PKN learning
outcomes. The type of data analysis used is qualitative and quantitative data analysis.
Based on the results of data analysis in this study, the following conclusions can be drawn:
1) Inquiry based learning method can improve PKN learning outcomes for third grade
students at SD Negeri 01 Jurang Ubung Tulang Bawang Selatan. 2) Improve student PKN
learning outcomes by applying the Inquiry based learning method. from the first cycle with
an average of 69.44 to the second cycle with an average of 74.72. Thus there is an increase
of 5.28%.
Keywords: PKN Learning Outcomes, Inquiry Based Learning.

741
PENGGUNAAN METODE INQUIRY BASED LEARNING DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS III
SD NEGERI 01 JURANG UBUNG TULANG BAWANG
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

PENDAHULUAN cenderung mengandalkan kemampuan dan


Pendidikan menjadi salah satu keaktifan guru dalam menyampaikan
aspek penting dalam membentuk karakter materi baik berupa konsep, fakta, maupun
generasi penerus bangsa. Pendidikan informasi yang membuat siswa menjadi
memberikan kemungkinan pada siswa pasif dan hanya mendengarkan apa yang
untuk memperoleh “kesempatan”, disampaikan oleh guru. Selain itu, siswa
“harapan” dan pengetahuan agar dapat terlihat belum maksimal sebab pada
hidup secara lebih baik. Peranan pendidik pembelajaran yang terjadi siswa terlihat
atau guru sangat penting dalam hal kurang semangat dan cenderung
tersebut. Guru adalah orang dewasa yang membosankan. Hal ini terlihat dari hasil
secara sadar bertanggung jawab dalam observasi awal siswa terlihat tidak
mendidik, mengajar, dan membimbing semangat, bosan dan hanya sedikit dari
peserta didik. siswa di dalam kelas yang memperhatikan
Nilai-nilai penting dalam penjelasan dari guru. Sehingga hal ini
pembelajaran tidak dapat diperoleh oleh sangat berpengaruh pada tingkat
siswa jika guru hanya menggunakan pemahaman siswa terhadap materi dan
metode yang itu-itu saja dalam mengajar. nilai yang mereka capai juga belum dapat
Siswa harus diberikan kesempatan untuk mencapai tingkat KKM (Kriteria
berintraksi dengan orang lain, terutama Ketuntasan Minimal).
teman sekelas, keluarga, dan masyarakat Salah satu upaya dalam
serta memiliki kesempatan untuk belajar meningkatkan hasil pembelajaran adalah
dari aneka sumber, belajar bekerja sama, dengan menggunakan metode yang tepat
beradaptasi dan menyelesaikan masalah. dan sesuai. Salah satu metode yang sesuai
Pengetahuan hendaknya dapat untuk digunakan pada materi pelajaran
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari teori khususnya dalam pembelajaran PKN
sehingga meningkatkan kualitas hidup. adalah metode Pembelajaran Inquiry
Oleh sebab itu, pembelajaran perlu Based Learning, Secara bahasa, inkuiri
didekatkan dengan kondisi lingkungan berasal dari kata inquiry yang merupakan
alam dan sosial. Penerapan pembelajaran kata dalam bahasa inggris yang berarti;
dengan menggunakan pendekatan saintifik penyelidikan/meminta keterangan;
memungkinkan siswa untuk memperoleh terjemahan bebas untuk konsep ini adalah
nilai-nilai penting pembelajaran. “siswa diminta mencari dan menemukan
Berdasarkan observasi langsung sendiri”. Dalam konteks penggunaan
yang dilakukan peneliti di SD Negeri 01 inkuiri sebagai metode belajar mengajar,
Jurang Ubung Tulang Bawang, dalam hal siswa ditempatkan sebagai subyek
ini siswa kurang begitu aktif dalam pembelajaran, yang berarti bahwa siswa
pembelajaran sehingga banyak sekali memiliki andili besar dalam menentukan
ditemui siswa yang pasif, ada yang suasana dan model pembelajaran. Dalam
mengobrol sendiri, bermain dan ada metode ini, setiap peserta didik didorong
beberapa yang tidur di dalam kelas. untuk terlibat aktif dalam proses belajar
Metode pembelajaran yang digunakan mengajar, salah satunya dengan aktif
masih mneggunaka metode ceramah yang
742
Shinta Monica1, Wayan Satria Jaya2, Putut Wisnu Kurniawan3

mengajukan pertanyaan yang baik bagi kehidupan ataupun proses belajar


terhadap setiap materi yang disampaikan. berikutnya. Artinya, hasil belajar ditandai
Selain itu, pembelajaran dengan dengan perubahan tingkah laku secara
metode pembelajaran Inquiry Based keseluruhan.
Learning ini mampu meningkatkan Belajar tidak hanya mempelajari
intektual siswa karena mereka dapat mata pelajaran, tetapi juga penyusunan,
mencari dan menemukan sendiri konsep– kebiasaan, persepsi, kesenangan atau
konsep ilmu pengetahuan yang mereka minat, penyesuaian sosial, bermacam-
butuhkan. Melalui metode ini, siswa macam keterampilan lain, dan cita-cita.
belajar bukan hanya dengan cara Uno (2017: 190) evaluasi adalah satu-
mengingat materi yang disampaikan guru, satunya cara untuk menentukan ketepatan
melalaikan hasil mencari dan menemukan pembelajaran dan keberhasilan. Dengan
sehingga lebih mudah tertanam dalam demikian dapat dikatakan indikator
pikiran mereka. Pembelajaran Inquiry pembelajaran efektif dapat diketahui dari
Based Learning adalah rangkaian kegiatan hasil belajar yang baik. Perubahan tingkah
pembelajaran yang menekankan pada laku sebagai hasil belajar meliputi aspek
proses berpikir secara kritis dan analisa tingkah laku kognitif, konotatif, afektif
untuk mencari dan menemukan sendiri atau motorik. Belajar yang hanya
jawaban dari suatu masalah yang menghasilkan perubahan satu atau dua
dipertanyakan. aspek tingkah laku saja disebut belajar
Maka dari itu penulis bermaksud sebagian dan bukan belajar lengkap.
meneliti masalah tersebut dengan Berdasarkan pengertian-pengertian
menggunakan konsep penelitian tindakan hasil belajar diatas dapat disimpulkan
kelas (PTK) yang berjudul Penggunaan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian
Metode Inquiry Based Learning dalam akhir dari proses dan pengenalan yang
meningkatkan hasil belajar PKN siswa telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan
kelas III SD Negeri 01 Jurang Ubung tersimpan dalam jangka waktu lama atau
Tulang BawangSelatan Tahun Pelajaran bahkan tidak akan hilang selama-lamanya
2022/2023. karena hasil belajar turut serta dalam
membentuk pribadi individu yang selalu
LANDASAN PUSTAKA ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi
Hasil Belajar sehingga akan merubah cara berpikir serta
Belajar adalah proses aktivitas otak menghasilkan perilaku yang lebih baik.
dalam rangka menerima informasi,
menyerapnya dan juga menuangkannya Pembelajaran PKN
kembali yang pada akhirnya menghasilkan Pendidikan kewarganegaraan
perubahan sikap atau perilaku. Slameto adalah pendidikan demokrasi yang
(2015:36) mengungkapkan bahwa hasil bertujuan untuk mempersiapkan warga
belajar merupakan perubahan yang tejadi masyarakat berfikir kritis dan bertindak
dalam diri seseorang berlangsung secara demokratis, melalui aktivitas menanamkan
berkesinambungan, tidak statis. Satu kesadaran kepada generasi baru, bahwa
perubahan yang terjadi akan menyebabkan demokrasi adalah bentuk kehidupan
perubahan berikutnya dan akan berguna masyarakat yang paling menjamin hak-hak

743
PENGGUNAAN METODE INQUIRY BASED LEARNING DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS III
SD NEGERI 01 JURANG UBUNG TULANG BAWANG
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

warga masyarakat. Menurut Erisa hak dan kewajibannya untuk menjadi


(2019:81) Pendidikan kewarganegaraan warga negara Indonesia yang cerdas,
adalah sebuah wahana studi untuk terampil, dan berkarakter yang
mengembangkan, melestarikan nilai- nilai diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
luhur serta moral yang berasal dari budaya 1945 (lampiran UU No. 22 tahun 2006).
para leluhur bangsa Indonesia. Pendidikan Selain itu, Pendidikan
kewarganegaraan sebagai Pendidikan nilai Kewarganegaraan juga tidak terlepas
berarti pendidikan kewarganegaraan dengan Pancasila. Di dalam Pendidikan
memuat pendidikan nilai, agar masyarakat Kewarganegaraan terdapat pula nilai
dapat memahami dan berperilaku sesuai Pancasila yang dipelajari. Pancasila
dengan pedoman nilai yang ada. sebagai landasan hidup bangsa berperan
Pendidikan kewarganegaraan cukup penting dalam pembentukan
sebagai pendidikan nilai akan karakter peserta didik. Nilai yang terdapat
mengantarkan warga negara untuk menjadi dalam setiap pasal begitu sakral, karena
warga negara yang baik dan cerdas yang telah melewati proses yang begitu panjang
ditandai dengan terwujudnya sebuah warga dalam penciptaannya. Pancasila menurut
negara yang baik, cerdas, partisipatif, dan Kurniasih (2019:12) adalah ideologi dasar
bertanggung jawab. Pendidikan nilai bagi negara Indonesia.
adalah suatu penanaman serta Berdasarkan paparan pendapat ahli
pengembangan nilai-nilai untuk tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
dikembangkan dalam kehidupan. Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah
adanya pendidikan nilai adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan
membentuk karakter dengan materi yang untuk mempersiapkan warga masyarakat
berhubungan dengan moralitas, dan nilai- berpikir kritis dan bertindak demokratis,
nilai dalam kehidupan. Pendidikan nilai melalui aktifitas menanamkan kesadaran
yang dapat diajarkan oleh anak-anak kepada generasi baru, tentang kesadaran
adalah mengenai hal sopan-santun, bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan
disiplin, rajin dan lain sebagainya. masyarakat yang paling menjamin hak-hak
Mata pelajaran Pendidikan masyarakat.
Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang wajib dipelajari dari tingkat Metode Inquiry Based Learning
pendidikan dasar sampai pendidikan Metode inkuiri merupakan proses
tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan pembelajaran yang dibangun atas
merupakan mata pelajaran yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
interdisipliner, artinya bahwa Pendidikan siswa. Para siswa didorong untuk
Kewarganegaraan mencakup ilmu politik, berkolaborasi memecahkan masalah, dan
ilmu negara, ilmu tata negara, hukum, bukannya sekedar menerima instruksi
sejarah, ekonomi, moral, dan filsafat. langsung dari gurunya. Tugas guru dalam
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan lingkungan belajar berbasis pertanyaan ini
mata pelajaran yang memfokuskan pada bukanlah untuk menyediakan pengetahuan,
pembentukkan warga negara yang namun membantu siswa menjalani proses
memahami dan mampu melaksanakan hak- menemukan sendiri pengetahuan yang
744
Shinta Monica1, Wayan Satria Jaya2, Putut Wisnu Kurniawan3

mereka cari. Guru berfungsi sebagai tujuan pembelajaran; dan (c)


fasilitator dan bukan sumber jawaban. mengembangkan sikap percaya pada diri
Menurut khoirul Anam (2015:7) siswa tentang apa yang ditemukan dalam
mengemukakan bahwa: Secara bahasa, proses inkuiri.
Inkuiri berasal dari kata inquiry yang Menurut Carin and Sund dalam
merupakan kata, dalam bahasa inggris Ahmadi (2005:108) berpendapat bahwa:
yang berarti; penyelidikan/meminta Metode inkuiri didefinisikan sebagai suatu
keterangan; terjemahan bebas untuk rangkaian kegiatan belajar yang
konsep ini adalah “siswa diminta untuk melibatkan secara maksimal seluruh
mencari dan menemukan sendiri’’. Dalam kemampuan siswa untuk mencari dan
konteks penggunaan inkuiri sebagai menyelidiki masalah secara sistematis,
metode belajar mengajar, siswa kritis, logis, dan analisis sehingga mereka
ditempatkan sebagai subjek pembelajaran, dapat merumuskan sendiri penemuan
yang berarti bahwa siswa memiliki andil mereka dengan rasa percaya diri.
besar dalam menentukan suasana dan Sedangkan guru dalam metode Inquiry
model pembelajaran. Dalam metode ini, Based Learning berperan sebagai
setiap peserta didik didorong untuk terlibat fasilitator yang memberikan tantangan
aktif dalam proses belajar mengajar, salah kepada para siswa dengan membantu
satunya dengan secara aktif mengajukan mereka mengidentifikasi pertanyaan dan
pertanyaan yang baik terhadap setiap masalah, serta membimbing inkuiri yang
materi yang disampaikan dan pertanyaan dilakukan. Dengan demikian, pendekatan
tersebut tidak harus selalu dijawab oleh inkuiri memandang siswa sebagai pemikir
guru, karena semua peserta didik memiliki yang aktif mencari, memeriksa,
kesempatan yang sama untuk memberikan memproses data dari lingkunganya menuju
jawaban atas pertanyaan yang diajukan. beragam tujuan yang paling cocok dengan
Metode inkuiri berupaya karakteristik-karakteristik mentalnya
menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah Dari beberapa pendapat para ahli di
pada diri siswa, dan menempatkan siswa atas, dapat kita simpulkan bahwa metode
dalam suatu peran yang menuntut inisiatif Inquiry Based Learning berarti suatu
besar dalam menemukan hal-hal penting rangkaian kegiatan belajar yang
untuk dirinya sendiri. Menurut Gulo 2002 melibatkan secara maksimal seluruh
dalam Trianto (2014: 78) berpendapat kemampuan siswa untuk mencari dan
bahwa: Inkuiri berarti suatu rangkaian menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
kegiatan belajar yang melibatkan secara analitis, sehingga mereka dapat
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk merumuskan sendiri penemuannya dengan
mencari dan menyelidiki secara sistematis, penuh pada keterlibatan siswa secara
kritis, logis, analisis, sehingga mereka maksimal dalam kegiatan belajar,
dapat merumuskan sendiri penemuannya mengembangkan sikap percaya diri pada
dengan penuh percaya diri. Sasaran utama siswa tentang apa yang ditemukan dalam
kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu (a) proses inkuiri.
keterlibatan siswa secara maksimal dalam
proses kegiatan belajar; (b) keterarahan
kegiatan secara logis dan sistematis pada

745
PENGGUNAAN METODE INQUIRY BASED LEARNING DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS III
SD NEGERI 01 JURANG UBUNG TULANG BAWANG
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

METODE PENELITIAN Based Learning dalam meningkatkan hasil


Waktu penelitian dilakukan pada belajar PKN.
semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Analisis data penelitian dapat
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dilakukan dengan dua teknik, yaitu
yaitu, siklus I siklus II. Penelitian ini analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
dilaksanakan di SD Negeri 01 Jurang Penelitian ini menggunakan analisis
Ubung Tulang Bawang Selatan. Penelitian kuantitatif dengan teknik presentase dan
ini dilaksanakan sesuai dengan deskriptif kualitatif. Indikator
rancangan penelitian model mc taggart ketercapaian dalam penelitian ini dilihat
yang diawali dengan tindakan dari pencapaian nilai KKM pada setiap
pendahuluan kemudian dilanjutkan siswa yakni 70 dan tercapainya ketuntasan
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan belajar PKN siswa secara klasikal yakni
refleksi. Penelitian dilakukan sebanyak 2 75 %.
siklus. Jika Hasil evaluasi pada siklus I
masih belum tuntas, maka dilakukan HASIL PENELITIAN DAN
perbaikan pada siklus II. Refleksi siklus I PEMBAHASAN
dilakukan untuk menentukan langkah- Pra Siklus
langkah perbaikan pada siklus II. Berdasarkan data hasil analisis pre
Penelitian yang dilaksanakan tes, dapat diketahui bahwa rata-rata kelas
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). hasil pra siklus adalah 59,72 dan
PTK dapat diartikan sebagai proses digolongkan dalam kategori kurang. Hanya
pengkajian masalah pembelajaran di 27,79% siswa saja yang mencapai nilai
dalam kelas melalui refleksi diri dalam KKM dan sisanya dalam kategori belum
upaya untuk memecahkan masalah tuntas, sebanyak 72,22 %. Keadaan ini
tersebut dengan cara melakukan berbagai menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
tindakan yang terencana dalam situasi dalam mata pelajaran PKN masih perlu
nyata serta menganalisis setiap pengaruh ditingkatkan.
dari perlakuan tersebut. Munurut Arikunto Berdasarkan data tersebut, maka
(2010: 130) Ada beberapa model tindakan akan dilaksanakan penelitian tindakan
yaitu Kurt Lewin, Kemmis dan Mc kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas
Taggart, John Elliot dan Hopkins. III B SD Negeri 01 Jurang Ubung Tulang
Adapun subjek dalam penelitian Bawang Selatan yang merupakan subjek
tindak kelas ini adalah siswa siswi kelas penelitian dengan penerapan metode
III pada Semester Ganjil. Dengan jumlah inquiry based learning untuk
siswa sebanyak 30 siswa yang terdiri dari meningkatkan hasil belajar PKN siswa.
16 siswa perempuan dan 14 siswa laki Penelitian ini merupakan penelitian
laki. Adapun pemilihan subjek tindakan kelas (PTK) yang dilakukan
berdasarkan karakter yang telah untuk mengetahui peningkatan hasil
ditentukan yaitu hasil belajar PKN yang belajar siswa siswa kelas III SD Negeri 01
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Jurang Ubung Tulang Bawang Selatan
Minimal (KKM). Objek dalam penelitian dengan menerapkan metode Inquiry Based
ini adalah penggunaan Metode Inquiry Learning pada tanggal 19 September
746
Shinta Monica1, Wayan Satria Jaya2, Putut Wisnu Kurniawan3

sampai dengan 19 Oktober 2022 yang di Kemudian, guru menyampaikan


lakukan dalam dua siklus. Setiap siklus tujuan dan indikator yang ingin dicapai.
terdiri dari tiga kali pertemuan yang Pada kegiatan tersebut terlihat siswa
berlangsung selama 2x35 menit. memperhatikan dan mendengarkan tujuan
Subyek penelitian ini adalah siswa pembelajaran yang disampaikanguru
III B semester I SD Negeri 01 Jurang dengan penuh rasa ingin tahu. Proses
Ubung Tulang Bawang Selatan tahun kegiatan inti pembelajaran PKN melalui
pelajaran 2022/2023 dengan jumlah siswa penggunaan metode inquiry based
18 orang yang terdiri atas 10 siswa learning dimulai dengan memberikan
perempuan dan 8 orang siswa laki-laki. penjelasan materi. Siswa memperhatikan
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk dan mendengarkan penjelasan materi yang
kolaborasi antara guru kelas IIIA dengan disampaikan. Guru dan siswa saling
peneliti, dimana guru kelas III sebagai bertanya jawab kemudian memberikan
pelaku tindakan sedangkan peneliti sebagai kesempatan kepada siswa untuk mencatat.
Observer. Selanjutnya siswa membuat
kelompok menjadi 3 kelompok. Setiap
Siklus I kelompok menerima lembar kerja siswa
Tahap pengamatan pada siklus I ini (LKS) untuk memudahkan kegiatan
dilakukan bersamaan dengan tahap pengamatan yang akan dilakukan siswa.
pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan Setelah siswa mendapatkan LKS guru
proses pembelajaran PKN dengan metode menjelaskan langkah-langkah sesuai
inquiry based learning berlangsung dua dengan LKS. Siswa yang masih bingung
kali pertemuan dikelas III SD Negeri 01 diminta untuk bertanya, kemudian guru
Jurang Ubung Tulang Bawang Selatan. menjelaskan hingga semua siswa mengerti.
Observer mengambil posisi duduk di Siswa secara berkelompok mengumpulkan
belakang kelas agar keberadaannya tidak data mengenai Pengertian NKRI, Dasar
mengganggu jalannya proses hukum bentuk NKRI, Otonomi daerah dan
pembelajaran. Observasi ini difokuskan hubungan luar negeri dan Pemerintahan
untuk mengetahui pelaksanaan yang dan pemilihan kepala negara.
dilaksanakan oleh guru (peneliti), serta Pada kegiatan ini siswa diminta
aktivitas siswa di dalam kelas. Pada untuk mencari Pengertian NKRI, Dasar
pelaksanaan proses pembelajaran PKN, hukum bentuk NKRI, Otonomi daerah dan
guru mengkondisikan situasi pembelajaran hubungan luar negeri dan Pemerintahan
dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses dan pemilihan kepala negara ke
pembelajaran seperti mengucap salam, perpustakaan. Setelah siswa menemukan
berdo’a, dan mengabsen siswa. materi tersebut siswa diminta berdiskusi
Selanjutnya, dilakukan pengukuran dan dirangkum pada lembar kerja siswa
apersepsi untuk mengetahui pengetahuan dan kembali ke kelas. selanjutnya siswa
awal siswa terhadap materi yang sudah diminta untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan dan kaitannya dengan materi ada pada masing-masing lembar kerja
yang akan diberikan. Seluruh siswa siswa. Setiap kelompok memiliki tugas
menjawab pertanyaan yang diajukan guru yang berbeda-beda. Misalnya pada
dengan penuh semangat. kelompok satu diminta untuk menjelaskan

747
PENGGUNAAN METODE INQUIRY BASED LEARNING DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS III
SD NEGERI 01 JURANG UBUNG TULANG BAWANG
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

pengetian NKRI, dan seterusnya kelompok pembelajaran inquiry based learning.


lainnya sesuai dengan tugas masing- Dalam penelitian siklus pertama guru
masing. Dalam pengamatan ini setiap sudah baik dalam memancing siswa dalam
kelompok mendiskusikan dan mencatat mengemukakan pendapat, namun masih
temuannya di lembar kerja siswa. Pada sedikit siswa yang berani mengemukakan
tahapan ini siswa sudah mulai terlihat aktif pendapat. Masih banyak siswa yang ragu-
dalam pembelajaran. ragu dan malu untuk mengemukakan
Setiap kelompok bergantian pendapat. Dalam kegiatan pengumpulan
mempresentasikan hasil pengamatan dan data pada bagian mengumpulkan bumbu
temuannya yang telah didiskusikan dalam dan rempah secara bersama-sama masih
kelompok. Ketika melakukan presentasi ada siswa yang tidak aktif.
kelompok lain minta untuk berkomentar, Peneliti melaksanakan tes akhir
bertanya dan menyanggah. Siswa Siklus I pada tanggal 28 September 2022.
dibimbing oleh guru menarik kesimpulan Adapun siswa yang hadir saat itu sebanyak
tentang materi dengan bimbingan guru. 18 siswa, hal ini berarti semua siswa kelas
Pada kegiatan ini siswa terlihat sudah III B hadir mengikuti tes siklus I. Peneliti
mengusai dan memahami semua materi melakukan tes tersebut mulai pukul 7.15-
yang berikan sehingga siswa banyak yang 08.30 WIB. Di bawah ini merupakan hasil
aktif berbicara dalam menyimpulkan siswa mengerjakan pos test siklus I.
materi pembelajaran. Siswa diminta untuk Dari hasil penelitian diperoleh,
mencatat materi-materi hasil pembelajaran bahwa tindakan pada siklus pertama dapat
agar siswa memiliki catatan untuk belajar. meningkatkan hasil belajar PKN siswa
Siswa diberikan soal post tes untuk kelas III B. Skor rata-rata mengalami
mengukur tingkat pemahaman dan peningkatan 9.75 dimana kondisi awal
keberhasilan terhadap pembelajaran adalah 59,72 meningkat menjadi 69,44.
tersebut. Siswa dan guru mengakhiri KBM tingkat ketuntasan siswa meningkat
dengan berdoa bersama. 56.56%. Namun demikian walaupun
Kegiatan pengamatan dalam adanya peningkatan tersebut ternytata
penelitian ini ditujukan untuk mengamati masih belum mencapai target penelitian.
kegiatan yang dilakukan guru dan siswa. Rata-rata kelas belum memenuhi indikator
Berdasarkan pengamatan yang telah pencapaian dan siswa yang memiliki nilai
dilakukan, peneliti memperoleh beberapa di atas KKM masih kurang dari 75% siswa
temuan berkaitan dengan kegiatan guru dari jumlah siswa di kelas. Dari hasil
maupun siswa. Dalam pertemuan pertama Siklus I di atas maka peneliti dan guru
guru masih belum menguasai kelas secara kolaborator menyusun strategi yang akan
maksimal. Guru cenderung memperhatikan dilaksanakan pada tahap siklus
siswa- siswa yang duduk di depan saja. selanjutnya.
Tulisan guru dipapan tulis masih kecil
sehingga siswa yang duduk dibelakang Siklus II
kesulitan untuk membaca. Meskipun pada Kegiatan pembelajaran baik yang
akhirnya siswa dapat melakukan dilakukan oleh guru maupun oleh siswa
pembelajaran sesuai dengan tahapan diamati dan dicatat oleh peneliti dan
748
Shinta Monica1, Wayan Satria Jaya2, Putut Wisnu Kurniawan3

dibantu observer sebagai salah satu hasil percaya diri dan tidak malu. Namun masih
penelitian siklus II. Peneliti mendapati banyak jawaban siswa yang kurang tepat.
bahwa kegiatan guru maupun siswa Selanjutnya, Siswa menerima
mengalami peningkatan dibandingkan penjelasan guru mengenai kegiatan yang
kegiatan yang dilakukan pada siklus I. akan dilakukan, selanjutnya siswa
Peningkatan ini berkaitan dengan poin- membuat kelompok menjadi 3 kelompok.
poin yang menjadi indikator dalam Setiap kelompok menerima lembar kerja
instrumen pengamatan. Pada siklus II ini siswa (LKS) untuk memudahkan kegiatan
guru telah memperbaiki kekurangan- pengamatan yang akan dilakukan siswa.
kekurangan yang terdapat pada siklus I Setelah siswa mendapatkan LKS guru
sesuai pada refleksi siklus I. Guru dapat menjelaskan langkah-langkah sesuai
mengusai kelas secara penuh. Semua siswa dengan LKS. Siswa yang masih bingung
baik yang duduk di depan dan dibelakang diminta untuk bertanya, kemudian guru
mendapatkan perhatian. menjelaskan hingga semua siswa mengerti.
Dalam proses pembelajaran suara Siswa secara berkelompok mengumpulkan
guru juga lebih keras. Langkah-langkah data dengan cara membaca buku cetak.
yang dilakukan guru dalam proses Pada kegiatan ini setiap kelompok
pembelajaran pun sesuai dengan memiliki tugas yang berbeda-beda.
pembelajaran menggunakan metode Dalam kegiatan ini siswa sudah
inquiry based learning. Kegiatan inti yang terlihat mandiri dan bisa bekerja sama
dilakukan yaitu sesuai dengan metode dengan teman kelompok. Terlihat siswa
pembelajaran inquiry based learning tidak mengalami kesulitan dalam proses
sebagai berikut: mengumpulkan data tersebut. Siswa secara
Siswa secara klasikal dibimbing oleh guru berkelompok memecahkan masalah dan
merumuskan permasalahan terkait dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan
materi. Pada kegiatan ini siswa rumusan masalah yang terdapat pada LKS.
merumuskan masalah tentang sejarah Pada tahapan ini pun siswa sudah aktif
berdirinya NKRI, Mendiskusikan usaha- mencari sendiri dengan arahan guru. Siswa
usaha yang telah dilakukan para pemimpin pun tidak mengalami kesulitan yang
bangsa pada masa lalu demi terciptanya berarti. Setiap kelompok bergantian
NKRI, Mendaftarkan sejumlah peristiwa mempresentasikan hasil pengamatan dan
penting yang terjadi dalam proses temuannya yang telah didiskusikan dalam
pembentukan NKRI, Menjelaskan kelompok. Pada kegiatan ini, sesuai
pengertian semboyan Bhinneka Tunggal dengan rencana awal untuk meningkatkan
Ika, Menghubungkan prinsip semboyan antusiasme siswa. Setiap kelompok
Bhinneka Tunggal Ika dengan usaha para diwajibkan untuk berkomentar,
pemimpin bangsa pada masa lalu dan menyanggah ataupun berkomentar kepada
menjelaskan arti penting keutuhan NKRI. siswa yang sedang melakukan presentasi.
Siswa diajak untuk merumuskan dugaan Siswa dibimbing oleh guru menarik
sementara atau menjawab rumusan kesimpulan tentang materi.
masalah berdasarkan yang telah mereka Pada kegiatan ini siswa terlihat
ketahui sebelumnya. Pada kegiatan ini sudah mengusai dan memahami semua
siswa menjawab rumusan masalah sudah materi yang berikan sehingga siswa

749
PENGGUNAAN METODE INQUIRY BASED LEARNING DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS III
SD NEGERI 01 JURANG UBUNG TULANG BAWANG
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

banyak yang aktif berbicara dalam Pembahasan


menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa Berdasarkan hasil penelitian yang
diminta untuk mencatat materi-materi hasil dilakukan, terlihat bahwa dari siklus I dan
pembelajaran agar siswa memiliki catatan siklus II mengalami peningkatan hasil
untuk belajar. Siswa diberikan soal post tes belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa
untuk mengukur tingkat pemahaman dan secara klasikal siklus I adalah 56,56% dan
keberhasilan terhadap pembelajaran nilai rata-rata 69,44, yang masih dikatakan
tersebut. Siswa dan guru mengakhiri KBM relatif rendah, belum sampai dari
dengan berdoa bersama. ketuntasan belajar secara klasikal dimana
Hasil belajar PKN pada siklus II syarat ketuntasan klasikal yakni ≥ 75%.
dapat diketahui melalui analisis soal tes Hal ini disebabkan oleh beberapa hal,
evaluasi yang diberikan kepada siswa pada diantaranya karena sisiwa baru pertama
pertemuan ke III setelah pemberian materi kali mengikuti metode pembelajaran
dengan metode inquiry based learning. Inquiry based learning, kurangnya
Berdasarkan hasil penelitian dapat kemampuan siswa dalam menunjukkan
disimpulkan bahwa dari hasil tes siklus II pengalaman belajar dan mengaitkan materi
diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 74,72 sebelumnya dengan materi baru yang
dan ketuntasan belajar mencapai 77,78 % dipelajari, kurangnya keberanian siswa
atau terdapat 14 siswa dari 18 siswa yang dalam mengajukan pertanyaan, merespon
sudah tuntas. Hasil tersebut menunjukkan dan menjawab pertanyaan dari materi yang
bahwa secara klasikal siswa sudah tuntas dipelajari, sehingga tingkat penyerapan
belajar, karena siswa yang memperoleh siswa terhadap materi yang diberikan
nilai ≥70 sudah mencapai 77,78% lebih belum optimal dan tercapai, seperti siswa
besar dari presentasi ketuntasan yang mampu menjawab pertanyaan dari guru,
dikehendaki yakni sebesar 75%. Oleh siswa bertanya dan mengeluarkan
karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendapat, dan pada saat diskusi kelompok
perolehan hasil belajar siswa pada siklus II siswa sudah bisa bekerja sama dalam
sudah dikatakan berhasil dalam mendapatkan dan mengolah informasi
meningkatkan pemahaman siswa tentang yang berkaitan dengan materi pelajaran,
materi dan kendala-kendala yang dialami serta siswa mampu menyimpulkan materi
siklus I sudah dapat diatasi dengan baik. pelajaran yang sudah dibahas.
Hal ini disebabkan karena peneliti telah Selain penyebab di atas penyebab
mengadakan perbaikan terhadap lain yaitu perhatian guru terpecah pada
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat membimbing siswa mengalami
siklus I sesuai dengan kebutuhan siswa dan kesulitan dengan menciptakan kondisi
saran yang yang telah diberikan oleh guru belajar yang kondusif sehingga tercipta
kolaborator yang selama ini selalu proses belajar yang tidak menyenangkan.
mengikuti dan mendampingi ketika proses Disamping itu juga guru kurang
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. memotivasi siswa untuk membangkitkan
keberanian siswa dalam mengajukan
pertanyaan dan pendapat baik dari guru
maupun dari siswa dari kelompok lain.
750
Shinta Monica1, Wayan Satria Jaya2, Putut Wisnu Kurniawan3

Pada saat diskusi kelompok beberapa dari guru maupun siswa kelompok lain.
siswa mengalami kesulitan dan Siswa sudah bisa bekerja sama kelompok
membutuhkan waktu yang cukup banyak dan siswa mampu merangkum,
untuk menemukan jawaban sehingga guru menyimpulkan materi pelajaran yang
tidak bisa untuk berusaha memberikan dibahas. Guru juga sudah bisa memberikan
perhatian untuk semua kelompok. perhatian untuk semua kelompok yang
Hal ini menyebabkan proses belajar mengalami kesulitan dalam untuk
mengajar tidak berjalan lancar karena menemukan jawaban, membuat kondisi
hanya guru yang aktif. Dalam hal ini belajar yang menyenangkan dengan
belum sejalan dengan metode mengontrol jalannya diskusi kelompok.
pembelajaran Inquiry based learning, Dari pengalaman yang diperoleh
dimana dalam metode pembelajaran peneliti di lapangan selama melakukan
Inquiry based learning memberikan penelitian, dengan menerapkan metode
kesempatan kepada pembelajar untuk pembelajaran Inquiry based learning
terlibat dalam setiap proses pembelajaran, dalam meningkatkan hasil belajar siswa
melatih pengetahuan dan keterampilan pada pelajaran PKN dengan melibatkan
bekerja sama dalam berkelompok, berpikir siswa sehingga dapat meningkatkan hasil
keratif, mencari informasi-informasi yang belajar siswa. Dari perbaikan dan
relevan dan dapat membuat kesmipulan. penyempurnaan terhadap kekurangan-
Sedangkan tugas pendidik sebagai kekurangan yang dilakukan pada siklus II
fasilitator yang mengarahkan pemelajar terjadi peningkatan hasil belajar siswa
untuk dalam mencari dan menemukan serta aktivitas guru. Untuk lebih jelasnya
informasi yang relevan (hanya data hasil belajar dapat dilihat pada tabel
menyarankan, bukan menunjukkan), dan berikut:
juga sekaligus menentukan kriteria No Tuntas Tidak Tuntas
Siklus
pencapaian proses pembelajaran. Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 Pra Siklus 5 22.78 % 13 72.22 %
Pada siklus II terjadi peningkatan 2 I 10 56.56 % 8 44,44 %

hasil belajar siswa dengan presentase 3 II 14 77.78 % 4 22,22 %

ketuntasan belajar siswa sebanyak 77,78 % Berdasarkan dari tabel di atas


dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh diketahui jumlah siswa yang tuntas pada
74,72, ini berarti ketuntasan belajar siswa
pra siklus berjumlah 5 siswa dengan
telah tuntas secara klasikal sesuai dengan
presentase 22.78%. Pada siklus 1
ketuntasan yang telah ditetapkan yakni ≥ berjumlah 10 siswa dengan presentase
75%. Hal ini disebabkan karena persiapan
56.56%. Pada siklus II berjumlah 14 siswa
siswa dalam mengikuti proses dengan presentase 77.78%.
pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran Inquiry based
learning sudah sangat baik, dimana siswa
sudah bisa menunjukkan pengalaman
belajar dan mengaitkan materi sebelumnya
dengan materi baru, sudah ada keberanian
dari siswa mengajukan pertanyaan dan
berpendapat untuk menanggapi pertanyaan

751
PENGGUNAAN METODE INQUIRY BASED LEARNING DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS III
SD NEGERI 01 JURANG UBUNG TULANG BAWANG
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Dari gambar di atas dapat dilihat DAFTAR PUSTAKA


peningkatan terhadap tingkat ketuntasan
belajar siswa antara pra siklus, siklus I, dan Ahmadi. 2005. Faktor-faktor yang
siklus II. Hal ini membuktikan Jika metode mempengaruhi interaksi belajar
Inquiry based learning dapat mengajar. Bandung: Pustaka.
meningkatkan hasil hasil belajar PKN.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014.
SIMPULAN Mendesain Model Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian dan Inovatif. Progresif dan
pembahasan disimpulkan, bahwa Kontekstual. Jakarta:
penerapan metode Inquiry based learning Prenadamedia Group.
dapat meningkatkan hasil belajar PKN
Anam Khoirul, M.A. 2015. Pembelajaran
siswa kelas III SD Negeri 01 Jurang
Berbasis Inkuiri Metode dan
Ubung Tulang Bawang Selatan. Hal ini
Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
terlihat dari proses pelaksanaan
Pelajar.
pembelajaran yang dilakukan oleh guru
yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan
mengamati, menanya, mengumpulkan Supardi. (2019). Penelitian
informasi, mengolah informasi dan Tindakan Kelas. Jakarta: PT
mengkomunikasikannya serta Bumi Aksara.
mengevaluasi proses pengolahan informasi
yang mengalami peningkatan dari siklus Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur
kesiklus yang pada akhirnya memberikan Penelitian Suatu Pendekatan
dampak terhadap hasil belajar siswa. Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasil belajar siswa mengalami Erisa. (2019) Pengembangan pendidikan
peningkatan yang ditandai oleh kewarganegaraan sebagai
meningkatnya ketuntasan belajar siswa. pendidikan nilai. Jurnal
Ketuntasan belajar siswa secara klasikal Kewarganegaraan. Universitas
siklus I adalah 56,56% dan nilai rata- rata PGRI Yogyakarta. Vol. 3 No. 2
69,44, yang masih dikatakan relatif rendah Desember. P-ISSN: 1978-0184
Perolehan ini dianggap belum tuntas E – ISSN: 2723-2328.
karena belum mencapai standar ketuntasan
yaitu ≥ 75%. Kondisi ini berbeda dengan Hamzah B Uno, Nurdin Mohamad. (2017).
perolehan siklus II, dimana hasil belajar Belajar dengan
siswa mengalami peningkatan dari pada pendekatan PAILKEM. Jakarta:
siklus II dengan nilai rata-rata 74,72 Bumi Aksara.
dengan presentase ketuntasan 77, 78%.
Sanjaya, Wina. (2009). Strategi
Dengan demikian hasil belajar siswa
Pembelajaran Berorientasi
dipandang sudah mencapai ketuntasan
Standar Proses. Pendidikan.
sesuai dengan standar yang sudah
Jakarta: Kencana.
ditentukan yakni ≥ 75

752
Shinta Monica1, Wayan Satria Jaya2, Putut Wisnu Kurniawan3

Slameto. (2015). Belajar dan faktor-faktor


yang mempengaruhinya.
Cetakan. Keenam. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.

Telaumbanua Fatolosa. (2019).


Pembelajaran Pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan
berbasis e-learning. Jurnal
Warta Edisi:62. Universitas
Dharmawangsa. ISSN: 1829-
7462.

Wardoyo, S. M. (2015). Pembelajaran


Konstruktivisme Teori dan
Aplikasi Pembelajaran dalam
Pembentukan Karakter. Bandung:
Alfabeta.

753
PENGGUNAAN METODE INQUIRY BASED LEARNING DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS III
SD NEGERI 01 JURANG UBUNG TULANG BAWANG
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

754

Anda mungkin juga menyukai