ABSTRAK
Kata kunci: Model pembelajaran contextual teaching and learning, motivasi belajar
Tujuan Pendidikan Nasional dalam terutama oleh keyakinan dan sikap hidup
bertujuan untuk berkembangnya potensi galanya. Masih banyak faktor lain yang
peserta didik agar menjadi manusia yang ikut menentukan keberhasilan suatu
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, antara lain kurikulum, program
penetapan pendekatan tertentu dalam hal ini terlihat bahwa guru cenderung
pembelajaran dirasa penting karena dua seperti ceramah dan tanya jawab,
pembelajaran, sumber belajar dan tehnik berakibat pada rendahnya hasil belajar
penilaian harus dijiwai oleh pendekatan siswa. Metode diskusi meupakan salah
yang dipilih. Kedua, salah satu acuan satu bentuk metode pembelajaran yang
memegang peranan yang amat penting SDN 42 Duri Barat Kecamatan Mandau
maka seorang guru harus kreatif dalam gejala atau fenomena khususnya pada
guru sebagai ujung tombak keberhasilan ketika guru menerangkan di depan kelas,
proses belajar mengajar terkadang kurang 2) Jika dilakukan tanya jawab saat proses
dalam tanya jawab tersebut, 3) Anak Motivasi Belajar PKn Siswa Kelas VI
kurang aktif dalam mata pelajaran yang SDN 42 Duri Barat Kecamatan Mandau
bahwa pembelajaran yang dilaksanakan akan belajar lebih baik jika lingkungan
oleh guru khususnya pada bidang studi diciptakan secara alamiah, artinya belajar
PKn kurang menarik perhatian siswa dan akan lebih bermakna jika anak ”bekerja”
mengajukan pendapat atau pertanyaan memaknai apa yang dipelajari itu. Oleh
pada guru. Oleh sebab itu peneliti tertarik karena itu strategi pembelajaran lebih
ingin melakukan suatu penelitian utama daripada hasil. Dalam hal ini siswa
tindakan sebagai upaya dalam melakukan perlu mengerti apa makna belajar, apa
menyadarai bahwa apa yang dipelajari kurikulum 2004. CTL merupakan konsep
lebih semangat dan penuh kesadaran. dengan dunia kehidupan peserta didik
Hal senada juga diungkapkan secara nyata, sehingga para peserta didik
membantu siswa melihat makna dalam peserta didik akan merasakan pentingnya
bahan pelajaran yang mereka pelajari belajar, dan mereka akan memperoleh
dengan cara menghubungkannya dengan makna yang mendalam terhadap apa yang
Learning) atau yang sering disingkat sebagian besar siswa tidak mampu
dengan CTL merupakan salah satu model menghubungkan antara apa yang mereka
tingkat hafalan dari sekian rentetan topik hari.dengan metode ini diharapkan siswa
atau pokok bahasan, tetapi tidak diikuti dapat memahami apa makna belajar, apa
dengan pemahaman dan pengertian yang manfaatnya, dalam status apa mereka,
mereka berhadapan dengan situasi baru menyadarai bahwa apa yang dipelajari
d. Masyarakat belajar (Learning jengkel ataupun pasrah dan ada lagi yang
menggerakkan dan motif itulah yang tidak saja merupakan suatu energi yang
sikap, dan tindak tanduk seseorang yang juga suatu yang menggerakkan aktivitas
adanya reaksi siswa yang berbeda dilihat dari karakterisitik tingkah laku
terhadap tugas dan materi pelajaran yang siswa yang menyangkut minat, ketajaman
diberikan oleh guru. Ada sebagian siswa perhatian, konsentrasi dan ketekunan.
yang langsung tetarik yang menyenagi Siswa yang memiliki motivasi yang
topik-topik pelajaran yang baru yang kita tinggi dalam belajar menampakkan minat
fisik maupun psikis terhadap kegiatan, motivasi belajar yang kuat, pada
sangat diperlukan, dengan kata lain hasil dikemukakan oleh para ahli di atas
belajar akan menjadi optimal, kalau ada nampaknya ketiga komponen motivasi
berfungsi sebagai pendorong usaha dan tidak dapat dipisah-pisahkan antara satu
yang baik. berpendapat bahwa motivasi sebagai faktor pendorong dalam diri
belajar merupakan kekuatan mental yang individu untuk mencapai tujuan yang
Motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul karena adanya kebutuhan yang
menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau harus dipenuhi. Karena itu itu beberapa
Selanjutnya mutu hasil belajar akan Bila kita cermati kedua pendapat
menjadi rendah, oleh karena itu, motivasi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
belajar pada diri siswa perlu diperkuat bahwa secara garis besar para ahli
saja, yaitu motivasi intrinsik (bersumber dan pengarah perbuatan yang dilakukan
(imbalan) yang akan diterimanya setiap mesin bagi mobil. Besar kecilnya
awal bulan. Dan ia akan berusaha bekerja motivasi akan menentukan cepat
ia bekerja. Jadi motivasi pada prinsipnya fungsi daripada motivasi. Hal yang
berbuat, jadi sebagai penggerak atau pengarah dan penyeleksi pebuatan atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi tingkah laku yang akan dikerjakan oleh
dalam hal ini sebagai penggerak dari seseorang untuk mencapai tujuan yang
motivasi dapat memberikan arah dan bagi guru, manfaat itu sebagai berikut :
acuh tak acuh, ada yang tak psikis yang bersifat non itelektual, dan
berhasil dan tidak berhasil. dan semangat dalam belajar, yang pada
sebagai salah satu aktifitas pemecahan agar dapat hidup bersama dengan
secara baik. (Bainil Jusni, 2006:2). yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki
tindakan ini adalah “Dengan Penggunaan karakteristiknya adalah lebih dari 60%
PKn pada siswa kelas VI di SDN 42 Duri memperhatikan pelajaran, terkesan acuh
yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki suatu pendekatan dimana Siswa
yang dimulai dari bulan Februari 2012 menemukan sesuatu yang berguna
Subjek yang diteliti adalah siswa ide-ide. Guru tidak akan mampu
menggunakan pendekatan kontruktivisme dapat dilihat pada tabel IV.1 berkut ini.
Dari tabel di atas diketahui skor yang yang telah ditetapkan di Bab III. Aktifitas
diperoleh guru dalam pelaksanaan guru pada siklus I ini berada pada
pembelajaran dengan penggunaan klasifikasi “cukup sempurna” karena skor
pendekatan kontruktivisme setelah 29 berada pada interval 23 - 29 dengan
dibandingkan dengan standar klasifikasi kategori cukup sempurna.
dilakukan guru yang telah dipaparkan dengan guru, banyak siswa yang kurang
observer, secara umum pada saat observasi “aktivitas siswa” yang diukur
mencontohkannya ke dalam hal nyata tinggi dengan skor 145. untuk lebih
yang dialami siswa. Pada saat peneliti jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Berdasarkan tabel IV.2 maka pertanyaan dan berdiskusi satu sama lain,
kategori tinggi. Dari tabel di atas juga terhadap tingkat motivasi belajar siswa,
diketahui kelemahan dari aktivitas yang pada siklus I terlihat bahwa motivasi
dilakukan siswa yaitu pada aspek 1) belajar siswa masih tergolong rendah
siswa dapat menemukan sumber belajar dengan Skor 89. untuk lebih jelasnya
selain guru, 2) menceritakan pengalaman- dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV. 3. Motivasi Belajar Siswa Pada Mata pelajaran PKn (Siklus 1)
No Aktivitas Siswa Siswa yang aktif
1 Peningkatan aktivitas belajar 15
2 Peningkatan upaya belajar 15
3 Gembira dalam belajar 15
4 Tak pernah mengeluh 10
5 Tak pernah putus asa 15
6 Belajar dengan serius 19
Jumlah 89
Sumber: Data Hasil Observas 2012
Berdasarkan hasil pengamatan sering mengeluh karena tidak memahami
terhadap tingkat motivasi belajar siswa dan selalu merasa sulit jika dihadapkan
dan berpedoman pada kriteria yang pda suatu masalah. Dari 30 orang siswa
bahwa motivasi belajar siswa masih aktif atau tidak mudah mengeluh.
pendekatan kontruktivisme pada siklus II Secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel
Dari tabel di atas diketahui skor yang Adanya peningkatan aktivitas guru
yang telah ditetapkan di Bab III. Aktifitas siklus II melalui hasil observasi “aktivitas
guru pada siklus II ini berada pada siswa” yang diukur dari 9 komponen,
klasifikasi “sangat sempurna” karena skor aktivitas siswa memperoleh skor 212
kategori sangat sempurna. Secara umum lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
sangat sempurna.
aktivitas siswa pada siklus II secara hanya sebesar 49.4%. Sedangkan hasil
karena 212 berada pada inteval 202 - II mencapai skor 142 (dalam kriteria
270 dengan kategori sangat tinggi. sangat tinggi), dengan rata-rata motivasi
Dari hasil observasi pada siklus belajar siswa untuk indikator motivasi
pada Siklus I hanya mencapai skor pada belajar (6 indikator) sebesar 78.9%. untuk
Siklus I hanya mencapai skor 89 yaitu lebih jelasnya motivasi siswa pada siklus
dalam kriteria rendah, dengan rata-rata II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV. 6. Motivasi Belajar Siswa Pada Mata pelajaran PKn (Siklus II)
No Aktivitas Siswa Siswa yang aktif
1 Peningkatan aktivitas belajar 21
2 Peningkatan upaya belajar 28
3 Gembira dalam belajar 26
4 Tak pernah mengeluh 24
5 Tak pernah putus asa 21
6 Belajar dengan serius 22
Jumlah 142
Sumber: Data Hasil Observas 2012
pada siklus II mencapai skor 142 (dalam Dari hasil observasi pada siklus
motivasi belajar siswa untuk indikator tingkat motivasi belajar siswa pada Siklus
dikemukakan di atas dan melihat tingkat hasil pengamatan motivasi belajar pada
motivasi belajar siswa pada pelajaran siklus II mencapai skor 142 (dalam
pembahasan dan analisis peneliti dengan motivasi belajar siswa untuk indikator
telah mencapai tingkatan sangat tinggi belajar pada Siklus I dan Siklus II secara
dan telah mencapai kriteria indikator jelas dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel IV. 7. Rekapitulasi hasil Pengamatan Motivasi belajar Siswa Kelas VI Pada Siklus I
dan Siklus II
lebih aktif yang berarti siswa cenderung dalam berfikir tingkat tinggi,
positif dalam mengikuti proses belajar sementara dalam model ini perlu
penerimaan siswa akan meningkat dan percaya diri dan motivasi dalam
motivasi belajarnya.
pembahasan hasil penelitian di atas, Dimyati dan Mudjiono. 2000. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta. Rineka
berkaitan dengan penggunaan pendekatan Cipta
E. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru
kontrukstivisme yang telah dilaksanakan, Profesional Menciptakan